Sejarah Militer

Kelas Lada/Amur: Kapal Selam Impian (Sebagian) Formiler Indonesia Yang Tidak Seindah Dibayangkan

Kapal selam bertenaga nuklir dapat  berharga empat hingga delapan kali lebih mahal daripada kapal selam diesel tradisional—namun mereka memang memiliki keunggulan luar biasa dalam hal kesenyapan, kecepatan dan jangkauan, ditambah daya tahan di bawah airnya yang hampir tak terbatas dibanding kapal selam konvensional. Tidak hanya kapal selam bermesin diesel yang “bernapas” dengan udara lebih berisik, tetapi juga kapal selam jenis ini membutuhkan untuk secara berkala muncul ke permukaan atau menggunakan snorkelnya untuk mengisi kembali pasokan udaranya—yang pada akhirnya menempatkan mereka pada risiko yang lebih besar untuk terdeteksi. Namun, pertimbangan sisi ekonomis dan keterbatasan teknologi menyebabkan sebagian besar negara secara eksklusif mengoperasikan kapal selam diesel. Selain itu, jangkauan terbatas dari kapal selam diesel tidak terlalu menjadi masalah ketika digunakan untuk berpatroli di perairan lokal dan bukan untuk melintasi samudera. Namun, kapal selam baru yang muncul pada tahun 1990-an dan 2000-an mulai memperkenalkan berbagai sistem Propulsi Udara Independen (AIP), yang memungkinkan mereka beroperasi dengan lebih senyap, dan memiliki daya tahan beroperasi di bawah air, yang secara potensial mencapai ukuran mingguan, bukan harian—walaupun dengan berlayar pada kecepatan sangat lambat. Jerman, Prancis, Swedia, Jepang, dan China semuanya telah menjadi produsen utama kapal selam bertenaga AIP, dan menjualnya ke banyak negara lainnya. Dengan perkembangan seperti ini, maka masuk akal bila, kemudian Rusia—yang secara historis telah mengoperasikan banyak kapal selam diesel bersama dengan armada kapal selam bertenaga nuklirnya—akan berusaha mengembangkan kapal selam bertenaga AIP sendiri. Upaya mereka ini kemudian berwujud dalam proyek kapal selam kelas Lada dan Amur.

Kapal selam patroli diesel-elektrik kelas Lada dirancang sebagai sistem senjata pertahanan anti-kapal dan anti-kapal selam. (Sumber: http://www.military-today.com/)

DESAIN KELAS LADA

Kapal selam kelas “Lada” adalah jenis kapal selam diesel generasi keempat. Dibandingkan dengan kapal selam sebelumnya jenis “Varshavyanka“, atau kelas Kilo, “Lada” memiliki bobot permukaan hanya sekitar 1.750 ton dibandingkan dengan 2.300 ton (pada Kilo) dan lebih cepat: kecepatan menyelamnya mencapai 21 knot (39 km/jam). Kapal selam generasi baru ini juga memiliki tingkat kebisingan yang lebih rendah, serta memiliki sistem otomatisasi tingkat tinggi. Senjata utama mereka adalah rudal jelajah “Kalibr” yang canggih. Namun hingga kini masa depan dari program Project 677 Lada, yang memiliki desain unik dan dikembangkan oleh biro desain Rubin, masih tidak begitu pasti. Angkatan Laut Rusia ternyata memiliki masalah dalam mengembangkan kapal selam diesel-listrik Project 677 Lada yang baru. Kapal selam kelas Lada, yang versi ekspornya dikenal sebagai kelas Amur 1650, memiliki lapisan anti-sonar baru pada bagian lambung, jangkauan jelajah yang telah diperluas, dan persenjataan anti-kapal dan anti-kapal selam yang canggih. Kapal selam diesel-listrik baru ini adalah penerus dari kapal selam Type 877EKM dan Type 636 Kilo, yang lebih dari lima puluh di antaranya telah dibuat dalam tiga varian dan bertugas dalam armada Rusia, Cina, Vietnam, Aljazair, Polandia, dan Iran. Tipe Lada secara signifikan lebih kecil (bobot 1.600 ton D/W) dibanding kapal selam tipe Kilo sebelumnya (2.325 ton D/W), yang kemudian hal ini dapat menjelaskan masalah yang dihadapinya dalam pelaksanaan uji coba laut. Kapal ini umumnya dikonfigurasi untuk menjalankan perang anti-permukaan dan anti-kapal selam, pemasangan ranjau dan penyusupan pasukan khusus. 

Project 636 Improved Kilo Class. Kelas Lada dirancang untuk menggantikan kapal selam kelas Kilo, dengan bobot yang lebih ringan. (Sumber: https://www.pinterest.com/)

