Sejarah Militer

Kisah Uziel Gal, Berawal Dari Hobby Menjadi Perancang Senjata Legendaris

Salah satu model senjata ringan untuk pertempuran jarak dekat paling terkenal di dunia adalah Sub Machine Gun (pistol mitraliur) “Uzi” buatan Israel. Senjata ini telah diproduksi selama lebih dari lima puluh tahun, dan selama ini kemampuannya terus ditingkatkan. Pistol mitraliur (senjata jarak dekat otomatis yang menembakkan peluru pistol) Uzi dianggap sebagai salah satu jenis senjata kecil paling populer sepanjang sejarah dunia. Dengan laras pendek yang khas dan popor bahu lipat, Uzi menjadi pistol mitraliur ringan dengan penjualan terbesar di dunia barat, dengan diperkirakan sekitar 10 juta unit senjata ini telah diproduksi. Kecil, bagus secara teknis dan kuat, senjata ini dipopulerkan di banyak film aksi, dan akhirnya digunakan oleh tentara dan banyak pengguna lainnya di sekitar 90 negara di dunia. Pada tahun-tahun sejak pembuatan senjata legendaris ini, penjualannya diperkirakan telah melebihi nilai $ 3 miliar. Alasan kenapa pistol mitraliur Uzi diterima dengan begitu luas, dan telah menjadi salah satu simbol senjata abad kedua puluh, adalah karena desain aslinya, yang kompak, punya keandalan, dan kecepatan penembakan yang tinggi, sambil tetap mempertahankan bobot senjatanya yang ringan. Sejarah pistol mitraliur Uzi sendiri terkait erat dengan kehidupan penciptanya, pembuat senjata otodidak Israel yang bernama Letnan Kolonel Uziel Gal. Biografi dari pembuat senjata yang brilian ini tidak kalah unik dan menariknya dari kisah senjata buatannya yang fenomenal.

Seorang penerjun payung Israel selama Operasi Kadesh tahun 1956, membawa senapan mesin ringan Uzi. Sedari kelahirannya di awal tahun 1950an, pistol mitraliur Uzi telah menjadi senjata ikonik yang laris dipakai di sekitar 90 negara. (Sumber: https://www.haaretz.com/)

DARI BAVARIA KE TANAH ISRAEL

Uziel Gal bukanlah nama aslinya. Ia lahir pada tanggal 15 Desember 1923 di kota Weimar, Jerman dan saat lahir ia dipanggil Gotthard Glas (menurut sumber lain, nama aslinya adalah Kurt Borkhard). Ia dilahirkan dalam keluarga Yahudi yang makmur, dimana ayahnya, Erich memiliki bisnis ukiran dan litografi sendiri di Munich, sedangkan ibunya Millie adalah seorang seniman, adik perempuannya Elsa juga tumbuh bersama Gotthard semasa kecilnya. Semasa hidupnya perancang senjata ulung di masa depan ini mewarisi hobby ayahnya. Selama Perang Dunia Pertama, Erich Glas adalah seorang perwira dan pilot di tentara Kekaisaran Jerman. Erich juga diketahui menjadi salah satu praktisioner fotografi udara paling awal di Angkatan Darat Jerman. Selepas perang, Erich terus menjaga kebiasaan tentaranya di masa damai, dimana dia adalah seorang penikmat dan kolektor senjata yang hebat. Dinding rumahnya di Munich, tempat keluarga Glas tinggal, dihiasi oleh koleksi berbagai senjata api tua, dan baju besi ksatria dari koleksi Erich, yang dengan cermat memeriksa dan memperbaiki semua koleksinya. Kecintaannya pada senjata, menurun pada anaknya, Gothard. Dalam usia 10 tahun ia telah memodifikasi senapan panjang tua untuk dijadikan senjata personal bagi dirinya sendiri, yang, bagaimanapun, kemudian meledak di tangannya dan perancang muda itu menerima luka bakar yang parah. Kedua orang tuanya resmi bercerai ketika Gotthard masih muda, dan dia memilih tinggal bersama ibunya. Ayahnya, Erich Glas adalah seorang pendukung Zionis yang gigih (pendukung kebangkitan negara Yahudi di tanah air leluhur mereka) dan demi tujuan ini ia rela berpisah dengan keluarganya, untuk pergi bersama sekelompok Zionis Jerman ke Palestina. Pada tahun 1934, setelah Nazi naik ke tampuk kekuasaan, Erich Glas beremigrasi ke Palestina, menetap di Kibbutz Yagur, tenggara dari kota Haifa. Sementara itu, keluarga Gotthard yang tidak menganut pandangan Zionis fanatik seperti ayahnya tetap tinggal di Jerman.

Erich Glas, ayah dari Uziel Gal, si perancang pistol mitraliur Uzi. Erich Glas adalah mantan tentara dan pilot Kekaisaran Jerman saat Perang Dunia I, yang memiliki hobby mengoleksi berbagai senjata dan perlengkapan militer. (Sumber: https://erichglas.com/)
Naiknya Hitler sebagai ke tampuk kekuasaan tertinggi di Jerman membuat orang-orang Yahudi Jerman tidak nyaman, dengan keluarnya berbagai kebijakan diskriminatif dan provokatif yang mendesak orang-orang keturunan Yahudi untuk mengungsi keluar Jerman. (Sumber: https://www.dailymail.co.uk/)
Kibbutz Na’an di Israel tengah, tahun 1938. Pada tahun 1934, Erich Glas, yang merupakan Zionis Fanatik, beremigrasi ke Palestina, yang saat itu ada dibawah mandat Inggris, meninggalkan keluarganya di Jerman. Erich diketahui kemudian menetap di Kibbutz Yagur, tenggara dari kota Haifa. (Sumber: https://intisari.grid.id/)

Kehidupan damai keluarga Glas di Jerman, bagaimanapun seperti layaknya semua orang Yahudi Jerman, terganggu oleh naiknya Hitler ke tampuk kekuasaan pada tahun 1933. Nazi terus-menerus memperkenalkan pembatasan diskriminatif baru bagi orang-orang Yahudi Jerman, yang kemudian akan menyebabkan terjadinya tragedi Holocaust di masa mendatang. Pada tahun-tahun pertama rezim Nazi berkuasa, keluarga Glas tetap berada di Jerman. Gotthard belajar di sebuah gimnasium Yahudi dan sudah berencana bergabung dengan ayahnya di Palestina. Situasinya saat itu sangat tidak menguntungkan bagi orang-orang Yahudi Jerman. Di pemerintahan Nazi Jerman, sentimen anti-Semitisme meningkat, tetapi jalur eksodus mereka telah ditutup oleh Kerajaan Inggris Raya, yang saat itu memerintah wilayah mandat Palestina. Pihak berwenang Inggris, untuk menyenangkan orang-orang Arab Palestina, benar-benar menutup masuknya para pengungsi Yahudi ke Palestina, yang pada akhirnya turut menyebabkan kematian jutaan orang Yahudi Eropa di kamp-kamp kematian Nazi selama Holocaust. Saat itu, Gotthard, yang sekolah Yahudinya untuk sementara dipindahkan, pada akhirnya pindah ke London.

DI ISRAEL 

Pada tahun 1936, ayah Gotthard Glas berhasil mendapatkan izin dari otoritas Inggris untuk memindahkan putranya ke Erez Israel. Gotthard Glas yang berusia tiga belas tahun lalu menetap bersama ayahnya di Kibbutz Yagur dekat Haifa dan mengadopsi nama Ibrani Uziel (Uzi) Gal, di mana ia akan dikenal di seluruh dunia. Waktu itu tidak mudah. Pada tahun 1936, orang-orang Arab Palestina, yang dipengaruhi oleh agen-agen Nazi Jerman, melakukan pemberontakan bersenjata melawan otoritas Inggris dan penduduk Yahudi di Eretz Israel. Tanggapan orang-orang Yahudi terhadap serangan orang-orang Arab adalah membentuk tentara bawah tanah Yahudi Haganah (Pertahanan), yang bersama dengan pasukan Inggris dengan tegas dan keras berusaha menekan kerusuhan orang-orang Arab pro-Nazi. Saat itu, Uzi menjadi anggota aktif di kibbutz asalnya. Pada siang hari, para kibbutznik bekerja di ladang, dan pada malam hari mereka menghalau serangan orang-orang Arab bersenjata. Uziel bersekolah di desa terdekat Nesher, dan kemudian melanjutkan studinya ke sekolah teknik di Yagur. Uzi mulai dari usia 14 tahun bekerja di bengkel logam kibbutz, di mana ia tidak hanya bekerja dalam memperbaiki traktor dan peralatan pertanian di sana, namun secara sembunyi-sembunyi dengan menghindari pantauan otoritas Inggris, membantu membuat senjata bagi unit-unit tempur Yahudi. Dari situ Uziel Gal mendapat pengalaman penting tentang bagaimana membuat senjata ringan dengan tangannya sendiri. Dia sempat mendengar bahwa guru geografi di sekolah distrik itu memiliki senjata kecil dengan bubuk mesiu hitam buatan Italia. Dia lalu menjual album perangkonya, membeli senjata itu dan mulai mengerjakan mimpinya, yakni: mengubah senjata itu menjadi senjata yang berfungsi  sepenuhnya dan diminyaki dengan baik. Sayangnya, seorang guru di sekolah memergokinya sedang memperbaiki senjata itu, dan rencananya gagal sekali lagi. Glas tidak menyerah. Pada usia 15 tahun ia sukses menciptakan busur yang bisa menembakkan panah secara otomatis.

Erich Glas dan putranya, Uziel Gal sekitar tahun 1960an. Pada tahun 1936, bapak anak ini bersatu kembali di Palestina. Uziel sebelumnya sempat mengungsi ke Inggris. (Sumber: https://acc-weimar.de/)
Anak-anak Yahudi bersekolah di Kibbutz. Pada akhir tahun 1930an dan awal 1940an, Uziel Gal bersekolah di Nesher, dan kemudian melanjutkan studinya ke sekolah teknik di Yagur. (Sumber: https://id.pinterest.com/)
Potret sebuah unit Palmach dengan beragam senjata campuran di Israel. Pada tahun 1942, Uziel Gal bergabung dengan Unit Palmach di Yishuv. Di sini, ia bergabung dengan detasemen pembuat senjata. Pada tahun 1943, Uziel ditangkap karena kepemilikan senjata dan ditahan selama 2,5 tahun. (Sumber: https://collections.ushmm.org/)

Pada tahun 1942, Uzi bergabung unit Palmach di prestate Yishuv. Detasemen Palmachs (singkatan dari kata Ibrani “kompi serang”) nantinya akan memainkan peran penting dalam perang kemerdekaan bangsa Yahudi. Ribuan anak laki-laki dan perempuan Yahudi secara sukarela bergabung dengan mereka untuk mewujudkan penciptaan negara Israel yang semakin dekat. Di Israel, ada ungkapan “generasi Palmach” – yang disebut sukarelawan muda dari tahun-tahun itu yang siap memberikan hidup mereka sendiri untuk cita-cita Zionisme dan negara Yahudi. Ideologi Palmach sebagian besar pro-komunis dan pro-Soviet – Uni Soviet dan Tentara Merah adalah contoh bagi kaum muda Zionis. Di situ Uzi kemudian menjadi pembuat senjata di detasemen “Givat Haim”. Di sanalah, di waktu senggangnya yang langka, Uzi mulai mengembangkan desain senjata buatannya sendiri. Dengan kedapatan membawa sebuah senjata, Uziel Gal ditangkap oleh patroli Inggris pada akhir tahun 1943. Hukuman pengadilan militer Inggris saat itu sangat keras, Uziel Gal dijatuhi hukuman enam tahun penjara karena membawa senjata. Uzi menjalani masa hukuman masa hukuman di penjara kota Acre. Di sana, untuk pertama kalinya, Uzi si tukang otodidak ini berkesempatan untuk belajar secara in absentia dasar-dasar teknik dan melakukan beberapa tes untuk memenuhi tugas yang ia terima dari sebuah perguruan tinggi teknik Inggris. Setelah dibebaskan dari penjara dua setengah tahun kemudian di bawah amnesti, Uzi Gal kembali mengerjakan proyeknya di bengkel Yagur, tetapi Perang Kemerdekaan Israel yang dimulai pada tahun 1948 untuk waktu yang lama menunda rencana desain senjatanya. Dia bertempur di front utara, di satuan infanteri. Pertama, sebagai komandan detasemen kecil, kemudian menjadi komandan peleton. Di sela-sela pertempuran, Uzi terus mengerjakan proyeknya.

LAHIRNYA “UZI”

Pada musim panas tahun 1949, Letnan Gal dikirim untuk belajar di sekolah perwira infanteri. Pada tahun itu, saat masih menjadi kadet dalam kursus pelatihan perwira, Uziel mulai mengutak-atik semua senjata ringan yang dimiliki IDF. Setelah itu dia menerima tantangan yang dikeluarkan oleh pejabat senior Meir Zorea untuk merancang senjata otomatis ringan bagi Pasukan Pertahanan Israel, guna menggantikan pistol mitraliur Sten buatan Inggris yang sudah usang. Sampai saat itu, Pasukan Pertahanan Israel yang berasal dari peleburan Haganah dan Irgun harus puas dengan berbagai senjata yang diperoleh secara ilegal atau buatan sendiri. Senjata ini termasuk senjata Sten palsu, dan Dubigun, shotgun “mengerikan” dengan kapasitas enam peluru yang seringkali lebih berbahaya bagi operatornya daripada targetnya. Kemudian, setelah mencurahkan idenya dalam membuat rancangan senjata yang diinginkan, Uziel Gal lalu menulis surat kepada komandannya, yang pembukanya berbunyi: 

Kepada: Komandan Sekolah Perwira, Letnan Kolonel Meir Zorea. 

Dari: Kadet Uziel Gal 120946. 

Tanggal: 20 Oktober 1949

Surat panjang itu berisi deskripsi rinci tentang rancangan pistol mitraliurnya yang sempurna. Pistol mitraliur karya Uziel Gal memiliki desain orisinil (meski beberapa pihak menganggap desainnya sedikit banyak terinspirasi oleh senjata serupa karya Jaroslav Holeček, yakni Sa vz. 23), dimana senjata buatannya bekerja berdasarkan prinsip open-bolt, blowback. Desain open bolt mengekspose bagian ujung belakang laras, dan meningkatkan proses pendinginan selama periode penembakan terus menerus. Namun, ini berarti bahwa karena bolt senjata harus ditahan ke belakang saat dikokang, dimana bagian receiver senjata lebih rentan terhadap kontaminasi dari pasir dan kotoran. Sementara itu, pengalaman tempur pribadi dari Uziel Gal meninggalkan jejak pada desain detail senjatanya yang begitu penting seperti kotak peluru (magazine), yang terletak di pegangan senjata, dan proses pengisian ulang dilakukan berdasarkan prinsip “hand finds hand”, dimana hal ini sangat nyaman digunakan, saat melakukan penggantian cepat magazine selama pertempuran, terutama dalam kegelapan total, disamping desain semacam ini juga mengurangi panjang keseluruhan senjata. Dalam desain ini Gal berpikiran bahwa akan lebih mudah bagi seorang tentara untuk mengisi ulang senjatanya hanya dengan “menyatukan” tangan mereka. Sebuah detail rancangan yang efeknya besar.

Prajurit wanita Haganah dengan pistol mitraliur Sten buatan Inggris di tangan. Uziel kemudian merancang senjata baru untuk menggantikan Sten. (Sumber: https://id.pinterest.com/)
Dubigun, senjata aneh yang digunakan milisi Israel. Dubigun tidak layak digunakan dan sering lebih berbahaya bagi pengguna ketimbang targetnya. Untuk memenuhi kebutuhan senjata yang layak bagi prajurit Israel, Uziel Gal kemudian ikut dalam kompetisi pembuatan senjata di akhir awal tahun 1950an. (Sumber: https://uzitalk.com/)

Keandalan yang tinggi dari pistol mitraliur Uzi dipengaruhi oleh pengalaman tempur perancangnya, dimana senjata ini dikembangkan untuk dipakai dalam kondisi pertempuran ekstrem di medan gurun, pegunungan dengan badai debu dan suhu tinggi, yang sangat umum dalam topografi serta iklim di kawasan Timur Tengah. Teknologi pembuatan pistol mitraliur Uzi sangat sederhana, dimana sebagian besar suku cadangnya dapat dibuat dengan teknik cold stamping menggunakan peralatan mesin yang universal. Perawatan senjata ini juga tidak rumit, cukup terlindung dengan baik dari debu dan pasir serta dapat dibongkar menjadi hanya lima komponen. Desain pistol mitraliur, yang dikembangkan oleh Uziel Gal, merupakan terobosan nyata dalam dunia senjata ringan. Sementara itu kepala pelatihan perwira, Letnan Kolonel M. Zorea, segera terkesan senjata baru yang ditunjukkan itu oleh Uziel Gal dan setelah beberapa hari berbicara dengan kepala departemen pelatihan IDF, Kolonel Haim Laskov, dengan membawa surat rekomendasi. Surat itu, secara khusus, menyatakan: 

“Saya pribadi telah memeriksa senjata ini dan inilah kesimpulan saya: 

A. Nyaman digunakan (sangat pas di tangan); 

B. Dalam penembakan cepat “dari posisi berlutut” melampaui kemampuan senjata apa pun yang saya ketahui; 

C. Akurasi tinggi; 

D. Tidak ada kegagalan menembak, kecuali kegagalan yang terkait dengan amunisi yang berkualitas rendah. ” 

Sa vz. 23 buatan Ceko, yang disebut-sebut menginspirasi desain Uzi ciptaan Uziel Gal. (Sumber: http://www.imfdb.org/)
Uziel Gal membawa Uzi di tangan kiri dan MP-40 buatan Jerman di tangan kanannya. (Sumber: https://blogs.timesofisrael.com/)

Senjata ciptaan Uziel kemudian dikompetisikan dengan senjata buatan desainer lain, termasuk desain dari Mayor Chaim Kara, kepala divisi senjata ringan pasukan pertahanan Israel. Baik Gal dan Mayor Chaim Kara lalu menyerahkan prototipe senjata baru kepada pihak Angkatan Bersenjata. Sebuah tim Panel yang dipimpin oleh Yitzhak Rabin kemudian menguji desain keduanya. Setelah uji coba yang ekstensif, desain Uziel dinyatakan menang atas desain Kara yang konsepnya lebih tradisional. Desain Gal dipilih, karena dinilai memiliki bagian-bagian senjata yang lebih sedikit dan bisa diproduksi dengan biaya lebih murah. Magazine pelurunya pas dengan pegangannya, memiliki kait pengaman yang sangat mudah dioperasikan, dan bagian-bagiannya cukup tahan terhadap kondisi gurun. Uzi hampir tidak mungkin gagal ditembakkan, berkat desain perangkat pengamannya yang terkenal dan recoilnya (daya tolak balik senjata saat ditembakkan) yang terbatas, meskipun ia bisa menembakkan 10 peluru per detik dalam mode penembakan otomatis. Uzi yang ringan dan kompak membuatnya sangat portabel, dan tidak banyak membebani tentara saat bertugas.

Prajurit Israel bergegas menuju helikopter Bell 205. Prajurit paling belakang terlihat menyandang pistol mitraliur Uzi. (Sumber: https://www.uzitalk.com/)
Ilustrasi pertempuran Umm Qatef, 5-6 Juni 1967. Nampak pada gambar pasukan paratrooper Israel menyerbu dengan menggunakan pistol mitraliur Uzi di tangan. (Sumber: https://www.forces.net/)

Sudah sedari tanggal 31 Oktober 1949, Kepala Staf Umum Angkatan Bersenjata Israel, Jenderal Yaakov Dori, memerintahkan pembentukan komisi untuk mempelajari proses produksi pistol mitraliur ringan baru itu. Uzi lalu menerima dua orang pekerja dan sebuah bengkel, di mana ia akhirnya bisa sepenuhnya mengabdikan dirinya untuk menyempurnakan proyeknya. Setahun kemudian, prototipe pertama pistol mitraliur-nya sudah siap. Uziel Gal menunjukkan kelasnya dengan kerendahan hati, dikombinasikan dengan keberanian pribadinya dalam pertempuran. Dia sangat menentang penggunaan namanya pada senjata otomatis yang dirancangnya, namun, perusahaan TAAS (Israel Military Industry), sang produsen senjata, menolak permintaan Gal untuk tidak menggunakan namanya, dengan alasan bahwa, selain nama Uzi, kata itu juga merupakan singkatan dari “Tuhan adalah Kekuatanku” dalam bahasa Ibrani. Pada tahun 1951, IDF menguji Uzi, kemudian pada tahun 1953, senjata ini mulai diproduksi massal. Pada tanggal 27 April 1955, saat Parade Hari Kemerdekaan tradisional IDF, pihak Angkatan Darat Israel secara resmi memperkenalkan pistol mitraliur baru, yang tidak lain diberi nama Uzi, untuk kemudian diadopsi oleh IDF (Angkatan Bersenjata Israel). Desain dari senjata kaliber 9-mm ini dipatenkan pada tahun 1952, diuji di lapangan pada tahun 1954, dan pertama kali digunakan dalam pertempuran selama serangan balasan oleh pasukan komando penerjun payung pada tahun 1955 di jalur Gaza. Kemudian kampanye militer tahun 1956 di Sinai semakin menegaskan kualitas tempur yang luar biasa dari pistol mitraliur baru ini, yang mempersenjatai unit-unit pasukan terjun payung Israel. Pasukan Israel terutama memanfaatkan Uzi dalam Perang Enam Hari 1967 dan dalam operasi penyelamatan sandera mereka yang berani di Bandara Entebbe di Uganda pada tahun 1976.

KESUKSESAN UZIEL GAL

Karya desainer otodidak ini selama bertahun-tahun akhirnya mendapat pengakuan. Pada bulan November 1955, Uziel Gal dianugerahi penghargaan khusus dari Kepala Staf Umum Angkatan Bersenjata Israel, yakni Chief of Staff Citation untuk penemuan militer yang dibuatnya, dan pada tahun 1958, ia dianugerahi Penghargaan Negara Israel, “Security Prize” dari Perdana Menteri David Ben-Gurion. Senjata unik karya Uziel kemudian banyak diminati di seluruh dunia. Pada tahun 1956, pistol mitraliur Uzi dipresentasikan dalam sebuah kompetisi di Belanda dan memenangkan tempat pertama, mengalahkan pesaing terkemuka seperti pistol mitraliur asal Swedia “Karl Gustav” dan “Sterling” dari Inggris. Pada tahun 1958, Uzi diadopsi oleh Angkatan Darat Belanda. Sementara itu, selama kunjungan Menteri Pertahanan Jerman Franz Joseph Strauss ke Israel, Uziel Gal menunjukkan pistol mitraliur karya-nya itu. Strauss, yang merupakan perwira tank Wehrmacht selama Perang Dunia II, segera mengakui semua keunggulan pistol mitraliur Uzi, yang kompak dan handal, serta sepenuhnya memenuhi persyaratan untuk menjadi senjata pribadi para kru tank. Segera, “Uzi” diadopsi oleh pasukan lapis baja Jerman.

Uziel Gal (kiri) menunjukkan senjata ciptaannya kepada Menteri Pertahanan Jerman Josef Strauss, tahun 1958. (Sumber: https://en.topwar.ru/)
Booklet panduan penggunaan Uzi yang dibagikan kepada prajurit Israel tahun 1970. (Sumber: https://blogs.timesofisrael.com/)

Pistol mitraliur “Uzi” dan varian pengembangan-nya seperti “Mini-Uzi” dan “Micro-Uzi” kemudian diadopsi oleh banyak angkatan bersenjata dan satuan khusus dari hampir seratus negara. Di antara “pengguna” nya yang paling terkenal adalah satuan pengawal presiden. Banyak orang mengingat gambar di televisi dari Uzi yang dikeluarkan oleh personel Secret Service Amerika, saat membawa pergi Presiden Ronald Reagan yang terpana pada tahun 1981, setelah dia lolos dari upaya pembunuhan. Para Gangster Amerika dan kartel obat bius Amerika Latin juga mengadopsinya dengan senang hati, mungkin karena mereka menghargai kegunaannya sebagai senjata yang bisa ditembakkan dengan satu tangan. ”Ini adalah senjata murah, mudah digunakan, dengan daya tembak yang besar, sangat andal dan dengan jangkauan sekitar 150 hingga 200 meter,” kata Raphael Eitan, mantan kepala staf Angkatan Darat Israel. Uzi menggunakan kotak peluru berkapasitas 25, 32 atau 40 peluru, dan bisa menembak dengan kecepatan otomatis penuh 10 peluru per detik, memberikannya daya tembak yang luar biasa untuk senjata ringan seperti itu. Dirancang untuk menggunakan amunisi 9mm, pistol mitraliur ini telah diproduksi dalam varian kaliber .45 dan .22. Awalnya, Uzi memiliki popor kayu panjang, tetapi pada tahun 1960-an, popor itu diganti dengan popor lipat logam, yang wujudnya sekarang banyak dikenali di film-film. Senjata yang dapat menembak hingga 600 peluru per menit ini dianggap dapat diandalkan, meskipun larasnya yang pendek berarti bahwa senjata ini memiliki jangkauan dan akurasi yang terbatas.

Prajurit muda Israel berdoa di tembok ratapan sambil menyandang Uzi, tahun 1969. (Sumber: https://blogs.timesofisrael.com/)
Kadet wanita Israel mengikuti upacara dengan Uzi di tangan, tahun 1974. (Sumber: https://blogs.timesofisrael.com/)
Foto ikonik, upaya pembunuhan Presiden Amerika, Ronald Reagan tahun 1981. Salah satu personel Secret Service pengawal terlihat membawa pistol mitraliur Uzi. (Sumber: https://imgur.com/)

Pendapatan dari penjualan Uzi hingga kini berjumlah miliaran dolar, tetapi Uziel Gal menolak royalti dari senjata karyanya. Dia percaya bahwa dia hanya memenuhi tugas patriotik bagi bangsanya dan uang miliaran dolar yang diterima harus diserahkan untuk kepentingan negara. Ketika ditanya tentang penemuannya, dia hanya menjawab: “Saya melakukan tugas saya di ketentaraan seperti yang dilakukan seorang juru masak dan sama seperti orang lain.” Setelah menyelesaikan karyanya yang fenomenal, Uziel Gal terus merancang senjata. Biro desainnya telah mengembangkan lusinan modifikasi pistol mitraliur Uzi untuk berbagai penggunaan tempur. Dari tahun 1957, Uzi Gal memimpin pengembangan senjata ringan baru untuk militer Israel. Pada awal 1970-an, IDF telah memutuskan bahwa mereka membutuhkan senapan serbu standar baru. Dalam kapasitasnya sebagai perancang senjata, untuk memenuhi kebutuhan ini, ia kemudian bersaing ketat dengan desainer Israel terkemuka Israel lainnya, yakni Yisrael Galili (lahir sebagai Yisrael Balashnikov), yang biro desainnya memimpin pengembangan senjata ringan serupa. Persaingan ini berakhir dengan kekalahan Uziel Gal, saat komite teknis militer Staf Umum AB Israel mengadopsi senapan serbu IDF Galil, rancangan dari biro desain Yisrael Galili. Gal menikah dua kali, yang kedua dengan Ahuva Gal, pada tahun 1956. Putri mereka, Tamar, yang lahir pada tahun 1961, memiliki kelainan otak yang serius. Pada tahun 1976, Letnan Kolonel Uziel Gal pensiun dari IMI (Perusahaan Milik Negara Israel yang memproduksi senjata), karena putrinya, Tamar sakit parah, dan membutuhkan perawatan medis di Amerika Serikat, Gal memindahkan keluarganya ke Philadelphia, Pennsylvania, dimana Tamar kemudian dirawat di Institutes for the Achievement of Human Potential. Hal ini lalu memungkinkan Tamar untuk lulus dari sekolah tinggi di Philadelphia. Tamar akhirnya meninggal pada tahun 1984. Sementara itu di AS, Uziel Gal terus melanjutkan desain senjata kecil. Untuk perusahaan senjata Ruger, ia menciptakan pistol mitraliur MP-9 berdasarkan desain sebelumnya.

KARYA YANG ABADI

Uziel Gal tetap tinggal di daerah Philadelphia, di mana ia menjalankan pekerjaannya sebagai konsultan desain senjata. Ahuva meninggal pada tahun 1998, dan Uzi menyusul meninggal karena kanker empat tahun kemudian. Pada tanggal 7 September 2002 Uziel Gal meninggal di usia 78 tahun. Gal meninggalkan putranya, Iddo dan seorang saudara. Dia dimakamkan dengan penghormatan militer di Israel, di samping istri dan putrinya di pemakaman kibbutz Yaghur. Setelah kematian perancang yang inovatif ini, gagasannya tidaklah berakhir, dimana selama beberapa dekade perusahaan milik negara IMI/Israel Military Industries (Industri Militer Israel) terus mengembangkan modifikasi baru dan memproduksi senjata ringan di bawah merek Uzi yang terkenal di dunia. Baru-baru ini telah dikembangkan pistol mitraliur “Uzi-Pro”, yang punya prospek menjanjikan untuk menjadi hit di dunia senjata sekelasnya, sama dengan nenek moyangnya yang legendaris. Pistol mitraliur Uzi Pro juga menggunakan metode penembakan otomatis dengan prinsip open-bolt, blowback, mekanisme penembakan dengan pegangan pistol dan pelindung pelatuk terbuat dari plastik berkekuatan tinggi. Rel Picatinny dipasang pada penutup receiver, di mana pengguna dapat memasang perangkat pembidik teleskopik dan aksesori lainnya, seperti laser penunjuk dan lainnya. Menurut pandangan Uri Amit, direktur umum IMI, dalam perang modern, senjata yang kuat dan kompak seperti Uzi-Pro adalah elemen yang sangat diperlukan untuk memperlengkapi satuan pasukan khusus dan unit tempur.

Uzi Pro, varian paling akhir dari pistol mitraliur legendari Uzi. (Sumber: https://nationalinterest.org/)

Diterjemahkan dan ditambahkan kembali dari:

“Uzi” – man and machine by Alexander Shulman; April 11 2014

https://en.topwar.ru/43533-uzi-chelovek-i-avtomat.html

This Day in Jewish History | 2002: The Man Who Brought Us the Uzi Dies by David B. Green; Sep. 7, 2016, Updated: Apr. 10, 2018

https://www.haaretz.com/jewish/2002-the-man-who-brought-us-the-uzi-dies-1.5437416?v=1630699082351

Uzi started out as a boy who played with guns by Nati Gabbay, MAR 4, 2018, 3:13 PM

https://blogs.timesofisrael.com/uzi-started-out-as-a-boy-who-played-with-guns/

Uziel Gal by Lawrence Joffe; Mon 9 Sep 2002 21.25 EDT

https://www.google.com/amp/s/amp.theguardian.com/news/2002/sep/10/guardianobituaries1

Uzi Gal, 79, Israeli Arms Expert And Inventor of Submachine Gun By Eric Pace; Sept. 10, 2002

Inventor of Uzi gun die, Monday, 9 September, 2002, 21:23 GMT 22:23 UK

http://news.bbc.co.uk/2/hi/middle_east/2246368.stm

Inventor Uzi Gal Dies at 79

https://www.washingtonpost.com/archive/local/2002/09/10/inventor-uzi-gal-dies-at-79/96c6f63a-533f-45da-9a28-0f2650eeaf0e/

Uzi Gal, 79; Invented Popular Israeli Submachine Gun in 1954 BY  MYRNA OLIVER; SEP. 10, 2002 12 AM PT

https://www.google.com/amp/s/www.latimes.com/archives/la-xpm-2002-sep-10-me-uzi10-story.html%3F_amp%3Dtrue

Exit mobile version