Alutsista

BMP-1 Asal Soviet, Yang “Mendefinisikan” Kembali Kendaraan Tempur Infanteri Modern

BMP-1 yang mengawali keluarga kendaraan tempur BMP (yang merupakan singkatan dari Boyevaya Mashina Pekhoty 1 atau secara harfiah berarti “Kendaraan Tempur Infanteri 1”) tentu saja merupakan salah satu IFV paling terkenal di seluruh dunia. Kendaraan ini sempat menciptakan sensasi di Barat saat kemunculannya. BMP-1 mulai beroperasi pada tahun 1966, meski demikian demikian, gelar “pertama” sebagai IFV dapat dengan mudah ditantang oleh SPZ Kürz (muncul 1958) dan SPZ Lang asal Jerman Barat. Keduanya diketahui dapat membawa beberapa personel Panzergrenadier dan dipersenjatai dengan kanon otomatis kaliber 20 mm. Namun, baik kemampuan bertempur dan kemampuan membawa pasukan keduanya sangat terbatas, yang kemudian membuat desain BMP Soviet menjadi lebih unggul dalam banyak hal, dan jauh lebih luas digunakan. Memang karena kedua IFV asal Jerman ini hanya digunakan di Jerman Barat, sedangkan BMP-1 diproduksi, baik secara langsung atau tidak langsung hingga tahun 1980-an dengan jumlah 20.000 kendaraan sempat dibuat dan dipakai oleh 64 negara (beberapa masih menggunakannya). Selain itu, BMP dipakai dalam lebih banyak pertempuran daripada IFV lainnya di abad yang lampau. Bersama dengan BMP-2, sekarang keduanya mulai digantikan oleh BMP-3 asal Rusia.

Kehadiran BMP-1 IFV pada tahun 1960an, menciptakan kehebohan diantara pengamat militer Barat. BMP-1 hadir dengan kombinasi mobilitas dan daya tembaknya yang melampaui kemampuan, kendaran tempur pengangkut pasukan infanteri. (Sumber: http://www.military-today.com/)
Kendaraan pengintai tempur Spz Kurz asal Jerman Barat. (Sumber: https://daydaynews.cc/)
SPZ Lang asal Jerman Barat. Kendaraan ini dapat membawa beberapa personel Panzergrenadier dan dipersenjatai dengan kanon otomatis kaliber 20 mm. Namun, baik kemampuan bertempur dan kemampuan membawa pasukannya sangat terbatas, yang kemudian membuat desain BMP Soviet menjadi lebih unggul dalam banyak hal, dan jauh lebih luas digunakan. (Sumber: https://es-la.facebook.com/)

KONSEP IFV

BMP-1 muncul ditengah taktik infanteri mekanis dari tentara merah pada saat itu, di mana kendaraan Pengangkut Personil Lapis Baja (APC) mengikuti tank sampai mereka beraksi, menurunkan pasukan dan kemudian mundur ke tempat yang lebih aman, sedangkan IFV Jerman adalah penerus khusus dari Sd.Kfz.250/251 (Hanomag) pada masa Perang Dunia II ditugaskan untuk mengirimkan pasukan infanteri lapis baja yang dikenal sebagai “panzergrenadiers” dan mengambil bagian aktif dalam pertempuran, langsung bekerja sama erat dengan unit-unit tank. Oleh karena itu, para pemikir di Angkatan Darat Soviet memiliki ide setidaknya untuk menguji sebuah kendaraan hibrida antara APC dan tank, yang akan menjadi konsep Kendaraan Tempur Infanteri. Pemikiran ini kemudian akan memunculkan tipe kendaraan yang unik dari masa perang dingin. Kendaraan ini bukanlah sebuah tank ringan atau APC, namun merupakan jenis kategori baru untuk digunakan dalam tugas-tugas taktis tradisional, dan akhirnya sukses menggeser keberadaan tank ringan dan meningkatkan genre APC pada umumnya. 

Sd.Kfz.250/251 (Hanomag), IFV asal Jerman dari masa Perang Dunia II. (Sumber: https://www.super-hobby.com/)

PENGEMBANGAN 

Tugas untuk merancang BMP diberikan kepada Pavel Isakov, kepala Biro Desain Pabrik Traktor Chelyabinsk (ChTZ). Sebagai desain dasar, konsep kendaraan Ob’yekt 764 yang beroda rantai dipilih. Pabrik Traktor Chelyabinsk yang terkenal didirikan pada tahun 1933, terletak di selatan pegunungan Ural, jauh di luar jangkauan militer Jerman saat Perang Dunia II. Pabrik ini kemudian memproduksi secara massal tank KV-1 dan T-34, serta ribuan KV-85, tank seri IS, T-34/85, serta pemburu tank SU-85 yang berkontribusi dalam menghentikan Panzer-panzer Jerman. Pada akhir tahun 1950-an, spesifikasi baru kendaraan tempur dibuat dan kemudian muncul pertanyaan tentang sifat kendaraan yang akan dirancang, baik menggunakan roda, roda rantai atau bahkan hibrida. Spesifikasi ini menuntut bahwa kendaraan yang dibuat memiliki kecepatan yang baik, persenjataan yang memadai, dan yang terpenting kemampuan bagi semua anggota regu prajurit yang dibawanya untuk bisa menembak dari dalam kendaraan. Blok penglihatan dan lubang tembak di samping dan belakang kompartemen pasukan memungkinkan prajurit infanteri untuk menembakkan senapan serbu (AKM atau AK-47) dan senapan mesin ringan (PKM atau RPK-74) dari dalam kendaraan saat bergerak. Pasukan didalam kendaraan juga membawa peluncur granat antitank RPG-7V atau RPG-16, yang dapat ditembakkan oleh penumpangnya dengan berdiri di palka belakang kendaraan. Sebelumnya prajurit infanteri harus turun dari APC tradisional, untuk bisa bertempur. Sementara itu proteksi kendaraan juga harus lebih baik, termasuk menghadapi persenjataan yang digunakan oleh kendaraan yang serupa. Proteksi kendaraan harus mampu menahan tembakan kanon otomatis kaliber 20-23 mm dari arah depan, dan direncanakan memiliki perlindungan NBC (Nuklir Biologi & Kimia) kolektif. 

Gambar 3 sisi BMP-1. (Sumber: https://drawingdatabase.com/)
Gambar cutaway BMP-1. Dari sisi persenjataan, BMP-1 termasuk sebagai IFV yang bersenjata paling lengkap, sehingga diharapkan mampu untuk melawan, mulai dari kendaraan lapis baja ringan hingga tank. (Sumber: https://conceptbunny.com/)
BMP-1 (Ob’yekt 765Sp1, yang merupakan singkatan dari spetsifikatsiya – spesifikasi), kendaraan pra-produksi pertama dalam pengujian, tahun 1964. Perhatikan ketiadaan side skirt. Tipe ini memiliki bagian hidung yang lebih pendek dari versi prototipe dan pelat miring yang lebih besar, baling-baling untuk berenang yang dimodifikasi, profil fender yang dinaikkan, port ekstraksi asap bergerak ke luar, pegas batang torsi kembar untuk palka atap belakang dan memindahkan port penembak lebih tinggi di pelat baja. Model 1966 ini dibuat hingga tahun 1969. (Sumber: https://www.tanks-encyclopedia.com/)

Dari sisi persenjataan, kemampuan kendaraan baru ini untuk menghadapi berbagai target diperoleh dengan mengawinkan meriam kompak kaliber 73 mm tipe 2A28 Grom ke turret kendaraan, dan memasang rudal anti tank/ATGM baru yang sedang dikembangkan, yakni 9M14 Malyutka (AT-3A Sagger A) untuk menyerang dan menghancurkan tank dari jarak 500 m (menggunakan meriam) dan hingga jarak 3000 m (menggunakan rudal yang punya jangkauan 550 hingga 3300 yds). Desain dari Ob’yekt 764 sendiri memungkinkan prajurit infanteri turun dari pintu belakang (membuat mereka kurang rentan terhadap ancaman dari arah depan) berkat penempatan mesin di sisi kiri depan dan rancangan roda rantainya, yang membuatnya memiliki siluet lebih rendah (keuntungan penting jika dilihat dari perspektif desain tank tradisional Rusia). Desain ini lalu dikerjakan pada tahun 1964, diuji dan ditingkatkan, kemudian diikuti oleh munculnya desain Ob’yekt 765 yang telah dimodifikasi. Desain kendaraan baru ini diterima dalam dinas operasional pada tahun 1966 dengan diberi nama sebagai BMP-1. Tiga prototipe yang terakhir yang dibuat dan diuji oleh unit aktif (Divisi Senapan Pengawal ke-120). Ketiganya hanya berbeda pada detail-detail kecilnya, mulai dari bobot 12,6 ton yang meningkat menjadi 13,2 ton (kendaraan variam akhir) dan oleh karena itu rasio power-to-weight-nya berkisar antara 22,7 hingga 23,8 hp/ton, akan tetapi persenjataan dan perlindungan yang digunakan tetap sama.

DESAIN 

Layout

Pengaturan pada lambung kendaraan adalah sebagai berikut: Pengemudi berada di sisi kiri depan, dengan palkanya sendiri ada di bagian atas dan tiga periskop tipe TNPO-170 yang mengcover arah kedepan. Periskop pada bagian tengah dapat ditukar dengan sistem penglihatan IR binokular aktif TVNO-2. Selain itu pengemudi juga diberi periskop yang bisa diangkat jenis TNPO-350B, yang digunakan mengemudi saat trim dipasang (saat berenang). Untuk pertahanan diri, palka bukaan pada sisi kanannya diberi lubang untuk menembakkan pistol. Di belakangnya terdapat kursi komandan, dengan palka lipat dua-nya sendiri, dimana bagian atasnya dapat diangkat dan digunakan sebagai perisai. Komandan juga memiliki tiga blok perangkat penglihatan. Ia memiliki lampu sorot inframerah tipe OU-3GA2/OU-3GK yang dapat dilepas (memiliki jarak jangkau hingga 400 meter/440 yds)) yang digabungkan dengan perangkat penglihatan binokular siang/malam TKN-3B dengan perbesaran 5x/4.2x. Perangkat penglihatan TNPO-170 memiliki baik sistem pembersihan maupun pemanas. Sementara itu komandan juga bertanggung jawab atas penggunaan radio R-123M. Anggota ketiga dari kru, yakni penembak, ada di kursi kanan pangkal meriam. Dia dapat dengan mudah mengakses peluru siap pakai yang disimpan di sekelilingnya di dinding yang miring. Turret digerakkan dengan listrik, tetapi dapat dioperasikan manual sebagai cadangan. Turret dapat digerakkan 360 derajat penuh tentang elevasi +33 dan -4. Pada kendaraan terdapat sistem ekstraksi asap. Pangkal laras meriam terletak rendah di turret-nya, oleh karena itu terdapat “zona mati” di atas palka komandan, dimana lampu sorot menghalanginya. Praktek yang umum digunakan adalah membiarkan meriam terangkat cukup tinggi untuk menghindarinya. Sistem pembidik utamanya adalah jenis 1PN22M1 yang memiliki mode ganda (siang/malam) dan mengintensifkan periskop monokuler yang memiliki perbesaran 6x/6.7x. Jangkauan penglihatannya bervariasi dari 400 meter (440 yds) hingga 900 meter (980 yds). Sistem ini dilengkapi dengan satu set 4 periskop dan perangkat pengintai optik. Selain itu, lampu sorot inframerah atau yang berwarna putih tipe OU-3GK dapat dipasang ke meriam utama. Ini adalah perangkat pengukur jarak stadiametri, yang kemudian digantikan oleh perangkat pembidik tipe 1PN22M2 pada tahun 1970-an, yang memungkinkan penggunaan peluru HE-Frag jenis OG-15V. Dengan alat ini jangkauan penglihatan dapat dinaikkan menjadi antara 1.300 hingga 1.600 meter (1.420 – 1.750 yd).