Pembangunan kapal selam diesel kelas Project-677 Lada pertama, yang bernama Sankt Petersburg, dimulai pada tahun 1997. Kapal selam Project 677 Lada diproyeksikan akan memiliki daya jelajah dan daya tahan menyelam yang tinggi, efisiensi dan punya kemampuan tempur handal, serta punya karakteristik akustik yang senyap. Peralatan sonarnya mencakup perangkat direct-listening transducers yang sangat sensitif di bagian ujung depan dan sebuah towed transducer array. Kapal ini akan dilengkapi dengan enam tabung torpedo, dan 18 pucuk persenjataannya akan terdiri dari campuran torpedo dan rudal yang diluncurkan lewat tabung torpedo. Berukuran panjang 67 meter dan lebar 7,2 meter, kelas Lada yang menampilkan desain mono hull memiliki lapisan ubin anechoic yang dipasang di lambung luar dan baling-baling berbilah 7. Kelas Lada baru menggunakan bentuk desain teardrop (serupa tetesan air) yang efisien pada bagian lambungnya, sebuah desain standar kapal selam yang efisien secara aerodinamis. Ketika lambung kapal selam kurang bebas dari tonjolan, lubang, pivot, atau bentuk lainnya, maka hal ini akan dapat menyebabkan adanya turbulensi di air, dan menciptakan kebisingan yang dapat dideteksi. Oleh karenanya lambung kelas Lada dirancang “bersih”. Mesin utama dari kapal selam ini adalah mesin diesel-elektrik (mesin listrik utamanya berkapasitas 4100 hp dengan ditambah dua generator diesel berkapasitas masing-masing 1.000 kilowatt). Kelas Lada memiliki kecepatan berlayar di atas permukaan laut sebesar 10 kt (19 km/jam); sementara saat menyelam adalah 21 kt. Jarak jelajah kelas Lada saat menggunakan kecepatan ekonomis adalah 500 mil laut (926 km) dengan kecepatannya 3 kt (5,56 km/jam). Sementara itu, kedalaman menyelam maksimumnya adalah 250-300 m, dengan daya tahan berlayar 45 hari dan awak kapal sebanyak 34-38 personel. Sebagai tambahan, kapal selam ini memiliki fitur-fitur sebagai berikut: 

Desain kapal selam kelas Lada. (Sumber: https://drawingdatabase.com/)
Lada Class dengan baling-baling berbilah 7. (Sumber: http://www.military-today.com/)

Dalam proses produksi, teknologi baru kemudian telah diperkenalkan selama masa konstruksi, sebagai berikut: 

Sistem AIP bertenaga Hidrogen, yang dirancang untuk digunakan pada kapal selam kelas Lada. (Sumber: http://gentleseas.blogspot.com/)
Kapal selam kelas Lada di pelabuhan. P ara perancang Rusia berjanji bahwa kapal selam kelas Lada akan menghasilkan kebisingan yang 50 persen lebih kecil dari kelas Kilo. (Sumber: https://tass.com/)

Apa yang mungkin paling revolusioner tentang desain kelas Lada adalah sistem propulsinya. Yang pertama dalam Angkatan Laut Rusia, kelas Lada menggunakan sel bahan bakar hidrogen-oksigen yang menghasilkan listrik untuk baling-balingnya. Sistem ini bukan menggunakan baterai, seperti yang biasanya terlihat pada kapal selam diesel-elektrik, di mana generator diesel akan mengisi baterai. Pada kelas Lada menurut pers Rusia, sistem AIP nya mengubah bahan bakar diesel menjadi hidrogen sebagai sumber tenaga, meskipun kelas Lada juga tetap membawa generator diesel. Seorang desainer Rusia berpendapat bahwa sistem ini lebih baik daripada generator Stirling dan MESMA AIP, dimana keduanya memiliki bagian bergerak yang menghasilkan beberapa kebisingan. Namun, teknologi sel bahan bakar hidrogen yang lebih tenang seperti digunakan di kapal selam Jerman, memerlukan penyimpanan sel hidrogen yang cukup berbahaya dan mudah terbakar. (Ini mungkin tampaknya perlu menjadi perhatian yang sangat mendesak mengingat banyaknya kebakaran mematikan di kapal-kapal selam Rusia dan ex Soviet selama bertahun-tahun.) China, yang mengoperasikan kapal selam kelas Yuan bertenaga Stirling-AIP, kabarnya menyatakan tertarik untuk membeli empat Lada. Yang terpenting, desain ini jauh lebih tenang daripada kapal selam diesel-elektrik, karena tidak ada denting mesin keras yang mengeluarkan suara, dan hanya reaksi kimia yang tenang dan hening. Kapal selam kelas Lada mungkin lebih senyap dibanding dengan kapal selam bertenaga nuklir. Sementara itu, meski kapal selam bertenaga nuklir tidak terlalu keras menimbulkan suara, namun sistem pendinginnya tidak. Untuk menghilangkan panas di sekitar reaktor, pompa dari berbagai jenis diperlukan untuk mengangkut cairan pendingin, yang secara alami akan meninggalkan jejak akustik. Para perancang Rusia berjanji bahwa kapal selam kelas Lada akan menghasilkan kebisingan yang 50 persen lebih kecil dari kelas Kilo.

KELAS AMUR

Kapal selam kelas Amur Proyek 1650, yang ditujukan untuk ekspor, merupakan bagian dari proyek yang sama dengan kelas Lada Proyek 677 dan hanya berbeda dalam persyaratan masing-masing pelanggan dan kondisi operasionalnya. Pada tahun 1989 Biro Desain Kelautan Rubin di St. Petersburg ditugaskan oleh Angkatan Laut Rusia untuk merancang kapal selam diesel-elektrik generasi keempat yang baru. Biro Desain Rubin yang disegani adalah merupakan yang terbesar diantara perusahaan desain kapal selam Rusia. Mereka juga adalah yang tertua—berusia hampir 120 tahun dan masih aktif. Tim desain Rubin telah merancang sebagian besar kapal selam nuklir yang digunakan oleh Uni Soviet—dan sekarang masih bisa menghasilkan sesuatu yang baru dan berpotensi revolusioner. Rubin kemudian mengembangkan kapal selam konvensional generasi keempat kelas Amur (Amur 1650 dan Amur 950), berdasarkan pengalaman bertahun-tahun AL Russia mengoperasikan kapal selam diesel-elektrik Projects 613 (Whiskey), 641 (Foxtrot), 641B (Tango) dan kelas Kilo oleh Angkatan Laut Rusia dan oleh Angkatan Laut negara lain. Seperti yang diiklankan, Amur-1650 lebih besar dari Amur-950 dan ditujukan untuk misi yang lebih lama. Rubin sendiri menyelesaikan pekerjaan desain pada seluruh keluarga kapal selam diesel-listrik Amur dengan bobot mulai dari 550 hingga 1.850 ton. Para perancang pada dasarnya mengadopsi solusi desain dan tata letak yang sama untuk seluruh kapal selam dan subsistemnya yang terpisah, dan menggunakan peralatan terpadu atau dimodifikasi. Amur dimaksudkan untuk menjadi desain kapal selam ekspor paling canggih hingga saat ini, yang menggabungkan banyak teknologi pengurangan jejak akustik yang sudah terbukti pada kapal selam Proyek 636 Kilo, terutama dengan penggunaan pelapis anechoic dan baling-baling berbilah tujuh. Kapal selam ini ditawarkan dengan “label” kapal selam kelas Lada untuk varian ekspor. Kelas Amur juga akan mencakup penambahan fuel cell yang dapat dipasang selama proses konstruksi atau modernisasi untuk memberi kemampuan propulsi udara independen (AIP) dengan generator oksigen/hidrogen dan listrik/kimia. Perangkat propulsi udara-independen dengan generator elektrokimia, diketahui akan sangat meningkatkan daya tahan menyelam dan daya jelajah dari kapal selam itu sendiri. Perangkat ini terletak pada modul kompartemen khusus. 

Model kapal selam kelas Amur 950 dengan Rudal Jelajah BrahMos. Kemampuan untuk dapat meluncurkan rudal jelajah dengan peluncur vertikal adalah salah satu daya tarik dari kapal selam ekspor kelas Amur. (Sumber: https://en.m.wikipedia.org/)
Karakteristik berbagai tipe kapal selam kelas Amur. (Sumber: https://en.m.wikipedia.org/)

Namun, kapal selam pertama dari kelas Amur itu tidak akan ditenagai dengan perangkat seperti itu. Alasannya adalah tingginya biaya pengadaan perangkat AIP, serta tingkat keselamatannya terhadap kebakaran yang lebih tinggi, yang diperlukan untuk mengoperasikannya. Kapal selam yang ditenagai dengan perangkat propulsi udara independen baru belum akan muncul di pasaran hingga tahun 2003-2004. Menurut rencana kelas Amur akan mengakomodasi sistem propulsi anaerobik Kristall-27E. Namun Rubin juga mengumumkan bahwa mereka juga dapat melengkapi kelas Amur dengan sistem AIP Siemens yang melengkapi kapal selam kelas U-212 / U-214 Jerman. Tonase dari kelas Amur bervariasi dari 550 hingga 1850 ton di permukaan, dan peralatannya tentu saja dapat disesuaikan dengan keinginan pelanggan. Menurut perkiraan, sistem AIP Kristall-27E akan meningkatkan daya tahan kapal selam Kelas Amur selama 15 hingga 45 hari (daya tahan yang lebih lama dipastikan didapat dengan pengoperasian jangka pendek mesin diesel dalam mode snorkeling). Sementara itu, dibandingkan dengan kapal selam kelas Kilo, kapal selam Amur 1650 memiliki bobot yang lebih ringan. Kedua kapal ini dibedakan oleh kemampuan menembakkan hingga 6 rudal dalam salvo terhadap target di laut dan di pantai, sistem peperangan elektronik yang canggih dan perangkat sonar dengan antena pasif unik untuk mendeteksi target diam pada jarak jauh. Jejak akustik dari kapal selam kelas Amur 1650 beberapa kali lebih rendah dibandingkan kapal selam kelas Kilo yang saat ini sebenarnya sudah dianggap paling senyap di dunia. Sekali lagi, seperti pada kelas Lada, hal ini didapat dari penggunaan reaksi kimia sederhana di dalam sel bahan bakar, yang kemungkinan besar akan lebih senyap dibanding dengan kapal selam bertenaga diesel atau nuklir murni. Kapal selam ini dilengkapi dengan sistem peperangan elektronik generasi baru berdasarkan berbagai solusi hi-tech terbaru.

Konfigurasi kapal selam kelas Amur dengan pilihan AIP dan tanpa perangkat AIP. (Sumber: https://www.key.aero/)
Rancangan desain ruang komando kelas Amur. (Sumber: http://www.military-today.com/)
Konsep desain ruang kerja kelas Amur. (Sumber: http://www.military-today.com/)

Kapal selam kelas Amur dapat dioperasikan di wilayah samudera mana pun (kecuali untuk wilayah dengan padang es yang luas), dalam cuaca apa pun, dan di perairan laut dangkal dan dalam. Pada kapal selam ini, peralatan dan senjata asal Rusia, serta oleh negara Pelanggan, atau dari negara lain tetap dapat digunakan. Di sisi lain, jika dibandingkan dengan kapal selam kelas Kilo dan kapal selam Amur 1650, versi Amur 950 memiliki bobot yang lebih kecil. Fitur khusus dari kapal selam ini adalah adanya 10 peluncur rudal vertikal (VLS) Club S universal, yang memungkinkannya menembakkan sepuluh rudal jelajah terhadap target berbasis laut dan darat dalam waktu tidak lebih dari 2 menit. Perangkat penangkal akustik ukuran kecil yang disediakan untuk pertahanan diri pada kapal ini terletak pada peluncur yang ada di superstruktur kapal. Dalam kelas Amur sistem kontrol tempur terintegrasi dengan subsistem elektronik radio terbaru memungkinkan penyelesaian semua tugas taktis yang dihadapi kapal-kapal selam non-nuklir. Sementara itu, karena bobotnya yang relatif kecil, kapal selam “Amur 950” akan memiliki keunggulan dibandingkan kapal selam kelas serupa dengan dalam hal “efisiensi-biaya”. Dua kapal selam diesel-listrik generasi keempat pascaperang dingin rencananya akan dikerjakan di galangan kapal milik negara Admiralteiskiye Verfi di St. Petersburg. Satu kapal selam (Proyek 677 Lada), diberi nama Sankt Peterburg, telah dibangun untuk Angkatan Laut Rusia, dan yang lainnya (Amur-1650) dimaksudkan untuk tujuan ekspor. 

PERSENJATAAN

Kapal Selam Kelas Lada dan Amur Class dirancang untuk dapat membawa berbagai tipe persenjataan sebagai berikut:

Rudal 3M-54 Kalibr

3M54K Kalibr adalah tipe rudal multiplatform asal Rusia yang dapat diluncurkan dari kapal permukaan, kapal selam dan pesawat udara sebagai rudal anti-kapal dan rudal jelajah serangan darat (LACM) yang dikembangkan oleh Biro Desain Novator (OKB-8). Varian anti-kapal yang diluncurkan dari kapal selam digunakan oleh Angkatan Laut Rusia. Dengan memiliki panjang 8,22 m (27,0 kaki), dan hulu ledak sebesar 200 kg (440 lb), rudal ini dapat menjangkau sasaran hingga jarak 440–660 km (270–410 mi). Rudal ini termasuk rudal Sea-skimmer dengan ketinggian terbang tahap akhir nya sekitar 4,6 meter (15 kaki) dan kecepatan terminal supersonik nya sekitar Mach 2,9 (3.550 km / jam; 2.210 mph). Sementara itu varian rudal jelajahnya memiliki jangkauan hingga 2.500 km (1.600 mil), yang memungkinkan Angkatan Laut Rusia untuk menyerang target di seluruh Eropa Tengah / Barat dari luar celah GIUK. Kecepatan terminal subsoniknya adalah Mach 0,8. Rudal yang memiliki kisaran panjang 6.2 m sampai 8.9 m (tergantung varian) dan memiliki diameter 0.533 m ini dapat dibekali dengan hulu ledak sebesar 400-500 kg tipe High Explosive atau Thermonuclear. Akurasi dari penembakan rudal sangatlah akurat yakni bisa mencapai radius 3 meter dari target.

Rudal jelajah 3M54K Kalibr. (Sumber: https://www.globalsecurity.org/)

SS-N-16 Stallion

SS-N-16 Stallion pada dasarnya adalah torpedo yang diluncurkan dengan bantuan mesin roket berbahan bakar padat untuk menerbangkannya di atas permukaan laut. Rudal ini memiliki peran ganda; dimana dapat dipersenjatai dengan torpedo anti-kapal selam 400 mm atau bom dalam nuklir. Jarak tempuhnya sekitar 100 kilometer dan merupakan peningkatan yang mengesankan dibandingkan pendahulunya SS-N-15 Starfish, yang hanya bisa mencapai setengahnya.

SS-N-16 Stallion. (Sumber: http://cmano-db.com/)

Type 53 Torpedo

Torpedo tipe 53 digunakan pada hampir semua kapal selam Soviet dan banyak kapal perang permukaannya. Kebanyakan Tipe 53 yang digunakan dalam peran anti-kapal permukaan menggunakan hulu ledak berbobot 200 hingga 300 kg. Varian anti-kapal selam memiliki ukuran hulu ledak lebih kecil antara 100 hingga 200 kg. Sistem peledakannya berdasarkan deteksi akustik, kontak atau peledakan berdasar waktu tertentu, atau kombinasi keduanya. Tipe 53 juga ada yang memiliki hulu ledak nuklir berkekuatan 20 kT yang akan meledak di lokasi yang telah ditentukan. Versi terakhir di kelas ini adalah torpedo laut berat UGST (Fizik-1) memiliki jangkauan hingga 60 km (versi ekspor dibatasi hingga 40 km).

Torpedo Type 53. (Sumber: https://www.artstation.com/)

DINAS OPERASIONAL

Pada tanggal 28 Oktober 2004 Sankt Petersburg (untuk menghormati peringatan 300 tahun pendirian kota tersebut), diluncurkan di Admiralteyskiye Verfi. Kapal selam generasi keempat bertenaga konvensional dari proyek Lada, yang dirancang oleh Biro Desain Pusat Rubin ini menandai pengenalan salah satu kapal selam pertama yang khusus dibangun untuk Angkatan Laut Rusia sejak runtuhnya Uni Soviet. Kapal selam generasi keempat ini dapat digunakan dalam operasi anti-kapal selam (ASW) dan perang anti-permukaan (AsuW), perlindungan pangkalan angkatan laut, misi pengintaian dan patroli. Pada tahun 2005 armada Rusia menugaskan dua kapal, termasuk kapal selam konvensional Sankt Petersburg (B-585), kapal pertama dari kelas Proyek 677. Pada bulan Juli 2006 Konstantin Lantratov, Reporter Kommersant Daily, melaporkan bahwa Vladislav Putilin, wakil ketua Komisi Industri-Militer, mengatakan bahwa di bawah Program Persenjataan Negara Rusia untuk 2007-2015, Angkatan Laut Russia akan menerima enam kapal selam diesel-listrik dari Project 677 Lada. Pada Januari 2007 Galangan Kapal Admiralty St. Petersburg mengatakan akan segera memulai periode final uji coba laut dari kapal selam diesel generasi keempat buatannya. Pada saat itu kapal selam kelas Lada kedua, Kronshtadt (B-586), yang merupakan yang pertama dalam kapal selam seri produksi kelas Lada, juga sedang dibangun di galangan kapal dan diluncurkan dalam sebuah upacara pada bulan September 2018. Kapal selam ketiga, yang lunasnya diletakkan pada 10 November 2006, dinamai kota yang terkait dengan kejayaan angkatan laut Rusia – Sevastopol (B-587). Kapal selam ini kemudian berganti nama menjadi Velikie Luki dan dikerjakan kembali pada bulan Februari 2015 karena adanya desain ulang setelah terjadi penundaan terus-menerus. Velikie Luki diharapkan akan dapat ditugaskan pada tahun 2021. Pada tanggal 25 Juli 2008 dilaporkan bahwa komandan Angkatan Laut Laksamana Vladimir Vysotsky menyatakan bahwa pembangunan kapal selam pembawa rudal balistik bertenaga nuklir generasi terbaru dan kapal selam serang adalah prioritas utama dalam pengembangan Angkatan Laut Rusia. Saat itu, jadwal pembangunan kapal selam kelas Lada tidak berubah dari 18 bulan sebelumnya. 

B-585 Sankt Peterburg. (Sumber: https://en.m.wikipedia.org/)

Kapal selam diesel-listrik di Angkatan Laut Rusia saat ini mayoritas diwakili oleh kapal kelas Kilo. Mereka akan secara bertahap digantikan oleh kapal selam kelas Project 667 Lada. Pada bulan Maret 2009, kapal selam pertama kelas Lada menjalani uji coba laut dan akan memasuki dinas operasional dengan Angkatan Laut Rusia pada tahun 2010. Pada saat yang sama Kapal selam Project 877 Paltus (kelas Kilo) terus menua dengan cepat. Akibatnya, Angkatan Laut harus memesan kapal selam Project 636-M (kelas Kilo) yang telah ditingkatkan kemampuannya sekali lagi. Varian Kilo yang kemampuannya telah ditingkatkan termasuk di antara kapal selam diesel paling senyap—salah satu laporan mengklaim bahwa mereka setara dengan kapal selam serangan nuklir kelas Los Angeles yang kemampuannya telah ditingkatkan dalam hal tingkat kebisingan. Pada bulan Desember 2015 kapal kelas Kilo Rostov-on-Don adalah kapal selam Rusia pertama sejak Perang Dunia II yang melakukan misi serangan di medan tempur sebenarnya, ketika ia meluncurkan rudal jelajah yang menargetkan pemberontak di Suriah. Pada bulan Agustus 2010, lunas kapal selam Proyek 636-M pertama diletakkan untuk nantinya akan digunakan oleh Armada Laut Hitam AL Russia. Kapal selam diesel elektrik Proyek 636.3 Novorossiysk mulai dibuat di galangan kapal Admiralteyskie Verfi (ST. Petersburg) pada tanggal 20 Agustus 2010 pukul 12 siang. Kapal selam ini rencananya akan dikirim ke Angkatan Laut Russia pada tahun 2013; kemudian, dua kapal selam lain dari proyek tersebut akan mulai dikerjakan dan pada tahun 2014 dikirim ke wilayah Rusia selatan. Tingkat produksi 1 kapal/tahun dimulai dengan mengerjakan unit keempat pada tahun 2008. Hal ini diperlukan untuk mempertahankan struktur kekuatan kapal selam konvensional AL Russia yang masih ada dalam menghadapi jadwal pensiun kapal selam kelas Kilo hingga tahun 2020. Tingkat kecepatan pembuatan dua kapal setiap tahun mungkin baru dapat dimulai setelah tahun 2015. Bahwa kapal selam Kilo yang tersisa akan dibangun dengan kecepatan sekitar dua setiap tahun, dengan demikian mungkin juga proses pensiun dari kapal-kapal selam tipe lama juga dilakukan dengan jumlah yang sama. Angkatan Laut Rusia berencana untuk membangun total delapan kapal selam Kelas Lada. Namun, pada bulan November 2011 Angkatan Laut Rusia memutuskan bahwa kelas kapal selam ini tidak akan diterima dalam dinas operasional, karena kapal pertamanya masih jauh dari memenuhi persyaratan selama proses pengujian. Kapal ini kemudian tetap dipertahankan sebagai kapal uji untuk bereksperimen dengan berbagai sistem, sementara konstruksi kapal kelas yang tersisa dibekukan.

Molornya projek kapal selam kelas Lada, memaksa AL Russia untuk memesan lebih banyak kapal selam kelas Kilo yang telah dimodernisasi. (Sumber: https://weaponsystems.net/)

Sebuah artikel November 2011 oleh majalah Rusia Izvestia melaporkan bahwa generator D49 dari St. Petersburg yang lebih kecil, dikombinasikan dengan motor berkekuatan 2.700 tenaga kuda, hanya dapat menghasilkan setengah dari daya yang dibutuhkan. Sistem kunci lainnya, termasuk torpedo dan sonar baru dilaporkan masih dalam proses pengembangan. Proses konstruksi kapal-kapal lainnya ditinggalkan meskipun Izvestia mengklaim lambung dua kapal lainnya “hampir selesai.” Di tempat lain, Laksamana Vladimir Vysotsky mengeluh bahwa kelas Lada memiliki tenaga setara kapal selam “era Perang Dunia II”. Dengan ini, “siapa yang membutuhkannya?” Sebagian besar ahli setuju bahwa Rusia tidak mampu mengembangkan sistem propulsi AIP yang efektif, sebagian karena kurangnya dana dan kecenderungan mereka untuk menjanjikan proyek-proyek besar baru yang sering gagal terwujud. Meskipun pejabat Rusia kadang-kadang membicarakan manfaat kapal selam bertenaga AIP, dana penelitian dan pengembangan yang diperlukan telah terkonsentrasi pada dua proyek kapal selam bertenaga nuklir, kapal selam serang kelas Yasen dan kapal selam rudal balistik Borei. Bagaimanapun pada tanggal 27 Juli 2012, Panglima Angkatan Laut Rusia mengumumkan dimulainya kembali pembangunan kapal selam kelas Lada, setelah mengalami perubahan desain yang ekstensif, tetapi pada tahun 2014 konstruksi pada unit kedua dan ketiga masih terhenti, sedangkan unit pertama, meskipun secara nominal tercatat dioperasikan, namun masih tetap dalam tahap uji coba laut. “Dua kapal selam Project 677 kelas Lada akan dikirimkan sesuai jadwal — pada 2018 dan 2019,” kata perwakilan resmi United Shipbuilding Corporation Rusia pada tanggal 18 Maret 2016. Kementerian Pertahanan Federasi Rusia dan Galangan Kapal Admiralteyskie Verfi menandatangani kontrak untuk dua kapal selam Project 677 Lada itu pada bukan Juni 2019. Peletakan lunas untuk kedua kapal selam diharapkan dapat berlangsung pada tahun 2022, sementara pengoperasian masing-masing direncanakan akan dilakukan pada tahun 2025 dan 2027. Sementara itu pembangunan kapal selam kelas non-nuklir generasi baru Kalina rencananya juga mulai akan diluncurkan. Pada tahun 2014, kementerian pertahanan Rusia sempat mengumumkan akan mengejar pembuatan kapal selam diesel “generasi kelima” kelas Kalina bertenaga AIP untuk menggantikan kapal selam “generasi keempat” yang belum terwujud. Hal ini menjadi penanda betapa bermasalahnya proyek kelas Lada.

Kapal selam diesel-elektrik Project 677 (kelas Lada; NATO: Kelas St. Petersburg) ‘Kronstadt’ telah diluncurkan di Galangan Kapal Admiralty di Saint Petersburg. Permasalahan sistem AIP menjadi kendala utama proyek kapal selam kelas Lada. (Sumber: http://www.navyrecognition.com/)

Di antara beberapa detail yang tersedia mengenai Kalina menyatakan adalah bahwa ia akan dapat beroperasi di bawah air selama dua puluh lima hari dan menampilkan unit propulsi modular yang “dapat diganti pada tahap apa pun,” menunjukkan bahwa mereka dapat memulai dinas operasional dengan mesin konvensional hingga AIP yang efektif dapat beroperasi selesai dikembangkan. Meskipun beberapa laporan mengklaim bahwa teknologi propulsi baru sudah dalam pengembangan, seorang perwira Rusia dalam konstruksi angkatan laut menyatakan bahwa kapal selam berpenggerak AIP kemungkinan baru akan muncul pada 2021–22. Desainer Rusia juga telah berbicara tentang pengembangan kapal selam bertenaga baterai lithium-ion sebagai sarana alternatif untuk memperpanjang daya tahan menyelam di bawah air. Namun, saat ini hanya Jepang dan Korea Selatan yang hampir menerapkan teknologi ini pada kapal selam operasional. Pada akhirnya, proses konstruksi kapal selam kelas Lada dilanjutkan, dengan Kronstadt dan Veliye Luki masing-masing diperkirakan akan diluncurkan pada 2019 dan 2021—tanpa propulsi AIP. Setelah pengumuman bahwa produksi seri ini akan berakhir setelah dua kapal ini pada tahun 2016, Laksamana Vladimir Korolev mengumumkan pada Juli 2017 bahwa kapal Lada keempat dan kelima akan menyusul—mungkin dilengkapi dengan propulsi bertenaga AIP, jika tersedia. Kronstadt kabarnya telah dilengkapi dengan dua generator diesel 1.250-kilowatt dan motor DL42 5.500-tenaga kuda yang sama seperti pada kelas Kilo. Dua kapal Lada yang akan datang kemungkinan akan menghadirkan beberapa teknologi baru, termasuk lapisan antisonar Molniya—hanya saja bukan sistem AIP ekstra senyap yang dimaksudkan sebagai fitur menentukan mereka.

Maket kapal selam kelas Amur 1650. Russia telah berupaya untuk memasarkan kapal selam kelas Amur, namun hingga kini belum ada satupun negara yang serius ingin mengakuisisinya. (Sumber: http://www.military-today.com/)

Indonesia dikabarkan pernah menunjukkan minatnya untuk mengakuisisi dua kapal selam kelas Lada, tetapi kesepakatan itu gagal sebelum tahun 2010 karena masalah pembiayaan. Berbicara mengenai proyek kapal selam Kelas Lada secara keseluruhan, faktanya kapal selam ini masih jauh dari persyaratan. Masalah utamanya, seperti yang telah disinggung diatas adalah masalah pada sistem propulsinya. Disamping itu ada sejumlah masalah besar lainnya. Rusia diketahui menginvestasikan banyak waktu dan sumber daya dalam pengembangan kapal kelas Lada, namun proyek ini bisa dibilang gagal. Salah satu alasannya adalah setelah runtuhnya Uni Soviet sejumlah perusahaan yang memproduksi berbagai komponen kapal selam Soviet memilih menutup atau menghentikan produksi peralatan militer. Beberapa perusahaan juga ternyata berada di Ukraina yang menjadi negara terpisah. Jadi pada saat itu Rusia tidak memiliki semua peralatan dan keahlian yang diperlukan untuk membangun kapal baru yang canggih ini. Desain AIP dari kapal selam ini, misalnya dinilai agak kasar dan memiliki banyak masalah. Terutama bagian sel bahan bakarnya yang buruk. Rusia belum dapat mengembangkan sel bahan bakar yang lebih maju karena masalah pendanaan dan kurangnya keahlian. Akibatnya kapal kedua di kelasnya, yakni Kronstadt, dilengkapi dengan sistem propulsi diesel-elektrik biasa tanpa sistem AIP. Meski demikian diterimanya St. Petersburg dalam dinas operasional menghapus semua keberatan terhadap proyek kapal selam kelas Lada 677. Hanya kapal selam modern ini yang dianggap dapat beroperasi di Laut Baltik, karena yang lain tidak memiliki peluang untuk bisa menghadapi ancaman musuh. Lada adalah proyek kapal selam pertama Russia yang didesain untuk dipersenjatai dengan torpedo Fizik. Dalam kasus proyek 677, torpedo menjadi problem penting karena kapal selam yang sekarang beroperasi tidak bersenjata. Sonar kapal selam ini memang dapat mendeteksi, bahkan kapal selam generasi keempat AS, tetapi masalah dengan torpedonya akan menghilangkan keunggulannya. Sejauh ini juga masalah dengan sistem pemandu torpedo jarak jauh. Sistem kendali jarak jauh yang lengkap telah dirancang di Rusia. Dalam desain Russia kabel serat optik dipasang pada peluncur dan bukan pada torpedo itu sendiri, dimana keuntungannya, hal ini tidak akan menghalangi pergerakan torpedo tersebut. Desainnya setara dengan sistem analog negara-negara lainnya. Namun, kapal selam yang operasional masih menggunakan sistem yang sudah ketinggalan zaman. Kapal selam harus memiliki anti-torpedo, dalam hal ini Rusia memiliki desain yang canggih, tetapi kapal selam yang operasional tidak memilikinya. Sistem antitorpedo jelas membantu bahkan untuk kapal selam yang lemah dalam memenangkan duel. Kapal selam diesel-listrik modern seperti proyek 667 dengan sistem anti-torpedo akan membuatnya kebal jika sampai terdeteksi.

Perbandingan kapal selam kelas Amur 1650 dan Type 214 buatan Jerman. (Sumber: https://defence.pk/)

Sementara itu, pembangunan kapal selam  kelas Amur-1650 dimungkinkan berkat upaya grup keuangan dan industri Morskaya Tekhnika (Peralatan Kelautan), yang meliputi Admiralteiskie Verfi, Biro Desain Kelautan Pusat Rubin, Incombank, dan Perusahaan Pusat Morskaya Tekhnika FIG. Kelompok keuangan dan industri ini mendanai upaya penelitian dan pengembangan serta pembelian bahan dan perangkat aksesori. “Partisipasi struktur komersial dalam pendanaan proyek kerjasama militer-teknis bukanlah sesuatu yang baru,” kata Direktur Jenderal Perusahaan Pusat Morskaya Tekhnika FIG Igor Bakhmetyev. “Kami dapat mengingat bagaimana proses penjualan pesawat tempur MiG di luar negeri. Sekarang tugas kami adalah mengatur skema keuangan yang optimal untuk memungkinkan melakukan penelitian dan pengembangan dan membeli peralatan yang diperlukan untuk versi ekspor kapal selam kelas Amur. Secara keseluruhan, usaha patungan dan untuk pembangunan kapal selam generasi baru untuk Angkatan Laut Rusia dan untuk tujuan ekspor akan membantu menghemat banyak uang.” Pada upacara “peletakan batu pertama”, hak istimewa untuk menyematkan plakat pada kapal selam kelas Lada Sankt Peterburg diberikan kepada Panglima Angkatan Laut Rusia Laksamana Vladimir Kuroyedov dan Wakil Walikota St. Petersburg Yuri Antonov. Sedangkan Plakat kapal selam kelas Amur-1650 dipasang oleh Presiden Morskaya Tekhnika FIG, General Designer and Head of the Rubin Central Marine Design Bureau Academician Igor Spassky, dan kepala departemen Rosvoorouzhenie State Corporation, Victor Kapustin. Upacara tersebut juga dihadiri oleh Kepala Program Strategis Departemen Pertahanan Kementerian Ekonomi Rusia Oleg Yefimov, pejabat lainnya, pekerja dan insinyur Admiralteiskie Verfi dan Rubin, sejumlah tamu dan wartawan.

India yang sempat tertarik pada kelas Amur, pada akhirnya memesan kapal selam kelas Scorpene sebagai gantinya. (Sumber: https://www.pinterest.com/)

Pelanggan asing dikabarkan telah menunjukkan minat yang tinggi pada kapal selam canggih kelas Amur-1650 Rusia, kata dealer senjata milik negara Rosoboronexport pada tanggal 13 Maret 2013. “Dari sembilan negara yang berencana untuk memodernisasi atau mengembangkan armada kapal selam mereka… tiga telah memilih proyek Amur-1650.,” kata direktur Rosoboronexport Anatoly Isaikin. Dia tidak menyebutkan nama negara yang dimaksud. Pekerjaan yang sedang berlangsung pada sistem propulsi udara-independen (siklus tertutup) untuk kapal selam harusnya akan lebih mendorong minat para pelanggan, tambahnya. Amur 1650 adalah salah satu dari beberapa peserta dalam tender yang diluncurkan oleh Angkatan Laut India untuk program enam kapal selam dengan nilai total $ 11,8 miliar. Kapal selam kelas Amur 1650 disini antara lain akan melawan kapal selam kelas Scorpene (Prancis), Type 214 (Jerman) dan S-80 (Spanyol). Hingga tahun 2014 tidak ada pelanggan yang ditemukan untuk membeli kapal selam ekspor kelas Amur 1650, karena India tampaknya memutuskan tidak tertarik dengan kapal tersebut. India pada akhirnya memesan kapal selam kelas Scorpene sebagai gantinya. Pada tanggal 4 Juli 2013, Rosoboronexport mengumumkan bahwa mereka akan menawarkan Amur 1650 kepada Angkatan Laut Maroko jika mereka mengumumkan tender untuk kapal selam baru. Pada tahun 2021 kabarnya terdapat negosiasi antara Rusia dan Argentina mengenai produksi lisensi kapal selam Amur 1650 oleh Tandanor sebagai bagian dari kesepakatan pembelian senjata yang lebih besar.

KARAKTERISTIK UMUM KELAS LADA

Type : Kapal Selam Serang Konvensional

Bobot :

Panjang : 72 m (236 ft 3 in); 67 m (219 ft 10 in) pada garis air

Lebar : 7.1 m (23 ft 4 in)

Draught : 6.5 m (21 ft 4 in)

Mesin :

Kecepatan :

Daya tahan : 45 hari

Kedalaman Selam Maksimum : 300 m (984 ft)

Awak : 35 perwira dan awak kapal

Perangkat sensor dan sistem pemrosesan : Litiy CICS

Persenjataan :

KARAKTERISTIK UMUM KELAS AMUR (950)

Type : Kapal selam serang konvensional 

Bobot : 950 ton di permukaan 

Panjang : 58.8 m (192 ft 11 in)

Lebar : 5.65 m (18 ft 6 in)

Tinggi : 6.4 m (21 ft 0 in)

Kecepatan : 20 knot (37 km/h; 23 mph)

Jangkauan :

Daya tahan : 45 hari

Kedalaman menyelam : 250 m (820 ft)

Awak : 18

Persenjataan :

Diterjemahkan dan ditambahkan kembali dari:

Project 677 Lada class Diesel-Electric Torpedo Submarine

https://www.globalsecurity.org/military/world/russia/677.htm

Project 1650 Amur class Diesel-Electric Torpedo Submarine

https://www.globalsecurity.org/military/world/russia/1650.htm

Why Russia’s New ‘Stealth’ Submarines Have a Big Problem by Sebastien Roblin, October 28, 2017

https://nationalinterest.org/blog/why-russias-new-stealth-submarines-have-big-problem-22941

Naval Technology: Project 677 Lada Class / Project 1650 Amur Class Submarines

Lada class

http://www.military-today.com/navy/lada_class.htm

Analysis 2/2: Lada-class diesel-electric submarine of project 677 for Russian Navy

https://www.navyrecognition.com/index.php/focus-analysis/naval-technology/10892-analysis-2-2-lada-class-diesel-electric-submarine-of-project-677-for-russian-navy.html

Meet The Lada-Class: Russia’s Most Dangerously Quiet Submarine Ever by Caleb Larson, March 27, 2020

https://www.google.com/amp/s/nationalinterest.org/blog/buzz/meet-lada-class-russias-most-dangerously-quiet-submarine-ever-137752%3Famp

https://en.m.wikipedia.org/wiki/Lada-class_submarine

https://en.m.wikipedia.org/wiki/Amur-class_submarine

Project 677D Kronstadt

https://www.globalsecurity.org/military/world/russia/677d.htm

Exit mobile version