Sejarah Militer

Legiun Asing Spanyol si “Mempelai Kematian”

Legiun Spanyol menyerbu ke dalam pertempuran sambil berteriak, “Hidup Kematian.” Mereka menyanyikan “bridegrooms of Death” (dari judul lagu populer tentang pengorbanan Legionnaire dalam perang Rif) dan membuktikan bahwa mereka bersungguh-sungguh dengan lebih dari 10.000 orang tewas dan 35.000 terluka. Kredo Legiun Spanyol adalah “agresivitas yang membabi buta dan ganas di hadapan musuh”. Pada satu waktu, yang dinamakan musuh pada akhirnya adalah orang-orang Spanyol sendiri. Afrika Utara diketahui telah menciptakan dorongan bagi Spanyol—seperti yang terjadi pada Prancis pada tahun 1830—untuk mendirikan legiun asing. Pada tahun 1904, Spanyol membagi Maroko dengan Prancis, mengambil wilayah protektorat di utara bersama dengan suku Berber yang ganas, yang diam di Pegunungan Rif. Pada tahun 1919, suku-suku itu bangkit memberontak di bawah pimpinan Abd-el Krim dan mulai membantai ribuan orang yang hampir tidak terlatih, yang dipimpin secara tidak kompeten dalam jumlah ribuan. Adegan-adegan mengerikan itu mungkin berasal dari lukisan-lukisan karya Goya. Untuk mengatasi kekacauan ini, Mayor Jose Millan Astray, seorang veteran perang kolonial ketika Spanyol masih menguasai Filipina, melobi untuk membentuk sejenis pasukan internasional profesional seperti yang dimiliki Prancis. Jadi, pada tanggal 31 Agustus 1920, dengan dekrit kerajaan, Raja Alfonso XIII menciptakan pasukan ini.

Legiun Asing Spanyol terkenal karena keberanian dan kebrutalannya selama perang, yang melibatkan Spanyol di abad ke-20. (Sumber: https://warfarehistorynetwork.com/)

“SEBUAH KUMPULAN ORANG PUTUS ASA, ANEH, DAN ORANG BUANGAN”

Selama berabad-abad, Spanyol telah merekrut tentara asing untuk pasukannya, membentuk Resimen Asing (Infantería de línea extranjera) – seperti Resimen Hibernia (dibentuk pada 1709 dari orang Irlandia yang melarikan diri dari negara mereka sendiri setelah peristiwa Flight of the Earls dan diberlakukannya hukum pidana). Namun, unit khusus Angkatan Darat Spanyol dan Pasukan Reaksi Cepat Spanyol, sekarang dikenal sebagai Legiun Spanyol (Legión Española, La Legión), dan secara informal dikenal sebagai Tercio atau Tercios, baru diciptakan pada abad ke-20. Sementara itu secara historis telah ada “Legiun Asing Spanyol” yang mendahului pembentukan Legiun modern pada tahun 1920. Pada tanggal 28 Juni 1835, pemerintah Prancis telah memutuskan untuk menyerahkan kepada pemerintah Spanyol Legiun Asing Prancis untuk mendukung klaim Ratu Isabella atas takhta Spanyol selama Perang Carlist Pertama. Legiun Asing Prancis, dengan sekitar 4.000 orang, mendarat di Tarragona pada tanggal 17 Agustus 1835. Legiun ini menjadi Legiun Spanyol pertama sampai dibubarkan pada tanggal 8 Desember 1838, ketika jumlah mereka turun menjadi hanya tinggal 500 orang. Secara resmi Resimen Orang Asing (Tercio de Extranjeros), biasanya—terutama lebih disukai oleh para pemimpin dan para prajuritnya—dikenal sebagai Legiun Asing (Legion Extranjeros). Tidak peduli apa namanya, bagaimanapun, pasukan “asing” Spanyol ini akan menjadi 90 persen beranggotakan orang-orang Spanyol dari 90 persen waktunya. Pada tahun 1920-an lima batalyon Legiun Spanyol diisi terutama oleh orang asli Spanyol (karena orang asing tidak mudah direkrut) dengan sebagian besar anggota asingnya berasal dari Republik Kuba. Dalam Tercio de Extranjeros yang pertama terdapat juga, antara lain, satu orang China, tiga orang Jepang, satu orang Malta, satu orang Rusia, dan satu orang kulit hitam Amerika.

Legiun Asing Prancis menyerbu Pertahanan pasukan Carlist, tahun 1837. Legiun Asing Prancis dikirim untuk mendukung klaim Ratu Isabella atas takhta Spanyol selama Perang Carlist Pertama. Kehadiran Legiun Prancis ini, nantinya akan menginspirasi orang-orang Spanyol untuk membentuk unit serupa. (Sumber: https://fineartamerica.com/)
Sekelompok tentara keturunan Portugis dari Legiun Asing Spanyol, tahun 1924. Dalam unit legiun yang pertama terdapat juga, antara lain, satu orang China, tiga orang Jepang, satu orang Malta, satu orang Rusia, dan satu orang kulit hitam Amerika. (Sumber: https://books.openedition.org/)

Pada tanggal 20 September 1920, rekrutan pertama bergabung dengan legiun baru, tanggal yang sekarang diperingati setiap tahunnya. Susunan awal resimen adalah terdiri dari unit markas besar dan tiga batalyon (dikenal sebagai Banderas, artinya “spanduk” – istilah kuno dari abad ke-16 lainnya). Setiap batalion pada gilirannya terdiri dari satu kompi markas, dua kompi senapan dan satu kompi senapan mesin. Lokasi awal markas resimen mereka adalah di Cuartel del Rey en Ceuta di Plaza de Colón. Pada puncaknya, selama Perang Saudara Spanyol, legiun akan terdiri dari 18 banderas, ditambah sebuah tank banderabandera zeni penyerangan, dan Grup Operasi Khusus. Bandera ke-12 hingga 18 dianggap sebagai unit independen dan tidak pernah menjadi bagian dari unit terciostambahan di mana legiun itu diorganisir. Komandan pertama Legiun, mau tidak mau, adalah Millan Astray. Untuk wakilnya dia membuat pilihan yang menentukan, dengan membuka jalan bagi seorang perwira ambisius yang tidak jelas di jalan menuju komando akhirnya dari Legiun dan Spanyol sendiri, yakni: Kapten Francisco Franco. Legiun yang bertempur di Maroko digambarkan oleh penulis biografi berbahasa Inggris utama Franco, Paul Preston, sebagai “kelompok putus asa, orang aneh, dan orang buangan yang beraneka ragam, beberapa tangguh dan kejam, yang lain hanya menyedihkan.” Mereka terutama adalah veteran Perang Dunia I yang tidak puas dan bingung dari kedua belah pihak, pembunuh bayaran dari Barcelona, buronan hukum, petualang, dan orang-orang yang kelaparan di jalanan. Di antara tipe-tipe Beau Geste itu adalah seorang pangeran Rusia, bangsawan Polandia, badut sirkus, dan mantan biarawan yang mencari penebusan dosa. Dalam kumpulan itu dapat ditemukan orang-orang Italia, Jerman, Austria, Amerika Selatan, Portugis, Malta, Prancis, Swiss, dan Inggris (yang sebenarnya mengharapkan istirahat minum teh!). Ada juga Carl Tieden Zaden dari Prusia, yang menjadi perwira non-Spanyol yang paling menonjol dan terhormat di Legiun (Dia akan diangkat secara anumerta sebagai komandan Legiun setelah meninggal karena luka-luka dalam Perang Saudara yang akan datang). Ada juga yang pertama dari hanya dua orang Amerika yang diketahui pernah bertugas di Legiun, seorang pria kulit hitam bernama William Brown.

MILAN ASTRAY

Sementara itu, tidak ada sosok aneh yang lebih tepat untuk memimpin dan membentuk—atau menempa—gerombolan militer semacam itu menjadi kekuatan tempur yang efektif selain Millan Astray. Seorang sersan biasa, Arturo Barea, dengan jelas menggambarkan sosok Jose Millan de Astray sementara “seluruh tubuhnya mengalami transfigurasi histeris” saat dia berteriak pada para rekrutan tentang bagaimana mereka datang untuk mati, lalu dengan brutal memukuli seorang mulatto yang berani berbicara balik kepadanya. Dia telah dan akan terluka berkali-kali (akhirnya kehilangan lengan dan matanya) sehingga dia dikenal sebagai “The Glorious Mutilated One.” Dalam kata-kata sejarawan terkemuka Perang Saudara Spanyol Hugh Thomas, Millan Astray adalah “a man from whom there seemed more shot away than there was of flesh remaining.” Terobsesi sampai-sampai menjadi menjadi pribadi yang tidak seimbang secara mental karena memiliki aib publik, dimana ayahnya yang polisi masuk penjara karena suap, Millan Astray dengan sungguh-sungguh percaya bahwa “Kematian dalam pertempuran adalah kehormatan tertinggi.” Terinspirasi oleh Legiun Prancis dan apa yang dia pahami tentang prinsip bushidō samurai Jepang, Millán-Astray menulis “Kredo Legiun” tentang menjalankan tugas dengan tidak kenal lelah, ketahanan tubuh, persahabatan tanpa syarat, dan pertempuran sampai akhir yang mematikan. Banyak dari konsep-konsep ini umum ada di seluruh gerakan fasis dan militer yang mereka pengaruhi, tetapi yang paling mencolok adalah Legiun Spanyol. Alih-alih mengenakan kepi putih terkenal dari Legiuner Prancis, ia menciptakan mistik seputar kematian dengan berbagai lagu dan seruan perangnya. Sejauh mana mereka mencerminkan pemahaman tentang fatalisme, mentalitas orang buangan dari legiun atau sekedar kegilaan, metodenya pada akhirnya berhasil – dengan harga yang brutal.

Jose Millan de Astray, komandan pertama Legiun Spanyol. (Sumber: https://twitter.com/)
Lambang Legiun Spanyol. (Sumber: https://en.m.wikipedia.org/)

BAYARAN LEBIH BAIK, PERLAKUAN LEBIH BURUK

Meski gaji anggota Legiun lebih baik daripada tentara reguler (60 sen sehari dibandingkan dengan 20 sen), perlakuannya secara proporsional lebih buruk. Delapan belas orang yang direkrut tewas dalam gerak jalan paksa selama 36 jam tanpa henti. Disiplin ditegakkan oleh regu tembak, seringkali tanpa pengadilan, tidak hanya untuk mereka yang desersi tetapi bahkan hanya karena pelanggaran sepele. Kasus yang paling terkenal adalah karena melemparkan sepiring makanan ke perwira. (Bahkan hari ini, disiplin Legiun tetap didasarkan pada ketakutan, dengan rekrutan yang ceroboh diikat dan masalah disiplin diselesaikan dengan dipukuli.) Pada akhirnya Legiuner akan memberikan perlakuan ini juga kepada warga sipil dan para tahanan. “Bendera hitam dan kuning Tercio terus menonjol dalam semua kampanye militer berikutnya di Maroko,” tulis David Woolman dalam bukunya Rebels in the Rif. Sementara itu, Franco secara rutin mengekspos dirinya ke dalam tembakan musuh dan tidak uniknya pernah terkena, bahkan ketika Millan Astray, berdiri di sampingnya, jatuh dengan peluru bersarang di dada. Pada tanggal 5 Juni 1923, Letnan Frederico de la Cruz dianugerahi medali pertama dari 22 medali Laureate Cross of St. Ferdinand yang sempat diberikan kepada para Legiuner. Ini adalah medali Medal of Honor atau Victoria Cross versi Spanyol. (Di sisi lain, ini mencerminkan dominasi atau prasangka yang ada di Legiun, dimana semua medali akan diberikan ke orang-orang asli Spanyol.)

Letnan Frederico de la Cruz penerima medali pertama dari 22 medali Laureate Cross of St. Ferdinand yang sempat diberikan kepada para Legiuner. (Sumber: https://www.gehm.es/)
Medali Laureate Cross of St. Ferdinand. Ini adalah medali Medal of Honor atau Victoria Cross versi Spanyol. (Sumber: https://commons.wikimedia.org/)

KEKEJAMAN TERHADAP DESA-DESA MOOR

Para legiuner mempelopori serangan, mendaki lereng gunung untuk melancarkan serangan dini hari, bertempur sebagai unit barisan belakang, mengawal konvoi pasokan, dan mengawaki pertahanan yang paling berbahaya. Disamping itu, mereka juga melakukan sesuatu yang lain. Seperti yang ditulis oleh Paul Preston, “Terlepas dari disiplin keras dalam hal-hal lain, tidak ada batasan yang diberikan oleh Millan Astray dan Franco pada kekejaman yang dilakukan terhadap desa-desa Moor yang diserang (Legiun).” Pada satu waktu gagasan muncul dari salah satu Legionnaire atas hadiah yang diberikan kepada seorang bangsawan Spanyol yang mengirimi mereka persediaan obat-obatan adalah sekeranjang mawar berisi dua kepala orang Maroko yang terpenggal! Ketika kebijakan bercondong ke arah evakuasi Maroko, diktator Spanyol tahun 1920-an, Jenderal Miguel Primo de Rivera, tidak meragukan lagi di mana Legiuner bersikap ketika dia mengunjungi sebuah pangkalan. Dia disambut dengan spanduk yang bertuliskan “Serang” dan “Legiun tidak pernah mundur,” dan tidak menyajikan makanan apa pun kecuali telur (huevos, yang dalam bahasa Spanyol membawa konotasi tentang kedewasaan seseorang), dan diteriaki ketika dia mencoba berbicara. Sementara itu, sifat vokal Millan Astray yang tidak terkendali menyebabkan pengunduran dirinya secara paksa pada bulan November 1922. Penggantinya, Letnan Kolonel Rafael de Valenzuela, yang segera tewas dalam aksi, ditembak di kepala saat dia memimpin serangan, dengan pistol di tangan. Franco kemudian menjadi komandan baru pada tanggal 9 Juni 1923.

Foto anonim dari awal tahun 1920an, yang menunjukkan personel Legiun Spanyol memamerkan kepala orang Moor, yang mereka penggal. Kekejaman menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari sejarah Legiun Spanyol. (Sumber: https://www.elnacional.cat/)
Calon diktator fasis Francisco Franco dan pendiri Legiun Spanyol Millán Astray, dalam gambar dari tahun 1920-an. Franco kemudian menjadi komandan Legiun pada tanggal 9 Juni 1923. (Sumber: https://www.elnacional.cat/)

BERTEMPUR SELANGKAH DEMI SELANGKAH

Franco lalu berhasil menyarankan untuk mendarat di belakang garis pertahanan pemberontak di Teluk Alhucemas. Hal ini dilakukan oleh para Legiun pada tanggal 8 September 1925. Mereka berhasil mengamankan tempat berpijak, kemudian menahan serangan balik selama dua malam saat pasukan reguler mendarat. Sebuah peluru artileri pemberontak Berber berhasil mengubur Franco di pasir dan dia harus segera digali untuk diselamatkan. Setelah dua minggu, pasukan Spanyol, dengan para Legiun lagi-lagi ada di barisan depan, menyerang wilayah pedalaman. Pertempuran, dengan Franco di tengahnya, “dilakukan secara harfiah selangkah demi selangkah, dengan serangan tiba-tiba dan serangan balasan dan banyak pertempuran tangan kosong,” menurut David Woolman. Empat medali Laureate Crosses of St. Ferdinand diperoleh oleh para Legiuner dalam waktu 10 hari, dibandingkan dengan hanya tujuh selama tiga tahun Perang Saudara Spanyol tahun 1930-an. Legiun memusnahkan pemberontak terakhir di gua-gua gunung mereka dengan tembakan mortir dan granat dan pada tanggal 2 Oktober 1925, serta kemudian berpartisipasi dalam perebutan dan pembakaran ibukota pemberontak di Adjir. Millan Astray kembali ke tampuk komando Legiun di bulan-bulan menjelang berakhirnya perang. Dalam 24 hari dia kehilangan lengan kirinya ketika luka peluru berubah menjadi gangren dan mata kanannya ditembak oleh penembak jitu. Pada tanggal 26 Mei 1926, pemimpin Berber Abd el-Krim dengan hati-hati menyerah kepada pasukan Prancis yang bergerak maju dari zona selatan mereka.

Francisco Franco dengan rekan tentaranya di Ras Medua, tahun 1921. (Sumber: https://aekosor.wordpress.com/)
Ilustrasi pendaratan tentara Spanyol di Teluk Alhucemas, tanggal 8 September 1925. (Sumber: https://en.wikipedia.org/)
Franco (kanan) memimpin legiuner pada tahun 1925. (Sumber: https://www.bbc.com/)

BERTEMPUR DI SPANYOL

Dalam Perang Rif Legiun Asing Spanyol kehilangan 1.987 personelnya tewas (termasuk 116 perwira) dan 6.094 terluka. Setelah perang ini, pertempuran terburuk bagi Legiun terbentang di depan, ketika Spanyol jatuh kedalam perang saudara dalam kekacauan politik di tahun 1931. Legiun bertempur untuk pertama kalinya di daratan Spanyol selama bulan Oktober 1934, ketika para penambang di Austurias utara bangkit, menggunakan dinamit untuk mengusir Penjaga Sipil dan pasukan reguler. Atas perintah Franco, yang sekarang menjadi Kepala Staf Angkatan Darat, Legiun menyerbu ke Austurias dan “meratakannya seolah-olah itu adalah desa Maroko yang memberontak” seperti kata-kata tokoh komunis Dolores Ibarruri yang marah, yang jika akurat, juga dikenal sebagai La Pasionaria. Dua tahun kemudian, giliran Legiun itu sendiri memberontak. Pada tanggal 17 Juli 1936, Legiun Asing di Maroko bersatu dengan mantan komandannya, Franco, saat ia dan jenderal lainnya mencoba menggulingkan pemerintah Front Populer sayap kiri. Setelah permohonan Franco kepada Hitler, Legiun dari Maroko diterbangkan ke daratan Spanyol dengan pesawat-pesawat transport Jerman. Dalam dua minggu setelah tanggal 27 Juli, pesawat-pesawat transport Jerman memindahkan hampir 2.500 tentara Angkatan Darat Afrika ke daratan Spanyol. Pada tanggal 11 Oktober, misi resmi berakhir, 13.500 tentara, 127 senapan mesin dan 36 meriam lapangan telah dibawa ke daratan Spanyol dari Maroko. Pengangkutan para Legiun ini memberi kelompok Nasionalis tenaga yang cukup untuk merebut Sevilla. Begitu cepatnya pergerakan mereka, sehingga para perwiranya harus mengambil peta jalan Michelin di pompa bensin untuk menemukan jalan mereka menuju ke Madrid. Perjalanan Legiun ke ibu kota kemudian dihentikan sebentar oleh Brigade Internasional yang mempertahankan kompleks Universitas Kota. Berperang melawan tank-tank yang dipasok oleh Soviet, para Legiuner menemukan bensin pembakar yang dimasukkan dalam botol, yang kemudian akan disebut sebagai bom Molotov.

Foto menunjukkan tentara Maroko dari Legiun Asing Spanyol naik pesawat angkut Junkers Ju 52 Jerman dengan cat Legiun Condor Jerman. Para prajurit ini akan terbang dari Tetouan, Spanyol-Maroko, Afrika, ke daratan Spanyol pada musim panas tahun 1936. Tentara Spanyol-Afrika ini menjadi tulang punggung kekuatan pemberontak Nasionalis Spanyol. (Sumber: https://www.alamy.com/)
Kelompok Royalis selama Perang Saudara Spanyol dengan bom molotov. (Sumber: https://commons.wikimedia.org/)

PERTEMPURAN PALING SENGIT DI PERANG SAUDARA SPANYOL

Dengan pendaftaran personel baru yang lebih dari dua kali lipat ukurannya, Legiuner melanjutkan untuk berperang sebagai pasukan pengejut dalam pertempuran paling sengit dalam Perang Saudara—Irun, Jarama, Guadalajara, Teruel, Brunete, dan Sungai Ebro—dan menderita 7.645 tewas dan 28.972 terluka. Legiun memiliki rekrutan asing terbesar selama Perang Saudara, yang mencerminkan sifat konflik yang lebih politis dan ideologis daripada Perang Rif. Di Legiun ada ribuan orang Portugis, 500 orang Prancis yang membentuk Batalyon Joan of Arc, 600 sisa-sisa dari gerakan Fasis yang sudah tidak berfungsi di Irlandia, ditambah orang-orang Amerika Selatan, Jerman, Rusia Putih, Eropa Timur, dan setengah lusin orang Inggris. Dalam jajaran itu adalah Georges Kozma, seorang mantan imam misionaris Hongaria yang dikeluarkan karena bergaul dengan wanita Afrika, yang terluka parah pada bulan Maret 1937; Pastor Jesuit Fernando Huidobro Polanco, yang melayani sebagai pendeta kompi sebelum dibunuh di garis depan Madrid pada bulan Desember 1937, dan kemudian secara aneh didorong untuk diangkat menjadi orang suci; dan seorang flamboyan dari Sydney, Australia, Nugent Bull, yang akan mati bertempur dengan RAF dalam Perang Dunia II. Ada juga Domingo Piris Berrocal, yang mendaftar pada hari pertama tahun 1920, bertempur dari Teluk Alhucemas ke Teruel dan Ebro, hingga akhirnya pensiun pada tahun 1961 sebagai perwira peringkat kedua Legiun; dua mantan letnan Angkatan Darat Inggris, Noel Fitzpatrick dan Gilbert Nangle, orang non-Spanyol pertama yang langsung ditugaskan sebagai kapten di Legiun (keduanya kembali ke Inggris untuk bertugas dalam Perang Dunia II, tetapi Nangle tidak selamat dalam perang); dan Serge Tchige, mantan perwira angkatan laut Tsar yang terbunuh oleh peluru yang ditembakkan oleh tank Soviet.

Perang saudara Spanyol berkembang menjadi perang yang melibatkan banyak pihak asing, yang membantu kedua pihak yang bertarung. Nampak pada gambar pasukan Nasionalis yang mengenakan perlengkapan senjata buatan Jerman menyerang tank pasukan buatan Soviet milik pasukan Royalis. (Sumber: https://www.militaryimages.net/)
Nugent Bull, Sukarelawan Legiun Spanyol asal Australia. (Sumber: https://vwma.org.au/)

KETIKA ROMANTISME NAIF BERUBAH MENJADI REALIS

Frantisek Shostek dari Ceko berusia 18 tahun, merampok brankas ayahnya di Praha tetapi jatuh miskin ketika dia direkrut kemudian tertangkap saat mencoba untuk desersi; dan Ionel Motza dan Vasile Marin, Pengawal Besi Fasis Rumania yang anti-Semit, keduanya terbunuh. Ada juga Frank Thomas, seorang salesman keliling dari Cardiff, Wales, yang merupakan pembaca setia novel Beau Geste dan yang “fatalisme romantisnya menjadi realisme” (frasanya sendiri) setelah terluka. Dia menyelinap keluar dengan orang-orang Irlandia yang dipulangkan untuk segera menulis memoar yang tidak akan diterbitkan sampai tahun 1998. Dua dari tujuh Penghargaan Laureate Crosses of St. Ferdinand yang diberikan kepada Legiuner dalam Perang Saudara diperoleh oleh Kopral Renato Zanardo di front Argon pada tanggal 11 Maret 1938, dan Letnan Guisseppe Borghesse de Borbon y Parma di Ebro pada tanggal 22 September 1938. Dengan tangannya hancur, Kopral Zanardo tetap mengemudikan tanknya untuk membantu tank lain yang sedang diserang, lalu mengendarainya sejauh hampir empat mil (6,4 km) kembali ke garis pertahanannya. Sementara itu terluka saat memimpin serangan, Letnan Borghesse de Borbon seorang diri membunuh awak senapan mesin, lalu menggunakan senjata itu untuk melindungi anak buahnya, melemparkan granat, dan menembakkan pistolnya ke arah Pasukan Loyalis yang mendekat. Kemudian dia terluka parah di dada oleh pecahan granat, tetapi meneriakkan dorongan semangat kepada anak buahnya sampai dia meninggal.

Renato Zanardo, penerima Penghargaan Laureate Crosses of St. Ferdinand dalam Perang Saudara Spanyol. (Sumber: https://it.wikipedia.org/)

KEBERANIAN TINGGI, KEBRUTALAN YANG MENCENGANGKAN

Seiring dengan keberanian ekstrim datang juga kebrutalan yang menakjubkan. Pada hari-hari awal perang, Legiuner diketahui berlari liar di distrik kelas pekerja Sevilla dengan membawa pisau. Kemudian, dalam apa yang menjadi kekejaman dari para Pemberontak paling terkenal sampai Pemboman Guernica, mereka membantai 4.000 orang Loyalis di Badajoz, menembak dan menusuk di jalan-jalan serta menembakkan senapan mesin di ring banteng. Frank Thomas melihat komandan kompinya, Letnan Dmitri Ivanoff—seorang raksasa asal Bulgaria yang telah membunuh seorang jurnalis Spanyol karena mengungkap kekejaman Legiun di Austurias—menghabisi 25 tahanan dengan pistol mitraliurnya. (Ivanoff kemudian terbunuh pada hari yang sama ketika sebuah peluru meledak di kakinya. “Pembalasan yang kejam,” sebut Thomas.) Beberapa dari kekejaman yang menakjubkan ini dapat diarahkan juga pada orang-orangnya sendiri, seperti yang diungkapkan oleh tiga Legiuner yang cukup beruntung untuk bisa bertahan hidup. Peter Kemp, lulusan hukum Universitas Cambridge, dengan enggan menjalankan perintah untuk mengeksekusi seorang rekan senegaranya di Brigade Internasional. Kemudian dia menemukan bahwa regu tembak mendapat perintah untuk menembaknya juga jika dia tidak melakukannya.

Legiun Spanyol dalam Perang Saudara Spanyol. (Sumber: https://id.pinterest.com/)
Penampakan arena adu banteng Badajoz setelah penaklukan kota iyu oleh pasukan pemberontak. Di tempat ini terjadi pembantaian mengerikan yang dilakukan pasukan Nasionalis yang menelan korban 4.000 orang. (Sumber: https://es.wikipedia.org/)
Letnan Kolonel Juan Yagüe. Dia memerintahkan pasukan yang melakukan pembantaian Badajoz. (Sumber: https://es.wikipedia.org/)

LEGIUNER AMERIKA: GUY STUART CASTLE

Satu-satunya Legiuner Amerika dalam Perang Saudara, Guy Stuart Castle, mencoba untuk desersi dan butuh tekanan Departemen Luar Negeri untuk menyelamatkannya dari ancaman regu tembak. Dia juga akan selamat dalam pertempuran Guadalcanal dan meninggal pada tahun 1965. Eugenio Calvo, seorang komunis yang melarikan diri dari polisi rahasia Franco, datang ke kantor perekrutan Legiun dan mendaftar untuk mencapai garis depan dan kemudian desersi, Ia berhasil, setelah terlebih dahulu harus menyaksikan eksekusi lima personel komunis lainnya, yang memiliki ide yang sama dengan dirinya. Tentara Afrika ini tetap menjadi ujung tombak elit kelompok nasionalis sampai ekspansi tentara pemberontak setelah bulan April 1937 menyebabkan legiun dan unit Maroko didistribusikan di beberapa front. Setelah kemenangan Franco pada tahun 1939, ukuran legiun dikurangi dan kembali ke pangkalannya di Spanyol Maroko. Baru setelah itu legiun mencapai komposisi 4 Tercios seperti sekarang, dan nama-nama yang diberikan kepada mereka, Tercio ke-4 dari legiun itu didirikan kemudian pada tahun 1950. Pertempuran serius terakhir Legiun, dari bulan November 1957 hingga Februari 1958, adalah memukul mundur invasi tentara pembebasan ke koloni Sahara Spanyol di Spanyol. Legiun tersebut melawan laskar Arab dalam Perang Ifni pada tahun 1957–58. Lima puluh lima Legiuner tewas dan 74 terluka, sebagian besar dalam dua hari pertempuran jarak dekat dan tangan kosong di bukit pasir. Di sinilah Sersan Brigade Fransisco Fadrique Castromonte dan Legionnaire Juan Maderal Oleaga dianugerahi Penghargaan Laureate Crosses of St. Ferdinand terakhir hingga saat ini—secara anumerta. Untuk melindungi kawan-kawannya yang terluka dibawa pergi, mereka berdiri menembaki pemberontak yang mendekat sampai mereka sendiri gugur; dengan lebih dari 30 mayat ditemukan di sekitar mereka.

Enam bintara Spanyol, kebanyakan dari mereka adalah kopral, berdiri di pantai utama Sidi Ifni, Maroko, beberapa saat setelah mendarat. Perang Ifni terjadi antara tahun 1957-1958 ketika mantan diktator fasis Francisco Franco mengirim pasukannya ke Maroko barat untuk menumpas pemberontak Maroko. (Sumber: https://www.flickr.com/)
Fransisco Fadrique Castromonte dan Legionnaire Juan Maderal Oleaga penerima Penghargaan Laureate Crosses of St. Ferdinand terakhir. (Sumber: https://www.flickr.com/)
Daerah Kantong Spanyol di Afrika Utara, Ceuta. (Sumber: https://www.bbc.com/)

Ketika Maroko memperoleh kemerdekaannya pada tahun 1956, legiun itu terus ada sebagai bagian dari garnisun dari kantong dan wilayah Spanyol yang tersisa di Afrika Utara. Pada tanggal 17 Juni 1970, unit Legiun melepaskan tembakan dan membunuh antara dua dan sebelas demonstran di lingkungan Zemla di El Aaiun, Sahara Spanyol, Sahara Barat modern. Insiden tersebut, yang kemudian dikenal sebagai Zemla Intifada, memiliki pengaruh signifikan dalam mendorong gerakan antikolonial Sahrawi untuk memulai perjuangan bersenjata yang terus berlanjut, meskipun Spanyol telah lama meninggalkan wilayah itu dan menyerahkannya ke Maroko. Sepanjang sejarah legiun, orang Spanyol (termasuk penduduk asli koloni Guinea Spanyol) telah menjadi mayoritas anggotanya, dengan orang asing menyumbang 25 persen atau kurang. Selama Perang Rif tahun 1920-an, sebagian besar Orang Asing yang bertugas dalam legiun adalah orang-orang Amerika Latin yang berbahasa Spanyol. Legiun lalu meninggalkan Protektorat Maroko pada bulan Februari 1961, dan Sahara Spanyol pada bulan Februari 1976. Dinas paling aktif Legiun akhir-akhir ini adalah dalam peran yang tidak biasa, yakni penjaga perdamaian PBB di Amerika Tengah, bekas Yugoslavia, dan Afrika. Saat ini, anggota terbarunya yang paling eksotik adalah seorang Sikh dari India dan sumber tamtama asing utamanya adalah dari Afrika. Legiun Asing Spanyol berkekuatan 7.000 orang mengawal dua kantong benteng di pantai Maroko, Melilla dan Ceuta. Dimiliki oleh Spanyol selama lebih dari 500 tahun, mereka dianggap sebagai bagian dari wilayah Spanyol. Jika Spanyol menyerah, maka mungkin Legiun yang berteriak dan bernyanyi tentang kematian akan mati dengan sendirinya.

PEREKRUTAN

Legiun Asing Spanyol, sebagai unit tentara negara yang paling eksentrik dan kontroversial, harus bertahan dari kekalahannya di luar negeri dan dikucilkan di dalam negeri karena hubungannya dengan mendiang diktator, Jenderal Franco. Tetapi dengan angkatan bersenjata Spanyol menjadi sepenuhnya profesional pada tahun 2002, dan wajib militer dihapuskan, legiun – dengan reputasinya yang tangguh – bisa menjadi kekuatan elit teratas dari negara itu. Sementara itu, meskipun pengangguran terhitung tinggi, anak-anak muda Spanyol tetap enggan berkarir dalam militer. Selama bertahun-tahun setelah pemerintahan Franco, tentara, yang dibayar dengan buruk dan diperlengkapi yang buruk, dipandang dengan penuh kecurigaan. Jika orang Spanyol enggan, bagaimana dengan orang asing? Apakah anda tertarik bergabung dengan Legiun Asing Spanyol? Ya, orang asing dapat bergabung tetapi harus memiliki visa Spanyol atau warga negara yang memiliki kedudukan hukum yang baik. Berusia 18 tahun atau tidak lebih dari 29 tahun dan lulus pemeriksaan fisik, medis, dan psikologis. Pada 1980-an, pemerintahan sosialis memberlakukan pemotongan anggaran pertahanan. Legiun kehilangan kekuatannya untuk merekrut orang asing dan tingkat pembayaran khusus yang membuat kondisi menjadi lebih sulit. Banyak legiuner menerima tawaran pembayaran pensiun yang besar. Sementara itu, dengan tentara di jajarannya berasal dari lebih dari 30 negara, legiun ini terkenal dengan langkah cepatnya (120 langkah ke menit), seragamnya yang glamor dan lagu kematiannya. Legiun Spanyol diketahui telah menerima rekrutan wanita sejak tahun 1999. Pelatihan dasar berlangsung selama empat bulan dan dilaksanakan di Cáceres atau Cádiz. Ini termasuk keterampilan militer dasar, berbaris dan kursus penyerangan yang ketat. Setelah bulan kedua, rekrutan menandatangani kontrak selama 2 atau 3 tahun. Setelah menyelesaikan pelatihan dasar, rekrutan bergabung dengan salah satu tercios, di sana ia menerima pelatihan lebih lanjut, sebagian besar berfokus pada kegiatan parade dan pelajaran tradisi legiun. Secara umum ini adalah proses yang sama seperti di unit lainnya di tentara Spanyol.

Garnisun legiun di Ceuta. (Sumber: https://en.m.wikipedia.org/)
Personel wanita Legiun Spanyol. Legiun Spanyol diketahui telah menerima rekrutan wanita sejak tahun 1999. (Sumber: https://www.pinterest.es/)
Legiun berparade. (Sumber: https://en.m.wikipedia.org/)

SERAGAM

Dengan seragamnya personel Legiun nampak berotot dan berkulit kecokelatan, dengan kemeja hijau sage terbuka ke dada, tonjolan nampak di bawah ikat pinggang kulit berwarna hitam mereka, dan tali dagu tersampir di sepanjang rahang mereka yang kokoh. Kemeja Legiun Spanyol yang terbuka yang menarik begitu banyak komentar media sosial ini diperkenalkan oleh Mayor Adolfo Vara del Rey, setelah menolak mengenakan pakaian seremonial era abad kesembilan belas dari tentara biasa untuk melambangkan kesiapan mereka untuk menjalani perang terbuka di udara gurun yang lembab. Warna hijau pupus, sementara itu, adalah wujud adaptasi pertama standar seragam kamuflase pasukan Spanyol. Mungkin ciri paling khas dari seragam legiun Spanyol modern adalah topi “gorrillo” khaki atau “chapiri“, dengan rumbai gantung dan piping berwarna merah. Berlawanan dengan praktik militer biasa, Legiun diizinkan untuk berjenggot dan diizinkan mengenakan seragam mereka, baik tradisional maupun dinas, yang terbuka di bagian dada.

Seragam Legiun Spanyol yang unik. (Sumber: https://www.prospectmagazine.co.uk/)

SENJATA DARI PERSONEL LEGIUN

Legiun “Mempelai Maut” menggunakan berbagai macam senjata, di antaranya yang paling menonjol adalah: 

Senapan serbu G36 dengan peluncur granat 40mm. (Sumber: https://www.pinterest.jp/)
Senapan mesin HK MG4. (Sumber: https://hk-usa.com/)

Seperti anggota Angkatan Darat Spanyol lainnya, Legiun juga menggunakan senjata yang dilayani kru seperti senapan mesin berat M2 Browning dan peluncur granat otomatis SB LAG 40 pada kendaraan lapis baja mereka. Kelompok artileri lapangan Legiun memiliki meriam L118 kaliber 105mm Light Guns, penghancur tank beroda Italia B1 Centauro juga digunakan. Legiun menggunakan juga Land Rover, truk BMR dan VEC-M1, VAMTAC, URO buatan Spanyol dan kendaraan lain buatan asing seperti LMV atau RG31.

STRUKTUR

Sekarang Legiun Spanyol telah direorganisasi menjadi empat divisi – dua melindungi Ceuta dan Melilla, daerah kantong Spanyol di Afrika, dua mengkhususkan diri dalam penugasan cepat dan pemeliharaan perdamaian – dan merupakan inti dari pasukan khusus Spanyol. “Masa-masa sebelum dan sesudah Bosnia dalam sejarah kita,” kata Jenderal Gomariz de Robles mengingat masa-masa konflik, di mana legiun menyediakan sebagian besar pasukan penjaga perdamaian Spanyol, membuat legiuner menjadi pahlawan sekali lagi. Di Spanyol yang demokratis, Legiun kini menjadi formasi infanteri mekanis yang sekarang menjadi bagian besar dari pasukan reaksi cepat Spanyol. Legiun juga mengambil bagian dalam Perang Irak, ditempatkan di Najaf bersama pasukan El Salvador, sampai pemerintah Spanyol yang baru, José Luis Rodríguez Zapatero memenuhi janji elektoralnya dengan menarik pasukan Spanyol dari Irak. Unit legiun yang ditempatkan di Irak terlibat dalam beberapa misi operasi melawan pemberontakan. Pada tahun 2005, legiun dikerahkan di Afghanistan sebagai bagian dari Pasukan Stabilisasi Internasional (ISAF) yang dipimpin NATO. Pada tahun 2006, Bandera ke-10 dikirim ke Lebanon Selatan sebagai bagian dari Operasi UNIFIL PBB. Legiun Spanyol sekarang banyak digunakan dalam misi penjaga perdamaian NATO. Unit ini memiliki 5.000 personel dalam sebuah Brigade, yang terdiri dari dua Tercios (resimen) yang berbasis di Ronda, Málaga dan Viator, Almería (Andalusia). Dua tercios independen lainnya dikerahkan di kantong-kantong wilayah Afrika Spanyol di Ceuta dan Melilla sebagai bagian dari garnisun masing-masing. Legiun dikendalikan langsung oleh Staf Umum Spanyol. Meskipun detasemen di Málaga telah dipindahkan, setiap tahun satu kompi legiun dari salah satu Tercios (resimen) kembali untuk berbaris dalam prosesi Pekan Suci dengan membawa Christ of the Good Death, patung Kristus yang Disalibkan, yang diadopsi oleh legiun sebagai Pelindung di tahun 1920-an. Ia juga memiliki kapel yang terletak di kota bersejarah ini, di mana para veteran yang bertugas di unit ini termasuk di antara keanggotaannya. Detasemen Legiun juga mengambil bagian dalam berbagai acara Pekan Suci secara nasional, termasuk band militernya.

Legiuner dengan patung membawa Christ of the Good Death, di Málaga. (Sumber: https://en.m.wikipedia.org/)

Unit-unit Legiun Spanyol yang saat ini aktif adalah: 

UNIT OPERASI KHUSUS LEGIUN ASING SPANYOL

Legiun Asing Spanyol memiliki unit operasi khusus sendiri yang disebut La Bandera de operaciones especiales de la legión (BOEL) yang diterjemahkan menjadi Batalyon Operasi Khusus Legiun. Anggota unit ini adalah sukarelawan dari dalam Legiun itu sendiri. Mereka menerima pelatihan dalam Perang maritim, menyelam, Perang Arktik dan gunung, sabotase dan penghancuran, operasi parasut, Pertempuran Jarak Dekat, kontra terorisme, sniper, metode penyisipan dan ekstraksi. Mereka juga menjalani sekolah yang setara dengan SERE (Survival, Evasion, Resistance, and Escape). Bisa dibilang adalah luar biasa untuk bisa menjadi bagian dari unit ini. Sebagian besar pelatihan khusus Legiun berlangsung di Ft. Bragg di Amerika Serikat. Yang cukup menarik, tampaknya untuk waktu yang singkat unit SOF mereka melapor ke Komando Operasi Khusus AS tetapi sekarang telah melapor langsung ke Spanyol.

Legiun Spanyol di Irak. (Sumber: https://en.m.wikipedia.org/)

Diterjemahkan dan ditambahkan kembali dari:

Bridegrooms of Death: The Spanish Foreign Legion by John W. Osborn, Jr

Bridegrooms of Death: The Spanish Foreign Legion

SPANISH FOREIGN LEGION – THE ‘BRIDEGROOMS OF DEATH’ by Brandon Webb; Sep 2, 2021

https://www.google.com/amp/s/sofrep.com/amp/news/spanish-foreign-legion-the-bridegrooms-of-death/

Spain lured by romance of the Legion Adela Gooch in Melilla; Mon 23 Oct 2000 21.18 EDT

https://www.theguardian.com/world/2000/oct/24/2

“Who designed these uniforms—Tom of Finland?”: the real story behind these viral photos of Spanish soldiers By

Catherine Baker; March 24, 2020

https://www.prospectmagazine.co.uk/arts-and-books/spanish-legion-viral-tweet-twitter-history

https://en.m.wikipedia.org/wiki/Spanish_Legion

https://en.m.wikipedia.org/wiki/Condor_Legion

Exit mobile version