Layout kru BMP-1 dan sudut penembakan bagi para penumpangnya. (Sumber: https://en.m.wikipedia.org/)
Kabin pengemudi BMP-1. (Sumber: https://www.tanks-encyclopedia.com/)
Kompartemen kru BWP-1 Polandia. (Sumber: https://www.tanks-encyclopedia.com/)

Proteksi 

Lambung baja pipih berbentuk lancip dari BMP-1 yang mudah dikenali menutupi kendaraan yang relatif lebar (2,94 m, hampir tiga meter untuk panjangnya yang ‘cuma” 6,7 m), dan cukup pendek (tingginya bersama turret hanya 1,88 m) yang berarti para prajurit dapat dengan mudah memanjat kendaraan ini. Desain ini dinilai menjadi “keuntungan” penting selama perang Afghanistan, dimana karena ketakutan akan ancaman ranjau, membuat para prajurit lebih memilih untuk tetap berada di atas kendaraan daripada di dalamnya. Dengan perutnya yang rendah diatas, rata dan relatif lemah, BMP memang menjadi mangsa empuk bagi ranjau darat. Lapisan armor baja-nya berkisar dari 6 mm hingga 33 mm (0,24 hingga 1,30 inci di mantel meriam utamanya), dengan bagian depan kendaraan mampu menahan peluru penembus baja dari kanon otomatis kaliber 23 mm. Sementara itu bagian sisi kendaraan tahan terhadap peluru senapan mesin berat kaliber 12,7 mm, dan bagian belakang serta atapnya tahan terhadap tembakan senjata api kecil dan pecahan peluru. Lebih jauh lagi, sudut yang besar pada kendaraan memungkinkannya untuk menangkis segala macam peluru dan di atas semuanya itu, pada hidung bagian atas dilindungi oleh lapisan tambahan dari plat trim vane. Secara lebih detail, turret dilapisi baja setebal 26–33 mm pada bagian mantel meriam, 23 mm (dengan kemiringan 42°) pada bagian depan turret, pada bagian sisi 19 mm (dengan kemiringan 36°), bagian belakang 13 mm (dengan kemiringan 30°), dan 6 mm (di bagian atas), sedangkan pada lambung bagian depan atas adalah 7 mm pada kemiringan 80°, bagian depan bawah 19 mm (kemiringan 57°), sisi atas 16 mm (kemiringan 14°) dan sisi bawah 18 mm, dan belakang 16 mm (kemiringan 19°), 6 mm pada geladak mesin dan 7 mm di perut bagian belakang.

Dengan tingkat perlindungannya, bagaimanapun lapisan baja BMP-1 terbukti tidak kebal terhadap peluru penembus baja dari kanon otomatis M242 Bushmaster kaliber 25 milimeter (0,98 in), yang dipakai oleh Bradley IFV buatan Amerika. (Sumber: https://www.armyrecognition.com/)
M242 Bushmaster pada kendaraan tempur Bradley. (Sumber: https://www.military.com/)

Dengan tingkat perlindungan seperti ini, bagaimanapun lapisan baja ini terbukti tidak kebal terhadap peluru penembus baja dari kanon otomatis M242 Bushmaster kaliber 25 milimeter (0,98 in), yang dipakai oleh Bradley IFV buatan Amerika. Berat total dari BMP-1 adalah 13,2 ton (13,0 long ton atau 14,6 short ton) dalam kondisi siap tempur, yang merupakan 1/4 dari berat MBT standar pada saat itu. Perlindungan bagi kru BMP-1 terdiri dari lapisan anti senjata kimia, agen biologis dan ancaman nuklir (NBC) kolektif, penyegelan ketat, dan oleh sistem penyaringan udara (blower/dust separator dan filter) dan sistem overpressure. Namun, tidak ada AC atau sistem pendingin udara, membuat kondisi kompartemen awak menjadi tak tertahankan saat dipakai di iklim panas dan memaksanya untuk membuka palka saat diam atau bergerak, yang pada gilirannya akan melemahkan perlindungan kendaraan terhadap pecahan peluru dan tembakan senjata ringan dalam penyergapan dari posisi yang lebih tinggi. Untuk perlindungan aktif, BMP hanya diberi kemampuan untuk menciptakan awan asap putih tebal dengan menyuntikkan bahan bakar diesel yang diuapkan ke exhaust manifold (sistem pembangkit asap termal mesin). Banyak dari BMP-1 yang dimodernisasi pada tahun 1980-an kemudian diberi perangkat pelepas granat asap.

Mobilitas 

Versi produksi standar BMP-1 menggunakan mesin diesel 4-langkah UTD-20 V6 (6 V-shaped cylinders) yang memiliki sistem airless-injection, berpendingin air dan berkemampuan multifuel, serta berkapasitas 15,8 liter. Mesin ini bisa menghasilkan kekuatan 300 hp (224 kW) pada kecepatan 2.600 putaran per menit, yang memberikan rasio kekuatan/berat sebesar 22,7 hp/ton (17,0 kW/ton). Kecepatan tertinggi BMP-1 di jalanan datar adalah 65 km/jam (40 mph) di jalan raya, rata-rata 45 km/jam (28 mph) di medan off road, dan 7-8 km/jam (4,3–5,0 mph) saat berenang. Kelelahan bagi pengemudi jauh dikurangi dengan adanya perangkat gearbox manual berbantuan daya dengan lima gigi maju dan satu gigi mundur. Suspensinya terdiri dari batang torsi individu, dengan peredam kejut hidraulik pada road wheel 1 dan 6, yang berjarak cukup jauh, tetapi dengan celah yang sedikit lebih besar di bagian belakang (berat lebih ringan). Drive Sprocket berada di bagian depan, idler di belakang, dan track ditopang oleh tiga return rollers di tiap sisinya. 6 road wheel berbalut karet di tiap sisi yang dipakai adalah model roda berongga baja standar, yang diproduksi secara massal dan digunakan bersama oleh banyak kendaraan tempur Soviet lainnya. Bagian atas roda terlindung dari salju dan kotoran dengan adanya side skirt yang kaku. 

Suspensi BMP-1 terdiri dari batang torsi individu, dengan peredam kejut hidraulik pada road wheel 1 dan 6, yang berjarak cukup jauh, tetapi dengan celah yang sedikit lebih besar di bagian belakang (berat lebih ringan). Drive Sprocket berada di bagian depan, idler di belakang, dan track ditopang oleh tiga return rollers di tiap sisinya. (Sumber: https://id.pinterest.com/)

Performa kendaraan ini di medan tempur adalah sebagai berikut: Mampu mendaki kemiringan hingga 60%, kemiringan samping 30%, tangga vertikal 0,7 m, melintasi parit selebar 2,2 m, dan tentu saja bisa mengarungi segala jenis permukaan air, karena kemampuan amfibi mengambang. Di area itu, ia dibantu oleh gerakan roda rantainya dan daya apung yang dihasilkan oleh bentuk fairing hidrodinamik pada penutup sisi atas track serta road wheel arms dengan ruang udara didalamnya dan road wheel-nya yang berlubang. Bentuk lambungnya sendiri dan trim vane saat didirikan juga memiliki karakteristik yang baik meskipun BMP tidak pernah ditujukan untuk operasi dalam pendaratan di laut. Kendaraan ini hanya bisa mengatasi ketinggian gelombang 25 cm (0,82 kaki) saat digunakan berenang di laut. Persiapan saat digunakan di termasuk menutup rapat pintu belakang. Berkat kapasitas maksimal internal bahan bakar sebesar 462 liter (102 imperial galon 122 US galon), jangkauan operasional rata-rata dari BMP-1 adalah 600 km (370 mi) di medan datar dan hingga 500 km (310 mi) saat digunakan off-road, dengan kemampuan bisa memakai berbagai jenis bahan bakar, dimana ia menerima baik bahan bakar diesel reguler, juga bahan bakar DZ di musim dingin dan bahkan bahan bakar beroktan tinggi standar penerbangan. Ukuran dan berat BMP-1, bagaimanapun, membuatnya hanya dapat diangkut udara secara taktis oleh pesawat angkut taktis berat seperti Il-76 dan mungkin juga bisa diangkut oleh Helikopter Mil-Mi-6 tetapi tidak dapat diterjunkan dari udara. BMD-1 dan penerusnya adalah IFV yang dirancang khusus untuk memecahkan masalah ini, dan kendaraaj dilihat sebagai “BMP untuk satuan serbu udara”.

Daya tembak 

Inti dari IFV yang baik tentu saja adalah persenjataannya, dan BMP dirancang dengan baik dalam hal ini, dengan menara kerucutnya yang terinspirasi oleh turret tank ringan PT-76 (dan juga dimiliki oleh BMD-1). Karena bobotnya dan masalah struktural yang melekat adalah tidak mungkin untuk memasang pada kendaraan ini turret tank standar, dan oleh karenanya turret satu orang yang ringan dirancang untuk bisa mengoperasikan meriam semi-otomatis smoothbore bertekanan rendah kaliber 73 mm tipe 2A28 “Grom” berbobot 115 kg, yang telah disesuaikan dipasang. Terdapat magazine 40-peluru yang terletak di dasar cincin turret, mengelilingi penembak. Dengan kecepatan tembakan 8-10 rpm, dan elevasi 30° tentu saja meriam ini tidak dimaksudkan untuk digunakan melawan helikopter, tetapi hanya untuk menyerang kendaraan ringan dan posisi pertahanan yang diperkuat. Laras meriam ditempatkan di sekitar autoloader, diisi dari magazine konveyor amunisi mekanis tetapi dapat juga diisi ulang secara manual. Sistem ini tampaknya tidak terlalu sukses dan sering dicopot dari kendaraan setelah dikirimkan. Selanjutnya, pada tahun 1974, amunisi baru diperkenalkan, yang hanya dapat dimuat secara manual. Proyektil standar meriam ini adalah tipe PG-15V yang sama yang digunakan pada senjata recoilless ringan untuk pasukan infanteri jenis SPG-9. Hanya muatan propelan yang lebih kecil yang membedakannya. Proyektil Penembus Baja utama adalah tipe PG-15V HEAT yang dapat menembus lapisan baja hingga ketebalan 280 hingga 350 mm (11 hingga 14 in.) sedangkan amunisi PG-9 yang dimodernisasi ternyata mampu menembus lapisan baja hingga ketebalan 400 mm (16 in.) tetapi hanya pada jarak efektif 500 m (550 yds). Untuk melawan sasaran lunak dalam fungsi dukungan infanteri, munisi dengan bahan peledak tinggi tipe OG-15V mulai dipasok dari tahun 1974. Sementara itu persenjataan sekunder BMP terdiri dari senapan mesin ringan koaksial PKT kaliber 7,62 mm yang dipasang di sebelah kanan, dan dilengkapi dengan 2.000 butir peluru serta dapat menggunakan peluru pelacak untuk mengarahkan meriam utamanya. Memang meriam itu tidak stabil, yang mengurangi kemampuannya dalam memberikan pukulan pertama dan meniadakan efektivitasnya saat kendaraan bergerak.

Turret BMP-1 di pusat pelatihan Parola, Finlandia. (Sumber: https://www.tanks-encyclopedia.com/)
Rudal 9M14 Malyutka (Kode NATO: AT-3A Sagger A). Rudal ini menjadi andalan BMP-1 untuk menghancurkan kendaraan lapis baja lawan dari jarak jauh. (Sumber: https://old.weaponsystems.net/)

Untuk menyerang sasaran jarak jauh, BMP bergantung pada senjata anti tank/ATGM tunggal yang dipasang di landasan peluncuran di atas mantel meriam utama. ATGM yang pertama digunakan dan diproduksi secara massal adalah 9M14 Malyutka (Kode NATO: AT-3A Sagger A), kemudian digantikan oleh Malyutka-M dan P pada 1970-an. Rudal ini memberi BMP kemampuan menghancurkan tank MBT pada jarak maksimal 3.000 m (3.280 yds). Rudal ini dapat menembus lapisan baja setebal 400 mm (16 in.), dengan menggunakan hulu ledak HEAT. Empat rudal ini dapat dibawa ke dalam lengkap dengan landasan peluncurannya sendiri yang disimpan diantara turret dan lambung, yang berarti bahwa dalam pertempuran, kru BMP perlu memuatnya kembali, yang mana hal ini membuat mereka rentan terkena tembakan musuh. Pada banyak model selanjutnya, rudal itu benar-benar dihilangkan. Sejak 1979 BMP-1P mulai diproduksi. Tipe ini dilengkapi dengan peluncur rudal anti tank Fagot (AT-4 Spigot) atau Konkurs (AT-5 Spandrel) yang lebih canggih. Setiap kendaraan tempur infanteri ini juga membawa rudal anti pertahanan udara jarak pendek portabel Strela-2.

KELEMAHAN BMP-1 

Meski desainnya cukup revolusioner, namun, melalui latihan dan pengalaman di medan perang, keterbatasan BMP dengan cepat diketahui: Para prajurit diangkut di setiap sisi tangki bahan bakar utama dan tempat penyimpanan amunisi, yang menciptakan risiko terkena tembakan yang fatal. Juga di dasar turret dijejali dengan peluru siap pakai. Selain itu kendaraan ini menunjukkan banyak masalah perlindungan lainnya: Seperti terungkap di Afghanistan ketika sebuah ranjau Anti Tank meledakkan track sebelah kiri, ledakan itu juga menghancurkan salah satu road wheel yang sering menembus bagian bawah kendaraan, membunuh atau melukai baik pengemudi dan/atau komandan, keduanya adalah personel khusus yang membutuhkan pelatihan lama. Sebagai reaksi, para kru sering meletakkan karung pasir di bagian bawah kompartemen mereka. Namun, efeknya terhadap track sebelah kanan seringkali tidak begitu fatal. Efek ranjau antitank tilt-rod karena bentuk lambungnya memang juga cukup buruk. Oleh karenanya kemudian dilakukan pengembangan dari apa yang disebut sebagai “varian Afghanistan”, dengan pelat lapis baja tambahan yang diimprovisasi. Pada BMP-2 posisi pengemudi dan komandan lalu diubah, dan masalahnya terpecahkan. Sementara itu, masalah utama lainnya adalah fakta bahwa amunisi disimpan di dekat atau bahkan di dalam kompartemen tempur, untuk setiap ledakan ranjau dari arah samping atau serangan RPG, bisa dipastikan akan timbul kerugian 100% karena kemungkinan terjadi ledakan sangat tinggi (sekitar 95% kasus). Jadi sebagai sebuah paradoks, tentara Soviet biasanya lebih memilih naik di atas atap BMP-1 di Afghanistan daripada di dalam untuk keselamatan mereka, yang secara tidak langsung, dengan ini mereka meniadakan kebutuhan kendaraan transportasi dengan perlindungan lapis baja, sebagaimana BMP awalnya dirancang. Ironisnya, Marinir AS dan prajurit Angkatan Darat AS melakukan hal yang sama di Vietnam dengan M113 mereka. Hal ini adalah sebuah pertunjukan yang jelas bahwa beberapa aspek penting kerap diabaikan oleh para insinyur ketika merancang sebuah kendaraan transportasi lapis baja.

Tentara Soviet biasanya lebih memilih naik di atas atap BMP-1 di Afghanistan daripada di dalam untuk keselamatan mereka. (Sumber: https://id.pinterest.com/)

Masalah yang juga ditunjukkan dalam latihan adalah sistem operasi pemuatan ulang rudal ATGM 9M14 “Malyutka” “Malyutka-M” dalam kondisi penuh ancaman NBC, melalui lubang kecil dari dalam, yang bagaimanapun juga meniadakan keuntungan dari sistem perlindungan NBC kolektif dari kendaraan ini. Kemudian dalam Perang Teluk, bagian depan lapisan baja BMP-1 Irak memang dapat menangkal peluru penembus baja ringan era tahun 1970-an, tetapi tidak terhadap peluru yang lebih modern. Banyak BMP-1 yang secara harfiah “dibantai” oleh munisi penembus baja modern dari kanon kendaraan tempur M2/M3 Bradley. Selain itu, desain dan penempatan tangki bahan bakar utama juga menjadi masalah serius. Memang para insinyur harus menentukan tata letak karena keterbatasan ukuran dan tinggi kendaraan. Jika tembakan (terutama peluru pembakar) menghantam di antara dua baris kursi yang menghadap ke luar, kompartemen didalam kendaraan akan menjadi oven ketika api berpindah ke kompartemen kru. Hal yang sama juga berlaku pada tangki bahan bakar tambahan yang rentan di bagian pintu belakang (60 liter di pintu kiri dan 70 liter di kanan). Dan efeknya bisa tambah mengerikan jika solar biasa terpaksa diganti dengan minyak tanah beroktan tinggi yang mudah terbakar! Namun dalam praktiknya, BMP-1 sering beroperasi di dekat basis operasionalnya dan diberikan instruksi untuk mengisi pintu ini dengan pasir, yang justru akan menciptakan lapisan perlindungan tambahan. Itu adalah nasihat berharga seperti yang ditunjukkan di Chechnya, karena para pemberontak cenderung menargetkan bagian-bagian lemah dari IFV/APC ini.

Pintu belakang BMP-1, yang berfungsi sekaligus sebagai tangki bahan bakar tambahan (60 liter di pintu kiri dan 70 liter di kanan). Layout ini adalah salah satu kelemahan fatal dari desain BMP-1. (Sumber: https://www.tanks-encyclopedia.com/)

Selain itu, tata letak tempat duduk pasukan di dalam kendaraan juga menjadi masalah. Karena penggunaan lubang pistol di dinding samping, prajurit infanteri yang duduk di tengah saling membelakangi. Dengan ini sebuah ranjau anti-tank magnetik dapat membunuh seluruh kru, sedangkan berdasarkan penelitian menunjukkan bahwa efek ledakan yang lebih ringan terjadi ketika prajurit infanteri duduk saling berhadapan membelakangi dinding seperti di sebagian besar APC/IFV saat ini. Semua ini dilakukan untuk mendapatkan keuntungan yang meragukan karena sebagian besar prajurit infanteri tidak terlatih dengan baik untuk menembak saat bergerak. Sementara itu, bagaimanapun, kenyamanan bukan hal yang utama dalam desain Soviet, dan oleh karenanya tidak ada AC atau sistem pendingin udara di dalam BMP, yang kemudian memaksa kru untuk membuka pintu saat berada di iklim panas, hal ini tentu membahayakan sistem perlindungan NBC, dan membuat mereka rentan terhadap tembakan senapan mesin dari tempat yang lebih tinggi seperti yang terlihat di perang Yom Kippur dan Afganistan. Uni Soviet diketahui total memproduksi lebih dari 20.000 BMP-1 dan kendaraan berdasarkan sasisnya. Pada tahun 1972 sebanyak 5.100 kendaraan BMP-1 buatan Ceko dipesan dan dikirim ke Uni Soviet pada tahun 1972-1988. Menjelang perang Afghanistan pada tahun 1980, 14.473 BMP-1 beroperasi di Angkatan Bersenjata Uni Soviet, dan pada tahun 1985, dikombinasikan dengan BMP-2, sekitar 24.000 kendaraan ini masih beroperasi, meskipun mengalami berbagai kerugian. Sebagian besar kemudian diteruskan ke negara penerusnya. Hari ini Rusia masih mengoperasikan sekitar 12.200 BMP-1/2/3, tetapi jumlah ini dikurangi secara radikal sampai tahun 2009 dan hanya 1.543 yang aktif saat itu dengan sekitar 9.057 ditempatkan sebagai cadangan. Sampai hari ini kurang dari 750 dari tipe yang paling modern dipertahankan dalam dinas aktif (kira-kira 10.000 ada dalam cadangan pada tahun 2009).

VARIAN

Varian dari BMP-1 sangatlah banyak, oleh karenanya tidak bisa dijabarkan satu-persatu. Berikut adalah beberapa varian utama dari kendaraan ini:

BMP Model 1966 

Ini adalah versi asli dari BMP (juga disebut BMP-A) yang memiliki bagian belakang lebih pendek dari penerusnya, BMP-1. Versi ini tidak memiliki sistem perlindungan NBC. 

BMP-1 (BMP Model 1976) 

Ini adalah model produksi standar dari BMP-1. 

BMP-1K 

Ini adalah varian komando dari BMP-1. Versi ini dibedakan dari BMP-1 biasa, terutama dengan memiliki peralatan radio dan antena tambahan dan memiliki port senapan mesinnya yang dilas tertutup. Kompartemen pasukan telah didesain ulang untuk mengakomodasi meja lapangan dan papan peta. Varian ini digunakan sebagai kendaraan komando di tingkat batalion. 

BMP-1K. (Sumber: https://www.tanks-encyclopedia.com/)

BMP-1P 

Ini adalah BMP-1 dengan penggantian rel peluncuran AT-3 Sagger dengan peluncur ATGM AT-4 Spigot yang dipasang di dudukan di atap turret. Versi ini juga memiliki peluncur granat asap yang dipasang di bagian belakang turret. 

BMP-1P. (Sumber: https://www.tanks-encyclopedia.com/)

BMP-1PK 

Ini adalah varian komando dari BMP-1P. 

BMP-1PK milik Georgia. (Sumber: https://www.flickr.com/)

BRM & BRM-1 (BMP-R atau BMP M1976) 

Varian ini digunakan sebagai kendaraan pengintai. Versi ini terdiri dari BMP-1 yang dilengkapi dengan turret dua orang yang lebih besar, dipersenjatai dengan meriam kaliber 73-mm. Kendaraan ini tidak memiliki ATGM. Ada dua palka kecil di bagian atap, bukan empat persegi panjang seperti pada BMP-1 umumnya. 

BRM-1. (Sumber: https://www.tanks-encyclopedia.com/)

BRM-1K (BMP M1976/2) 

Varian pengintaian ini merupakan BRM-1 dengan tambahan Battlefield Surveillance Radar PSNR-5K (TALL MIKE), yang dipasang di bagian belakang turret. Radar ini ditinggikan di atas atap turret saat dibutuhkan, dan kemudian diturunkan ke dalam turret saat tidak digunakan. Kendaraan ini juga dilengkapi perangkat pengintai laser DKRM-1, perangkat penentu lokasi ARRS-1, detektor ranjau IMP, dan teropong malam 1PN33B. Perlengkapan navigasi yang dibawa antara lain TNA-1, IG11N gyro-compass dan alat survey 1T25. 

BRM-1K. (Sumber: https://weaponsystems.net/)

BMP KShM 

Kendaraan komando dan komunikasi tak bersenjata ini dipasangi antena teleskopik besar dan lebih banyak peralatan radio daripada BMP-1K. 

BMP KShM. (Sumber: https://www.tanks-encyclopedia.com/)

PRP-3 (BMP-SON) 

Kendaraan pengintai artileri ini digunakan sebagai kendaraan pengendali tembakan artileri dan/atau kendaraan pencari artileri/mortir musuh. Bagian depan kendaraan identik dengan BMP-1 tetapi memiliki turret dua orang baru yang memiliki dua lubang palka tunggal yang terbuka ke depan. Kedua palka memiliki periskop untuk pengamatan ditambah perangkat optik besar di depan palka. Persenjataannya terdiri dari senapan mesin kaliber 7,62 mm yang menggantikan meriam kaliber 73 mm. Dipasang di bagian belakang turret adalah radar pengawasan medan perang SMALL FRED dengan antena datar yang dapat dilipat ke depan saat tidak digunakan. Di bagian belakang turret di sisi kiri terdapat penutup palka melingkar dan antena teleskopik. Kendaraan ini memiliki awak lima orang dan dilengkapi dengan peralatan komunikasi yang dan perangkat optik yang lengkap. 

PRP-3. (Sumber: https://www.tanks-encyclopedia.com/)

PRP-4 

Kendaraan ini merupakan penerus dari PRP-3. Perbedaan dari pendahulunya adalah adanya penambahan fairing tambahan di sisi kanan turret. 

PRP-4. (Sumber: https://www.tanks-encyclopedia.com/)

Kendaraan Pengintai Zeni Amfibi IRM 

Kendaraan ini didasarkan pada sasis BMP-1, dengan memasang mesin dan suspensi BMP-1 di lambung baru. Varian ini dirancang untuk melakukan berbagai peran pengintaian zeni khusus termasuk kegiatan deteksi ranjau dan pengintaian dasar sungai. Untuk peran deteksi ranjau, IRM memiliki dua perangkat yang dipasang di bagian depan kendaraan yang dapat ditarik rata dengan lambung saat tidak digunakan. IRM sepenuhnya berkemampuan amfibi, dengan pergerakan di dalam air didukung oleh dua baling-baling terselubung di bagian belakang kendaraan. Saat terendam, snorkel dipasang di atas lambung; dan disimpan horizontal bila tidak diperlukan. 

BMP varian IRM. (Sumber: https://id.pinterest.com/)

Kendaraan Pelatihan BMP-PPO 

Kendaraan ini adalah BMP-1 dengan turret yang dilepas dan dilengkapi dengan delapan kubah yang dipasang di atap untuk para peserta pelatihan, ditambah kursi untuk komandan dan pengemudi kendaraan. Setiap peserta pelatihan memiliki perangkat TNPO-170 dan satu perangkat observasi Tipe MK-4 yang dipasang di bagian depan cupola dan unit A-2 dari perangkat interkom R-124.

MODERNISASI BMP-1AM

Setelah runtuhnya Uni Soviet, sejumlah upgrade yang lebih ekstensif dipertimbangkan untuk diaplikasikan pada armada BMP-1 yang sudah ada. Meriam Grom kaliber 73 mm sekarang dianggap sebagai senjata yang sudah ketinggalan zaman, karena kurang memiliki daya tembak dibandingkan dengan kendaraan tempur infanteri yang dipersenjatai dengan meriam otomatis, yang dalam praktiknya akan memberikan dukungan tembakan yang lebih efisien – terutama dengan meriam otomatis berkaliber 30mm dan yang lebih tinggi, yang menjadi semakin umum digunakan pada saat ini. Beberapa upgrade yang berbeda diusulkan oleh berbagai produsen selama tahun 1990-an dan 2000-an. Misalnya, seperti yang dirancang oleh Biro Desain Instrumen Tula dengan menggunakan turret TKB-799 Kliver baru, yang memasang empat ATGM Kornet serta meriam otomatis 2A72 kaliber 30 mm. Proyek lainnya terdiri dari pemasangan turret BMD-2 IFV, yang dipersenjatai dengan meriam otomatis kaliber 30 mm dan rudal Konkurs. BMP-1AM adalah proyek upgrade selanjutnya yang muncul. Upgrade ini dikembangkan oleh biro konglomerasi militer besar yaitu Uralvagonzavod, atau kerap disingkat sebagai UVZ. Bukti pertama BMP-1 yang dimodernisasi oleh UVZ muncul dalam laporan dari bulan April 2018. Kendaraan tersebut kabarnya akan dipresentasikan dalam pameran industri militer tahunan Rusia, Forum Militer dan Teknis Internasional ARMY, dalam edisi tahun 2018, yang berlangsung di bulan Agustus. Kendaraan yang diluncurkan pada bulan Agustus 2018 ini sebenarnya jauh dari baru. Sebaliknya, kendaraan itu lebih baik digambarkan sebagai lambung BMP-1, yang sebagian besar tidak berubah, yang dilengkapi dengan turret yang sudah ada untuk meningkatkan daya tembaknya.

BMP-1 dengan turret TKB-799 Kliver baru, yang memasang empat ATGM Kornet serta meriam otomatis 2A72 kaliber 30 mm. (Sumber: https://tanks-encyclopedia.com/)

Perubahan utama yang membedakan BMP-1AM dari BMP-1 biasa adalah penggantian turret satu orang BMP-1 bersistem autoloader dan dipersenjatai meriam Grom kaliber 73 mm dengan dudukan senjata seperti yang ditampilkan dalam kendaraan lapis baja pengangkut personel BTR-82A dari Rusia – dudukan ini sendiri merupakan versi perbaikan dari dudukan senjata pada BTR-80A. Dudukan ini dikendalikan dari jarak jauh oleh penembak yang duduk di lambung kendaraan. Persenjataan utama dari turret baru atau ‘modul tempur terpadu’ ini adalah meriam otomatis 2A72 kaliber 30 mm (modifikasi dari meriam otomatis 2A42). Meriam ini menembakkan amunisi kaliber 30×165 mm, dan memiliki laju penembakan 350 hingga 400 rpm. Senjata ini disuplai dengan sabuk peluru, dan secara keseluruhan sangat ringan, dengan berat hanya 84 kg. Panjang larasnya yang 2.416 mm, mencakup sebagian besar dari berat senjata, dengan bobot 36 kg, dan biasanya lebih tebal dan lebih tahan lama daripada kebanyakan laras untuk meriam otomatis kaliber 30 mm. Berbagai peluru kaliber 30×165 mm tersedia untuk dipakai oleh meriam 2A72. Saat digunakan melawan pertahanan ringan, pasukan infanteri, kendaraan dengan pelindung tipis, dan target tidak bersenjata lainnya, 2A72 dapat menembakkan peluru 3UOF8 High-Explosive Incendiary (HE-I). Peluru ini memiliki isi bahan peledak berbobot 49 gram A-IX-2, sebuah formula peluru meriam otomatis standar Soviet sejak tahun 1943. Bobot keseluruhan proyektil adalah 390 g, dan bobot keseluruhan selongsong 842 g. Pada sabuk dengan peluru daya ledak tinggi, dilengkapi juga dengan munisi 3UOR6. Peluru ini mengurangi sebagian besar muatan peledaknya, dengan hanya tersisa 11,5 g, untuk digantikan dengan muatan tracer yang sangat besar dan ditembakkan pada kecepatan yang sama yaitu 980 m/s, untuk digunakan mengoreksi ketepatan penembakan, meskipun pada jarak yang jauh, lintasan kedua peluru mungkin mulai berbeda. Dengan sumbu yang disetting 9 hingga 14 detik, peluru umumnya akan meledak setelah pada jarak sekitar 4 kilometer jika mereka tidak mengenai target, meskipun meriam otomatis ini biasanya digunakan secara efektif pada jarak yang lebih dekat. Rasio peluru pelacak dibandingkan peluru berdaya ledak tinggi dalam sabuk peluru kaliber 30 mm biasanya 1:4.

BMP-1AM terlihat selama pameran militer ARMY-2018. (Sumber: https://tanks-encyclopedia.com/)

Untuk tugas menembus baja, ada dua jenis peluru kaliber 30 mm yang dipakai. 3UBR6 yang lebih tua adalah peluru penembus lapisan baja yang cukup umum dipakai dengan inti baja struktural yang dikeraskan. Inti baja ini memiliki berat 375 g, dengan keseluruhan proyektil berbobot hanya 25 gram lebih besar, yakni 400 g, dan seluruh peluru memiliki berat 856 g. Munisi tracer ini terbakar selama 3,5 detik setelah ditembakkan, dan memiliki laju kecepatan 970 m/s. Kemampuan penetrasinya terhadap Rolled Homogeneous Armor (RHA) pada sudut 60° adalah 29 mm pada jarak 700 m, 18 mm pada jarak 1.000 m dan 14 mm pada 1.500 m. Ini adalah kemampuan yang biasa-biasa saja, yang bisa dipakai untuk mengalahkan kendaraan lapis baja ringan di sebagian besar kasus. Peluru penembus baja yang lebih modern muncul dalam wujud munisi 3UBR8, sebuah peluru jenis Armor Piercing Discarding Sabot (APDS) dengan tracer. Peluru ini memiliki inti penembus baja berbobot 222 g yang lebih ringan dari bahan tungsten alloy. Proyektil ini secara keseluruhan berbobot 304 g, dan total bobot pelurunya adalah 765 g. Ditembakkan pada kecepatan 1.120 m/s, peluru ini tampaknya bisa menembus, pelindung RHA yang serupa dengan munisi 3UBR6 pada sudut yang sama 60°, sebesar 35 mm pada jarak 1.000 m dan 25 mm pada jarak 1.500 m. Peluru ini jelas menawarkan kinerja yang jauh lebih menjanjikan daripada munisi 3UBR6 yang lebih tua, saat dipakai untuk melawan kendaraan tempur infanteri modern.

Tampak atas turret BPM-1AM selama pameran ARMY-2020, yang menunjukkan penempatan peluncur granat asap dan senapan mesin koaksial. (Sumber: https://tanks-encyclopedia.com/)

Meriam 30 mm ini dipasang secara terpusat di atas turret, pada dudukan yang dapat diturunkan hingga sudut -5° dan dinaikkan hingga sudut 70°. Elevasi vertikal yang tinggi ini berarti bahwa meriam otomatis biasa ini dapat digunakan secara terbatas terhadap target udara, terutama helikopter. Peralatan yang digunakan oleh penembak adalah perangkat pembidik TKN-4GA (kadang-kadang juga disebut -4ГА-01), yang dapat beroperasi baik dalam kondisi siang dan malam dan sepenuhnya distabilisasi. Untuk senapan mesin koaksial yang dipasang sejajar dengan meriam utama, turretnya dipasangi senapan mesin PKT, yang memiliki kecepatan tembak 700-800 rpm dan menembakkan peluru kaliber 7,62×54 mm standar Rusia. Di kedua sisi meriam otomatis 30 mm, kendaraan ini memiliki tiga alat pelepas asap Tucha 902B kaliber 81 mm. Seperti pada BTR-82A, turret BMP-1AM sepenuhnya distabilisasi. Kendaraan juga bisa membawa rudal 9K115 Metis ATGM, meskipun sistem senjata ini sebenarnya bukan bagian dari desain kendaraan itu sendiri. Rudal ini harus dibawa dan digunakan oleh para prajurit didalam kendaraan. Seperti pada BMP-1 asli, turret BMP-1AM dioperasikan oleh satu awak. Tidak seperti desain aslinya, kali ini turret dioperasikan dari dalam lambung. Meski demikian hal ini tidak mengubah pengaturan posisi internal kendaraan secara signifikan, karena turret asli sudah menampilkan keranjang turret dan autoloader yang menjangkau hingga ke bagian lambung.

BMP-1AM selama pameran ARMY-2018. Selain turret dan laras baru, profil kendaraan tetap sangat mirip dengan BMP-1 lama. (Sumber: https://tanks-encyclopedia.com/)

Lambung BMP-1AM sangat mirip dengan yang ada pada BMP-1 klasik, dengan mempertahankan bentuk kotak baja yang dilas dengan bentuk seperti perahu di bagian depan untuk meningkatkan daya apung, turret yang dipasang di tengah, kru kompartemen untuk menampung 8 penumpang di bagian belakang dengan empat lubang tembak di setiap sisinya dan satu di pintu kiri belakang, empat palka di atas dan dua pintu belakang terbuka ke luar dan juga berisi tangki bahan bakar. Perubahan utama dibandingkan dengan BMP-1 asli ada pada mesinnya, dan inipun bukan perubahan yang sangat radikal. Mesin UTD-20 asli dari BMP-1 telah diganti dengan versi perbaikan yang sudah dipakai di BMP-2, yakni UTD-20S1. Kedua mesin ini memiliki performa yang identik, menampilkan konfigurasi 6-cylinders and 4-strokes, berpendingin air dan dengan mesin diesel injeksi tanpa udara yang menghasilkan kekuatan 300 hp pada kecepatan 2.600 rpm. Modifikasi utama antara keduanya lebih difokuskan untuk membuat pengoperasian dan perawatan mesin menjadi lebih mudah bagi kru, termasuk kemampuan pengurasan bahan bakar dari injektor, penutupan palka akses ke nosel, dan sistem yang memungkinkan mesin dihidupkan dalam kondisi dingin tanpa persiapan pada suhu -20 ° dan lebih tinggi. BMP-1AM juga dilengkapi peralatan radio baru. Radio R-123M lama telah digantikan oleh tipe R-128-25U-2 dengan jangkauan komunikasi hingga 40 km. Ia juga memiliki sistem komunikasi internal baru tipe AVSK-2U. Di luar mesin dan radio baru ini, sistem transmisi dan sasisnya direvisi dan diperbaiki. ini juga termasuk penggunaan batang torsi baru yang lebih hemat daya. ‘Sayap’ kecil juga telah ditambahkan di bagian depan spatbor samping untuk sedikit meningkatkan kinerja amfibinya. 

BMP-1AM merupakan solusi sementara Russia di tengah anggaran militer yang ketat. (Sumber: https://tanks-encyclopedia.com/)

Selain perubahan itu, BMP-1AM tampaknya tetap identik dengan BMP-1 asli, dengan konfigurasi yang sama dari tiga awak (komandan, pengemudi, dan penembak) dan delapan penumpang. Secara keseluruhan, BMP-1AM mempertahankan banyak konsep lama dan kapasitas dari BMP-1, dengan peningkatan difokuskan di beberapa bagian yang kritis. Penggantian turret dan perlengkapan baru mengakibatkan bobot kendaraan naik menjadi 14,2 ton dari 13,2 ton. Saat pertama kali dimunculkan pada bulan Agustus 2018, BMP-1AM diberi nama “Basurmanin”. Nama ini secara kasar diterjemahkan sebagai “kafir/pagan“. Penamaan ini, pada saat itu, telah dianggap sebagai petunjuk yang mengarah pada teori bahwa upgrade BMP-1AM telah dirancang untuk tujuan ekspor – yang tampaknya dugaan ini cukup berdasar, mengingat BMP-1 dengan cepat dipensiunkan dari dinas operasional di Rusia, dimana hal ini untuk mendukung pemakaian BMP-2, BMP-3 dan, di masa depan, Kurganets-25. Namun, pada tahun 2019, konfirmasi datang bahwa BMP-1AM akan memasuki operasional Angkatan Darat Rusia. Pada awal bulan Juni 2019, Menteri Pertahanan Sergei Shoigua menegaskan bahwa Angkatan Darat Rusia akan menerima 400 kendaraan tempur modern pada tahun 2019. Jumlah ini termasuk tank T-72BM3, T-80BVM dan T-90M, dan juga BMP-1AM “Basurmanin”. BMP-1AM juga tampil di pameran ARMY-2019 dan ARMY-2020, menunjukkan bahwa tipe ini masih ditawarkan untuk pasaran ekspor. Pada akhir bulan Juni 2020, status produksi aktif BMP-1AM Basurmanin dikonfirmasi, karena adanya foto-foto kereta yang memuat sekitar dua puluh kendaraan, yang diambil di Barnaul, Siberia Barat, muncul di media sosial Rusia dan kemudian di Barat. Pada bulan Oktober 2020, pesanan untuk tipe kendaraan ini sekarang diketahui telah dibatasi hanya 37 kendaraan untuk dipakai oleh Rusia. Alasan lain untuk memberikan lampu hijau bagi upaya modernisasi BMP-1 mungkin adalah masalah anggaran pertahanan yang ketat di Russia. Kementerian Pertahanan Rusia sama sekali tidak memiliki uang untuk mengganti semua peralatan militernya yang usang, oleh karena itu modernisasi ini dipandang sebagai solusi sementara untuk mempersenjatai kembali unit militer mereka di medan sekunder seperti di perbatasan Mongolia.

PERSEBARAN

BMP-1 dan variannya digunakan oleh Angkatan Darat Rusia, yang terdiri dari:

  • Distrik Militer Leningrad (unit cadangan ke-232 Chernaya Rechka), brigade artileri ke-268 dan resimen MLRS ke-380 (Pushkin/St Petersburg. 
  • Distrik Militer Moskow (Divisi tank pengawal ke-4 dengan resimen tank ke-12, 13, 14, resimen bermotor ke-423 dan batalyon intelijen independen ke-137 di Naro-Fominsk.
  • Divisi tank Pengawal ke-10 Uralsko-Lvovskaya (resimen tank ke-61, 62, ke-63 dan batalyon intelijen independen ke-112 dari Boguchar/Voronezh (51 BMP-1, 18 BRM-1K, 2 BMP-1KSh dan 5 BMP-1KShM “Potok-2” “). 
  • Distrik Militer Volga-Ural (Resimen senapan motor pengawal ke-81, Unit penyimpanan ke-5967, Unit perbaikan tank ke-163 di Kuschevskaya (Krasnodar).
  • Distrik Militer Kaukasus Utara: resimen bermotor ke-90, pangkalan militer ke-12 (Khelvachauri, Georgia), resimen bermotor ke-409 dari pangkalan militer ke-62 (Akhalkalaki, Georgia), resimen bermotor ke-123 (pangkalan militer ke-102, Erevan, Armenia) dan pangkalan militer ke-102 (Gyumri, tempat penyimpanan Armenia).
  • Pasukan keamanan internal Kementerian Dalam Negeri (MVD) masih digunakan untuk misi kontra-terorisme dan patroli di Chechnya. Dengan adanya pengurangan dan reformasi tahun 2000-an, banyak di antaranya BMP-1 milik satuan ini diubah menjadi kendaraan sipil (sebagai kendaraan transportasi darurat, pemadam kebakaran hutan, dan penebangan di daerah yang tidak dapat dilalui) di wilayah yang jauh di utara. Lainnya menjadi koleksi museum sejarah militer, monumen kota atau dibuang begitu saja. Kendaraan overhaul rencananya akan diganti dengan BMP-3/3M.
Tampak belakang BMP-1 di Lebyazhye, Distrik Lomonosovsky, Oblast Leningrad. Hingga kini BMP-1 masih dipakai secara luas di banyak negara. (Sumber: https://en.m.wikipedia.org/)

Operator Empat operator utama dari BMP-1 hingga saat ini adalah Rusia, Polandia, India, dan Cina. Keempatnya telah mengembangkan versi mereka sendiri, yang memproduksinya secara lokal. Selain itu BMP-1 juga dipakai secara luas di benua Eurasia-Afrika (total ada 58 pemakai/operator di kawasan ini), tetapi di benua Amerika praktis hanya Kuba dan Uruguay yang menggunakannya, meskipun Amerika Serikat juga membeli beberapa untuk dievaluasi.

Polandia 

Sekitar 1.409 BWP-1 (singkatan dari bahasa Polandia “Bojowy Wóz Piechoty” (“IFV”) yang mencakup versi Ob’yekt 765Sp2 dan Ob’yekt 765Sp3) diperoleh dari Uni Soviet pada tahun 1969. Yang pertama dioperasikan pada tahun 1972, batch lainnya mengikuti sampai 1979. Unit operasional pertama, yang dilatih dan siap bertugas adalah Ludowe Wojsko Polskie pada tahun 1973. BWP-1 kemudian digunakan oleh brigade kavaleri lapis baja ke-4 (Orzysz), Brigade Pertahanan Pesisir ke-7 (Słupsk), dan kemudian digunakan oleh satuan pasukan penjaga perdamaian KFOR Polandia. Selain itu, 22 kendaraan pengintai tipe BWR-1D (BRM-1K) dibeli pada tahun 1987, ditambah 16 kendaraan pengintai BWR-1S yang dimodernisasi, kali ini dari Republik Ceko (pada awal tahun 1990-an). BWR-1S digunakan oleh Batalyon Pengintaian ke-18 (Divisi Mekanis ke-16, Elbląg), dan Resimen Pengintaian ke-2 (Hrubieszów). Versi komando MP-31 kemudian digunakan sebagai dasar untuk pengembangan kendaraan komando ZWDSz 2. 5 MP-31 dan 6 ZWDSz-2 diketahui masih beroperasi pada tahun 2008. Sekarang, mereka sudah dianggap usang tetapi setelah tahun 1989, proses penggantian dengan BWP-2 terlalu sedikit, dengan hanya 62 kendaraan yanh diterima. Pada gilirannya, BWP-1 Polandia sebagian dijual ke Angola pada tahun 1995, dan sisanya direncanakan akan mendapat peningkatan ke standar BWP-1M “Puma“. Pada tahun 1999 Wojskowe Zakłady Motoryzacyjne Nr. 5 (WZM Nr. 5) di Poznan mengembangkan turret tak berawak baru pada tipe ini. Prototipe pertama diujicoba pada tahun 2011 dan empat batalyon mekanis direncanakan akan menggunakannya mulai tahun 2012. Selain itu, kendaraan ini diberikan perangkat penglihatan malam pasif baru, sistem komunikasi yang kemampuannya ditingkatkan. Untuk penggantian jangka panjangnya atas armada BWP-1, pilihan yang paling jelas tampaknya adalah BWP-2000 yang dikembangkan SUM Kalina minelayer oleh OBRUM Institute (Gliwice). Rencana modernisasi lainnya termasuk pemasangan kanon otomatis kaliber kecil baru, perangkat penglihatan siang/malam yang lebih baik, dan sistem perlindungan ERA. Turret Dragar asal Prancis, dan turret CV 9040 asal Swedia juga sempat diuji tetapi tidak jadi diadopsi. Kemungkinan besar mesin, sistem transmisi, dan suspensi perlu dirombak jika prosesnya ingin membuahkan hasil.

BWP-40 Polandia. (Sumber: https://www.tanks-encyclopedia.com/)
BWP-1M “Puma“. (Sumber: https://www.wzm.pl/)

Afrika 

Aljazair menerima 690 hingga 800 BMP-1 (kontrak tahun 1978) dari Uni Soviet, yang dikirim pada tahun 1979-1984. Sebuah kontrak lalu ditandatangani dengan Rusia untuk upgrade 400 kendaraan pada tahun 2006. Angola memesan 21 BMP-1 pada tahun 1993 dan 7 pada tahun 1999 (dari Belarus), yang dijual melalui perusahaan asal Bulgaria, ditambah 29 lagi didapat dari Bulgaria sendiri, 35 dan 183 dari Rusia. 65 unit lebih telah dikirimkan pada tahun 1998. Saat ini diperkirakan ada 150 BMP-1 dalam dinas operasional. Pasukan Chad dikabarkan berhasil merampas 36 BMP-1 milik Libya selama perang, yang kemudian dikirimkan ke AS pada tahun 1987 untuk menjalani evaluasi teknis. Sementara itu Pantai Gading memesan 13 BMP dari Belarus pada tahun 2002. Republik Demokratik Kongo memesan 20 BMP bekas Ukraina pada 2005. Mesir tercatat memperoleh 80 BMP-1 pada musim panas tahun 1973 dan 150 lagi didapat hingga bulan September. Setelah perang 30-50 unit diperoleh lagi, dan total ada 200 kendaraan yang masih ada pada tahun 1996, dimodifikasi kembali pada tahun 1979 dengan menggunakan mesin diesel buatan Perancis tipe Poyaud 520 6L CS2 yang menyediakan tenaga sebesar 310 hp (231 kW) pada kecepatan 2.800 rpm. Tipe ini dikenal sebagai BMP-1S. Guinea Equator memperolah 20 kendaraan dari Ceko pada tahun 2006. Eritrea diketahui menerima beberapa dari Ethiopia. Ethiopia memesan pada tahun 1977 sebanyak 170 kendaraan (bersama dengan 1000 rudal 9M14M Malyutka ATGM), tetapi hanya 20 yang masih beroperasi pada tahun 1995. Libya menerima tidak kurang dari 800 kendaraan dari Uni Soviet pada tahun 1979, dikirim hingga tahun 1982. Setelah perang dengan Chad 740 unit masih tercatat dalam inventory-nya, tetapi setelah perang saudara Libya, mungkin kurang dari 600 yang sekarang beroperasi. Maroko tercatat menerima 50 kendaraan, Mozambik 40 (pada 2003), Rwanda (tidak diketahui), Republik Demokratik Arab Sahrawi 50. Afrika Selatan merampas 6 unit BMP-1 di Angola dan satu digunakan untuk menguji Platform IST Dynamics Unmanned Multi-Weapon Platform. Sudan menerima 24 unit dari Rusia dan 1 dari Belarus (pada tahun 2004), Yaman Utara memiliki setidaknya 150 unit dalam dinas operasional (sekarang dinonaktifkan), sementara Yaman Selatan memesan 100 unit pada tahun 1983 dari Uni Soviet (dikirimkan tahun 1983-1984), dan 40 lagi pada tahun 1986.

BMP-1 Libya yang terbakar turretnya. (Sumber: https://www.defencetalk.com/)

Amerika 

Kuba memesan 200 BMP-1 pada tahun 1978 dari Uni Soviet. Pesanan ini dikirim antara tahun 1981-1988 dan 200 lainnya (dipesan pada tahun 1989) tiba pada tahun 1990. Semuanya kemudian ditingkatkan ke standar BMP-1P dengan pemasangan ATGM dan perangkat penglihatan yang lebih modern. Uruguay diketahui memesan sepuluh BMP-1 pada tahun 1995 (ex-Ceko), yang dikirimkan pada tahun 1996, lima lagi dipesan pada tahun yang sama (tiba pada tahun 1998) dan 3-5 unit pada tahun 1999 dengan total 18-20 kendaraan dibeli. AS sebagai rival “teknologi militer” Soviet/Russia setidaknya memiliki 4 BMP-1 eks-Irak (rampasan) dalam Perang Teluk, yang didahului oleh 36 (rampasan eks-Libya) pada 1987 dari Chad (untuk kebutuhan evaluasi teknis) dan 22 lagi dari Jerman (diperoleh tahun 1991,1993). Kendaraan-kendaraan ini kemudian digunakan dalam peran OPFOR, atau untuk digunakan latihan target dan sisanya dijual ke pihak swasta, museum dan koleksi pribadi. 

Sebuah BMP-1 yang digunakan dalam peran OPFOR di unit Brigade Lapis Baja ke-177 Amerika di Fort Irwin, 9 Februari 1987. (Sumber: https://en.m.wikipedia.org/)

Asia 

Afghanistan menerima 350 BMP-1 pada tahun 1979. Setelah tahun 2002, 60-80 BMP-1/2 tambahan dikirimkan oleh Rusia. Sementara itu, Armenia memiliki 212 BMP-1 dalam dinas operasional pada tahun 1994, yang berkurang menjadi tinggal 80 unit pada tahun 2006 ditambah 7 BMP-1K, 20 BRM-1 dalam dinas operasional. Azerbaijan tercatat memiliki 102 BMP-1 pada tahun 1992, dimana 21 unit masih terdaftar dalam inventory mereka pada tahun 2006. Kazakhstan diketahui memiliki 300 BMP-1 pada tahun 1995, tetapi jumlah ini berkurang menjadi 210 pada tahun 2005. Antara tahun 2002-2005 140 APC Boragh diperoleh dari Iran. Georgia memiliki 667 BMP-1 warisan dari Uni Soviet pada 1991 dan memesan 15 unit lagi pada 2007 dari Ukraina. Sekitar 80 BMP-1/2 milik Georgia direbut oleh Tentara Abkhazia dan sekitar 80 oleh Tentara Ossetia Selatan. Kirgistan mengoperasikan sekitar 349 BMP-1 pada tahun 1995, dan 274 pada tahun 2005 bersama dengan 113 BRM-1.

Kendaraan tempur Type 86 buatan China. (Sumber: https://www.ajhmall.tk/)

China memproduksi sekitar 3.000+ Type 86, tetapi pada tahun 2009 hanya sekitar 1.000 unit yang masih terdaftar dalam dinas operasional. India memesan pada tahun 1982 sekitar 350 sampai 700 BMP-1 dari Uni Soviet, yang dikirim hingga 1989. India memproduksi di bawah lisensi sekitar 100 hingga 450 BMP-1. 700 unit masih ada dalam dinas operasional aktif saat ini di India. Sementara itu, Mongolia memperoleh sekitar 400 BMP-1 bersama dengan 3000 rudal 9M14M Malyutka dari tahun 1981 hingga 1985, dimana 310 masih aktif pada 2003. Korea Utara memperoleh 100 BMP-1 pada tahun 1972 dari Uni Soviet, 122 lagi pada tahun 1984 (dikirim antara tahun 1985-1991), yang secara lokal dikenal sebagai Korshun (sekitar 200 ada dalam dinas operasional pada tahun 1996). Operator lainnya termasuk Brunei, Kamboja (70), Myanmar (50+ dari RRC), Sri Lanka (12 dari Ukraina pada tahun 1994), Tajikistan (40 pada tahun 1991, sekarang 10-11). Turkmenistan memiliki 538 BMP-1/2 pada dan 51 BRM-1 pada tahun 1995 (tinggal 12 pada tahun 2005) dan sekarang masih ada 156 BMP-1 beroperasi. Uzbekistan memiliki 180 plus 6 BRM-1 pada tahun 2005. Vietnam memiliki 150 BMP-1 pada 1979, yang jumlahnya bertambah menjadi 600 BMP-1 pada tahun 2009 hingga hari ini.

Eropa 

Sebagian besar negara-negara Eropa Timur mengadopsi BMP-1 (kecuali Yugoslavia), tetapi yang lebih mengejutkan adalah negara Netral seperti Swedia, negara-negara afiliasi NATO seperti Jerman (bekas eks-Jerman Timur) dan Yunani (eks-Jerman) menggunakannya juga. Albania memperoleh 17 BMP-1 (ex. Jerman Timur) pada tahun 1995. Belarus memiliki sekitar 938 BMP-1 pada tahun 1991, tetapi tinggal 109 dan 161 BRM-1 pada tahun 2005. Bulgaria membeli total 560, termasuk 100 BMP-1 pada tahun 1995 dari Rusia, yang saat ini masih aktif dalam dinas operasional. Dari 2.252 BMP-1 yang dimiliki pada tahun 1973-1989 sebagian besar diproduksi Cekoslovakia sendiri, sementara sisanya diimpor dari Uni Soviet). Sebelum pecahnya Cekoslovakia 1.006 BVP-1/BVP-1KS dan 265 kendaraan pengintai BPzV “Svatava” dibagi antara Ceko dan Slovakia. Selain itu, 151 BMP-1P/c sempat dikirimkan ke Jerman Timur. Pada tahun 1992 Republik Ceko memiliki 623 BVP-1 dan 145 BPzV “Svatava“, 605 masih ada dalam dinas operasional pada tahun 1995-96. 207 BVP-1 masih pada tahun 2008, dan ditempatkan di unit cadangan ditambah 76 BPzV “Svatava“, dan 15 BRM-1K. Slovakia memperoleh 383 BVP-1 dan 120 BPzV “Svatava“, tetapi saat ini hanya tersisa 308 BVP-1 dan 71 BPzV “Svatava“.

BPzV-1 Ceko. (Sumber: https://www.tanks-encyclopedia.com/)
BMP-1 Jerman Timur saat parade di Berlin, memperlihatkan 8 prajurit infanteri yang berdiri di belakang. (Sumber: https://www.tanks-encyclopedia.com/)
BMP-1 Swedia. (Sumber: https://www.facebook.com/)

Finlandia membeli 195 BMP-1 dari Uni Soviet dalam tiga batch, pada tahun 1981, 85 pada tahun 1982 (termasuk tipe 1K), dan akhirnya 110 unit BMP-1/1P pada tahun 1990 dari bekas Jerman Timur yang dimodernisasi pada tahun 1994–1997 oleh Patria Vammas Oy yang juga mengembangkan Kendaraan pengintai artileri BMP-1TJ “Tuija” yang beroperasi pada tahun 1996, semuanya ditarik dari dinas operasional pada tahun 2005 sementara 50 diantaranya diubah menjadi kendaraan komando dan pengamatan artileri. Yunani membeli dari Jerman 501 unit BMP-1A1 Ost standar untuk spesifikasi NATO (periode 1992-1994) dan kemudian menawarkan 500 unit sebagai bantuan ke Irak (100 unit diterima pada tahun 2005). 377 BMP-1 Yunani masih beroperasi pada tahun 2006, dan pada tahun 2014, beberapa menerima pemasangan senjata anti pesawat ZU-23-2 AA, sementara lebih banyak konversi direncanakan untuk dibuat. Jerman Timur diketahui memesan 1.133 BMP pada tahun 1974 yang dikirimkan oleh Uni Soviet pada tahun 1974-1982 (termasuk beberapa kendaraan buatan Ceko). Setelah reunifikasi, Bundeswehr mewarisi dari 850+ kendaraan ini (terutama model BMP-1P), yang kemudian dimodifikasi sesuai standar NATO. Kode baru mereka adalah BMP-1A1 Ost. 764 masih ada pada tahun 1994, 450 pada tahun 1996, yang kemudian dihapus atau dijual sebanyak: 110 ke Finlandia (pada 1990), 501 ke Yunani (pada 1993), dan ke Swedia. Hungaria tercatat memiliki 500 BMP-1/1K buatan Soviet yang dikirim pada tahun 1973-78 ditambah 2 unit buatan Ceko pada tahun 1994. Sekitar 487 BMP-1 dan 12 BRM-1K masih aktif pada tahun 2007, dimana sekarang ditempatkan sebagai cadangan. Moldova memperoleh 210 BMP-1/2 pada tahun 1994. Polandia memesan sekitar 1.409 BWP-1 pada tahun 1969, dikirimkan pada tahun 1972-1979, 22 BWR-1D (BRM-1K) didapat pada tahun 1987, bersama 16 kendaraan pengintai BWR-1S (BPzV yang dimodernisasi asal Ceko) pada tahun 1990-an. Sekitar 1.306 BWP-1, 33 BWP-1D, 5 MP-31 dan 6 ZWDSz-2 masih beroperasi pada tahun 2008. Rumania sempat membuat variannya sendiri, dalam wujud MLI-84, tetapi juga mengoperasikan beberapa kendaraan tipe PRP-4 “Nard” buatan Soviet. Pada tahun 2002, 177 MLI-84 terdaftar dalam dalam dinas operasional. Swedia memesan 12 BMP-1 standar NATO dari Jerman pada tahun 1993-97 untuk menjalani uji coba dan memesan 360 lagi pada tahun 1994 (dikirim antara tahun 1998-2001 dan dimodernisasi di Polandia). Semuanya dikenal di Swedia sebagai Pbv 501A. 340 unit masih ada dalam dinas operasional pada tahun 2006, sebelum ditarik dan dijual. Ukraina diketahui mengoperasikan sekitar 2.525 BMP-1 (pada tahun 1994) dan hanya tersisa 1.008 unit pada tahun 2005 bersama dengan 458 BRM-1K. Beberapa dimodernisasi menjadi standar BMP-1U sementara yang lain diubah menjadi kendaraan recovery lapis baja.

Timur Tengah 

Iran pasca-revolusi membeli 200 BMP-1 (bersama dengan 2000 rudal 9M14M Malyutka) pada tahun 1981 dari Suriah. 400 lebih diperoleh dari Uni Soviet (Buatan Ceko) pada tahun 1986, yang dikirim hingga tahun 1989. Beberapa Type 86 buatan China juga dibeli. 200 unit diperkirakan masih beroperasi pada tahun 1996. Tetapi Iran juga memproduksi dari tahun 1997 sekitar 80 Boragh IFV (dari tahun 2001-2008), dan 140 versi APC pada tahun 2005-2008. Irak memesan 200 BMP-1 pada tahun 1973 dari Uni Soviet (dikirim pada tahun 1974-1975) dengan 750 lagi pada tahun 1981 (buatan Ceko, dikirimkan tahun 1981-1987), ditambah beberapa Type 86 buatan China. 1.500 BMP tercatat beroperasi di Angkatan Darat Irak pada tahun 1990. 900 unit masih tersisa pada tahun 2002. Angkatan Darat Irak yang baru memperoleh 100 BMP-1A1 Ost dari Yunani pada tahun 2005 dan 110 dari Ukraina pada tahun 2007. Saat ini, 434 BMP-1 dari berbagai jenis masih aktif di Irak. Israel diketahui memiliki beberapa BMP-1 yang dirampas selama Perang Yom Kippur pada tahun 1973, beberapa dikonversi sebagai kendaraan pembawa mortir. Lebanon adalah mantan operator BMP-1, dengan kendaraan ini disediakan oleh Suriah dan Uni Soviet (pinjaman) dari tahun 1983-1990 (untuk milisi Partai Sosialis Progresif Druze). Suriah memperoleh sekitar 170 BMP-1 sebelum Perang Yom Kippur 1973. Pada tahun 1977, 2.300 BMP-1 dibeli dari Uni Soviet (dikirim antara tahun 1977-1989) yang diperkirakan 2.100 masih aktif pada tahun 2005. Hari ini, setelah bertahun-tahun perang saudara, jumlah ini mungkin telah berkurang sekitar 1.900 atau kurang.

BMP-1 Irak. (Sumber: https://commons.wikimedia.org/)

PENGALAMAN TEMPUR

Unit pertama yang menerima BMP-1 tersebut adalah Divisi Senapan Pengawal ke-120, yang menguji prototipe kendaraan tempur infanteri Ob’jekt 765 dari bulan Januari hingga November 1965. Program di bawah pimpinan Mayor Vasiliy Samodelov, yang membantu menguji sebuah kendaraan pra-produksi pada tahun 1966. Produksi massal BMP-1 diluncurkan tahun depannya. BMP-1 baru terungkap ke media Barat selama parade militer tanggal 7 November 1967 di Moskow. Kehadirannya segera menciptakan kegemparan di antara para spesialis militer karena umumnya APC bersenjata ringan dan dilindungi secara terbatas. Sejauh ini hanya Jerman Barat yang berani masuk ke dalam konsep seperti BMP-1, meski tidak terlalu meyakinkan. Secara taktis kendaraan ini dibagikan untuk divisi senapan bermotor, dan resimen senapan bermotor untuk divisi-divisi tank. BMP-1 mengganti APC beroda BTR-152 yang lebih tua, juga BTR-50P dan BTR-60P. Sementara itu, para ahli tank Soviet tanpa henti memperdebatkan peran yang dimaksudkan atau bahkan kegunaan dari konsep BMP, karena bagaimanapun kendaraan ini memiliki pelindung armor yang lemah dan persenjataan relatif ringan dibandingkan dengan MBT mana pun, tetapi dengan demikian, tetap harus bekerja sama erat di dalam jarak dekat, di tengah pertempuran, disamping BMP lebih mahal daripada APC beroda. Ketika perang konvensional kembali marak pada akhir 1970-an, cara-cara baru untuk menggunakan BMP perlu didefinisikan ulang lagi, dengan mempertimbangkan ketersediaan besar senjata ATGM di arsenal sekutu untuk mengatasi sejumlah besar kendaraan lapis baja Soviet. Akhirnya, dengan memiliki prajurit di dalam kendaraan, BMP dapat digunakan dengan baik saat membuat terobosan, atau mengejar pasukan musuh yang mundur.

BMP-1 dalam latihan tempur. (Sumber: https://id.pinterest.com/)

Keterkejutan di Barat pada kendaraan ini lebih karena BMP-1 punya konsep yang tidak biasa. Kendaraan ini tidak terlihat sebagai APC begitu juga sebagai tank ringan karena PT-76 sudah beroperasi di masa itu. Selain itu, tidak ada yang setara dengan jenis kendaraan ini di blok Barat. Sebagai pengingat, IFV pertama akan muncul dalam dinas militer AS, yakni Bradley baru muncul pada tahun 1980-an. Kesenjangan yang signifikan ini terjadi selama 10 hingga 15 tahun, disamping Bradley tidak dibuat dalam jumlah yang setara dengan BMP-1. Di Afganistan BMP-1 berada di garis depan karena ketersediaannya dalam yang besar dan karena perlindungan/persenjataan-nya yang lebih baik daripada APC biasa. BMP-1 dioperasikan baik oleh unit senapan bermotor dan tank, juga oleh unit pasukan khusus Soviet. Namun, mereka dengan cepat menunjukkan keterbatasannya saat dioperasikan di daerah pegunungan. BMP-1 awalnya dimaksudkan untuk digunakan di dataran terbuka dan kawasan hutan di seluruh Eropa, dalam kondisi perang nuklir. Ketika melalui jalan sempit dan medan sekitarnya yang tidak dapat dilalui, BMP-1 menjadi mangsa dari ranjau darat, penyergapan gerilyawan Mujahidin. Dalam situasi ini kemampuan AT-nya menjadi tidak berguna.

BMP-1 hancur di Afghanistan. (Sumber: https://twitter.com/)
BMP-1D. (Sumber: https://www.tanks-encyclopedia.com/)

Pengalaman ini kemudian menyebabkan munculnya peningkatan pada model yang dikenal sebagai BMP-1D (D=’desantnaya‘=paratroopers/pasukan payung, kadang-kadang disebut juga sebagai varian “Afghanistan”), yang segera digunakan pada tahun 1982. Modifikasi tambahan juga diterapkan oleh berbagai unit. Pengelasan peluncur granat otomatis AGS-17 “Plamya” ditambahkan untuk menangani penyergapan di kawasan pegunungan, menggantikan peluncur ATGM. Sementara itu penambahan mortir otomatis 2B9 “Vasilek” kaliber 82 mm di atap kompartemen pasukan, juga menjadi hal yang biasa. Peluru OG-9 HE-Fragmentation kaliber 73 mm dirancang untuk menangani target dengan perlindungan ringan dan pasukan infanteri, tetapi memiliki dispersi yang besar dan tidak akurat, serta jangkauan dan kecepatan menembaknya rendah, yang berarti terkadang tidak dapat menemukan targetnya melewati dinding tebal. Sebaliknya, peluru PG-9 HEAT (antitank) digunakan untuk menghadapi bangunan khas Afghanistan tetapi efek fragmentasinya agak buruk. Oleh karena itu BMP-1PG (Ob’yekt 765Sp8) yang dikembangkan oleh Kurgan Engineering Works, diberi tambahan peluncur granat AGS-17 yang dipasang di sisi kiri atap turret. Beberapa BMP-1 juga digunakan di Afghanistan untuk mendukung operasi udara dengan penambahan RPG-16 anti-tank yang diluncurkan dari bahu pada BMD-1 IFV. 81st Guards motor rifle regiment bersama dengan unit lain dari 90th Guard Red Banner of the Lvov tank division pada tahun 1993 dan mengambil bagian dalam Perang Chechnya pertama, dengan mengerahkan 31 MBT dan 96 IFV. Selama penyerangan di kota Grozny (31 Desember 1994), batalyon senapan bermotor ke-1 dan brigade senapan bermotor Maykop ke-131 merebut stasiun kereta api di pusat kota, sementara Batalyon senapan bermotor ke-2 memblokir istana kepresidenan. Namun, mereka harus membuat pertahanan di pos-pos mereka setelah terjebak di jalanan, dan menderita sekitar 150 korban akibat dari aksi penembak jitu dan serangan RPG. Unit ini kemudian dikirim ke bandara Severny (bulan Februari 1994), kemudian menjaga stasiun kereta api Chervlennaya dan Chervlennaya-Uzlovaya, sebelum ditarik pada April 1995. Saat ini sekitar 1.000 dari IFV ini masih beroperasi dengan militer Rusia dan Satuan Kementerian Dalam Negeri, sedangkan 7.000 lainnya berada di gudang-gudang penyimpanan.

BMP-1 Mesir. (Sumber: https://www.armyrecognition.com/)

Sementara itu, aksi pertama BMP-1 terjadi pada tanggal 8 Oktober 1973 ketika Suriah (memiliki antara 150 dan 170 unit) dan Tentara Mesir (80+150 yang didapat pada bulan Juli-September) yang baru saja membeli ratusan BMP-1 menggunakannya untuk melawan Tentara Israel. Suriah hanya mengerahkan sekitar 100 BMP-1 di garis depan, sisanya digunakan oleh para pengawal Presiden Hafez al-Assad. Banyak BMP-1 Suriah yang dipakai di Dataran Tinggi Golan, hilang di Quneitra karena masalah mekanis dan kurangnya pengalaman para awaknya awak. Jarak tembak dari meriamnya yang relatif pendek dikritik bersama dengan ATGM-nya yang sulit untuk membidik secara akurat. Namun, baik kru Mesir dan Suriah memuji kecepatan dan kelincahannya. Secara khusus, BMP-1 ditemukan mampu untuk melintasi rawa-rawa garam di kawasan Kantara utara, yang terkenal tidak dapat dilewati. Keunggulan ini membuat kagum militer Israel. Kemampuannya untuk berenang juga terbukti berguna ketika digunakan oleh orang-orang Mesir pada gelombang pertama penyeberangan Terusan Suez. Awak Mesir dari divisi lapis baja ke-4 yang menggunakan BMP-1 untuk dukungan tembakan divisi infanteri ke-2 dan ke-18 di Kantara menghargai BMP-1 karena kecepatan dan kemampuan manuvernya yang tinggi tetapi menilai buruk ventilasi kendaraannya, (awak dan personel infanteri Mesir sangat menderita karena kepanasan dan untuk mengimbangi kekurangan ini, mereka membiarkan beberapa palka kendaraan tetap terbuka, bahkan di zona pertempuran). Orang-orang Mesir juga menemukan kompartemen pasukan di dalam kendaraan terlalu sempit bagi delapan tentara yang bersenjata lengkap untuk dapat segera keluar/masuk kendaraan. Akibatnya, BMP-1 Mesir biasanya hanya mengangkut enam prajurit. Mesir membagikan BMP-1 dengan batalyon infanteri mekanik pada divisi tank dan divisi infanteri mekanis.

Dua BMP-1 IFV yang rusak di pangkalan militer Israel, 1 Mei 1974. Mereka dirampas dari Suriah atau Mesir selama Perang Yom Kippur. (Sumber: https://en.m.wikipedia.org/)

Brigade tank Israel menderita kerugian yang sangat tinggi selama serangan Suriah. Israel mencatat bahwa ATGM “Malyutka“, (termasuk yang diluncurkan dari BMP-1), sangat mematikan untuk dipakai melawan tank-tank mereka (Jenis Sho’t, M48A3 dan M60A1 Patton). Meski demikian, Israel mampu menghancurkan atau merampas 40-60 BMP-1 Mesir dan 50-60 BMP-1 Suriah dari total lebih dari 200 APC dan IFV Arab yang dihancurkan atau dirampas. Sekitar setengah dari IFV Suriah yang ditinggalkan oleh kru mereka mengalami kerusakan mekanis kecil. Ketidakmampuan kru yang tidak berpengalaman (yang menerima BMP-1 tepat sebelum dimulainya perang), untuk melakukan perawatan pada kendaraan baru, juga merupakan faktor yang menentukan. Selama Perang Yom Kippur, lapisan armor BMP-1 terbukti rentan terhadap meriam recoilless ringan kaliber 106 mm. Dalam pertempuran di Wadi Mabuk, sektor selatan, pada tanggal 13 Oktober, tentara Israel menemukan pelindung belakang turret BMP rentan terhadap peluru penembus baja dari senapan mesin berat kaliber .50. Salah satu BMP-1 pertama yang dirampas lalu diangkut ke bandara Ben-Gurion untuk penyelidikan rinci oleh spesialis Israel dan Amerika. Jumlah BMP-1 yang digunakan oleh pasukan Arab terlalu kecil untuk mempengaruhi hasil akhir Perang Yom Kippur, tetapi inovasi yang mereka bawa ke taktik pertempuran menarik perhatian banyak spesialis militer dunia atas jenis AFV baru ini. Namun demikian, Perang Yom Kippur tidak mengkonfirmasi bahwa taktik IFV dapat dijalankan. Pelajaran yang didapat dari Perang Yom Kippur bagaimanapun sangat berharga bagi para insinyur Soviet, meskipun untuk Soviet sendiri ujian sebenarnya akan datang dengan pecahnya perang di Afghanistan. Di Afrika, BMP-1 tercatat digunakan oleh unit-unit Angola dan Kuba untuk melawan pasukan Afrika Selatan. Lebih dari 300 AFV ringan dari berbagai jenis dikirim ke Angola pada tahun 1975-1976 dan terbukti cukup berguna. Beberapa BVP-1 “Strop” SPAAG asal Ceko juga terlihat beraksi dengan pasukan Angola dan Kuba. Enam BMP-1 dihancurkan ditambah enam lainnya dirampas oleh pasukan SADF di Pertempuran Cuito Cuanavale (Oktober-November 1987). Kendaraan rampasan ini lalu dievaluasi secara menyeluruh. Paket modernisasi bahkan kemudian dirancang dengan IST Dynamics Unmanned Multi-Weapon Platform untuk tujuan ekspor. 

Peluncur roket BM-21 dan BMP-1 FAPLA dirampas oleh UNITA di Angola. (Sumber: https://en.m.wikipedia.org/)

BMP-1 dibeli dalam jumlah besar oleh Irak, dengan batch pertama sebanyak 200 kendaraan dibeli pada tahun 1973 dari Uni Soviet (dikirim pada tahun 1974 dan 1975) dan 750 lainnya, yang tampaknya dibuat oleh Ceko, dikirim dari tahun 1981 hingga 1987 dengan total 950 BMP-1 aktif dalam Perang Iran-Irak. Di sini BMP-1 berguna untuk menghadapi serangan gelombang manusia Iran, meski menunjukkan kerentanan yang lalu diperbaiki kemudian sebelum invasi ke Kuwait. Sementara itu, selain sejumlah Tipe 86 (Salinan BMP-1 yang lebih murah) asal China, yang tidak diketahui pasti jumlahnya, Irak memiliki sekitar 1.500 BMP dari semua jenis pada tahun 1990. Pada tahap itu, dua varian dikembangkan: Varian lapis baja yang disebut ” Saddam I“, pertama kali terungkap dalam pameran di Baghdad tahun 1989. Tipe ini memiliki panel lapis baja applique yang diproduksi secara lokal untuk dipasang di sisi bagian lambung dan turret, dimana kemudian membuatnya tampak seperti varian “Afghanistan” asal Soviet (BMP-1D). Panel lain mungkin juga dipasang untuk melindungi hidung dan perut kendaraan dari ancaman ranjau. Namun penambahan beban ini tidak dikompensasikan dengan peningkatan kekuatan mesin, dan akibatnya kendaraan ini tidak pernah diproduksi. Kemudian muncul varian kedua yakni, Saddam II, yang menerima side skirt karet, pelindung tambahan (lebih ringan) di sisi lambung atas dan kotak ATU. Beberapa jenis tipe ini dibuat dan diberikan kepada pasukan Pengawal Republik. Selain itu ada juga konversi ambulans lapis baja asal tahun 1985 (kode NATO: BMP-1SM) yang tidak memiliki turret dan memiliki bagian belakang yang memanjang. Pada tahun 1991 dalam pertarungan melawan Pasukan AS, 1800 BMP Irak digunakan untuk melawan sekitar 2.200 M2 dan M3 Bradley AFV. Yang terjadi adalah bencana, dengan meminjam kata-kata dari kru Bradley, “kami telah membantai kendaraan-kendaraan ini di kiri dan kanan kami”. Selama pertempuran di Medina Ridge, satu Bradley menghancurkan BMP pertama hanya dengan tiga peluru kanon kaliber 25 mm, dan dua kendaraan lainnya dengan sembilan peluru dalam baku tembak selama 60 detik dengan berbagai kendaraan IFV milik pasukan Republik Irak.

Pasukan Amerika memeriksa BMP-1 Irak yang dirampas dalam Perang Teluk 1991. (Sumber: https://www.tanks-encyclopedia.com/)
BMP Irak tertembak beberapa kali dan ditinggalkan, dalam Operasi Badai Gurun 1991. (Sumber: https://www.tanks-encyclopedia.com/)
BMP-1 Tentara Irak Baru. (Sumber: https://www.tanks-encyclopedia.com/)

Pada tanggal 26 Februari 1991, korps VII Amerika menyerang beberapa unit lapis baja pasukan Irak di utara Kuwait pada pukul 16:20 malam, dengan menghancurkan 13 BMP-1 (serta 13 tank T-72), dan pada pukul 18:30 empat kendaraan lagi dihancurkan oleh tank-tank Abrams. Namun, dalam Pertempuran 73 Easting, sebuah BMP-1 Irak berhasil menaklukkan sebuah M2 Bradley AS dengan menggunakan meriam kaliber 73 mm-nya. Tembakan yang pertama memantul dari lapisan armor Bradley, tetapi yang tembakan yang kedua mampu menembus lapisan di bawah peluncur rudal ATGM TOW, menewaskan penembak dan melukai kru lainnya. Pada tanggal 2 Maret 1991 ketika mendapati adanya upaya pelarian dari divisi Garda Republik Irak “Hammurabi“, kendaraan-kendaraan Bradley dari divisi lapis baja ke-24 AS ditembaki, sampai helikopter-helikopter AH-64 Apache dipanggil untuk membantu, dimana keduanya menghancurkan sekitar 49 BMP. Sisa-sisa BMP-1 Irak masih aktif dalam perang tahun 2003. Sekitar 434 masih ada dalam dinas operasional saat ini bersama dengan tentara Irak baru dan Brigade Mekanik ke-1 yang berbasis di Taji. Beberapa di antaranya adalah bekas BMP-1 berstandar NATO “Ost” bekas Yunani. Sementara itu, BMP-1 telah digunakan secara luas oleh semua faksi yang berperang dalam Perang Saudara Suriah karena stoknya yang tersedia dalam jumlah besar. Sejak tahun 2017 kelompok Hayat Tahrir al-Sham telah menggunakan BMP-1 yang dirampas sebagai wahana pembawa alat peledak improvisasi dalam serangan bunuh diri. Keuntungan kendaraan dalam peran ini adalah jumlah besar bahan peledak yang dapat dibawanya, kemampuan off-road yang diberikan oleh trek dan pelindungnya yang melindungi pengemudi dari tembakan dan memperkuat efek ledakan.

Varian BMP-1 Armenia yang diupgrade dengan turret senjata anti pesawat ZU-23-2. (Sumber: https://twitter.com/)

Perang di Nagorno-Karabakh membuat orang-orang Armenia merampas 49 BMP-1 (asal resimen senapan bermotor ke-366 Rusia) yang rencananya akan ditarik dari Stepanakert pada bulan Maret 1992. Dalam konflik ini, Azerbaijan kehilangan 38 BMP-1 hingga tahun 1994 sedangkan Armenia kehilangan 51 hingga 53 IFV. Armenia juga menguji dan mengonversi enam ATGM “Malyutka” 9M14M untuk dipasangkan pada kendaraan penghancur tank 9P122 yang berbasis dari BRDM-2, dengan penempatan bagian atas belakang turret. Kemudian dalam Perang di Abkhazia (1992-1993), Georgia yang memiliki keunggulan luar biasa dalam hal jumlah, menerima tambahan 111 BMP-1 dari divisi senapan motor ke-10 Rusia (Akhaltsikhe), ditambah 6 lagi yang diberikan oleh Kementerian Dalam Negeri, serta kemudian tambahan 25 BMP-1 direbut di bengkel perbaikan tangki Tbilisi. Namun pasukan Abkhazia berhasil memperoleh lusinan BMP-1 yang dirampas atau dikirim dari Rusia. Pada Pertempuran di Gagra (2 Oktober 1992), 12 BMP Georgia direbut oleh pasukan Abkhazia, dan 2 lainnya dihancurkan, sedangkan 4 lainnya turut dirampas. Pada serangan malam yang dilancarkan pasukan Abkhazia di Shroma, Georgia kembali kehilangan 2 BMP saat berhadapan dengan 4 BMP Abkhazia pada tanggal 3-4 November 1992. Sekitar 70 IFV dikerahkan di daerah Sukhumi sebelum serangan dilancarakan oleh pasukan Abkhazia (dilancarkan pada tanggal 15 Maret 1993). Pasukan Abkhazia diketahui menempatkan pelindung samping tambahan di BMP-1 mereka.

BMP-1 tentara India di Sri Lanka. (Sumber: https://theprint.in/)

Di Asia Selatan, BMP-1 India berpartisipasi dalam operasi yang sulit saat melawan pemberontak Tamil di Sri Lanka pada bulan Oktober 1987 (Operasi Pawan), ketika pesawat-pesawat pengangkut India menerbangkan sekitar 2.200 sorti, untuk mengirimkan tank T-72 MBT, BMP-1 dan peralatan lain untuk unit India yang tidak dilengkapi dengan senjata berat pada awalnya. Ini adalah upaya untuk meminimalkan kerugian sipil dan kerusakan yang terjadi di Jaffna. Di beberapa daerah ranjau anti-personil dilawan dengan mengendarai BMP-1 dan T-72 MBT di atasnya. AFV digunakan sebagai dukungan selama serangan terhadap posisi musuh. Di tempat lain, BMP-1 dari brigade infanteri ke-72 dengan kolonel D.S. Saraon dan sembilan tentara di dalamnya menabrak ranjau yang mengakibatkan kematian mereka. BMP-1, selain dalam konflik-konflik diatas juga dikerahkan dalam: Perang Saudara Lebanon (1975–1990), Perang Sahara Barat (1975–1991), Konflik Chad-Libya (1978–1987), Perang Toyota (1986–1987), Perang Saudara Sri Lanka (1983–2009), Perang Saudara Georgia ( 1988–1993), Perang di Ossetia Selatan (1991–1992), Perang di Abkhazia (1992–1993), Perang Nagorno-Karabakh (1988–1994), konflik Georgia-Ossetia (1989), Perang Saudara di Tajikistan (1992–1997 ), Perang Saudara di Yaman (1994), Perang Amerika Serikat di Afghanistan (2001), Perang Ossetia Selatan (2008), Perang Saudara Libya (2011), Perang Saudara Kedua Pantai Gading (2011), Pemberontakan Suriah, Perang Donbass (2014). Hingga kini BMP-1 masih tetap beroperasi dalam jumlah besar. Diperkirakan sekitar 7.000 kendaraan lapis baja ini masih dipakai oleh lebih dari 30 operator di seluruh dunia (tidak termasuk Rusia).

Spesifikasi (Ob’yekt 765Sp3)

Bobot : 13.2 ton (13.0 long ton; 14.6 short tons)

Panjang : 6.735 m (22 ft 1.2 in)

Lebar : 2.94 m (9 ft 8 in)[7]

Tinggi : 2.068 m (6 ft 9.4 in)

Kru : 3 (komandan, pengemudi and penembak) + 8 penumpang

Lapisan baja : 6–33 mm (0.24–1.30 in) welded rolled steel

Persenjataan utama : 73 mm 2A28 Grom low pressure smoothbore short-recoil semi-automatic gun (kapasitas 40 peluru) dengan peluncur ATGM untuk rudal 9M14 Malyutka (4 rudal) atau turret dengan kanon otomatis 2A42/2A72 

Persenjataan pendamping : Senapan mesin koaksial kaliber 7.62 mm (dengan 2,000 peluru)

Mesin : UTD-20, 6-cylinder 4-stroke V-shaped airless-injection water-cooled multifuel 15.8 liter diesel berkapasitas 300 hp (224 kW) pada kecepatan 2,600 rpm

Rasio tenaga/bobot : 22.7 hp/ton (17.0 kW/ton)

Suspensi : Individual torsion bar with hydraulic shock absorbers pada roda ke-1 dan 6th

Ground clearance : 370 mm (15 in)

Kapasitas bahan bakar : 462 l (102 imp gal; 122 US gal)

Jangkauan Operasional : 600 km (370 mi) di jalanan; 500 km (310 mi) off-road

Kecepatan Maksimum : 65 km/h (40 mph) di jalanan; 45 km/h (28 mph) off-road; 7–8 km/h (4.3–5.0 mph) di air

Diterjemahkan dan ditambahkan kembali dari:

BMP-1

https://www.tanks-encyclopedia.com/coldwar/ussr/soviet_BMP-1.php

BMP-1AM by Marisa Belhote

https://www.google.com/amp/s/tanks-encyclopedia.com/bmp-1am/amp/

BMP-1

http://www.army-guide.com/eng/product1023.html

BMP-1 Infantry fighting vehicle

http://www.military-today.com/apc/bmp1.htm

BMP-1 (Boyevaya Mashina Pekhoty) Infantry Fighting Vehicle (IFV) / Light Tank [1966] 

https://www.militaryfactory.com/armor/detail.php?armor_id=49

BMP-1 IFV Tracked Armoured Infantry Fighting Vehicle – Russia

https://www.google.com/amp/s/www.armyrecognition.com/russia_russian_army_light_armoured_vehicle_uk/bmp-1_armoured_infantry_fighting_vehicle_technical_data_sheet_specifications_pictures_video.amp.html

https://en.m.wikipedia.org/wiki/BMP-1

https://en.m.wikipedia.org/wiki/BMP-1_service_history

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *