Perang Vietnam

Duel F-4 vs MiG-19 diatas Vietnam, berbuah Rekor Dunia Tembakan Kanon Supersonik

MiG itu jatuh di padang rumput hijau, meledak menjadi bola api oranye besar. Manuver quarter-roll dan zoom Brenda 01 dihentikan pada ketinggian 15.000 kaki dengan kecepatan udara yang ditunjukkan masih di atas 600 knot (1.111,2 km/jam). Pada tanggal 2 Juni 1972 sekitar pukul 13.30, Brenda 01, sebuah F-4E, dengan nomor ekor 68210, diterbangkan oleh Mayor Philip Winston “Hands” Handley menembak jatuh sebuah MiG-19 dengan tembakan kanon otomatis kaliber 20mm M61A1 Vulcan, kira-kira 65 km sebelah timur laut Hanoi. Menurut buku Kolonel Phil “Hands” Handley, Nickel On The Grass Reflections of a U.S. Air Force Pilot, pada saat penembakan terjadi, perkiraan parameter penerbangan adalah: kecepatan F-4 di atas 1,2 mach (800+ kts); Kecepatan MiG-19 0,77 mach (500 kts); ketinggian di atas medan 500 kaki (152,4 meter); rentang kemiringan 200-300 kaki (61-91 meter); dan sudut perlintasan jalur penerbangan 90 derajat. Ini adalah satu-satunya MiG-19 yang ditembak jatuh oleh tembakan kanon selama perang di Asia Tenggara, dan diyakini sebagai penembakan dengan kecepatan tertinggi dalam sejarah pertempuran udara dan satu-satunya penembakan kanon pada kecepatan supersonik di dunia.

Buku Kolonel Phil “Hands” Handley, Nickel On The Grass Reflections of a U.S. Air Force Pilot. (Sumber: https://www.amazon.com/)

HANDLEY: THE MAN

Phil “Hands” Handley lahir pada tanggal 9 April 1935, di Wellington, Texas, dari pasangan Bura dan Lila Handley. Ia bercita-cita menjadi pilot pesawat tempur Army Air Corp (Elemen Udara Angkatan Darat Amerika) sejak pertama kali ia melihat gambar-gambar pesawat-pesawat tempur hebat berpenggerak piston era Perang Dunia II. Dia kemudian kuliah di University of Texas di Austin mengambil jurusan teknik perminyakan dan bergabung dengan AFROTC (Air Force Reserve Officer Training Corps/Pelatihan Korps Perwira Cadangan Angkatan Udara). Selama pemeriksaan fisik penerbangan pra-induksi dia diberitahu bahwa penglihatannya terbatas dan pada akhir semester terakhirnya diragukan bahwa dia akan memenuhi syarat untuk mengikuti pelatihan pilot. Dia kemudian membuat keputusan penting yang tidak pernah dia sesali. Langsung melanjutkan ke Kantor Perekrutan Angkatan Udara, Handley mengikuti Program Kadet Penerbangan, sehingga kehilangan gelar dan pangkatnya yang tinggal beberapa bulan lagi didapatkannya. Setelah lulus dengan nilai tertinggi di kelas pelatihan pilot pada tahun 1959, dan pelatihan tingkat lanjut dengan menerbangkan jet tempur F-86 pada tahun 1960, ia terkejut mengetahui bahwa satu-satunya pilihan penugasannya adalah di Komando Udara Strategis untuk menerbangkan pesawat pembom B-47 atau pesawat angkut C-130. Daya tarik Perancis lalu membujuknya untuk memilih penugasan di pesawat angkut C-130A di Pangkalan Udara Evreux-Fauville, yang terletak 70 mil (113 km) sebelah barat Paris. Ia bertemu dan kemudian menikah dengan Solvejg Fletterman pada tanggal 1 September 1961 di Evreux, Prancis saat mengikuti pelatihan pilot disana. Mereka memiliki dua anak, yakni Philip Jr. dan Andrea. Setelah hampir empat tahun melakukan upaya sia-sia untuk kembali ke penugasan menerbangkan pesawat tempur taktis, semua harapannya memudar ketika ia ditugaskan sebagai pemeriksa penerbangan di Wing Pengangkut Pasukan (TCW) ke-317 di Lockbourne AFB, Ohio.

Kolonel Philip W. Handley. (Sumber: http://www.usaf317thvet.org/)
Model awal pesawat angkut Lockheed C-130A Hercules USAF. Bercita-cita menjadi pilot pesawat tempur, Handley mendapati dirinya mendapat penugasan pertama menjadi pilot pesawat angkut Hercules. (Sumber: https://id.pinterest.com/)
Pesawat tempur F-4C Phantom II. Mengakhiri tugas 5 tahunnya dengan pesawat angkut C-130 Hercules, Handley menerbangkan jet tempur F-4C di Davis Monthan AFB pada tahun 1969. (Sumber: https://wiki.warthunder.com/)

Nasib baik akhirnya tersenyum padanya ketika dia ditunjuk sebagai pilot demonstrasi pesawat C-130 untuk Pertunjukan Udara Hari Angkatan Bersenjata di Lockbourne pada tanggal 4 Juli 1965. Demonstrasi berikutnya terdiri dari manuver rotasi ke terbang menanjak vertikal dari lepas landas dan diakhiri dengan pendaratan sejauh 200 kaki (61 meter) tepat di depan stand peninjauan. Setelah mesin dimatikan, ia langsung dipanggil ke kantor komandan wing yang menganggap jasanya tidak lagi diperlukan di 317 TCW. Handley lalu diperintahkan kembali ke Williams AFB, Arizona, di mana dia melakukan penerbangan pemeriksaan fungsional dengan pesawat latih T-37, T-38, dan F-5 dan dengan demikian mengakhiri tugas 5 tahunnya dengan pesawat angkut C-130 Hercules yang hebat. Setelah terbang dengan jet tempur F-4C di Davis Monthan AFB pada tahun 1969, dia akan menerbangkan F-4 selama 17 tahun berikutnya. Misi terbangnya dengan pesawat F-4 Phantom II, kemudian membawanya ke Vietnam, dimana saat itu pertempuran-pertempuran udara sedang menuju tahun-tahun terakhirnya.

MIG VS PHANTOM

Pertempuran udara sengit yang identik dengan Operasi Linebacker antara tahun 1972-73 di Vietnam Utara menyebabkan awak pesawat-pesawat tempur F-4 Phantom II USAF mengklaim menembak jatuh 48 jet tempur MiG-19 dan MiG-21 Vietnam Utara. Sementara itu, meskipun USAF telah memperkenalkan beberapa inisiatif untuk memperbarui rudal yang digunakan pesawat-pesawat Phantom ll dan meningkatkan taktik yang dipakai sejak operasi Rolling Thunder berakhir empat tahun sebelumnya, USAF akhirnya mengerahkan pesawat-pesawat F-4E yang dilengkapi kanon, dan kanon kaliber 20mm-nya ini berhasil menembak jatuh tujuh pesawat lawan. Modifikasi pada peralatan elektronik lainnya – terutama penambahan perangkat interogator IFF APX-80 Combat Tree – memungkinkan penggunaan rudal AIM-7 Sparrow secara lebih efektif. Namun demikian, keandalan rudal yang buruk dan taktik yang tidak fleksibel menyebabkan rendahnya skor kemenangan atas pesawat-pesawat MiG Angkatan Udara Rakyat Vietnam (VPAF) ketika pertempuran udara di Vietnam Utara dilanjutkan pada awal tahun 1972. Rudal udara-ke-udara supersonik yang dipakai F-4 Phantom II terkenal tidak dapat diandalkan di langit Vietnam. Jika Phantom yang diterbangkan seorang pilot adalah model awal dan rudal-rudal tersebut gagal berfungsi dalam pertempuran udara, inilah saatnya bagi mereka untuk segera kabur dari angkasa.

Dalam Operasi Linebacker antara tahun 1972-73 di Vietnam Utara, awak pesawat-pesawat tempur F-4 Phantom II USAF mengklaim menembak jatuh 48 jet tempur MiG-19 dan MiG-21 Vietnam Utara. (Sumber: https://www.amazon.com/)
F-4E Phantom ll . Empat tahun setelah berakhirnya Operasi Rolling Thunder, USAF akhirnya mengerahkan pesawat-pesawat F-4E yang dilengkapi kanon, dan kanon kaliber 20mm-nya ini berhasil menembak jatuh tujuh pesawat lawan. (Sumber: https://forum.dcs.world/)
Formasi ‘fluid four‘. Di Vietnam formasi ini seringkali menempatkan jet nomor empat pada posisi rentan saat menghadapi sergapan musuh. (Sumber: https://www.combataircraft.com/)

Seperti yang diceritakan oleh Peter E Davies dalam bukunya USAF F-4 Phantom II MiG Killers 1972-73, bulan Juni 1972 membawa peningkatan aktivitas pesawat-pesawat MiG yang stabil, yang menyebabkan hilangnya tujuh pesawat USAF, semuanya jenis F-4. Dalam periode itu hanya dua MiG yang berhasil ditembak jatuh oleh pesawat-pesawat tempur USAF sebagai balasannya (di sisi lain Angkatan Laut AS mengklaim tiga lagi pesawat MiG). Sebuah Penerbangan MiGCAP dari TRW ke-432 diketahui mengejar formasi umpan pesawat-pesawat MiG-19 pada tanggal 13 Juni, namun jet-jet F-4 kemudian dijebak dari belakang oleh dua MiG-21 dan sebuah F-4E dengan nomor 67-0365 (Skuadron TFS ke-308) ditembak jatuh. Kerugian ini semakin menambah keraguan terhadap konsep formasi ‘fluid four‘ yang seringkali menempatkan jet nomor empat pada posisi rentan dan pada kesempatan seperti ini dapat membuat dua letnan satu berakhir ditawan musuh. Serangan supersonik dari pesawat-pesawat MiG yang menebas dari posisi ketinggian di belakang jet-jet F-4 yang bergerak lebih lambat terbukti sulit untuk ditangani. Pada kejadian lainnya yang menyebabkan korban di TFS ke-308, pemimpin penerbangan Dan Miller melaporkan bahwa “MiG-21 datang begitu cepat sehingga pengejaran pada dasarnya tidak ada gunanya, namun mereka tetap mencoba juga walau tidak berhasil.” Wing udara di Pangkalan Udorn pada akhirnya menyerang balik pada tanggal 2 Juni dalam sebuah duel luar biasa antara sebuah MiG-19 dan sebuah F-4E dari TFS ke-308 yang diterbangkan oleh Mayor Phil Handley dan 1Lt Jack Smallwood. Lebih dari 250 pesawat AS terlibat dalam serangan terhadap jaringan pasokan dan transportasi Vietnam Utara pada hari itu, dan F-4E ‘Hands’ Handley memimpin penerbangan MiGCAP `Brenda’ 40 mil (64,37 km) timur laut Hanoi. Komandan TFS ke-308, John Downey, adalah pemimpin elemen, dengan Bob Ellis sebagai Wingman-nya.

Ilustrasi MiG-21 Vietnam Utara menembak jatuh F-4 Phantom Amerika. Serangan supersonik dari pesawat-pesawat MiG yang menebas dari posisi ketinggian di belakang jet-jet F-4 yang bergerak lebih lambat terbukti sulit untuk ditangani. (Sumber: https://superrask.xyz/)

ANCAMAN MIG DI TENGAH MISI PENYELAMATAN

Brenda, sebuah penerbangan yang terdiri dari empat pesawat F-4E berada dalam misi CAP (Combat Air Patrol/patroli udara tempur) di utara Hanoi (koordinat kira-kira NE/SW) antara lapangan udara Gia Lam dan Kep. Handley dan tiga F-4E Phantom lainnya terbang dari Pangkalan Udara Udorn di Thailand untuk mendukung misi pencarian dan penyelamatan di dekat Hanoi. Saat itu pihak Amerika sedang mencari seorang pilot yang ditembak jatuh 23 hari sebelumnya, yakni Kapten Roger Locher. Dia adalah salah satu “pembunuh” MiG terkemuka di Vietnam dengan tiga kemenangan udara. Pada tanggal 2 Juni 1972, Jenderal John Vogt, komandan Angkatan Udara ke-7, berkonsultasi dengan komandan MACV Angkatan Darat Jenderal Frederick C. Weyand. Vogt kemudian membatalkan seluruh misi serangan yang ditetapkan di Hanoi hari itu. Dia mendedikasikan seluruh sumber daya yang tersedia, yakni lebih dari 150 pesawat, untuk menyelamatkan Locher. Gugus tugas langsung terdiri dari 119 pesawat termasuk dua helikopter penyelamat HH-53C, pesawat-pesawat pembom dan serangkaian pesawat pengawal F-4, EB-66, A-1H, F-105G Wild Weasel, dan pesawat-pesawat tanker KC-135. Brenda Handley termasuk diantara armada udara besar ini. Saat melakukan cross turn di ujung selatan orbit CAP, Brenda menghadapi peluncuran SAM (Rudal Anti Pesawat).

Mayor Robert Lodge (kiri) dan Kapten Roger Locher (kanan) di kokpit F-4D nomor 65–0784, terlihat pada awal tahun 1972: tim tersebut telah mencatat dua kemenangan atas pesawat MiG ketika mereka bentrok dengan pesawat tempur MiG-19 dan MiG-21 pada pagi hari tanggal 10 Mei 1972. Locher ditembak jatuh pada hari itu. (Sumber: https://en.m.wikipedia.org/)
Armada pesawat serang Amerika dalam Operasi Linebacker. (Sumber: https://media.defense.gov/)
Situs SAM Vietnam Utara yang ditakuti. (Sumber: https://en.topwar.ru/)

Pada saat ini, elemen Brenda 03 terpisah, mengalami “bingo fuel (bahan bakar minimum yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan dengan aman)”, dan mulai keluar dari formasi ke arah timur untuk bertemu dengan pesawat tanker di udara. Pada waktu yang hampir bersamaan, dua MiG diluncurkan dari lapangan udara Gia Lam untuk mencegat elemen Brenda 01, dan Brenda 01 dipanggil oleh “Worm”, pesawat pengontrol Brenda pada frekuensi Red CrownBrenda 01 kemudian berbalik untuk menghadapi ancaman yang datang, namun Brenda 02 menjawab “bingo”, dan Brenda 01 & 02 mulai keluar formasi menuju ke arah 100 derajat, pada ketinggian sekitar 15,000 kaki (4.572 meter) dan kecepatan 450-475 KCAS (knot calibrated airspeed) dengan Brenda 02 di sisi kanan, sekitar 1,000 kaki (304,8 meter), pada garis yang sejajar. Kedua pilot (Brenda 01 & 02) ternyata tidak ada yang ingin meninggalkan rekannya. Handley yang telah membuang tangki bahan bakar ‘bak mandi’ berkapasitas 600 galon sebelum meluncur ke area target, melepaskan tangki sayap berkapasitas 370 galon miliknya ketika tangki tersebut mengering sebelum keluar formasi. Selama penerbangan keluar ini, Brenda 01 menangkap kilatan sinar matahari melalui awan yang tersebar sekitar 10.000 kaki (3.048 meter) pada posisi jam 3, dan secara keliru mengidentifikasikannya sebagai sebuah jet tempur MiG-21 saat melintasi Brenda 02 di sebelah sayap kirinya. Brenda 01 terus mencari dengan sia-sia selama beberapa detik tanpa hasil, sampai identifikasi lampu strobo berbentuk satu cincin golf-band yang lemah terlihat pada arah jam empat di RHAW (radar homing and warning)-nya menyebabkan Brenda 01 memindai lebih jauh ke belakang, di mana ia melihat dua jet tempur MiG-19 berwarna perak di dalam sebuah formasi yang tajam, mendekatinya dalam manuver pengejaran dari posisi jam 4 hingga jam 5, pada jarak sekitar 8.000 kaki (2.438,4 meter).

RUDAL YANG MENGECEWAKAN

Memberitahu Brenda 02 untuk tetap melanjutkan penerbangannya saat dia menyongsong lawan, Brenda 01, di tahap keempat penggunaan afterburner-nya saat melakukan manuver G irisan 135 derajat yang sangat tinggi ke dalam manuver menyerang. Brenda 01 merasakan F-4-nya terbang dalam kecepatan supersonik setelah berbelok pada sudut sekitar 90 derajat. Pesawat-pesawat MiG-19, alih-alih melanjutkan serangan mereka untuk melewati Brenda 01 dari dekat untuk mencegahnya berbelok dengan menutup ruang, awalnya berbelok ke bawah dan berbelok ke arah kira-kira ke arah selatan. Selama melakukan manuver irisan, Brenda 01 tidak pernah mengalihkan pandangannya dari pesawat MiG. Namun pada sudut 300 derajat putaran yang dilakukan oleh Brenda 01, dia mendapati dirinya tepat “mengekor” pesawat-pesawat MiG yang kecil pada jarak sekitar 2 mil (3,2 km)…. pada saat itu mereka tiba-tiba menghilang begitu saja di depan mata Brenda 01Brenda 01 kemudian melepaskan manuver G untuk keluar lingkaran belokan, dan segera mendapati kedua MiG itu lagi saat mereka mulai menunjukkan wujudnya karena terus berbelok ke kanan. Berusaha melakukan pengejaran murni, Brenda 01 mencari dan mendapatkan “sudut tembakan radar 5 mil (8 km)” dari Letnan Smallwood. Dengan adanya pipper di belakang MiG, penguncian radar “akuisisi otomatis” tercapai. Phantom Il milik Handley membawa dua rudal AIM-7 Sparrow di luar roda sayapnya, sepasang rudal pencari panas AlM-4 Falcon dan sebuah pod ALQ-87 di tempat rudal kiri depan. Hal ini bukan pertanda baik bagi pilot atau wingman-nya, karena AIM-7 Sparrow cuma memiliki kemungkinan perkenaan 10% untuk membunuh targetnya. AIM-4 malah jauh lebih buruk lagi, dengan kemungkinan membunuh targetnya cuma 5%. Kesenjangan besar antara kemungkinan membunuh target dan kegagalan mengenainya akan terlihat jelas ketika Handley menembakkan rudal-rudalnya. Setelah waktu tenang selama 4 detik, Brenda 01menembakkan dua rudal AIM-7 Sparrow miliknya. Sayangnya motor roket rudal pertama tidak menyala, dan rudal kedua gagal diarahkan.

Personil darat Angkatan Udara AS mempersiapkan rudal AIM-7E Sparrow untuk dimuat di pesawat tempur McDonnell F-4C Phantom II. Dalam Perang Vietnam, AIM-7 Sparrow cuma memiliki kemungkinan perkenaan 10% untuk membunuh targetnya. (Sumber: https://picryl.com/)
Rudal AIM-4 Falcon. Dibanding dengan Sparrow perkenaan Falcon malah jauh lebih buruk lagi, dengan kemungkinan membunuh targetnya cuma 5%. (Sumber: https://militaryanalysis.blogspot.com/)

REKOR TEMBAKAN KANON

Brenda 01 lalu melakukan gerakan mengejar yang lambat untuk mengurangi sudut penerbangan saat dia memilih rudal pencari panas. Brenda 01 kemudian mendapatkan dengungan nada latar standar rudal pencari panas AIM-4, mendengarnya naik ke nada pelacakan saat dia meletakkan pippernya di belakang MiG, membuka sangkar kepala rudal, mengaktifkan dan menembakkan dua rudal AIM-4E Falcon yang tersisa. Rudal pertama terbang balistik dan rudal kedua tidak pernah meninggalkan rel peluncur di pylon kanan. Pesawat MiG yang memimpin, tampaknya melihat jejak asap dari rudal AIM-4 pertama, memperketat belokannya, mengubah kedua MiG menjadi bola kondensasi di udara Asia Tenggara yang lembab. Semua rudal terbukti gagal bekerja dengan baik. Semuanya terbang melebar, terbang ke atas, jatuh ke tanah, atau tidak meninggalkan rel peluncuran sama sekali. Tidak diragukan lagi, tidak ada orang yang lebih kecewa dengan hal ini selain Handley, kecuali mungkin wingman-nya, yang sedang dikejar oleh dua MiG-19. Saat ini, pertarungan menurun dengan cepat hingga sekitar ketinggian 2000 kaki (609,6 meter) AGL, dan jarak kemiringan dari Brenda 01 hingga MiG (yang masih dalam formasi sangat dekat) berkurang dengan sangat cepat dari sekitar 3,000 kaki (914,4 meter), dengan sudut yang meningkat dengan cepat. Brenda 01 kemudian memilih menggunakan kanonnya. Dengan wingman-nya yang kehabisan bahan bakar di atas “Thud Ridge” yang berbahaya dan tidak mampu menyerang lawannya, satu-satunya peluangnya adalah dengan memakai kanon 20 mm milik Handley. Menarik hidung pesawatnya ke dalam manuver pengejaran (membawa MiG yang tertinggal terlihat di panel kiri kaca depannya sehingga dia bisa tetap melihatnya), dan pada saat terakhir, berguling sedikit ke kiri dan naik menyesuaikan gerak pesawat, Handley lalu menekan pelatuk kanon-nya. Dia melepaskan tembakan defleksi tinggi, menembakkan selama tiga detik kanon M61Gatling miliknya ke jalur penerbangan pesawat MiG. Setelah mengikuti gerakan pesawat, Brenda 01 tidak dapat melihat pesawat MiG karena hidung F-4E yang panjang, namun tak lama kemudian MiG yang tertinggal terbang tepat melalui bidang belokan Brenda 01 pada jarak miring 200-300 kaki (61-91 meter) di sudutnya sekitar 90 derajat, pada saat itu baik Handley dan Smallwood melihat beberapa kali tembakan peluru kanon kaliber 20mm menghantam sumbu pesawat MiG kedua. 

Jet tempur MiG-19 Farmer Vietnam Utara. (Sumber: https://id.pinterest.com/)
Ilustrasi saat Brenda 01 memburu lawannya. (Sumber: https://www.amazon.com/)
Kanon Gatling M61 Vulcan. (Sumber: https://www.quora.com/)

Brenda 01 kemudian melakukan manuver quarter-roll dan zoom sambil terus mengamati MiG yang kini sayapnya bergoyang berat, hidungnya menukik, dengan api, pecahan pesawat dan cairan mengalir dari pangkal sayap kanannya. Disaksikan juga oleh kru wingman Handley (Kapten Stan Green and Douglas Eden), hidung pesawat MiG terus turun dan menghantam padang rumput hijau, meledak menjadi bola api oranye besar, kira-kira selama 10 detik setelah berondongan 300 peluru Brenda 01 mengenainya. Manuver quarter-rolldan zoom Brenda 01 diakhiri dengan tarikan keras ke bawah dari penerbangan vertikal ke horizontal ke arah timur, pada ketinggian sekitar 15.000 kaki (4.572 meter) dengan kecepatan udara yang ditunjukkan masih di atas 600 knot (1.111,2 km/jam). Kecepatan dan jalur terbang Phantom Handley sendiri membuat jarak yang cukup jauh dari pesawat tempur musuh yang tersisa, sehingga yang terakhir memilih menghentikan serangannya. Wingman-nya lalu bertemu pesawat tanker dan mereka semua kembali ke Pangkalan Udara Udorn. Sekembalinya ke Udorn, Mayor Handley menemukan bahwa tembakannya yang sangat akurat telah menghabiskan hampir seluruh amunisinya; “Saya seharusnya memiliki muatan penuh peluru kaliber 20 mm, tetapi seseorang telah menembakkan senjata tersebut pada misi sebelumnya, dan tidak mencatatnya di formulir serta hanya menyisakan 310 peluru di dalam pesawat dari seharusnya 640 peluru. Hal ini ditemukan dalam inspeksi pasca-penerbangan ketika seorang perawat senjata hanya menemukan sepuluh peluru tersisa setelah aku menembakkannya selama tiga detik.” Peluru cukup atau tidak ini adalah pertama kalinya seorang pilot menggunakan kanon-nya dengan kecepatan supersonik untuk menjatuhkan pesawat tempur musuh. Seolah-olah memecahkan rekor pertempuran belum cukup, ketika pilot-pilot F-4E kembali ke pangkalan, mereka mengetahui bahwa pilot yang mereka cari telah ditemukan dan diselamatkan.

Jenderal John Vogt (Kiri) bersama Kapten Roger Locher sekembalinya ke Pangkalan Angkatan Udara Kerajaan Thailand Udorn. (Sumber: https://en.m.wikipedia.org/)

RESUME KEMENANGAN

Dalam kemenangannya atas pesawat MiG pada tanggal 2 Juni 1972, Mayor Phil Handley menggunakan taktik ‘fluid two‘. ‘Saya menggambarnya di belakang serbet di Klub “O” malam sebelumnya, memberi pengarahan pada penerbangan keesokan paginya dan semuanya bekerja dengan sangat baik. Saya mengajarkan “fluid four” selama bertahun-tahun. Ketika saya menerbangkan pesawat tempur F-86, itu adalah cara yang harus dilakukan ketika ketinggian adalah yang utama dan Anda mencoba untuk terbang setinggi mungkin. Saat Anda berganti terbang ke udara yang padat pada ketinggian 15.000-20.000 kaki (4.572-6.096 meter) dan belokan dilakukan dengan gaya g yang lebih tinggi, wingman tidak memiliki peluang selama manuver belokan. Dia hanya menjadi umpan MiG.” Sementara itu pada saat pertarungan diatas, F-4E Handley tidak memiliki kamera kanon, tetapi pertempuran tersebut direkam oleh Letnan Smallwood pada kaset audio portabel di kotak peta di kokpit belakang (Anda dapat mendengarkan rekamannya dengan menonton video di youtube). Waktu yang ditunjukkan di bawah ini berkorelasi dengan rekaman tersebut, dengan waktu 0+00 terjadi tepat sebelum panggilan pertama mengenai aktivitas pesawat MiG oleh berbagai unit kontrol. Rekaman itu adalah sebagai berikut:

Waktu: 0+00
Handley: Brenda berbalik.

Waktu: 0+07
Dengungan E-SAM
” Handley: Brenda menghadapi E-SAM di ketinggian.

Waktu: 0+21
Dengungan suara 1000 Hz
” Handley: meluncur
” Smallwood: meluncur
” Handley: OK, kita melihat kilatan… Brenda ayo berputar menuju kesana…

Waktu 0+30
Fletch this is Bing, kamu kemungkinan menghadapi musuh di posisi 058 Bullseye 15

Waktu: 0+35
Handley: Brenda, mengamati
” Handley: Aku tidak melihat bajingan itu.
” Smallwood: Aku juga tidak.
” Downey: Brenda, tiga pesawat berbelok kearah timur … aku kehilangan kamu.
” Handley: OK Brenda, mari mengubah arah kembali ke timur.

Waktu: 0+57
Red CrownBrenda, Worm… musuh akan ada di posisi 167 at 8… kemungkinan 167 at 8
” Handley: Dimengerti
” Handley: OK
” Downey: Garble… Brenda 4… Baik… Garble

Waktu: 1+20
Red CrownBrenda kamu tidak melihat, pesawat musuh ada di posisi 047 Bullseye, 14
” Handley: Baik.
” Downey: Brenda 4 baik.

Waktu: 1+38
Handley: Red CrownBrenda one, dimana bajingan itu?
” Green: Brenda two’s bingo.
” Red Crown: Standby, kamu tidak tahu dimana musuhmu, perkirakan…
” Handley: OK, berikan arahan.
” Unknown Flight: Kamu tidak punya teman diatas sana kamu sendirian.

Waktu: 1+48
Red Crown: Brenda ini Worm, memperkirakan musuh ada di posisi 039… Garble
” Green: Brenda 2 bingo.
” Handley: OK two, Bre… ayo keluar… keluar.
” Downey: Garble.

Waktu: 2+06
Handley: matikan pod.
” Suara AAA RHAW
” Handley: Pod dimatikan.
” Smallwood: sudah mati.
” Handley: mati maksudku.
” Smallwood: ini sudah mati, kita membutuhkan sekitar nol sembilan nol… bukan satu nol nol.
” Handley: Satu nol nol, baik.

Waktu: 2+21
Ellis: Brenda 4 bingo
” Downey: OK, Brenda dan tetap di posisi… Garble
” Ellis: Brenda 4
” Unknown FlightTake it around to the right.

Waktu: 2+30
Dengungan E-SAM
” Unknown Flight: Jay, cek posisi jam 6 ku di belakang.
” Unknown Flight Member: Baik, ada 2 F-4 di belakang sana.
” Unknown Flight Leader: Baiklah.
” Downey: Brenda 4, berpindahkan ke atas sejajar.

Waktu: 2+40
Handley: OK Fletch, Brenda akan keluar
” Fletch Leader: Baik, kita akan tetap di posisi.
” Dengungan AAA RHAW
” Downey: Keluar beberapa ribu kaki Brenda 3.
” Ellis: OK.
” Beberapa dengungan AAA dan RHAW SAM
” Unknown FlightBingo.

Waktu: 3+15
Smallwood: E-SAM Hi pada posisi 5
” Handley: Baik

Waktu: 3+19
Handley: OK, aku melihat sebuah MiG-21 pada posisi jam 3 dibawah sana Brenda 2
menyeberang ke sayap lainnya; dia mungkin mencoba menyerang kita

” Green: Baik
” Lampu indikator menunjukkan arah jam 4, bergerak ke belakang
” Handley: Kita punya bahan bakar 95.
” Smallwood: Baik.

Waktu: 3+40
Handley: OK, Saya akan mengejar ke arahnya dua kali, kamu terus keluar
” Green: aku tetap bersamamu.
” Unknown Flight: Brenda one… Garble
” Unknown: Apakah itu Brenda yang keluar dari area itu?
” Handley: Tidak, Brenda one’s mengejar sebuah MiG-19.

Waktu: 4+02
Handley: Berikanku sudut tembak 5 mile
” Suara transmisi, dengungan RHAW, Smallwood melawan gaya Gs
” Smallwood: Kamu mendapatkannya.
” Milo Flight: Milo dua siap.
” Handley: Sialan dia tidak mau menembak… inilah dia
” Suara transmisi Garbled

Waktu: 4+21
Handley: OK aku akan menembak
” Smallwood: OK
” Green: Rudalnya jatuh.
” Suara dengungan rudal AIM-4E
” Unknown: Katakan lagi
” Unknown: Katakan posisimu 4
” Dengungan suara melacak dari rudal AIM-4E

Waktu: 4+36
Handley: Beralih ke kanon
” Smallwood: OK
” Suara berondongan kanon gattling M-61 saat menembak diantara gaya G yang berat
” Suara transmisi

Waktu: 4+48
Handley: Ia jatuh… kamu melihatnya?
” Smallwood: Ya
” Handley: Saya mendapatkannya… Saya mendapatkannya… Ia jatuh ke tanah.
” Setiap pilot ada di frekuensi: Banyak teriakan pada satu waktu

” Downey: Saatnya pergi.
” Green: Ayo segera keluar dari sini.

Waktu: 4+58
Suara transmisi… segera keluar dari sini
” Handley: Kanon ini sayang.
” Green: Segera keluar dari sana Brenda… ia… mendekat dari belakang sekarang.
” Ada di bawah gaya G selama berbalik ke arah timur dari manuver quarter-roll dan zoom vertikal.

SETELAH VIETNAM

Handley menerbangkan 275 misi tempur selama dua tur di wilayah Asia Tenggara dengan menerbangkan F-4D dan F-4E. Penghargaan yang diterimanya meliputi 21 Medali, termasuk Air Medal, 3 Distinguished Flying Cross, dan sebuah Silver Star dari aksinya menembak jatuh MiG-19 menggunakan kanon. Dia sempat menjabat sebagai Komandan Skuadron Tempur Taktis ke-22, Kepala Standardisasi dan Evaluasi USAFE, Deputi Operasi Wing Tempur Taktis ke-1, dan Komandan WingPelatihan Taktis ke-405. Handley juga merupakan lulusan Sekolah Staf dan Komando Udara, Sekolah Tinggi Industri Angkatan Bersenjata, dan Sekolah Tinggi Perang Angkatan Darat AS. Philip Winston “Hands” Handley akan tetap berada di Angkatan Udara Amerika Serikat selama 26 tahun, sebelum pensiun pada tahun 1984. Selama karirnya ia mengumpulkan lebih dari 7.000 jam terbang di pesawat antik F-86 Sabre hingga jet tempur canggih F-15 Eagle. Ia masih memegang rekor menembak jatuh pesawat lawan dengan menggunakan kanon pada berkecepatan tertinggi dalam sejarah pertempuran udara dan satu-satunya kemenangan udara menggunakan kanon pada kecepatan supersonik yang pernah dilakukan hingga saat ini. Phil adalah anggota Asosiasi Pilot The Red River Valley Fighter Pilots Association (River Rats). Pada tahun 2006, dia menulis buku Nickel On The Grass, yang mencatat 26 tahun karirnya sebagai pilot di Angkatan Udara Amerika Serikat. Kolonel Handley dan Solvejg, istrinya selama 50 tahun, memiliki dua anak, Philip II dan Andrea. Kolonel Handley dan Solvejg tinggal di Gainesville, Danau Kiowa, Texas. Handley meninggal dunia pada tanggal 1 Maret 2019, dalam usia 83 tahun. Ia dimakamkan, dengan penghormatan militer, pada hari Rabu, tanggal 8 Mei 2019, di Pemakaman Nasional Dallas Forth Worth, 2000 Mountain Creek Parkway, Dallas, Texas 75211.

Handley, pada tahun 2016. Ia masih memegang rekor menembak jatuh pesawat lawan dengan menggunakan kanon pada berkecepatan tertinggi dalam sejarah pertempuran udara dan satu-satunya kemenangan udara menggunakan kanon pada kecepatan supersonik yang pernah dilakukan hingga saat ini. (Sumber: https://www.wearethemighty.com/)

Diterjemahkan dan ditambahkan kembali dari:

How a USAF F-4E flying at Mach 1.2 gun killed a North Vietnamese MiG-19 scoring the world’s only supersonic gun kill by Dario Leone

https://theaviationgeekclub.com/how-a-usaf-f-4e-flying-at-mach-1-2-gun-killed-a-north-vietnamese-mig-19-scoring-the-worlds-only-supersonic-gun-kill/amp/

The Air Force scored the world’s only supersonic air-to-air gun kill in Vietnam

https://www.wearethemighty.com/articles/the-air-force-scored-the-worlds-only-supersonic-air-to-air-gun-kill-in-vietnam/

The story of world’s only supersonic gun kill: the day a USAF F-4E flying at Mach 1.2 gun killed a VPAF MiG-19 by Dario Leone

https://theaviationgeekclub.com/the-story-of-worlds-only-supersonic-gun-kill-the-day-a-usaf-f-4e-flying-at-mach-1-2-gun-killed-a-vpaf-mig-19/amp/

Handley, Phil

Handley, Phil

Col. Philip W. Handley USAF (Ret) April 9, 1935 – March 1, 2019

http://www.usaf317thvet.org/Col.PhilipW.Handley.htm

50 YEARS AGO: SUPERSONIC ‘GUNS’ KILL

https://en.m.wikipedia.org/wiki/Roger_Locher

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *