Sejarah Militer

Jebakan Maut ala Vietcong Dalam Perang Vietnam

“Ini adalah jenis perang yang berbeda, baru dalam intensitasnya, (namun sebenarnya) sudah kuno asalnya — perang yang dilakukan oleh gerilyawan, aksi subversif, pemberontakan, pembunuhan, perang dengan penyergapan, bukan dengan pertempuran (konvensional).” — Presiden John F. Kennedy, mengenai konflik di Vietnam

Presiden Kennedy sedari awal telah menyadari bahwa medan pertempuran di Vietnam berbeda dengan tipe peperangan yang telah pernah dijalani Amerika sebelumnya. (Sumber: https://www.bbc.co.uk/)

Selain menjadi salah satu konflik terpanjang dan paling mahal dalam sejarah modern, perang Vietnam adalah kampanye militer paling mengerikan dalam sejarah Amerika karena kerusakan psikologis luar biasa yang dialami oleh tentara Amerika. Bekas luka yang tersisa setelah bertahun-tahun merefleksikan kebrutalan perang dan pupusnya cara pandang orang Amerika bahwa perang tersebut memiliki tujuan yang benar ketika mereka merenungkan kembali perang itu. Mereka bukan dikalahkan dalam hal statistik tetapi dalam hal semangat dan psikologis yang terbenam dalam jiwa mereka. Pasukan Vietnam Utara dan Viet Cong mencapai tujuan mereka menciptakan teror psikologis dalam banyak cara yang mengerikan, tetapi yang paling mengerikan dari semuanya adalah penerapan berbagai perangkap tradisional yang digunakan oleh leluhur mereka. Kecerdikan Viet Cong memasang perangkap berbahaya membuat prajurit Amerika senantiasa dalam keadaan cemas setiap saat.

Seorang letnan muda Amerika, kakinya terbakar oleh jebakan fosfor putih Viet Cong yang meledak, sedang dirawat oleh petugas medis. Kecerdikan Viet Cong memasang perangkap berbahaya membuat prajurit Amerika senantiasa dalam keadaan cemas setiap saat. (Sumber: https://commons.wikimedia.org/)

LATAR BELAKANG

Artikel ini didasarkan pada buku tulisan Alan Lloyd Peter ”Back Part 1: Across the Fence dan Back Part 2: Into the Jungle”. Selama Perang Vietnam (1964-1973), para prajurit Amerika kerap menghadapi kejutan yang tidak terduga dan sangat tidak menyenangkan, yakni menghadapi sejumlah besar jebakan khas Vietnam. Karena fitur geogfrafis alami dari medannya, yang dipenuhi hutan lebat, berbagai sungai dan rawa, serta jaringan jalan yang kurang berkembang, tentara Amerika tidak dapat sepenuhnya menggunakan kendaraan bermotor dan terpaksa mengandalkan helikopter dalam jumlah besar untuk memindahkan pasukannya di Vietnam. Di hutan Vietnam sendiri, jauh di dalam wilayah itu, pasukan Amerika, yang tidak memiliki opsi lain, terpaksa bergerak dan bertempur dengan berjalan kaki. Dan ini biasanya dilakukan ditengah suhu musim panas rata-rata lebih dari 30 derajat Celcius dan kelembaban yang mencapai seratus persen. Perlu juga diingat mengenai musim hujan di Vietnam, dimana ketika hujan tropis hampir berlangsung tanpa henti selama beberapa bulan, hal ini biasanya akan membanjiri area yang luas dengan air. Kita mungkin bisa mengingat protagonis dalam film “Forrest Gump” bercerita tentang kondisi hujan di Vietnam: “Suatu kali hujan mulai turun dan tidak berhenti selama empat bulan. Selama ini, kami mengalami semua jenis hujan: hujan langsung, hujan miring, hujan horizontal, dan bahkan hujan yang datang dari bawah ke atas.” Dalam kondisi khusus seperti itu, ketika beberapa jalan tanah berubah menjadi lumpur yang tidak dapat dilewati kendaraan, dan menggunakan opsi terbang juga tidak memungkinkan, keunggulan teknis tentara Amerika menjadi “menguap” sampai batas tertentu dan perangkap ala Vietnam menjadi sangat efektif dan mematikan. Berikut adalah beberapa di antara perangkap yang banyak bermunculan dalam Perang Vietnam. 

Buku tulisan Alan Lloyd Peter ”Back Part 1: Across the Fence dan Back Part 2: Into the Jungle” yang membahas mengenai beberapa jebakan yang digunakan Viet Cong dalam Perang Vietnam. (Sumber: https://en.topwar.ru/)
Scene film “Forrest Gump” yang akurat bercerita tentang kondisi hujan di Vietnam: “Suatu kali hujan mulai turun dan tidak berhenti selama empat bulan. Selama ini, kami mengalami semua jenis hujan: hujan langsung, hujan miring, hujan horizontal, dan bahkan hujan yang datang dari bawah ke atas.” (Sumber: https://tenor.com/)
Rawa ala Vietnam, di Batangan Peninsula, tahun 1965. Dalam kondisi seperti ini, para prajurit Amerika menghadapi tantangan yang semakin berat, ketika pasukan komunis mengkombinasikannya dengan berbagai jebakan maut. (Sumber: https://en.topwar.ru/)

JEBAKAN PUNJI

Perangkap yang paling umum adalah tongkat punji. Tongkat Punji dibuat baik dari bambu yang dipertajam dan dikeraskan dengan api, atau bisa juga menggunakan paku, yang kemudian dipasang pada papan kayu. Mereka kemudian ditempatkan, seringkali cukup banyak, di daerah-daerah dimana kemungkinan serangan musuh akan dimulai seperti di lapangan dimana helikopter mendaratkan pasukan infanteri yang menyerang. Tentara Vietnam Utara atau VietCong kemudian akan melepaskan tembakan dari arah hutan rimba, untuk mengalihkan perhatian tentara AS dari bahaya yang tersembunyi tepat di bawah kaki mereka. Perangkap Punji kerap dipasang di jalur hutan, dekat pangkalan Amerika, dan disembunyikan di bawah lapisan tipis rumput, daun, tanah atau air, sehingga sulit untuk dideteksi. Jebakan jenis ini seringkali memiliki struktur yang lebih kompleks. Ukuran jebakan diperhitungkan dengan cermat untuk menyasar kaki dan sepatu prajurit yang menjadi korban. Jebakan ini umumnya selalu diolesi dengan kotoran manusia atau hewan, bangkai, racun yang berasal dari tanaman, racun hewan dan zat berbahaya lainnya. Sebuah kaki yang terjerumus dalam jebakan seperti itu, akan menusuk telapak kaki dan menimbulkan luka, yang hampir pasti menyebabkan infeksi. Dalam sebuah laporan satuan bedah yang dibuat oleh militer AS pada tahun 1967, diperkirakan bahwa untuk setiap tiga minggu pertempuran, tiga ratus dua puluh empat orang akan dimasukkan ke rumah sakit karena luka-luka akibat tongkat punji; semua akan dirawat karena infeksi. Sementara luka dari perangkap punji stick yang sederhana hampir tidak pernah berakibat fatal, namun perangkap ini dirancang untuk memaksa tentara musuh meninggalkan area pertempuran sambil meningkatkan efek kelelahan bertempur bagi mereka yang masih tinggal di medan tempur. Type-type perangkap punji dapat dibagi antara yang membutuhkan pemasangan tali jerat dan yang tidak, berikut adalah tipe-tipenya:

Penduduk desa Vietnam memasang perangkap tongkat punji. Variasi perangkap tongkat punji adalah jenis perangkap yang paling umum di Vietnam. (Sumber: https://www.quora.com/)
Jebakan punji seringkali memiliki struktur yang lebih kompleks. Jebakan ini umumnya selalu diolesi dengan kotoran manusia atau hewan, bangkai, racun yang berasal dari tanaman, racun hewan dan zat berbahaya lainnya. (Sumber: https://www.historynet.com/)

Perangkap Harimau/Perangkap bambu – yang dipasang di pintu rumah pedesaan. 

Sesuai dengan namanya, begitu pintu dibuka, sebatang kayu kecil dengan pasak tajam akan terbang keluar dari ambang pintu. Seringkali jebakan ini dipasang sedemikian rupa sehingga hantaman kayu akan jatuh tepat di kepala. Jika bekerja dengan baik, ini biasanya dapat menyebabkan cedera parah, yang seringkali fatal. Terkadang jebakan seperti itu, bisa muncul dalam bentuk batang kayu besar dengan pasak dan mekanisme pemicu yang menggunakan peregangan, dipasang di jalan setapak di hutan. Di semak belukar yang lebat, batang kayu digantikan dengan struktur berbentuk bola berduri raksasa dari lumpur berukuran 20 kg dengan duri sepanjang 60 cm. Perlu dicatat bahwa pasak Vietnam sering bukan dibuat bukan dari logam, tetapi dari bambu — bahan yang sangat keras dan tajam dari mana pisau sederhana sering dibuat di wilayah Asia Tenggara.

Sebuah jebakan berayun bergaya deadfall didemonstrasikan dalam gambar ini bagi para Marinir selama tahun 1966. Jebakan ini umumnya dipasang di rumah-rumah pedesaan. (Sumber: https://www.thearmorylife.com/)
Di dalam hutan perangkap ayun semacam diatas kadang digantikan dengan struktur berbentuk bola berduri raksasa dari lumpur berukuran 20 kg dengan duri sepanjang 60 cm. (Sumber: The Vietnam War: The Illustrated History of the Conflict in Southeast Asia)
Bola lumpur berbambu tajam. Hantaman benda semacam ini akan berakibat fatal. (Sumber: https://www.historyhit.com/)

Whip Trap (perangkap-cambuk) – sering dipasang di jalan setapak di hutan. 

Pada jebakan tipe ini, batang bambu dengan punji tajam di ujungnya ditarik kencang dan dihubungkan ke perpanjangan melalui sebuah balok. Jebakan ini bekerja jika kawat atau tali pancing (orang Vietnam sering menggunakannya) disentuh. Mekanisme yang ada kemudian melepaskan batang bambu berujung runcing yang ditekuk untuk menghantam lutut atau perut korban dengan kecepatan ratusan kilometer per jam. Ini sangatlah menyakitkan. Secara alami, semua jebakan ini disamarkan dengan hati-hati. Tipe jebakan ini bisa dilihat dalam film Rambo: First Blood Part I.

Whip Trap/perangkap cambuk. (Sumber: https://www.wearethemighty.com/)

Big Punji 

Ini adalah versi Jebakan Punji yang diperbesar. Jebakan ini akan menimbulkan luka yang jauh lebih serius. Di sini kaki yang tertusuk bisa tembus hingga ke paha, termasuk selangkangan, seringkali dengan cedera permanen di wilayah “organ utama pria”. Jebakan ini juga diolesi dengan bahan yang berbahaya. Salah satu jenis jebakan Big Punji yang terburuk memiliki penutup yang berputar. Tutupnya dilekatkan pada batang bambu dan bisa berputar dengan bebas, sebelum kembali ke posisi horizontal yang rapat. Dari dua sisi tutupnya ditutupi dengan rumput dan dedaunan. Dengan menginjak penutup platform, korban akan jatuh ke lubang yang dalam (bisa sedalam 3 meter dan lebih) yang dipenuhi dengan tongkat punji yang tajam. Ketika penutup berputar 180 derajat, jebakan akan siap untuk memangsa korban berikutnya.

Jebakan punji dengan penutup yang dapat berputar dalam display di Museum Cu Chi Tunnel. (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Bucket Trap (Jebakan Ember) 

Jebakan ini adalah berupa ember yang dipasangi dengan penusuk yang tajam, seringkali menggunakan kail besar, untuk dipasang ke dalam tanah, dan disamarkan. Yang mengerikan dari jebakan ini adalah bahwa penusuk yang dipasang, diikat dengan kuat dalam ember dengan sudut ke bawah, dan ketika korban terjerumus ke dalam jebakan ini, maka korban tidak akan mungkin bisa untuk menarik kakinya keluar. Ketika korban mencoba menarik kakinya keluar dari ember, penusuk akan masuk lebih dalam ke kaki. Oleh karena itu perlu menggali ember yang terpasang di dalam tanah, dan mengevakuasi korban yang malang, bersama dengan ember di kakinya, menggunakan helikopter MEDEVAC ke rumah sakit.

Jebakan ember. (Sumber: https://en.topwar.ru/)
Yang mengerikan dari jebakan semacam ini adalah bahwa penusuk yang dipasang, diikat dengan kuat dengan sudut ke bawah, dan ketika korban terjerumus ke dalam jebakan ini, maka korban tidak akan mungkin bisa untuk menarik kakinya keluar. (Sumber: https://www.thearmorylife.com/)

Side Closing Trap (perangkap dengan sisi pengunci)

Pada jebakan ini dua papan dengan pasak tajam diikat dengan karet elastis, direntangkan, tongkat bambu tipis dimasukkan di antara mereka. Jebakan ini akan bekerja ketika korban jatuh ke dalamnya, mematahkan tongkat bambu, mengaktifkan dua papan berpasak untuk menghantam tepat hingga setinggi perut korban. Untuk menambah efektifitasnya, pasak tajam tambahan juga bisa dipasang di dasar lubang.

Side Closing Trap (perangkap dengan sisi pengunci). (Sumber: https://en.topwar.ru/)

Trap Spike Board (Jebakan papan) 

Perangkap seperti papan jungkat-jungkit ini biasanya dipasang di kolam yang dangkal, rawa, genangan air, dan lain-lain. Dalam jebakan ini korban perlu untuk menginjak papan pada bagian bawah, sementara ujung papan yang lainnya yang berpasak tajam, dengan kekuatan penuh menghantam ke atas ke arah korban. Jebakan ini seringkali menyebabkan kematian.

Tipe Jebakan Papan. (Sumber: https://en.topwar.ru/)

PERANGKAP BUSUR

Perangkap busur bambu sederhana adalah salah satu taktik VC yang umum, terutama pada hari-hari pertama perang. Busur yang diregangkan, meluncurkan panah beracun, dipicu oleh tali jerat untuk menyerang bagian tengah tubuh korban. Terkadang busur dipasang di lubang yang dangkal, diatur untuk mudah bereaksi dengan sedikit sentuhan, dan menargetkan selangkangan atau kaki korban.

Kasar tetapi berpotensi efektif: Perangkap panah menunjukkan kecerdikan Viet Cong. (Sumber: https://www.thearmorylife.com/)

LUBANG ULAR

Lubang ular….ya ini persis seperti namanya. Gerilyawan Viet Cong sering memasukkan ular Bambu berbisa dalam bungkusan agar (mudah-mudahan) membunuh siapa saja yang coba-coba membukanya. Mereka bisa juga akan mengikat ular-ular mematikan itu ke bambu dan menyembunyikannya di kompleks terowongan “tikus” mereka. Ketika Bambu dilepaskan, begitu juga ular nya akan melompat tepat ke arah musuh. Ular-ular itu dijuluki “ular tiga langkah,” karena hanya tiga langkah setelah anda terkena gigitan maka racun ular akan membunuh Anda. “Tikus terowongan” (personel khusus yang dilatih dan ditugaskan untuk mendeteksi dan memburu lawan di lubang-lubang pertahanan yang dibuat pasukan komunis di Vietnam) Amerika harus dilatih secara khusus untuk melacak dan melucuti perangkap semacam ini.

Gerilyawan Viet Cong sering memasukkan ular Bambu berbisa dalam bungkusan agar (mudah-mudahan) membunuh siapa saja yang coba-coba membukanya. (Sumber: https://www.hongkongsnakeid.com/)

TIPE JEBAKAN PELEDAK

Meskipun semua jebakan diatas terlihat spektakuler, namun tentu saja kerusakan yang ditimbulkan tidak dapat dibandingkan dengan ranjau dan granat yang dihubungkan dengan perangkap jerat. Unit-unit Viet Cong menggunakan ranjau dari berbagai sumber. Sejumlah besar ranjau VC adalah bahan peledak buatan Amerika yang dirampas dari unit-unit Vietnam Selatan (ARVN). Banyak ranjau lainnya datang dari Soviet atau Cina. VC juga menggunakan ranjau tua yang dirampas dari Prancis dalam Perang Indo-China pertama, bersama dengan ranjau kuno buatan Jepang (disediakan oleh Cina) dan ranjau Jerman (disediakan oleh Rusia). Bahkan ketika VC harus berurusan dengan masalah logistik yang menjengkelkan dengan penggunaan ranjau yang bermacam-macam ini, situasinya masih tetap menguntungkan mereka, karena hal ini juga memaksa pasukan Amerika untuk berurusan dengan beragam ranjau yang berbahaya untuk mereka nonaktifkan. Sementara itu, ketika VC menguasai penggunaan bahan peledak improvisasi, mereka juga memiliki beberapa ranjau modern yang dapat diledakkan sesuai perintah. Ranjau Viet Cong yang semacam ranjau Claymore Amerika, yakni tipe DH-10 buatan China, adalah peledak berbentuk datar dengan pelet baja besar yang tertanam di sisi cekungnya (kebalikan dari ranjau Claymore AS). Ranjau-ranjau ini biasanya diledakkan secara elektrik oleh seorang pengamat, yang ledakannya akan meluncurkan banyak pelet baja ke zona pembunuhan yang sudah diatur untuk meledak pada saat yang tepat sehingga akan menimbulkan jumlah korban maksimum. Terus-menerus meranjau area yang menjadi medan tempur, orang-orang komunis Vietnam berhasil mengubah kehadiran militer Amerika di tanah air mereka menjadi neraka. Tipe jebakan ini memiliki beberapa variasi, sebagai berikut.

Ranjau DH-10 buatan China yang kerap dipakai pasukan komunis di Vietnam. (Sumber: https://www.awm.gov.au/)
Viet Cong memanfaatkan secara efektif ranjau yang diledakkan dengan perintah yang sering kali merupakan salinan dari senjata AS yang serupa. Penggunaan beragam ranjau juga memaksa pasukan Amerika untuk berurusan dengan berbagai ranjau yang berbahaya untuk mereka nonaktifkan. (Sumber: https://www.thearmorylife.com/)

Toe-Poppers/Perangkap Peluru/Cartridge Dalam Kontainer Bambu

Perangkap ini mengerikan karena sangat sulit dideteksi. Desain dari jebakan ini sederhana (meniru konsep ranjau M14 AS), yakni: casing peluru kaliber .50 diisi dengan bubuk mesiu dan besi tua, dan kemudian ditutup dengan lilin. Perangkap ini ditempatkan dalam silinder bambu, dipasangi dengan paku sebagai pemicu yang dipasang di dasarnya. Jebakan ini biasanya ditempatkan di area yang ditumbuhi rumput tinggi dengan hanya bagian atas yang ditutupi lilin muncul di atas tanah. Berat seorang prajurit yang menginjak jebakan ini kemudian akan memicu primer peluru dan meledakkannya ke bagian bawah kaki korban, menyebabkan luka yang menyakitkan dan melumpuhkan. Jebakan ini bisa menggunakan peluru yang berbeda-beda, termasuk peluru berburu atau grapeshot.

Cartridge Trap. (Sumber: http://www.bravoartillery.org/)

Granat Nanas Pada Cabang Pohon

Dalam jebakan ini, granat berbentuk “nanas”, peluru berdaya ledak tinggi dan amunisi lainnya, digantung di cabang-cabang pohon. Untuk memicunya korban perlu untuk menyentuh cabang pohon yang dipasangi. 

Jebakan granat yang dipasang pada cabang pohon. (Sumber: https://en.topwar.ru/)

Granat dalam kaleng

Kemudian terdapat juga salah satu perangkap yang paling umum digunakan selama Perang Vietnam, yakni tali jerat yang dihubungkan granat dipasang di tanah atau di dekat jalan setapak. Dalam jebakan ini, dua kaleng (kadang menggunakan kaleng C-Ration, ransum bekas tentara Amerika) dipasang di pohon di kedua sisi jalan. Pin pada granat dilepas dan granat kemudian dimasukkan ke dalam kaleng, yang menahan tuas striker. Kawat jerat kemudian diikat ke masing-masing granat. Ketika kawat itu jatuh, granat akan tertarik keluar dari kaleng untuk meledak secara otomatis. Jebakan ini juga dapat dilakukan dengan satu kaleng dan satu pasak saja. Viet Cong kadang juga sering meletakkan granat di bawah tubuh mayat rekan mereka sendiri. Ketika seorang Amerika membalikkan tubuhnya untuk mencari dokumen, granat itu akan meledak. Mereka juga menyembunyikan jebakan granat di belakang atau di sekitar poster anti-Amerika. Ketika seorang prajurit Amerika yang tidak jengkel merobeknya, dia akan hancur berkeping-keping. Pemasangan jebakan semacam ini semakin diperparah oleh fakta bahwa di dalam hutan, pada senja hari, sangat sulit untuk melihat adanya jebakan, dan terlebih lagi dengan kondisi panas yang bisa mencapai empat puluh derajat dan kelembaban hampir seratus persen, jelas berkontribusi pada lemahnya konsentrasi pasukan lawan. Dalam berbagai foto dari masa Perang Vietnam, tali jerat yang dipasang dengan granat tangan buatan Cina di atas rumput, bahkan meski dengan bantuan flash dari kamera, sangat sulit untuk dideteksi.

Kaleng soda menyediakan perangkat jebakan yang berharga untuk VC dan sebagai tempat penyembunyian yang efektif untuk memasang perangkap. (Sumber: https://www.thearmorylife.com/)
Teknik memasang jebakan granat dalam kaleng. (Sumber: https://www.wearethemighty.com/popular/)
Tipikal pemasangan jerat dengan ranjau dalam kaleng. (Sumber: https://www.quora.com/)

Sangat sering, orang-orang Vietnam memasang jerat semacam ini di bawah air. Mendeteksi mereka di dalam air yang berlumpur jelas hampir tidak mungkin. Seringkali wahana yang terbuat dari bambu tebal yang diisi dengan campuran amonia nitrat dan bahan bakar diesel dipasang di bawah granat atau amunisi lainnya. Teknik ini kemudian akan sangat meningkatkan efek merusak dari ledakan granat. Misalnya, pada tanggal 6 Desember 1968 di area Jalur Ho Chi Minh, salah satu jebakan semacam ini telah menyebabkan kematian beberapa Marinir dan cedera dengan tingkat keparahannya bervariasi atas kelompok, yang terdiri dari 5 orang. Secara alami, seperti pada perang-perang besar lainnya, orang-orang Vietnam secara besar-besaran menggunakan ranjau dari berbagai jenis mulai dari yang biasa hingga yang bisa melompat (tipe Bouncing Betty), dikombinasikan dengan jerat, sering menimbulkan ketidaknyamanan bagi para prajurit lawan. Sementara itu, ranjau darat juga ditebar di sepanjang jalan untuk meledakkan kendaraan dan kendaraan lapis baja, juga sebagai sarana penyergapan dan sabotase di garis belakang musuh. Salah satu tempat favorit untuk memasang ranjau adalah di sekitar pohon yang tumbang atau pada balok kayu yang melintang menutupi jalan.

Selain dipasang di antara pepohonan, jebakan granat juga dipasang di dalam air. (Sumber: https://slidetodoc.com/)

Bom Bendera 

NVA dan VC suka mengibarkan bendera, dan mereka tahu pasukan A.S. senang untuk merebut bendera musuh. Jadi ketika mereka dipaksa untuk meninggalkan pangkalan atau lokasi pertahanan mereka, mereka sering memasang peledak pada bendera, sehingga ketika pasukan AS mulai menurunkan bendera, aksi itu akan memicu ledakan. Bahkan, setiap upaya untuk memindahkan tiang bendera atau bendera bisa memicu jebakan. Ini adalah jenis perangkap yang menyebabkan “anda mendapat souvenir, namun kehilangan tangan”, di mana NVA akan dengan sengaja memasang jebakan di benda apa pun yang dianggap pasukan AS sebagai souvenir perang dengan bahan peledak. 

Mengamati bahwa tentara Amerika suka mengoleksi souvenir rampasan dari pihak lawan seperti bendera, NVA dan VC kerap memasang jebakan pada bendera yang mereka tinggalkan. (Sumber: https://www.wearethemighty.com/)

CARA VIETCONG MENGHINDAR DARI JEBAKAN BUATANNYA SENDIRI 

Diatas sudah dibahas berbagai jenis jebakan maut yang dibuat VietCong (VC) untuk menimbulkan kerugian bagi lawan-lawannya. Yang kemudian menjadi pertanyaan adalah bagaimana VC yang kerap mundur dalam pertempuran saat digempur habis-habisan dapat mengetahui cara menemukan jebakan yang mereka pasang untuk para GI (tentara Amerika) setelah beberapa hari atau minggu menjauh dari area itu? Hal ini tampaknya tidak mungkin, tetapi VC telah memikirkan hal semacam ini. Untuk menghindari menjadi korban jebakan mereka sendiri yang sederhana namun efektif, mereka menciptakan sistem untuk menandai jebakan tersebut secara sembunyi-sembunyi. Jadi apakah itu model “Granat dalam Kaleng,” “Jebakan Papan,” “Punji” atau bahkan “lubang ular” sederhana, mereka telah mengembangkan cara untuk memperingatkan diri mereka sendiri dan personel VC lain serta menunjukkan kepada mereka rute untuk menghindari jebakan tersebut. Viet Cong akan memasang jebakan di tempat-tempat yang mereka yakini akan dilalui oleh pasukan Amerika. Jika mereka mengira bahwa tentara Amerika akan bisa mengenali jebakan itu, VC akan memasang jebakan sekunder untuk menyasar siapa pun yang mencoba menghindari jebakan pertama. 

Kode-kode yang digunakan VC atau NVA untuk mengenali jebakan yang mereka pasang. (Sumber: https://en.topwar.ru/)

Sistem penanda yang digunakan oleh VC yang memasang jebakan ini akan membantu mengenali jenis jebakan itu, lokasinya, dan ke arah mana jebakan itu akan membahayakan, jika memungkinkan. Beberapa di antaranya cukup kentara, seperti penanda berbentuk persegi panjang atau limas yang terbuat dari bambu. Lainnya tidak begitu terlihat, seperti formasi batang patah di tanah, tongkat bambu yang menunjuk ke arah tertentu atau daun lontar yang diletakkan tanah, baik dilipat secara khusus atau dengan menusukkan tongkat menembusnya. Orang-orang yang berpengalaman akan dapat menentukan dari tanda-tanda semacam ini tidak hanya bahwa yang jebakan dipasang di dekatnya, tetapi juga mengetahui jenis jebakan tersebut. VC juga rutin mencatat seberapa efektif jebakan mereka bekerja, dengan kembali ke lokasi di mana mereka semua dipasang dan mencatat berapa banyak yang telah dipicu oleh manusia. Dengan ini mereka dapat mengadaptasi cara-cara yang paling efektif di area lain dengan menggunakan kembali teknik jebakan yang sudah teruji. Jika kemudian misalnya GI Amerika menjadi cukup menguasai dalam mengenali perangkap lubang, misalnya, Viet Cong akan mulai menggunakan perangkap panah atau perangkap peluru sebagai gantinya. Perlu dicatat juga disini bahwa meski mengandalkan berbagai jenis jebakan, orang-orang Vietnam Utara dan VietCong tetap menunjukkan ketangguhan, tekad, dan keberanian yang luar biasa di medan pertempuran. Mereka dengan terampil menggunakan sumber daya mereka yang sederhana, serta kondisi alam dan iklim tanah air mereka, untuk menyebabkan kerusakan sebesar mungkin di pihak musuh. 

MENGENALI KARAKTER DAN KEBIASAAN MUSUH

Viet Cong juga mempelajari lawan Amerika mereka dengan baik — kekuatan mereka, kelemahan mereka, dan mungkin yang paling penting, adalah kebiasaan mereka. VC adalah petempur dari “Dunia Ketiga”, yang sangat terikat dan mengenali dengan lingkungan alam mereka dengan baik. Bagi Viet Cong, tidak ada akhir dari Perang Vietnam, kecuali hanya kemenangan atau kematian. Sebaliknya, pasukan Amerika berasal dari negara terkaya dan paling bebas di planet ini. Di rumah di Amerika, mereka bisa menikmati kemewahan, yang bahkan tidak bisa diimpikan oleh kebanyakan orang Vietnam. Sebagian besar pasukan AS hanya akan menghabiskan waktu sekitar satu tahun di Vietnam, dan bahkan ketika mereka berada di kedalaman hutan, mereka tetap lebih siap dan diberi makan lebih baik pada hari-hari terburuk mereka daripada VC pada hari-hari terbaiknya. Beberapa tahun yang lalu, Tom Laemlein sempat memiliki kesempatan untuk berbicara dengan seorang Marinir yang memiliki pengalaman dua kali tur di Vietnam dan menghabiskan sebagian besar waktunya sebagai anggota satuan “tikus terowongan”. Dia menjadi sangat memahami akan jenis-jenis jebakan dan ranjau VC, serta metodologi mereka yang memanfaatkan pola pikir rata-rata orang Amerika. Ketika Tom Laemlein menyebutkan ketakutannya terhadap ular, dia tertawa dan berkata: “Anda dan hampir semua wajib militer lainnya (takut akan ular).”Dia menjelaskan kepada penulis bagaimana dia menyaksikan, berkali-kali, pasukan yang masih hijau akan menghindari berjalan melalui genangan air atau kolam besar, untuk mengitari tempat berawa karena ketakutan mereka terhadap ular. Tak pelak, VC kemudian akan meranjau tepi area yang berair, dan pasukan AS akan menderita korban lainnya. 

Pasukan Amerika melintasi air keruh. Menyadari tentara Amerika sedapat mungkin menghindari air, VC kemudian akan meranjau tepi area yang berair. (Sumber: http://carportgaming.blogspot.com/)

Selama penelitian Tom Laemlein tentang ranjau Viet Cong dan teknik perang menggunakan perangkap, satu elemen aneh terus muncul dalam laporan militer AS adalah penggunaan kotoran hewan! Ya, kotoran hewan. Istilah itu muncul begitu seringnya sehingga membutuhkan penyelidikan. Mengapa VC mau repot-repot memasang jebakan pada tumpukan kotoran hewan dan bagaimana orang-orang Amerika bisa tertipu untuk mengaktifkan bom di dalam tumpukan kotoran hewan? Jawabannya memperkuat fakta bahwa VC mengenal pasukan Amerika sebaik mereka mengenal diri mereka sendiri. Penulis melihat melalui beberapa laporan dari pasukan zeni AS dan dengan cepat menemukan fakta bahwa unit-unit militer Amerika di Vietnam sangat fokus pada kualitas air dan pengolahan limbah. Berikut kutipan dari “Catatan Pasukan Zeni” AS dari akhir tahun 1966:

“Di beberapa daerah RVN (Republik Vietnam Selatan), muka air tanah sangat dekat dengan permukaan. Jamban lubang di medan penugasan, biasanya akan dengan cepat mencemari sumber air dan permukaan air yang digunakan oleh AS dan pasukan Sekutu di dekatnya.”

Tipikal suasana Basecamp tentara Amerika di Vietnam. Dengan kebiasaan orang-orang Amerika yang bersemangat dalam membuang kotoran hewan untuk membantu menciptakan kondisi sanitasi yang lebih baik di dekat kamp atau fasilitas militer mereka. VC kemudian sering meranjau tumpukan kotoran hewan di dekat posisi Amerika karena mereka yakin pasukan Amerika akan menyingkirkannya. (Sumber: https://galleries.vietnamsoldier.com/)

Laporan tersebut selanjutnya merekomendasikan agar kotoran manusia dan hewan dibuang dan dibakar untuk membantu menjaga agar air tetap bersih dan mencegah disentri — yang tersebar luas di antara pasukan AS di Vietnam (terutama bagi pendatang baru yang tiba di negara itu). Sebaliknya orang-orang Vietnam sudah terbiasa dengan kualitas air yang buruk dan tidak keberatan dengan adanya kotoran manusia dan hewan di dekatnya. Dengan kebiasaan ini orang-orang Amerika akan bersemangat dalam membuang kotoran hewan untuk membantu menciptakan kondisi sanitasi yang lebih baik di dekat kamp atau fasilitas militer mereka. VC mengamati hal ini, dan mereka lalu sering meranjau tumpukan kotoran hewan di dekat posisi Amerika karena mereka yakin pasukan Amerika akan menyingkirkannya. Kebenaran ini memang aneh namun terbukti sangat efektif dan sangat cerdik.

CARA ORANG AMERIKA MENGHADAPI & EFEKTIFITAS JEBAKAN DALAM PERANG VIETNAM

Menghadapi jebakan-jebakan maut seperti yang sudah disebutkan diatas, bukan berarti bahwa orang-orang Amerika tidak berdaya dan berupaya untuk mengatasinya. Perang Vietnam sendiri kerap disebut sebagai perang jebakan. “Kami tidak dapat menghentikan penggunaan perangkat (jebakan) ini, tetapi kami dapat menurunkan tingkat korban dengan mengetahui cara mengenali, menandai, dan melaporkan adanya ranjau dan jebakan.”, demikian pernyataan yang muncul dalam Kursus Perang Ranjau Divisi Infanteri ke-1, di Vietnam tahun 1967. Karena jumlah pasukan AS yang dikerahkan ke Vietnam terus bertambah sejak tahun 1965, maka meningkat pula jumlah korban yang berjatuhan akibat jebakan Viet Cong. Perangkap dan sistem sinyal kemudian dipelajari secara menyeluruh dan terus-menerus oleh pihak Amerika. Kelas reguler diadakan bagi para personel, demikian pula instruksi berupa buku saku dikeluarkan untuk memperkenalkan tipe-tipe jebakan dan cara menetralkannya. Di depan kelompok-kelompok tempur mulai ditempatkan para penjinak jebakan. Selama tahun 1966, sebagian besar unit tempur Amerika kemudian menciptakan sekolah perang perangkap dan ranjau mereka sendiri. Pasukan Zeni dari Korps Marinir (USMC) misalnya, kemudian mendirikan Sekolah Penghancuran dan Perang Ranjau (Demolitions and Mine Warfare School), yang menggunakan ranjau lawan yang berhasil dirampas, perangkap peluru, dan perangkat mematikan lainnya yang diambil dari VC untuk mengajari tentara Amerika cara-cara menghindarinya. Jika memungkinkan, mereka mungkin bahkan mengajari para Marinir cara untuk memasang kembali jebakan semacam itu. 

Sersan Henry D. Halloway, kanan, menjelaskan cara kerja perangkap deadfall berduri gaya Viet Cong kepada PFC James M. Gatto selama kelas di Sekolah Marine Corps Demolition and Mine Warfare School di Da Nang, Vietnam. (Sumber: https://www.stripes.com/)

Berikut ini adalah kutipan dari catatan berdasarkan “pelajaran ” yang didapat oleh Divisi Infanteri ke-4 tentang ranjau dan perangkap VC, yang diterbitkan pada awal tahun 1967: 

“Semua personel harus diberi pengarahan menyeluruh tentang ranjau dan jebakan Viet Cong, termasuk alat pendeteksi dan metode pemusnahannya. Sikap yang sangat hati-hati harus dilakukan ketika bergerak di dekat pagar tanaman dan pepohonan. Jebakan-jebakan sering ditempatkan di pepohonan dengan area tanah di bawahnya juga dipasangi jebakan. Mereka juga memasang jebakan di lubang perlindungan dan kawah bekas tembakan peluru artileri saat mengundurkan diri sehingga mereka yang menempati setelahnya berisiko menghadapi kematian.”

Divisi Infanteri ke-4 juga mengadakan “Confidence Course” bagi para prajurit baru yang datang dari Amerika. Kursus ini, seperti kursus lain yang dibuat oleh unit Angkatan Darat dan Korps Marinir, mencakup masalah menghadapi perang ranjau bagi orang-orang baru agar mereka dapat mempelajari cara mengidentifikasi, menandai, dan menghindari: 

Sebuah laporan yang dikeluarkan oleh Brigade Lintas Udara ke-173 memberikan nasihat bagus berikut ini pada tahun 1967: 

Tentara Amerika menginterogasi tawanan. Salah satu cara efektif dalam menghadapi potensi ancaman perangkap adalah dengan meminta warga lokal untuk mendahului pergerakan tentara Amerika saat melalui sebuah desa. (Sumber: https://www.google.com/)
Data persentase penyebab kematian dan luka-luka di antara tentara Amerika antara bulan Juni 1965 – Juni 1970. (Sumber: The Vietnam War: The Illustrated History of the Conflict in Southeast Asia)
Pengumuman pemberian imbalan dari USMC untuk mereka yang melaporkan adanya perangkap. (Sumber: https://en.topwar.ru/)

Lewat pelatihan-pelatihan dan petunjuk-petunjuk ini, sama seperti mereka kemudian bisa mengenali tentang pemasangan jebakan sekunder VC, para prajurit zeni A.S. akhirnya bisa memahami macam-macam sinyal atau penanda yang dipakai VC. Mereka tidak hanya mempelajari kode khusus itu, tetapi mereka juga belajar untuk menggunakannya melawan balik Viet Cong dan pasukan Vietnam Utara. Dengan menggunakan kode-kode tersebut, orang-orang Amerika dapat mengubah cara VC bergerak melalui suatu area dan bahkan menggiring mereka berjalan lebih cepat ke dalam jebakan yang mereka buat sendiri. Sementara itu jika penduduk setempat melaporkan adanya jebakan yang mereka ditemukan, maka mereka akan diberi hadiah. Meski demikian, personel militer AS terus menjadi korban dalam perangkap-perangkap semacam ini di sepanjang masa perang. Sementara itu, banyak sejarawan militer tidak terlalu yakin pada keefektifan jebakan Viet Cong dan taktik perang ranjau yang mereka lancarkan. Namun, statistik yang menyakitkan menceritakan kisah yang berbeda. Efektifitas dari booby trap dan punji stick di Vietnam terbukti dari penelitian yang dilakukan setelah perang. Booby trap (bersama ranjau) sendiri menyebabkan kematian sekitar 4.000 prajurit Amerika (11%) dari tahun 1965-1970, sementara menyebabkan 15% total korban luka-luka. Sedangkan punji stick sendiri bertanggung jawab menyebabkan 2% korban luka-luka di pihak Amerika. Selama tahun 1965 saja, misalnya hingga 70% dari korban USMC disebabkan oleh ranjau dan jebakan lawan.

Meski sudah dilakukan berbagai upaya, namun korban akibat jebakan di Vietnam terus berjatuhan. (Sumber: https://en.topwar.ru/)

Diterjemahkan dan ditambahkan kembali dari:

Vietnamese traps for Americans by fimusito; November 24, 2014

https://en.topwar.ru/63028-probely-vetnamskie-lovushki-dlya-amerikancev.html

DANGEROUS STEPS: VIET CONG BOOBY TRAPS, www.thearmorylife.com By Tom Laemlein; October 14th, 2021

Ancient Tech in Modern War – Hidden Punji Sticks of Vietnam War by Herbert Kikoy; Jun 25, 2018

https://www.warhistoryonline.com/vietnam-war/ancient-tech-modern-war-punji-sticks.html

8 of the most terrifying Vietnam War booby traps by Blake Stilwell Posted On March 15, 2021 17:05:00

Demolitions and Mine Warfare School by Team Mighty, Posted On July 16, 2021 12:09:50

Marine expert shows how VC turn lost a bullet into a deadly mine BY JACK BAIRD • • APRIL 21, 1966

https://www.stripes.com/news/marine-expert-shows-how-vc-turn-lost-a-bullet-into-a-deadly-mine-1.54474

The Vietnam War: The Illustrated History of the Conflict in Southeast Asia, Salamander Book-1983; p 22-23, p 35

Exit mobile version