Alutsista

La Fayette Class: Fregat Siluman Serbaguna Pertama di Dunia asal Prancis

Fregat kelas La Fayette (yang juga dikenal sebagai FL-3000, kependekan dari “Frégate Légère de 3,000 tonnes”, atau FLF dari Frégate Légère Furtive) adalah kapal perang operasional pertama di dunia yang dirancang dari awal untuk memiliki kemampuan siluman (stealth) dan kemampuan bertahan yang baik. Fregat kelas ini menawarkan keunggulan yang menentukan ketika menghadapi ancaman dalam perang laut modern di lingkungan yang bermusuhan. Fitur dari kapal ini termasuk: desain siluman yang unik dengan penampakan pada radar, deteksi akustik, inframerah dan jejak elektromagnetik yang jauh dikurangi dibanding kapal perang konvensional sebelumnya. Daya tahan operasional kapal ini juga sangat baik, dengan kemampuan membawa helikopter pendukung kelas menengah, peningkatan pada kemampuan bertahan, konstruksi modular, dan sistem tempur yang kuat. Per tahun 2013, fregat kelas La Fayette sudah ada dalam layanan aktif bersama dengan empat angkatan laut (Prancis, Taiwan, Arab Saudi, dan Singapura). 

Fregat Siluman Prancis kelas La Fayette, Surcouf (F711). (Sumber:https://en.m.wikipedia.org/)

DESAIN UMUM

Sejak era kapal layar tempur, Perancis telah berada didepan dalam merancang teknik kapal perang, seperti tipe Napoleon I, yang merupakan kapal perang pertama yang menggunakan baling-baling tipe screw shaft propeller. Debut kapal kelas La Fayette juga tidak jauh berbeda. Pada tahun 1985, Angkatan Laut Perancis mulai melakukan analisis desain berdasarkan persyaratan pemerintah untuk kelas kapal yang dapat digunakan untuk beroperasi di perairan dalam negeri mengawal Zona Ekonomi Eksklusif Prancis maupun perairan internasional. Disamping kapal ini juga harus memiliki faktor penggentar (deterrence) dan dapat menghancurkan kapal-kapal yang “bermusuhan”. Kapal ini juga diharapkan untuk bisa mengumpulkan data intelijen, mendukung operasi amfibi, misi Pencarian dan Penyelamatan (SAR) dan berpartisipasi dalam misi kemanusiaan jika diperlukan. Desainernya yang ditunjuk, DCN International, untuk memenuhi persyaratan ini tidak dapat menggunakan desain kapal multi-misi lama milik Angkatan Laut Prancis karena persyaratan siluman dan kemampuan bertahan yang menjadi landasan dari desain masih merupakan teknologi yang baru, oleh karenanya desain kapal ini sedari awal harus dimulai dari nol. Peletakan pertama lunas fregat siluman La Fayette yang dibuat oleh French Lorient Shipbuilding Corporation dilakukan pada tahun 1988. Sepuluh kapal awalnya direncanakan, namun, hanya lima dari kapal kelas ini yang benar-benar dibuat untuk Angkatan Laut Prancis.

Napoleon I, Kapal Tempur Bermesin Uap pertama di dunia asal Prancis, yang menunjukkan bahwa Prancis merupakan salah satu pionir dalam dunia perkapalan. (Sumber:https://en.wikipedia.org/)

Kapal perang konvensional yang umumnya digunakan dalam operasi militer intensitas rendah atau bantuan kemanusiaan terbukti mahal, dengan keharusan memiliki kemampuan membawa alat berat dan awak yang besar. Oleh karena itu kemudian muncul persyaratan dari AL Prancis untuk fregat bersenjata ringan dengan mesin yang ekonomis dan awak berjumlah sedikit. Di Italia, persyaratan yang sama mengarah pada pengembangan korvet jenis Cassiopea dan Minerva, yang dibangun sesuai dengan standar sipil dan militer. Kapal-kapal ini dibatasi bobotnya maksimal hingga 1.300 ton karena ukuran dan kedalaman Mediterania yang terbatas dan kedekatannya dengan daratan Italia. Sementara itu, Angkatan Laut Prancis, di sisi lain, harus hadir di wilayah dan pangkalan-pangkalan mereka luar negeri, serta zona ZEE mereka. Agar kapal yang dibuat cukup mampu bertahan lama di lautan, kapal-kapal yang dipersyaratkan Prancis itu minimal harus berbobot 3.000 ton, seukuran fregat dan bukan korvet seperti milik Italia. Bobot dan ukuran yang lebih besar memungkinkan menggabungkan daya tembak yang kuat (seperti kelas Minerva) dan kapasitas mengangkut helikopter kelas menengah (seperti kelas Cassiopea), bersama dengan dengan kemampuan kapal untuk beroperasi secara mandiri dan kemampuan mengarungi laut yang lebih baik. Jenis kapal pertama yang dibangun berdasarkan prinsip-prinsip ini adalah fregat kelas Floréal, yang dibangun berdasarkan standar sipil, dengan persenjataan terbatas, dan mampu membawa helikopter berukuran sedang. Kapal-kapal ini menjadi bagian dari unit laut yang memiliki daya tahan tinggi dan dirancang untuk bisa beroperasi di wilayah koloni Prancis di luar negeri (seperti Karibia, Polinesia, dan Kaledonia Baru) dan di ZEE, di mana kemungkinan ancaman lautnya rendah. Kecepatan kapal dibatasi cuma 20 knot karena mesin berdaya rendah dipercaya mampu meningkatkan daya tahan kapal di lautan. Untuk melawan perompak dengan kapal karet berkecepatan tinggi, Kelas Floréal mengandalkan helikopter diatasnya dan detasemen marinir yang mereka bawa. 

Spica (P403), kapal Patroli kelas Cassiopea milik AL Italia. (Sumber:https://en.m.wikipedia.org/)
Urania (F552), kapal korvet kelas Minerva miik AL Italia. Kemampuan dari kelas Cassiopea dan Minerva ingin digabungkan Prancis dalam desain La Fayette Class. (Sumber:https://en.m.wikipedia.org/)

Sementara itu untuk lingkungan dengan ancaman yang lebih besar akan ditangani oleh kapal kelas La Fayette, yang dirancang untuk beroperasi di zona seperti Samudra Hindia atau Djibouti. Kapal-kapal ini selain harus dapat mengamankan ZEE, dan harus mampu beroperasi dalam gugus tugas angkatan laut atau misi pengumpulan intelijen. Kapal-kapal baru ini akan mendapat manfaat dari terobosan teknologi stealth (“furtivité”) yang dicapai oleh DCN pada tahun 1980-an. Lafayette Class dibuat untuk menggantikan kapal D’Estienne d’Orves-class avisos yang telah menua dan cenderung terbukti terlalu fokus pada misi operasi angkatan laut dan tidak cocok untuk digunakan dalam operasi bersama. Sementara itu Lafayette Class dirancang untuk mampu diintegrasikan ke dalam gugus tugas aeronaval. Dalam peran itu, kapal ini dapat digunakan untuk memberikan dukungan kepada pasukan yang melakukan intervensi militer atau untuk melindungi lalu lintas komersial, serta untuk melakukan operasi khusus atau misi kemanusiaan. Fregat La Fayette dirancang untuk dapat dikerahkan sebelum adanya intervensi resmi dari pihak angkatan laut, dengan mengumpulkan data-data intelijen. Kapal ini juga dapat dengan mudah diintegrasikan ke dalam pasukan penjaga perdamaian multinasional yang ditugaskan dengan, misalnya, untuk penegakan embargo yang diterapkan. Kemampuan bertahan dari kapal ini telah ditingkatkan untuk memungkinkan kapal beroperasi mandiri dengan memiliki kapasitas membawa peralatan dan perbekalan yang dirancang khusus untuk memberikan tingkat kemandirian yang tinggi di lautan. 

Lieutenant de vaisseau Lavallée, Korvet Kelas D’Estienne d’Orves-class aviso yang tidak cocok digunakan untuk operasi bersama dengan satuan lain. (Sumber:https://en.m.wikipedia.org/)
Fregat AL Prancis Kelas Floréal, yang dimaksudkan untuk menjalankan tugas dengan risiko rendah. Untuk penugasan yang lebih berisiko akan dijalankan oleh Kelas La Fayette. (Sumber:https://en.m.wikipedia.org/)

Teknologi yang canggih membantu memastikan kapal tetap mampu bertempur bahkan setelah terkena tembakan langsung atau karena ledakan di bawah air. Semua sistem yang esensial pada kapal menggabungkan sistem-sistem yang redundan dan terdistribusi. Redundansi, penggunaan material berkualitas tinggi, dan pemasangan pelat baja tipe High Tensile dengan lambung berlapis ganda dari permukaan air ke tingkat dek atas. Satu pelat baja dengan ketebalan 1 sentimeter dipasang untuk melindungi sistem propulsi serta Lorong samping di kapal yang diperkuat, yang selain berfungsi sebagai tempat berlindung yang aman bagi kru, juga dimaksudkan untuk melindungi peralatan penting kapal terhadap serpihan dan peluru kaliber kecil. Frigat kelas La Fayette dapat dioperasikan dengan baik, meski jumlah awaknya telah dikurangi. Semua sistem pertempuran dan platform pendukung dikelola melalui sistem berbasis komputer terintegrasi yang menawarkan sistem kerja otomatis tingkat tinggi. Dalam mode AAW (Anti Air Warfare) otomatis, bahkan sistem hanya membutuhkan pengawasan yang minimal. Sistem stabilisasi sirip dan kemudi yang dikendalikan komputer memampukan kapal untuk menjaga pengoperasian geladak penerbangan untuk helikopter kelas 10 ton hingga kondisi lautan level 6. Stabilisasi juga sangat meningkatkan efektivitas semua sistem tempur sementara helikopter Panther yang diluncurkan memungkinkan kapal untuk secara signifikan meningkatkan jangkauan efektif sensornya.

Tipe La Fayette memiliki fitur desain superstruktur yang sangat bersih untuk mengurangi deteksi radar, seperti yang diperlihatkan pada kapal Courbet ini. (Sumber:https://en.m.wikipedia.org/)

Sistem sensor dan persenjataan fregat kelas La Fayette meliputi: radar jarak menengah 2D, 8 rudal SSM (Surface to Surface Missile), rudal SAM jarak menengah, dan helikopter 4-ton (selanjutnya ditingkatkan menjadi helikopter NH-10 berbobot 10-ton). Rudal permukaan ke permukaan anti kapal yang digunakan La Fayette Class adalah tipe Aerospatiale Exocet MM40. Sistem rudal permukaan-ke-udara nya adalah tipe Crotale Naval CN2, yang menggunakan rudal VT-1. Sistem SAM Frigat juga dapat ditingkatkan dengan memasang sistem peluncuran vertikal (VLS) dan rudal Aster 15 dari Eurosam dengan radar pengontrol penembakan Thomson-CSF Arabel. Meriam utama kapal di dek depan adalah tipe DCN kaliber 100 mm, yang kemudian didukung oleh dua kanon Giat 20 milimeter Model 20F2. Fregat ini memiliki dek penerbangan, untuk digunakan helikopter sekelas AS 565 MA Panther, SA 321G Super Frelon atau NH 90. Kelas La Fayette dengan fitur stealth nya memungkinkan kapal-kapal dari kelas ini untuk menghindari unit lawan dan juga untuk meningkatkan efektivitas sistem jammer dan decoy yang dipasang di kapal ini. Dengan desain bersudut, material komposit dan sistem peluncuran rudal terbuka yang telah dikurangi sejauh mungkin, memungkinkan kapal ini memaksimalkan fitur stealth nya. Sistem propulsi untuk La Fayette Angkatan Laut Prancis menggunakan sistem CODAD yang memberikan kecepatan maksimum 25 knot dan, pada kecepatan ekonomis 12 knot, serta jangkauan hingga 9.000 mil laut. Kapal ini memiliki awak 12 perwira, 68 perwira dan 61 Pelaut. Lafayette Class mampu menyimpan persediaan makanan hingga 50 hari untuk para kru bersama dengan 60 ton air minum.

Dek Penerbangan kapal kelas La Fayette mampu menampung helikopter sekelas Phanter hingga helikopter medium NH90. (Sumber:https://www.naval-technology.com/)

Kapal-kapal multimisi ini memiliki desain modular yang dapat dengan mudah disesuaikan dengan persyaratan spesifik dari setiap angkatan laut penggunanya. Untuk mempercepat konstruksi dan integrasi sementara pada saat yang sama juga meningkatkan fleksibilitas dan pemeliharaannya. Fregat kelas La Fayette dirakit dari blok-blok lambung modular yang sudah dilengkapi sebelumnya. Semua item yang membentuk masing-masing sistem utama ditempatkan dalam satu blok atau modul, untuk memudahkan transportasi perakitan dan pemeliharaannya. Selain menyederhanakan sistem, modularitas ini memungkinkan pengguna untuk memilih opsi penggerak baik menggunakan CODAD atau CODOG dan sistem tempur yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Manfaat lainnya sistem modular, termasuk meningkatkan koordinasi berbagai sistem dari mitra industri dan meningkatkan kecepatan produksi kapal. Butuh beberapa tahun untuk menyempurnakan konsep La Fayette, dan kapal pertama akhirnya diluncurkan pada tahun 1992, dua tahun setelah desain akhirnya selesai. Pengujian sistem senjata dilakukan pada tahun 1994, dan dilanjutkan uji coba khusus yang dilakukan untuk membuktikan kekuatan struktur kapal dalam berbagai kondisi. La Fayette akhirnya mulai dioperasikan pada bulan Maret 1996, sementara kapal yang terakhir, Guepratte, mulai dioperasikan pada bulan November 2001. Frigat kelas La Fayette milik Angkatan Laut Prancis yang kelima, yakni Guépratte (F714) berbeda dari empat kapal lainnya, dengan ruang akomodasi bagi awak yang lebih besar. Ini dibuktikan dengan jumlah anggota kru wanita yang lebih besar dan konsolidasi tempat tinggal yang lebih nyaman. Pada Januari 2011, DCNS memenangkan kontrak senilai $ 80 juta untuk menyediakan layanan bantuan seumur hidup (TLS) kepada lima fregat Perancis di pangkalan angkatan laut Toulon. Kontrak pemeliharaan disepakati selama lima tahun dari tahun 2011 hingga 2015.

  • FITUR STEALTH

Pada La Fayette Class kemampuan deteksi radar lawan dikurangi dengan membuat struktur kapal bagian atas yang lebih bersih dibandingkan dengan desain kapal perang konvensional yang banyak dipenuhi dengan tiang-tiang perangkat elektronik. Kemampuan Stealth diperoleh dengan membuat garis vertikal sesedikit mungkin, badan kapal dibuat dengan sudut miring sebesar 10 °, dan dilapisi dengan bahan penyerap radar, sebuah material komposit dari kayu dan serat kaca yang dibuat sekeras baja, namun ringan, dan tahan terhadap api. Tangga dan peralatan lainnya seperti tiang-tiang elektronik dipasang dan disimpan secara internal dengan Superstruktur dibangun menggunakan bahan sintetis penyerap radar. Kelas La Fayette adalah salah satu pionir dalam kapal perang yang menggunakan fitur desain stealth, setelah kemunculannya, sebagian besar kapal perang modern yang muncul kemudian mengikuti prinsip desain siluman yang sama.

Superstruktur dari La Fayette menyatu dengan lambung dengan hanya sedikit perubahan pada sudutnya untuk memenuhi prinsip-prinsip desain kapal siluman. (Sumber:https://en.m.wikipedia.org/)

Desain siluman pada Lafayette telah mampu mengurangi penampakan kapal berbobot 3.800 ton ini ke kapal seukuran pukat 500 ton di radar lawan. Pengurangan penampakan ini akan membantu jika terjadi serangan langsung pada kapal atau untuk menghindari rudal musuh yang telah melacak di lokasinya. La Fayette juga dapat memancarkan gambar radar palsu dan memiliki sistem pembuangan panas khusus yang menggunakan satu set pipa kecil di belakang tiang untuk mendinginkan gas buang sebelum dilepaskan ke udara. Perangkat peringatan deteksi radar Thales ARBR 21 (DR 3000S) dipasang di bagian atas tiang utama. Dua perangkat Pertahanan Elektronik chaff dan sistem peluncuran flare dipasang di bagian belakang dek senjata persis di belakang anjungan. Untuk mengurangi kebisingan, mesin dipasang pada penyangga elastis. Baling-baling baling selanjutnya dilapisi karet. Untuk membingungkan sistem sonar kapal selam musuh, sistem akustik yang menghasilkan gelembung kecil dipasang tepat di bawah lambung. Kemampuan deteksi magnetik lawan dikurangi dengan adanya sabuk demagnetisasi yang dipansang di sekeliling kapal. La Fayette juga menggunakan “bow thruster”, sebuah baling-baling yang dipasang di bawah permukaan air di sepanjang bagian yang sempit dari haluan. Sistem ini dapat menggerakkan kapal ke kiri atau kanan dan memungkinkan kapal berputar atau berhenti tanpa menggunakan mesin utama atau membutuhkan bantuan dari kapal lain.

  • KONSTRUKSI

Superstruktur kapal terbuat dari paduan logam ringan dan plastik yang diperkuat kaca, yang memungkinkan pengurangan bobot badan kapal. Bahan-bahan konstruksi ini memberikan ketahanan yang memadai tetapi tidak optimal terhadap bahaya kebakaran. Zona vital pada kapal dilapisi dengan Kevlar. Awak kapal juga dilindungi dari ancaman senjata biologis, kimia, dan nuklir. Kapal-kapal kelas La Fayette dibangun dengan struktur modular dari sebelas modul prefabrikasi yang diselesaikan di pabrik, dikirim ke galangan kapal dan dirakit di sana. Teknik ini menghasilkan waktu konstruksi kurang dari dua tahun. Struktur atas dibangun dalam satu bagian dan langsung diintegrasikan ke dalam lambung, dengan hanya perlu diubah kemiringannya. Sebuah platform kosong terletak di antara meriam utama dan anjungan, yang memungkinkan untul dipasangi peluncur rudal vertikal jika mau. Sementara itu Superstruktur dibuat memanjang terus-menerus hingga ke hanggar helikopter, di atasnya dipasang sistem rudal Crotale anti-pesawat jarak pendek. Kapal ini memiliki dua tiang. Tiang utama memiliki struktur piramidal yang terintegrasi dengan cerobong dan menampung antena sistem satelit komunikasi militer Syracuse, sedangkan tiang yang kedua mendukung perangkat radar utama. Tiga frigat Angkatan Laut Perancis (La Fayette, Courbet dan Aconit) telah ditetapkan untuk menerima peningkatan paruh umur sambil menunggu produksi fregat FTI yang rencananya akan mulai diperkenalkan pada tahun 2023. Tiga frigat ini akan menerima pemasangan sonar yang dipasang di lambung kapal untuk meningkatkan kemampuan anti-kapal selam, penambahan sistem pertahanan udara titik modern serta peningkatan lainnya. Pembaruan ini akan memungkinkan ketiga kapal untuk terus beroperasi sampai tahun 2020 dan hingga tahun 2030-an. Kapal yang diperbarui pertama dijadwalkan selesai pada tahun 2021.

Desain struktur utama kelas La Fayette. (Sumber:https://thaimilitaryandasianregion.wordpress.com/)
Kabel dek di kapal Surcouf, disimpan secara internal untuk mengurangi deteksi radar. (Sumber:https://en.m.wikipedia.org/)
  • SISTEM KOMANDO DAN KONTROL 

Sistem data tempur dari La Fayette Class untuk digunakan para crew berkomunikasi menggunakan sistem TAVITAC 2000 buatan Thales (dulunya Thomson-CSF) dan sistem pendukung komando OPSMER juga dipasang. Sistem kendali penembakan meriam utama dan kanon oerlikon 20 mm adalah sistem CTM DCNS yang didukung oleh radar Castor 2J, dengan sistem pelacakan inframerah, dan laser pengukur jarak. Pembidik target optronic TDS 90 Sagem juga dipasang. 

  • SENSOR

Radar pencarian udara dan permukaan tipe mk2 Sea Tiger buatan Thales dipasang di bagian atas tiang kedua. Sea Tiger beroperasi di frekuensi band E dan F dengan jangkauannya hingga 133,3 km untuk mendeteksi target yang terbang tinggi dan target yang terbang rendah menyusur lautan. Sementara itu Thales Castor 2J, yang beroperasi di frekuensi band J, adalah radar pengontrol tembakan dengan jangkauan lebih dari 15 km, yang digunakan oleh meriam utama kaliber 100 mm dan kanon kembar 20 mm. Radar pengontrol tembakan Crotale beroperasi di frekuensi band J. Selain itu dua radar navigasi dan kontrol helikopter model 1229 dari Thales Defense beroperasi di frekuensi band I. 

Perangkat elektronik dan radar terbungkus rapi untuk mengurangi deteksi radar. (Sumber: twitter)
  • PERANGKAT PENANGKAL 

Sistem peringatan radar menggunakan tipe Thales ARBR 21 (DR 3000S), yang beroperasi dalam frekuensi band D ke K, dipasang di bagian atas tiang utama. Sementara itu Jammer buatan Thales, ARBB33 beroperasi pada frekuensi band H, I dan J. Dua Sagem Défense Sécurité (sebelumnya EADS Defense & Electronics) Dagaie chaff dan sistem peluncuran suar dipasang di dek senjata di belakang anjungan.

  • RUDAL 

Rudal permukaan-ke-permukaan anti kapal yang dipasang adalah tipe MM40 Exocet buatan MBDA (dulunya EADS Aerospatiale). Dua peluncur dengan masing-masing empat sel rudal (format quadruple) dipasang di posisi tengah antara kedua tiang kapal, satu menghadap kiri dan satu menghadap kanan. Rudal anti-kapal Exocet ini memiliki jangkauan 70 km dan mendekati target dalam mode penerbangan menyusur laut dengan kecepatan subsonik tinggi, sekitar 0,95 Mach. Hulu ledak seberat 165kg memiliki sumbu waktu tunda setelah menghantam target. Angkatan Laut Prancis telah memberikan MBDA kontrak untuk memasok rudal Exocet MM40 Block 3 yang akan dipasang di kapal-kapal kelas La Fayette mulai tahun 2006. Rudal Exocet Block 3 akan memiliki sistem propulsi turbojet baru yang akan memberikan jangkauan penembakan lebih jauh dari versi sebelumnya hingga jarak maksimum 180km. 

Rudal Exocet yang menjadi senjata utama anti kapal pada kelas La Fayette. (Sumber:https://sosok.grid.id/)
Sistem Rudal Anti Udara Jarak Pendek Crotale Naval CN2 dengan konfigurasi dudukan stealth di Kelas La Fayette. (Sumber: https://en.m.wikipedia.org/)

Sementara itu sistem rudal permukaan-ke-udara yang digunakan kapal ini adalah tipe Thales Crotale Naval CN2. Sistem ini menggunakan rudal VT-1 dengan bobot hulu ledak 14 Kg yang memiliki jangkauan 13km dan kecepatan maksimum Mach 3,6. Sistem pemandunya adalah ini adalah panduan radar dan infra-red. 24 rudal VT-1 dapat dibawa. Frigat ini juga dipasangi sistem peluncuran vertikal (VLS) dan rudal Aster 15 buatan Eurosam dengan radar pengontrol tembakan Thales Arabel. Enam belas rudal Aster kemungkinan akan dibawa. Aster 15 efektif pada kisaran jarak 1,7 km hingga 30 km dan ketinggian 15.000 m. Panduan rudal bersifat inersia dengan uplink data dan homing terminal radar aktif. Untuk meningkatkan kemampuan manuver dalam fase terminal, rudal menggunakan sistem kontrol dorong langsung ‘PIF-PAF’ dengan jet gas. Rudal Aster dengan propelan dua tingkat ini adalah rudal pertahanan dengan kelincahan dan kemampuan manuver yang tinggi untuk ditempatkan melawan rudal anti-kapal laut yang sedang melakukan penerbangan menyusur laut menggunakan manuver mengelak dan mode serangan ulang. Namun pemasangan sistem rudal ini kapal-kapal Prancis belum akan dilakukan dalam waktu dekat ini karena masalah biaya.

  • MERIAM DAN KANON

Meriam utama kapal yang dipasang di halauan adalah tipe DCNS kaliber 100mm yang dapat menembakkan peluru berbobot 13,5kg hingga jarak 16 km. Meriam ini memiliki kecepatan penembakan 80 peluru per menit. Sementara itu dua kanon tipe 20F2 kaliber 20mm buatan Giat juga dipasang satu kiri dan satu di sisi kanan sekitar 5 meter di belakang anjungan, dengan kecepatan tembak 720 peluru per menit dan tembakannya dapat menjangkau target hingga jarak 10km. 

Meriam TR kaliber 100 mm pada Fregat Surcouf kelas La Fayette. (Sumber:https://en.m.wikipedia.org/)
Kanon modèle F2 kaliber 20 mm. (Sumber: https://en.m.wikipedia.org/)
  • HELIKOPTER 

Fregat ini memiliki dek penerbangan di buritan seluas sekitar 430 meter persegi, dengan tempat pendaratan tunggal, yang dirancang untuk digunakan siang dan malam oleh helikopter berbobot 10 ton seperti AS 565 MA Panther, SA 321G Super Frelon atau NH 90. Dek penerbangan dapat digunakan hingga kondisi Sea State 6. Helikopter-helikopter ini sendiri juga dapat membawa rudal anti kapal tipe AM39 atau AS15.

Kelas La Fayette bisa membawa helikopter kelas medium seperti tipe NH90. (Sumber:https://www.ainonline.com/)
  • MESIN

Sistem propulsi yang digunakan oleh La Fayette Class adalah tipe Gabungan Diesel dan Diesel (CODAD). Sistem ini terdiri atas empat mesin diesel tipe SEMT Pielstick 12 PA6 V 280 STC, dengan kekuatan 21.000 hp. Dua poros mendorong baling-baling yang dapat dikontrol. Dengan Sistem propulsi ini La Fayette Class memiliki kecepatan maksimum hingga 25kt dan dengan kecepatan ekonomisnya 12kt. Jangkauan maksimum kapal ini adalah 9000nm.

VERSI EKSPOR

Fregat kelas La Fayette selain digunakan oleh AL Prancis, juga digunakan oleh AL Arab Saudi, Taiwan, dan Singapura, yang mana masing-masing memiliki spesifikasi-spesifikasi yang berbeda-beda sesuai keperluan, berikut adalah varian dari La Fayette Class yang dipakai oleh 3 negara selain Prancis.

I. AL RIYADH CLASS/F3000S SAWARI II (ARAB SAUDI)

Tiga kapal kelas Al Riyadh adalah versi fregat pertahanan udara yang dikembangkan dari kelas La Fayette, yang memiliki bobot sekitar 4.700 ton dan panjangnya mencapai 133 m (436 kaki 4). Kapal fregat Saudi ini berukuran sekitar 25% lebih besar daripada frigat Kelas La Fayette milik Prancis dan memiliki kemampuan tambahan, misalnya dalam hal perang anti-udara dan kemampuan anti-kapal selam yang ditingkatkan, untuk mencapai persyaratan operasional Pasukan Angkatan Laut Kerajaan Saudi. Sistem tempur dari kapal ini diproduksi oleh Armaris (perusahaan patungan DCN / Thales) dan dipersenjatai dengan rudal Aster 15. Rudal Aster menggunakan peluncur buatan DCN type SYLVER. Seperti halnya kelas La Fayette, senjata ofensif utama dari kapal tipe ini adalah rudal anti-permukaan Exocet. Meriam utama kapal adalah tipe Oto Melara 76 mm / 62 Super Rapid gun yang menggantikan meriam otomatis 100 mm TR. kemudian terdapat juga empat tabung torpedo yang dipasang di buritan kaliber 533 mm (21,0 in). Kapal ini dipersenjatai dengan torpedo anti-kapal selam kelas berat DCNS F17. Sama dengan kelas La Fayette, Al Riyadh juga mampu membawa helikopter kelas 10 ton. Kapal-kapal kelas Al Riyadh mampu mencapai kecepatan maksimum 24,5 knot (45,4 km / jam; 28,2 mph) dengan jangkauan maksimum 7.000 mil laut (13.000 km; 8.100 mil).

Fregat Pertahanan Udara Al Riyadh (812) milik AL Saudi. (Sumber:Pinterest)

Kapal-kapal kelas Al Riyadh dibangun di galangan kapal Lorient DCN. Pada April 2007, DCN beruban menjadi DCNS, hal ini diikuti dengan perjanjian di mana Thales menjadi pemegang saham 25% di perusahaan baru dan DCN mengakuisisi bisnis angkatan laut Thales Prancis (tidak termasuk peralatan angkatan laut). Kontrak untuk dua kapal pertama disepakati antara Perancis dan Arab Saudi pada tahun 1994 berdasarkan perjanjian Sawari II. Kontrak untuk kapal ketiga ditandatangani pada tahun 1997. Kontraktor utama adalah Thales (sekarang DCNS) yang bertanggung jawab untuk arsitektur kapal, sistem propulsi dan integrasi sistem tempur. Kontraktor utama meliputi: SFCS (anak perusahaan Armaris, sekarang dimiliki oleh DCNS), bertanggung jawab atas sistem tempur kapal; MBDA yang memasok rudal; dan Sofinfra, yang bertanggung jawab atas pembangunan fasilitas infrastruktur seluas 20.000 m² termasuk sekolah dan bengkel perbaikan di Jeddah. NAVFCO, organisasi pelatihan dalam Angkatan Laut Prancis, dikontrak untuk melaksanakan pelatihan awak dan teknik bagi lebih dari 700 personel peserta pelatihan asal Saudi di bawah program Sawari II.

Berbeda dengan La Fayette Prancis, AL Saudi memilih meriam Oto Melara 76/62 Super Rapid gun untuk dipasang pada kelas Al Riyadh. (Sumber:https://en.wikipedia.org/)

Sistem manajemen tempur yang sangat otomatis dari kapal ini telah dikembangkan oleh SFCS, anak perusahaan Armaris. Sistem tempur SENIT 7 yang digunakan didasarkan pada Thales Tavitac 2000, dengan elemen tambahan dari sistem SENIT 8 yang beroperasi pada kapal induk Charles de Gaulle. Kontrol senjata disediakan oleh sistem radar/inframerah DCNS CTM, yang mencakup radar Doppler pulsa I-band Thales Castor 2J dan sistem pelacakan inframerah. Kapal dibuat untuk bisa membawa dua sistem peluncuran vertikal delapan sel type Sylver untuk rudal permukaan-ke-udara Eurosam (perusahaan kerjasama MBDA dan Thales) Aster 15. Total 32 rudal Aster 15/30 dapat dibawa. Ketiga fregat telah mengambil bagian dalam percobaan penembakan sistem Aster SAAM (anti-rudal permukaan-ke-udara). Penembakan  berhasil dilakukan oleh Al Damman pada bulan Maret dan Al Riyadh dan Makkah pada September 2004. Fregat ini dipersenjatai dengan delapan misil permukaan-ke-permukaan MB40 Exocet MM40 blok II. Meriam utama kapal adalah Jenis Oto Melara 76/62 Super Rapid gun yang dapat menembakkan hingga 120 peluru per menit hingga jarak maksimum 20 km dan juga ditambah dua kanon 20mm Giat 15B. Terdapat juga empat tabung torpedo belakang kalober 533mm. Kapal ini dipersenjatai dengan torpedo anti-kapal selam kelas berat DCNS F17. Kapal kelas Al Riyadh diawaki oleh 165 personel termasuk 25 perwira. HMS Al Riyadh (812), yang pertama dari kelas ini, dioperasikan pada 26 Juli 2002, diikuti oleh HMS Makkah (814) pada 3 April 2004, dan yang ketiga terakhir, HMS Al Damman (816) dioperasikan pada 23 Oktober 2004.

II. FORMIDABLE CLASS (SINGAPURA)

Singapura memesan enam fregat dari “Project Delta” yang juga berdasarkan pada La Fayette. Frigat ini dipesan untuk menggantikan enam kapal patroli rudal Kelas Sea Wolf yang mulai beroperasi pada tahun 1972 dan mendekati akhir masa operasionalnya. Enam frigat kelas Formidable Angkatan Laut Republik Singapura memiliki ukuran yang setara dengan kelas La Fayette tetapi berbeda dari kelas itu dan kelas Saudi Al Riyadh dalam hal persenjataan yang dibawa: di posisi rudal anti kapal, rudal Exocet diganti rudal Boeing Harpoon buatan Amerika. Meriam utamanya yang menggunakan kubah tersembunyi dilengkapi dengan meriam Oto Melara 76 mm, sama seperti kapal milik Saudi, menggantikan meriam otomatis TR 100 mm. Kelas Formidable juga menggunakan peluncur rudal SYLVER yang kombinasi dengan rudal Aster. Kapal pertama, RSS Formidable, dibangun oleh DCN, sedangkan kapal sisanya dibangun oleh Singapore Technologies Marine. Formidable diluncurkan pada Januari 2004 dan dioperasikan pada tahun 2007, Lima kapal lainnya juga telah dibuat dan diberi nama dengan RSS Intrepid, RSS Steadfast, RSS Tenacious, RSS Stalwart, dan RSS Supreme. Kemampuan anti-kapal selamnya didukung oleh keberadaan helikopter S-70B Seahawk buatan Amerika yang mampu dibawanya. Kecepatan maksimum dari kapal ini adalah 27 knot (50 km / jam; 31 mph), menjadikannya varian tercepat dari kapal kelas La Fayette. Kapal-kapal ini memiliki jangkauan maksimum 4.200 nmi (7.800 km; 4.800 mi). Formidable dibuat untuk dioperasikan dengan awak hanya 70 personel ditambah 15 awak udara, menjadi yang paling sedikit dibanding dengan kapal kelas La Fayette lainnya. Panjang keseluruhan kapal ini adalah 114,8m dengan lebar 16,3m dan draft 6,0m. Bobot muatan penuhnya adalah 3,200t.

Fregat kelas Formidable milik AL Singapura, RSS Steadfast. (Sumber:https://en.m.wikipedia.org/)

Sistem manajemen tempur dari Formidable dikembangkan oleh DSTA (Defence Science and Technology Agency) asal pemerintah Singapura bersama dengan ST Electronics untuk memenuhi persyaratan operasional Angkatan Laut Singapura. DSTA juga memiliki tanggung jawab untuk mengintegrasikam sistem tempur. Konsol umum pengoperasian standar kapal ini, ditunjang dengan layar LCD 20 inci, yang dipasok oleh Singapore Technologies Electronics, anak perusahaan ST Engineering. Sistem Komunikasi Terpadu juga dipasok oleh Singapore Technologies Electronics. Frigat ini dilengkapi dengan radar multi-fungsi yang dipindai secara elektronik tipe Thales Herakles, yang menyediakan pengawasan tiga dimensi hingga jarak 250 km (155,3 mi). Radar juga menyediakan pencarian dan pelacakan otomatis semua target udara dan permukaan, dan terintegrasi dengan sistem pertahanan udara MBDA Aster. Fregat Singapura dipersenjatai dengan rudal anti-kapal permukaan-ke-permukaan Boeing Harpoon. Rudal Harpoon memiliki jangkauan 130 km dan menggunakan panduan radar aktif. Rudal itu dipersenjatai dengan hulu ledak 227kg. Fregat ini juga dilengkapi dengan sistem peluncuran vertikal DCNS Sylver dengan rudal permukaan-ke-udara MBDA Aster 15. Ada empat modul peluncuran delapan sel SYLVER A43 dengan 32 rudal. Untuk meriam utama, Formidable menggunakan meriam oto melara 76 mm yang sama dengan kapal pesanan Saudi. Sementara itu untuk senjata anti kapal selam, Fregat ini memiliki dua peluncur torpedo ringan tiga-laras dan dipersenjatai dengan torpedo Eurotorp A244S.

VLS untuk rudal Aster dan meriam Oto Melara 76mm pada kelas Formidable. (Sumber:https://en.m.wikipedia.org/)
Peluncur rudal Harpoon tersembunyi pada kelas Formidable. (Sumber:https://en.m.wikipedia.org/)

Fregat Formidable memiliki kapasitas untuk mengoperasikan helikopter ukuran sedang tunggal di kelas 10t. Dek helikopter di buritan, memiliki ukuran sekitar 22m × 16m (360m²), dengan tempat pendaratan tunggal. Hangar dilengkapi dengan perangkat pendukung helikopter dan sistem perawatan. Fregat ini juga membawa 15 awak udara tambahan untuk operasi penerbangan helikopter. Angkatan Udara Republik Singapura akan bertugas menerbangkan helikopter yang ditempatkan di kapal dengan kru misi helikopter akan berasal dari Angkatan Laut Republik Singapura. Pada Januari 2005, Singapura memesan enam helikopter Sikorsky S-70B Seahawk untuk dioperasikan dari fregat ini. Formidable ditenagai dengan empat mesin diesel MTU 20V 8000 dalam konfigurasi gabungan diesel dan diesel (CODAD). Setiap mesin diberi memiliki kekuatan 8.200kW. Mesin menggerakkan dua poros dengan propeler pitch konstan. Frigat kelas Formidable terintegrasi dan menjadi kunci dalam jaringan Komando dan Kontrol Terpadu berbasis Informasi Angkatan Bersenjata Singapura, sebuah konsep yang mirip dengan doktrin peperangan terpusat jaringan Departemen Pertahanan Amerika Serikat. Combat Management System yang dikembangkan secara lokal mengintegrasikan semua sensor dan sistem senjata di kapal, dan sistem transfer data Fast Ethernet ganda menjadi tulang punggung dari sistem ini. Setiap fregat memiliki rentang kendali yang membentang hingga sekitar 200 nmi (370 km), di mana ia bertindak sebagai pusat operasi seluler Angkatan Laut Singapura di lautan dan menerima informasi dari kapal-kapal lainnya serta aset udara yang digunakan dalam radius jangkauan kapal. Combat Management System kemudian akan memproses berbagai data yang berbeda, untuk menetapkan gambaran yang akurat tentang area operasi, dan mengirim informasi kembali ke pantai dan ke rekan-rekan lainnya di angkatan darat dan udara. Hal ini meningkatkan awareness sistem pertahanan terpadu di medan tempur dan memberikan sedikit waktu bagi musuh untuk bereaksi.

Untuk helikopter yang ditempatkan di kelas Formidable, Singapura memilih helikopter S-70B Seahawk buatan Amerika. (Sumber:https://www.airteamimages.com/)

III. KANG DING CLASS (TAIWAN)

Karena kebijakan defensif ROC (Taiwan) pada Selat Taiwan, Angkatan Laut ROC terus berupaya meningkatkan kemampuan perang anti-kapal selamnya. Perjanjian senilai US $ 1,75 miliar yang ditandatangani dengan Perancis pada tahun 1992 adalah salah satu contoh dari strategi pengadaan perangkat pertahanan defensif ini. Enam kapal yang berbasis kelas La Fayette yang dibeli dikonfigurasikan untuk misi anti kapal selam (ASW) dan ancaman serangan permukaan. Perakitan sistem senjata rencananya akan dilakukan di Taiwan, yang dilakukan oleh China SB Corporation di Kaohsiung. Frigat ini dibangun di galangan kapal DCN Naval Dockyard negara bagian Lorient. Kapal pertama, Kang Ding, tiba di pangkalan angkatan laut Tsoyng Taiwan pada Mei 1996; fregat terakhir, yang keenam, Chan Te, diluncurkan pada Agustus 1996, dan ditugaskan untuk bertugas bersama Angkatan Laut Republik Tiongkok pada Januari 1998. Keenam kapal kelas tersebut dinamai Kang Ding (康定, PFG-1202), Si Ning (西寧, PFG-1203), Kun Ming (昆明, PFG-1205), Di Hua (迪化, PFG-1206), Wu Chang (武昌, PFG-1207), dan Chen De (承德, PFG-1208), masing-masing menurut nama ibukota provinsi di daratan Cina saat era ROC sebelum tahun 1949.

Fregat Taiwan Wu Chang pada tahun 2013. Terlihat sistem rudal anti pesawat jarak pendek Sea Chaparral. (Sumber:https://en.m.wikipedia.org/)
Rudal anti-kapal Hsiung Feng II, senjata utama rudal anti permukaan Kang Ding Class milik AL Taiwan. (Sumber:https://missilethreat.csis.org/)

Frigat Kelas Kang Ding mengambil desain dasar dari Kelas La Fayette Prancis, tetapi berbeda dalam hal struktur dan sistem senjata. Kemampuan anti-kapal selamnya telah sangat ditingkatkan dan senjata tambahan juga telah dipasang. Rudal Exocet digantikan oleh rudal anti-kapal Hsiung Feng II dalam format 2 peluncur quadruple yang dikembangkan oleh Taiwan dengan senjata AAW (anti udara) nya adalah rudal Sea Chaparral. Hsiung Feng II memiliki pemandu inersia dengan radar aktif dan pembidik inframerah untuk jangkauan maksimum 130 km. Sementara itu peluncur empat sel untuk rudal permukaan-ke-udara Lockheed Martin Sea Chaparral, memiliki pemandu inframerah dengan jangkauan maksimum 9 km, sebuah jarak yang terlalu pendek untuk fregat sekelas ini. Meriam utamanya sama dengan pilihan Saudi dan Singapura, yakni meriam Oto Melara 76 mm / 62 mk 75. Meriam utama ini masih ditunjang dengan dua kanon Bofors 40mm / 70 dan Sistem Raytheon / General Dynamics 20mm / 76 Phalanx mk 15 mod 2 Close-In Weapon System (CIWS) yang mampu ditembakkan pada kecepatan 3.000 peluru per menit hingga jarak 1.5km. Raytheon telah diberi kontrak untuk melakukan upgrade sistem senjata CIWS ke model Phalanx Block 1A. Konfigurasi Blok 1A meningkatkan jumlah amunisi yang dibawa, dengan perangkat komputer tingkat tinggi, sistem pencarian radar dan pelacakan yang diperluas untuk menghadapi ancaman rudal anti-kapal modern. Tabung torpedo kaliber 324mm mk 32 (format triple ganda) juga dipasang untuk menembakkan torpedo mk 36 mod 5 ATK (Alliant Techsystems). Terdapat beberapa masalah yang ditemui dalam proses integrasi sistem Taiwan dan Perancis, salah satunya karena Prancis enggan melakukan transfer teknologi. Kapal ini membawa satu helikopter ASW Sikorsky S-70C (M) -1/2. Sistem SAM Sea Chaparral dianggap tidak memadai untuk pertahanan terhadap pesawat dan rudal anti-kapal, sehingga Angkatan Laut ROC (Taiwan) berencana untuk meningkatkan kemampuan pertahanan udara dengan rudal buatan sendiri TC-2N (versi rudal Sky Sword) pada tahun 2020. Rudal sekelas AMRAAM ini rencananya akan dikemas dalam sistem peluncuran vertikal untuk digunakan semua calon kapal perang permukaan ROCN di masa depan, tetapi pengaturan alternatif konvensional yang lebih tidak beresiko, yakni di atas geladak tetap dipandang lebih mungkin dipilih untuk meningkatkan kemampuan fregat yang dibangun di Perancis ini. Kapal ini digerakkan oleh mesin bersistem CODAD (Gabungan Diesel dan Diesel), yang terdiri dari empat mesin SEMT-Pielstick 12 PA6 V 280 STC (Sequential Turbo Charging), yang masing-masing mesin memiliki kekuatan 5200hp pada kecepatan 1050rpm, dengan dua poros. Kecepatan maksimum kapal kelas adalah 25 kn (46 km / jam; 29 mph) dengan jangkauan maksimumnya adalah 4.000 nmi (7.400 km; 4.600 mi). Kapal ini memiliki bobot 3.500t saat terisi penuh, dan memiliki dimensi 125m x 15,4m x 4m. Kapal dapat menampung 134 awak, termasuk 15 perwira.

Rudal TC-2 yang rencananya akan menggantikan sistem rudal Sea Chaparral di Kang Ding Class. (Sumber:http://www.ncsist.org.tw/)
Sistem CIWS Phalanx dan Bofors 40 mm L70 gun di atas kapal ROCN Di Hua. (Sumber:https://en.m.wikipedia.org/)

Dibalik berbagai kemampuan dari kapal stealth ini, kesepakatan pembelian fregat Taiwan ini merupakan sebuah skandal politik yang besar, baik di Taiwan maupun Prancis. Mantan menteri luar negeri Perancis mengklaim bahwa sejumlah uang hingga US $ 500 ribu dibayarkan oleh Thomson-CSF (sekarang Thales), kontraktor utama, sebagai “suap”, karena kapal-kapal tersebut tidak sepenuhnya memenuhi persyaratan Taiwan. Delapan orang yang terlibat dalam kontrak meninggal dalam keadaan yang tidak wajarvdan mungkin mencurigakan. Enam perwira angkatan laut ROC didakwa atas tuduhan korupsi terkait skandal ini. Pada tahun 2003, Angkatan Laut Taiwan menggugat Thomson-CSF (Thales) untuk mengembalikan uang suap senilai $ 590 juta, yang dibayarkan kepada pejabat Prancis dan Taiwan untuk melicinkan perjanjian La Fayette 1991. Pihak AL ROC awalnya sebenarnya hanya ingin membeli Fregat berukuran 2.000 ton, dengan biaya yang lebih murah. Uang suap ini disimpan di bank-bank Swiss, dan sedang di bawah penyelidikan korupsi, otoritas Swiss telah membekukan uang senilai $ 730 juta di lebih dari 60 akun. Pada Juni 2007, otoritas Swiss mengembalikan $ 34 juta dari akun yang dibekukan ke Taiwan, dengan dana tambahannya masih ditangguhkan.

SPESIFIKASI UMUM LA FAYETTE CLASS FRIGATE

Type: General purpose frigate

Displacement: 3,200 tonnes, 3,800 tonnes fully loaded

Length: 125 m (410 ft)

Beam: 15.4 m (51 ft)

Draught: 4.1 m (13 ft)

Propulsion:

4 diesel SEMT Pielstick 12PA6V280 STC2, 21,000 hp (16,000 kW)

Speed: 25 kn (46 km/h; 29 mph)

Range:

4,000 nmi (7,400 km; 4,600 mi) at 15 kn (28 km/h; 17 mph)

9,000 nmi (17,000 km; 10,000 mi) at 12 kn (22 km/h; 14 mph)

Endurance: 50 days of food

Boats & landing craft carried: 2 × ETN boats

Capacity:

350 tonnes of fuel, 80 m³ of kerosene, 60 tonnes of potable water

Complement:

12 officers

68 petty officers

61 men

Sensors and processing systems:

1 × DRBN34 navigation radar

1 × DRBN34 landing radar

1 × Air/Surface DRBV 15C sentry radar

1 × firing control radar for the 100 mm gun

1 × CN2 firing control radar

1 × Saïgon ARBG 1 radio interceptor

1 × ARBR 21 radar interceptor

2 × Dagaie Mk2 AMGL-1C chaff launcher

1 × AN/SLQ-25 Nixie tugged noise maker

1 × Prairie-Masker noise reduction system

1 × Integrated Shipboard Communication System ISCS (SNTI 120 ch.)

1 × SEAO/OPSMER Naval command support system

1 × Syracuse II satellite transmission system

1 × Inmarsat navigation system

Armament:

Anti-ship; 

8 × Exocet MM40 block II anti-ship missiles

Anti Aircraft;

1 × Crotale CN2 CIWS

Guns;

1 × 100 mm TR automatic gun

2 × 20 mm modèle F2 guns CIWS;

Armour: On sensitive areas (munition magazine and control centre)

Aircraft carried: 1 × helicopter (Panther or NH90)

Diterjemahkan dan ditambahkan kembali dari:

La Fayette Class Frigate

https://www.naval-technology.com/projects/lafayette/

La Fayette

https://www.globalsecurity.org/military/world/europe/la-fayette.htm

FS La Fayette (F710) Light Stealth Frigate Warship By JR Potts

https://www.militaryfactory.com/ships/detail.asp?ship_id=La-Fayette-F710

Al Riyadh (F3000S Sawari II) Class

https://www.naval-technology.com/projects/al_riyadh

Formidable Class Frigate

https://www.naval-technology.com/projects/formidable/

https://en.m.wikipedia.org/wiki/Formidable-class_frigate

Kang Ding Class

https://www.naval-technology.com/projects/fayette/

DRBV 15C Sea Tiger Mk2

http://cmano-db.com/pdf/sensor/3002/

https://en.m.wikipedia.org/wiki/La_Fayette-class_frigate

2 thoughts on “La Fayette Class: Fregat Siluman Serbaguna Pertama di Dunia asal Prancis

  • I have to express thanks to this writer just for rescuing me from such a setting. Just after researching throughout the internet and seeing proposals which were not pleasant, I thought my entire life was over. Living without the presence of solutions to the difficulties you’ve fixed by way of your main short article is a critical case, and the ones which might have badly damaged my career if I hadn’t discovered your blog post. Your personal knowledge and kindness in taking care of the whole lot was precious. I’m not sure what I would’ve done if I hadn’t come across such a thing like this. I am able to at this point look forward to my future. Thanks a lot so much for your reliable and sensible guide. I won’t be reluctant to endorse the sites to any person who will need counselling about this area.

    Reply

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *