Others

Mac Paps, Batalion Sukarelawan Kanada yang Melawan Fasisme dalam Perang Saudara Spanyol

Setelah bertahun-tahun mengalami pergolakan sosial, kerusuhan politik, dan kekerasan, Spanyol kemudian meletus menjadi perang saudara habis-habisan pada tanggal 18 Juli 1936, ketika Jenderal Francisco Franco memimpin junta perwira tentara sayap kanan dalam pemberontakan melawan pemerintah sayap kiri Republik Spanyol yang terpilih secara demokratis. Sejak tahun 1931, ketika Raja Alphonso XIII turun tahta, gelombang reformasi oleh pemerintah Republik telah secara drastis mengurangi kekuasaan dan kekayaan besar yang dimiliki oleh kelompok tuan tanah, militer, dan Gereja Katolik Roma. Komplotan Franco kemudian ingin menghentikan perubahan yang terjadi di Spanyol. Setelah pemberontakan dimulai di Maroko, Franco mengharapkan kemenangan yang cepat. Dia akan terbukti salah.

Jenderal Francisco Franco (nampak pada gambar), memimpin junta perwira tentara sayap kanan melakukan pemberontakan terhadap pemerintah sayap kiri Republik Spanyol yang terpilih secara demokratis. Aksinya ini kemudian memicu Perang Saudara di Spanyol. (Sumber: https://www.thetimes.co.uk/)

BRIGADE INTERNASIONAL

Mata dunia terpaku pada Spanyol. Banyak yang menganggap perang Spanyol sebagai cikal bakal konflik dunia yang tak terhindarkan antara kekuatan fasisme dan demokrasi. Nazi Jerman dan Fasis Italia, yang sangat ingin mendirikan negara fasis lain di Eropa, melihat peluang di Spanyol untuk menguji senjata-senjata baru mereka dalam pertempuran dan melatih pasukan mereka untuk berperang. Mereka segera mulai mengirim senjata, tank, tentara, dan bantuan lainnya ke kelompok Nasionalis Franco. Sementara itu, negara-negara demokrasi barat mengikuti kebijakan peredaan ketegangan yang hati-hati memilih untuk menolak mengirim bantuan ke negara demokratis yang terkepung, yakni kelompok Republikan Spanyol. Bahkan mereka melakukan tindakan yang menguntungkan kelompok fasis. Selama perang misalnya, Amerika Serikat terus memasok minyak ke pemberontak fasis Spanyol, sedangkan pemerintah sosialis Prancis (namanya saja) mengembargo senjata ke pemerintah demokratis Spanyol. Uni Soviet, bagaimanapun, tidak begitu pasif. Soviet mengirim material perang dan penasihat kepada orang-orang Republik, dan memerintahkan semua partai Komunis di seluruh dunia untuk mulai merekrut sukarelawan untuk memperjuangkan Republik Spanyol. Kaum republik sendiri telah mengajukan permohonan bantuan internasional, dan puluhan ribu pemuda dan pemudi idealis dari banyak negara berbondong-bondong ke Spanyol untuk melawan fasisme. Pemerintah Barat di sisi lain khawatir mereka akan diradikalisasi dan pulang untuk memicu revolusi. Meskipun banyak negara telah menandatangani pakta nonintervensi pada tahun 1936, sekitar 40.000 sukarelawan asing bertugas di brigade internasional di pihak Republik, sementara 20.000 lainnya bertugas di unit medis dan tambahan. Kanada adalah lahan subur untuk perekrutan Brigade Internasional semacam itu, meski seperti kebanyakan negara lain, pemerintah Kanada sendiri memutuskan untuk tidak terlibat secara resmi dalam Perang Saudara Spanyol. Seperti semua negara barat, negara Amerika Utara ini telah terpukul parah oleh Depresi Hebat, dan sejumlah warga Kanada mencari bentuk pemerintahan alternatif untuk mengatasi krisis tersebut.

Tank T-26 Soviet dalam Perang Saudara Spanyol, tahun 1936. Soviet mengirim material perang dan penasihat kepada orang-orang Republik, dan memerintahkan semua partai Komunis di seluruh dunia untuk mulai merekrut sukarelawan untuk memperjuangkan Republik Spanyol. (Sumber: https://id.pinterest.com/)
Orang-orang Komunis Kanada berbaris di Vancouver pada tahun 1930-an. Anggota Partai Komunis Kanada menjadi salah satu sumber perekrutan sukarelawan Brigade Internasional untuk membela kaum Republik Spanyol. Pemerintah Kanada sendiri memutuskan untuk tidak terlibat secara resmi dalam Perang Saudara Spanyol. (Sumber: https://www.thecanadianencyclopedia.ca/)

Di Kanada, sepertiga dari angkatan kerjanya menganggur, banyak orang mengandalkan bantuan pemerintah untuk bertahan hidup, dan jaringan kamp dibuka di seluruh negeri untuk menyediakan pekerjaan dan kamar serta tempat tinggal bagi para pemuda yang menganggur. Dalam situasi terdesak ini, beberapa bulan setelah pecahnya perang, para sukarelawan Kanada melakukan perjalanan yang melelahkan dan berbahaya melintasi pegunungan Pyrenees dari Prancis atau tiba di Spanyol dengan perahu untuk bergabung dengan Brigade Internasional lainnya yang telah berperang di sana. Persentase terbanyak dari orang-orang Kanada yang mendaftar menjadi sukarelawan lahir di Eropa, dua kelompok terbesar adalah orang-orang keturunan Finlandia dan Ukraina. Sebagian besar, siapa pun yang ingin mendaftar harus memiliki riwayat bekerja untuk orang-orang sayap kiri. Tipe pemabuk dan petualang disingkirkan, meninggalkan mereka yang secara ideologis berkomitmen pada politik perang melawan fasisme. Faktor-faktor ini, bersama dengan usia prajurit yang relatif matang – 61,5% berusia di atas tiga puluh tahun – menghasilkan personel yang kuat dan berkomitmen. Untuk bisa pergi ke Spanyol, sukarelawan yang memiliki koneksi ke Partai Komunis Kanada, hanya perlu menghubungi partai dan pekerjaan lainnya akan diurus oleh mereka. Begitu Partai Komunis bisa dihubungi, para sukarelawan akan mendapatkan paspor dan seringkali orang-orang itu harus melakukan perjalanan melintasi Kanada dan bahkan melalui Amerika Serikat untuk sampai ke Pantai Atlantik sebelum melakukan perjalanan yang diatur oleh Partai Komunis. Bagi mereka yang berada di Quebec dan Ontario timur, mereka biasanya hanya perlu naik kapal uap ke Eropa dan perjalanannya jauh lebih mudah.

Sebuah unit Brigade Internasional asal Bulgaria, tahun 1937. Brigade Internasional dikenal bertempur dengan luar biasa dalam Perang Saudara Spanyol. (Sumber: https://en.wikipedia.org/)
Kompi Senapan Mesin Batalyon Lincoln. Batalyon Abraham Lincoln, di bawah komando Kapten Robert Merriman, terdiri dari orang-orang Amerika, Kanada, Kuba, dan beberapa orang Irlandia, Batalyon Abraham Lincoln adalah unit di mana sebagian besar orang Kanada ditugaskan pada awal tahun 1937. (Sumber: https://en.wikipedia.org/)

Brigade Internasional Spanyol berkantor pusat di Albacete, di mana mereka mendapatkan perhatian dan kekaguman dunia selama pertahanan heroik di Madrid pada musim gugur 1936. Melawan segala rintangan, Tentara Republik, Brigade Internasional, dan pasukan milisi menghentikan serangan kelompok Nasionalis dan menyelamatkan ibu kota dari perebutan segera. Brigade Internasional bertempur dengan luar biasa; begitu baiknya sehingga komandan Brigade Internasional kelahiran Hongaria, veteran Tentara Merah Emil Kleber, digulingkan dari komando oleh perwira Spanyol yang cemburu. Berbekal koleksi senjata yang bermacam-macam dan mengenakan seragam seadanya serta berbagai jenis tutup kepala, para prajurit compang-camping ini membuktikan sejak awal perang bahwa mereka adalah kekuatan yang harus diperhitungkan. Para prajurit ini pergi dengan biaya sendiri untuk berperang, dan mereka tidak diorganisir ke dalam unit tertentu. Sebaliknya, mereka sering dimasukkan ke dalam unit dengan rekan senegaranya. Misalnya, seseorang dari Finlandia atau Swedia akan ditempatkan di unit Finlandia atau Swedia pada awalnya. Ada lima Brigade Internasional pada musim semi tahun 1937, bernomor XI hingga XV, yang terakhir dikenal sebagai “brigade berbahasa Inggris” dan dipimpin oleh Vladimir Copic, veteran Tentara Merah lainnya. Pasukan itu terdiri dari Batalyon Inggris, Batalyon ke-24 Tentara Republik, Dimitrovs (batalion Slavia), dan Batalyon Abraham Lincoln, di bawah komando Kapten Robert Merriman. Terdiri dari orang-orang Amerika, Kanada, Kuba, dan beberapa orang Irlandia, Batalyon Abraham Lincoln adalah unit di mana sebagian besar orang Kanada ditugaskan pada awal tahun 1937, meskipun beberapa dapat ditemukan di batalyon lain serta di Tentara Republik, yang bertugas sebagai awak tank, baterai meriam, dan unit pendukung. Secara keseluruhan, orang-orang Kanada menyediakan hampir 1.600 sukarelawan untuk Spanyol—lebih banyak daripada negara lain mana pun, dibanding dengan populasinya, kecuali Prancis. Banyak dari mereka adalah imigran baru, dan sebagian besar berafiliasi dengan Partai Komunis Kanada. Banyak yang menganggur dan dipaksa masuk ke kamp-kamp bantuan bagi pengangguran. Para relawan ini sebagian besar berasal dari kelas pekerja — penambang yang menganggur, penebang kayu, dan petani. Tipikal relawan terbagi dalam dua kategori, mereka yang lahir di Kanada dan mereka yang berimigrasi ke Kanada. Para imigran yang datang ke Kanada cenderung lebih tua dan masih mengingat pergolakan di negara mereka sendiri selama beberapa dekade terakhir. Sebagian besar sukarelawan juga lahir antara tahun 1895 dan 1910, membuat mereka terlalu muda untuk berperang dalam Perang Dunia Pertama dan menjadi dewasa sebagai orang dewasa saat Depresi Hebat menghantam. Banyak juga yang mendukung komunisme. Diperkirakan 70 persen anggota unit Kanada adalah anggota Partai Komunis. Thomas Beckett, yang tinggal di Moose Jaw, menulis surat ke rumah setelah dia pergi dengan kutipan: “Anda pasti tahu mengapa saya ada di sini. Itu karena saya adalah apa yang tidak Anda inginkan, seorang Komunis. Bahkan jika saya tidak memiliki keyakinan politik dan bukan seorang Komunis, kebencian saya terhadap kekejaman, penderitaan yang tidak perlu, kebrutalan, keserakahan, dan tirani akan membuat saya melakukan hal yang sama.” Beckett nantinya akan menjadi salah satu orang Kanada pertama yang tewas dalam perang itu. 

NORMAN BETHUNE

Dari semua orang Kanada yang bertugas di Spanyol, tidak ada yang lebih terkenal dari Dr. Norman Bethune. Dr. Norman Bethune, yang merupakan kerabat jauh dari aktor Christopher Plummer dan Perdana Menteri Sir John Abbott, lahir pada tanggal 4 Maret 1890 di Gravenhurst, Ontario. Seorang veteran Perang Dunia Pertama, dia akan menjadi dokter dan selama Depresi Hebat, dia akan membantu orang Kanada yang miskin dan memberikan perawatan medis gratis. Seorang pendukung pengobatan yang digratiskan, dia akan melakukan perjalanan ke Uni Soviet pada tahun 1935 untuk melihat perawatan kesehatan gratis universal secara langsung. Pada saat itu ia juga menjadi anggota Partai Komunis Kanada. Pada tahun 1936, dia pergi ke Spanyol dan tiba di Madrid pada tanggal 3 November 1936. Dia tidak dapat menemukan tempat untuk bekerja sebagai ahli bedah sehingga dia mendapatkan ide untuk membuat layanan transfusi darah keliling yang memungkinkan dia untuk mengambil sumbangan darah untuk prajurit yang terluka di garis depan. Ini adalah sistem pertama dari jenisnya di dunia. Bethune akan kembali ke Kanada pada tanggal 6 Juni 1937 dan dia memulai tur pidato untuk mengumpulkan uang bagi sukarelawan untuk Perang Saudara Spanyol. Dalam pidatonya, dia akan mengatakan, mengutip: “Saya seorang dokter, seorang ahli bedah. Tugas saya adalah mempertahankan kehidupan manusia, dengan segala keindahan dan kekuatannya. Saya bukan seorang politisi, tetapi saya pergi ke Spanyol karena para politisi mengkhianati Spanyol dan mencoba menyeret kita semua ke dalam pengkhianatan mereka. Dengan aksen yang berbeda-beda, dan dengan tingkat kemunafikan yang berbeda-beda, para politisi memutuskan bahwa Spanyol yang demokratis harus mati. Itu adalah keyakinan saya, seperti sekarang, keyakinan saya, bahwa Spanyol yang demokratis harus tetap hidup.” Pada bulan Januari 1938, Bethune pergi ke China untuk membantu orang-orang Komunis China di bawah Mao Zedong. Dia kemudian akan melakukan operasi darurat di medan perang dan dia melatih dokter, perawat, dan para mantri. Bethune membantu tentara yang terluka di kedua sisi. Pada tanggal 29 Oktober 1939, dia memotong jari tengahnya saat mengambil pecahan tulang dari kaki seorang prajurit yang terluka. Luka ini akan terbuka kembali selama operasi tiga hari kemudian dan Bethune akan terinfeksi. Dr Bethune meninggal pada tanggal 12 November 1939. Ketua Partai Komunis China, yakni Mao lalu akan menerbitkan eulogy berjudul In Memory of Norman Bethune, yang menjadi bacaan wajib di sekolah-sekolah China pada 1960-an. Hari ini, Bethune adalah salah satu dari sedikit orang Barat di China yang dibuatkan patung untuk menghormatinya. Beberapa gedung dan universitas juga diberi nama Bethune di China.

Unit Transfusi Darah Kanada yang beroperasi selama Perang Saudara Spanyol. Dr Norman Bethune ada di sebelah kanan. (Sumber: https://en.wikipedia.org/)
Poster propaganda tahun 1968 yang menggambarkan Bethune dengan kutipan dari eulogy Mao untuknya. (Sumber: https://en.wikipedia.org/)

BATALION MAC PAPS

Kembali ke Spanyol, selama paruh pertama tahun 1937, orang-orang Kanada membuktikan diri sebagai petempur yang bagus, bertarung dengan batalyon Lincoln di Pertempuran Sungai Jarama, di mana kaum Nasionalis mencoba memotong jalan raya Madrid-Valencia. Pada bulan Maret, Batalyon George Washington seluruhnya terdiri dari orang-orang Amerika Utara; musim panas berikutnya akan bergabung dengan batalyon Lincoln. Pada awal bulan April 1937, batalion lain yang terdiri dari orang-orang Amerika, Kanada, dan Spanyol juga telah dibentuk. Nama batalion seperti Patrick Henry dan Thomas Paine sempat dibahas, tetapi pada bulan Juli menjadi bernama Batalyon Mackenzie-Papineau. Nama itu berasal dari dua tokoh revolusioner Kanada abad ke-19, William Lyon Mackenzie dan Louis Joseph Papineau, yang telah memperjuangkan reformasi demokrasi dalam pemberontakan tahun 1837. Ironisnya, meski pemerintah Kanada tidak mau membantu para sukarelawan untuk bisa sampai ke Spanyol, William Lyon Mackenzie dijadikan nama batalion itu. Dia adalah kakek dari William Lyon Mackenzie King, perdana menteri Kanada pada saat Perang Saudara Spanyol. Pada awal bulan Juni, orang-orang Kanada, yang sekarang memiliki jumlah yang cukup banyak di batalyon Lincoln dan Washington, menuntut pembentukan batalion mereka sendiri. Bagian orang-orang Kanada telah dibentuk di kedua batalyon, dan beberapa perwiranya adalah orang Kanada, seperti Edward Cecil Smith (Wartawan buruh Toronto), komandan Kompi No.3 di batalyon Washington. Relawan Kanada Ronald Liversedge, seorang veteran Perang Dunia I, mendekati Robert Hale Merriman, komandan batalyon Lincoln dengan permintaan untuk membentuk batalion sendiri. Merriman kemudian menawarkan kompromi — pembentukan sebuah kompi Kanada di dalam batalyon Lincoln, yang disebut kompi Mackenzie-Papineau, dengan Liversedge sebagai komando. Kompi itu tidak pernah dibentuk, tetapi perebutan kekuasaan antara orang-orang Inggris dan Amerika dalam brigade berbahasa Inggris memberikan kesempatan lain. Kedua belah pihak mencari dukungan dari orang-orang Kanada, sehingga orang-orang Kanada memenangkan konsesi penting — yakni pembentukan batalion mereka sendiri. Keputusan itu tidak menjadi resmi sampai kedatangan Alan Dowd, pejabat Partai Komunis Kanada, pada akhir bulan Juni 1937. Dowd berbicara kepada batalion yang tidak disebutkan namanya, menyampaikan pidato yang membangkitkan semangat di mana dia berbicara tentang masa lalu Kanada yang dihormati dan mendukung pembentukan batalion Kanada. Beberapa hari kemudian, batalion tersebut memilih untuk mengambil nama Batalyon Mackenzie-Papineau. Pada tanggal 1 Juli 1937, “Mac Paps” lahir.

Foto grup Batalyon Mackenzie Papineau memegang bendera unit mereka. (Sumber: https://warfarehistorynetwork.com/)

PERTEMPURAN PERTAMA YANG BERDARAH

Bulan-bulan pertama pembentukan dihabiskan untuk pelatihan dan pengorganisasian. Sementara rekan-rekan mereka di Brigade ke-XV sangat terlibat aktif di Brunete dan di wilayah Aragon, Mac Paps cukup beruntung untuk menerima pelatihan lanjutan dari para veteran tempur, sesuatu yang tidak pernah diterima oleh batalyon-batalyon sebelumnya. Sebagian besar Mac Paps adalah orang-orang Amerika pada awalnya, melebihi jumlah rekan-rekan Kanada mereka dengan perbandingan 3 banding 1. Hanya satu perwira, Nilo Makela, calon komandan Kompi Senapan Mesin Mac Paps, adalah orang Kanada. Salah seorang yang bergabung dalam unit ini adalah Jean Watts, yang menjadi satu-satunya wanita yang bergabung dalam batalion tersebut. Ketika lebih banyak sukarelawan Kanada tiba di Spanyol, persentase orang Amerika di Mac Paps turun, tetapi nilai mereka bagi batalion dan keberanian mereka tidak pernah berkurang. Robert Thompson, calon pemimpin Partai Komunis AS, menggantikan Merriman sebagai komandan batalion. Seorang pemimpin yang cakap yang akan mencapai rekor pertempuran yang patut dicontoh dalam Perang Dunia II, pemuda Amerika itu akan memimpin batalion dalam pertempuran pertamanya. Menjelang akhir bulan September 1937, Mac Paps tiba di garis depan, di sektor Aragon, di mana serangan yang dimulai bulan sebelumnya terbukti merugikan Brigade ke-XV. Setelah menghabiskan dua minggu berpatroli di daerah yang relatif sepi, mereka bergerak bersama brigade lainnya ke pinggiran Fuentes de Ebro yang dikuasai musuh. Mengambil alih beberapa parit dari pasukan infanteri Spanyol, orang-orang Kanada diperintahkan untuk merebut kota itu — bukan tugas yang mudah karena hampir satu mil tanah terbuka terletak di antara mereka dan parit pasukan Nasionalis. Serangan dibuka pada pagi hari tanggal 13 Oktober, dan sejak awal semuanya serba salah. Rencana serangan menyerukan pelunakan posisi pasukan Nasionalis dengan pengeboman udara, diikuti dengan serangan unit lapis baja, dengan pasukan infanteri bergerak maju di samping tank-tank. Namun, pengeboman udara sangat lemah; dimana hanya sebagian kecil dari pesawat yang diharapkan oleh Brigade Internasional mengambil bagian dalam pengeboman tersebut. Pengaturan waktu sangatlah penting, dengan tank dijadwalkan untuk bergerak maju segera setelah pesawat-pesawat pergi, tetapi tidak ada tanda-tanda keberadaan mereka selama 90 menit, selama waktu itu orang-orang Kanada dapat dengan jelas melihat kaum Fasis memasuki kembali parit mereka setelah pesawat-pesawat pergi. Akhirnya Mac Paps mulai mendengar gemuruh mesin dan dentingan tank di belakang mereka. Yang terjadi selanjutnya adalah bencana.

Brigade Internasional Spanyol dalam pertempuran dengan kendaraan lapis baja pasukan Franco. (Sumber: https://en.topwar.ru/)
Edward C. Smith memimpin Mac Paps selama beberapa pertempuran terberat mereka di Spanyol. (Sumber: https://warfarehistorynetwork.com/)

Tank-tank itu meraung menembus parit Mac Paps, melindas tembok pembatas dan dua orang. Prajurit-prajurit Batalyon ke-24 sedang mengendarai tank, dan beberapa dari mereka, dengan gugup, secara tidak sengaja menembak ke barisan Mac Paps saat mereka lewat. Tidak ada cara bagi pasukan infanteri untuk bisa mengimbangi laju tank-tank, yang bergerak maju dengan kecepatan hampir 19 mil per jam (30 km/jam) sebelum menghadapi tembakan senjata antitank musuh yang menghancurkan. Orang-orang yang berada di luar tank tidak memiliki kesempatan berlindung; semuanya tewas atau terluka. Saat kaum Nasionalis menghujani tembakan mematikan ke Mac Paps, orang-orang itu mati-matian menggali tanah untuk berlindung atau mendobrak lereng yang berjarak 100 yard (91 meter). Mereka yang selamat dari tembakan awal didorong ke arah kiri, di mana mereka menemukan tempat berlindung di beberapa parit yang ditinggalkan. Dari sana orang-orang Kanada bisa menyaksikan pembantaian berikutnya. Mac PapsLincoln, dan orang-orang Inggris ditebas seolah-olah oleh sabit raksasa di bawah tembakan senapan mesin. Pada jam 4 sore semuanya sudah berakhir; serangan itu telah dipukul mundur dengan penuh darah. Para penyintas pasukan Republik yang terbaring di medan tempur terpaksa tetap di sana, berpura-pura mati, sampai mereka bisa merangkak kembali ke parit mereka setelah malam tiba. Aksi tempur pertama mereka merupakan kegagalan yang mahal, dengan orang-orang Kanada kehilangan 60 orang tewas dan hampir 200 orang terluka. Moral, bagaimanapun, tetap tinggi. Mereka meninggalkan garis depan pada tanggal 1 November; segera setelah itu, Edward C. Smith mengambil alih komando batalion. Smith, seorang jurnalis dari Toronto, terkenal sebagai prajurit bayaran di Amerika Selatan. Sebagai anggota Partai Komunis Kanada, ia juga sudah pernah terluka di Brunete.

BERTEMPUR MELAWAN ORANG-ORANG FASIS DI TERUEL

Menyadari bahwa Franco hampir pasti akan menyerang Madrid lagi sebelum tahun berakhir, orang-orang Republik melancarkan serangan pada tanggal 15 Desember 1937, untuk menarik divisi-divisi Nasionalis menjauh dari ibu kota Spanyol yang terancam. Serangan itu dimaksudkan untuk menjadi operasi yang semuanya dilakukan oleh orang-orang Spanyol, tetapi Brigade Internasional dipanggil untuk beraksi pada akhir bulan. Brigade ke-XV meninggalkan posisi cadangannya di timur Madrid di Mas de las Matas pada malam tanggal 31 Desember untuk menempuh perjalanan berbahaya selama sembilan jam dengan truk melewati jalan pegunungan yang tertutup es. Beberapa kendaraan jatuh dari tebing, membunuh atau melukai banyak anggota brigade sebelum mereka mencapai kota Argente, yang menjagai Jalan Raya Teruel-Rudilla yang vital. Selama 10 hari berikutnya tidak ada aksi tempur kecuali kegiatan patroli. Dingin yang mengerikan adalah musuh terburuk. Wilayah itu adalah wilayah terdingin di Spanyol dan sedang menjalani musim dingin terburuk dalam 20 tahun. Banyak personel brigade tidak siap menghadapi suhu beku, dan angin dingin menembus pakaian tipis mereka, sehingga menyebabkan beberapa kasus radang dingin. Kota Teruel secara strategis penting karena menghalangi jalan pasukan Franco ke pantai Mediterania. Brigade ke-XV diperintahkan untuk mempertahankannya, mengambil posisi pada malam hari tanggal 14-15 Januari 1938. Pasukan batalyon Lincolns ditempatkan di pinggiran Teruel itu sendiri, dengan posisi Mac Paps di sebelah utara mereka, membentuk tonjolan dari posisi ketinggian La Muela, dari barat laut melintasi dasar lembah, ke arah Kompi No. 3 Kanada di sisi kanan, dengan satu kompi marinir Spanyol di sebelah kanan mereka. Di luar pasukan marinir di sebelah barat, Batalion Thaelmann yang luar biasa, yang terdiri dari orang-orang Komunis Jerman, menguasai dataran tinggi El Muleton, sementara orang-orang Inggris mengambil posisi di Santa Barbara Hill, di belakang pasukan Kanada.

Relawan Amerika di Brigade Abraham Lincoln berkumpul di sekitar telepon lapangan dekat Jarama. (Sumber: https://warfarehistorynetwork.com/)

Kaum Fasis menyerang dengan keras pada tanggal 17 Januari. Enam puluh ribu pasukan Nasionalis menyerang antara Celades dan Teruel, menghantam pasukan Thaelmann di El Muleton. Senjata antitank orang-orang Inggris, yang ditembakkan di atas kepala orang-orang Kanada, menghantam parit musuh di depan Mac Paps, yang menyelamatkan mereka dari serangan pertama. Pasukan Thaelmann yang tangguh menghentikan kaum Fasis, yang berkumpul kembali sebelum menyerang Kompi No. 3 dan marinir Spanyol. Sekali lagi, meriam orang-orang Inggris melindungi pasukan Kanada, memecah gelombang demi gelombang serangan sementara pasukan Kanada dan marinir menghujani tembakan ke arah tentara musuh yang mengibarkan bendera. Kaum Fasis mundur. Meskipun mereka telah dipukul mundur dengan banyak korban, kaum Fasis secara keliru percaya bahwa Mac Paps dan marinir Spanyol telah mundur. Dalam upaya untuk melewati bagian belakang pasukan Kanada dan masuk ke Teruel, dua skuadron kavaleri Moor berkuda melewati El Muleton, di antara Mac Paps dan orang-orang Inggris. Markas Mac Paps terletak di terowongan kereta api yang berada tepat di jalur penunggang kuda yang datang. Ketika mereka mendekat, Kapten Smith mengumpulkan pasukannya di sekelilingnya dan dengan cepat memerintahkan tiga senapan mesin berat untuk beraksi, menghentikan serangan pasukan Fasis di tengah pusaran kuda yang berteriak dan orang-orang yang berjatuhan. Mereka yang selamat tidak punya pilihan selain menghadapi tembakan dari pasukan Kanada dan Inggris saat mereka mundur dengan tergesa-gesa.

Pasukan Nasionalis Franco melakukan serangan baru di Escorial. (Sumber: https://warfarehistorynetwork.com/)

Keesokan harinya, pasukan Thaelman di El Muleton berhasil diusir. Pasukan Kanada kemudian menerima beberapa bala bantuan dari pasukan Lincolns, dan pada tanggal 19, mereka dan marinir Spanyol digempur secara bergantian oleh artileri musuh sebelum serangan lainnya. Komandan Kompi No. 3, Lionel Edwards, berhasil memperluas posisi sayap kanannya dengan merebut sebuah bukit kecil, menawan 30 tahanan dan empat senapan mesin, tetapi setelah dua hari pertempuran sengit, ia tidak dapat bertahan lebih lama lagi. Edwards mengenang: “Akhir dari pertempuran itu pasti akan datang. Kekuatan mekanis dan jumlah yang sangat besar akhirnya menentukan. Senapan mesin kami hancur berkeping-keping, kami ditembaki dari hampir semua sisi, dan tidak ada lagi bala bantuan yang dapat mencapai kami karena bukit di sebelah kanan kami telah dikuasai. Hanya ada segelintir orang yang tersisa dan senjata kami hanyalah senapan. Kami harus membuat keputusan. Saatnya untuk mundur. Membawa seorang pria yang terluka, kami berlima, yang terakhir dari yang masih hidup, berjalan keluar untuk melarikan diri. Salah satu dari kami terbunuh dan bersama dengannya orang-orang yang terluka itu. Kami berempat akhirnya berhasil selamat. Kami mengambil posisi di bagian belakang bukit dan menunggu musuh mengambil alih, tetapi kami menunggu lama. Musuh tidak mengambil risiko bahwa beberapa dari kami mungkin masih ada di sana. Tapi akhirnya mereka menduduki bukit itu, dan dengan itu berakhirlah pertahanan terluar Teruel.”

KEKALAHAN YANG MAHAL

Pertempuran mereda pada titik ini; serangan frontal pasukan Fasis lainnya, tiga hari kemudian, dengan mudah dipukul mundur. Brigade ke-XV meninggalkan garis depan pada tanggal 3 Februari dan menuju masa istirahat di Valencia. Kabar segera datang tentang serangan pasukan Nasionalis lainnya yang diluncurkan di utara, di wilayah Celades. Meskipun lelah berperang, brigade itu diperintahkan untuk berbaris 47 mil (75 km) ke utara Teruel ke Seguro de los Banos, di mana Mac Paps akan merebut Bukit Atalaya sementara Lincoln merebut Sierra Pedigrossa lebih jauh ke selatan. Dipandu oleh para petani melalui gerimis hujan es dan badai salju yang mengamuk, Mac Paps memotong kawat berduri di sekitar dasar bukit dan mengejutkan pasukan musuh, serta mencapai tujuan mereka dengan sedikit korban. Mereka membawa serta hampir 100 tahanan Fasis, bersama dengan makanan, amunisi, dan senjata, tetapi bukit berikutnya di selatan terbukti lebih sulit untuk ditembus. Akhirnya bukit itu dilewati, dan orang-orang Kanada mencari ke selatan untuk terhubung dengan Lincoln dan orang-orang Inggris pada waktunya untuk menghentikan beberapa serangan balik pasukan Fasis selama dua hari berikutnya. Pada tanggal 19, brigade itu mundur ke selatan Teruel ke kilometer 19. Sebelum mereka meninggalkan garis depan, Juan Modesto, komandan Korps Angkatan Darat ke-V Republik, tiba untuk memberikan promosi dan penghargaan kepada komandan batalion Inggris dan Mac Paps. Dua promosi adalah untuk komandan Mac Paps Edward Smith, yang naik pangkat menjadi mayor, dan Lionel Edwards, yang naik menjadi kapten. Meski demikian serangan di sekitar Teruel merugikan Pasukan Republik lebih dari yang bisa ditanggungnya. Kehilangan pesawat dan peralatan tidak dapat diganti, dan dengan jatuhnya Teruel, rintangan terakhir Franco untuk menuju laut dan memotong kelompok Republik Spanyol menjadi dua telah hilang. Semangat masih tetap tinggi, tetapi kini kekalahan membayangi kelompok Republik Spanyol.

Seorang Sersan Medis tak dikenal dari Batalyon MacKenzie-Papineau, Brigade Abraham Lincoln, di Spanyol tahun 1937. (Sumber: https://expressdigest.com/)

GERAK MUNDUR

Franco tanpa henti tidak membuang waktu untuk terus menyerang. Pada tanggal 9 Maret, serangan pasukan Nasionalis besar-besaran dibuka yang membuat pasukan Republik mundur. Selama sisa bulan Maret, gerak berjalan tertib, tetapi disiplin segera mulai retak di bawah serangan gencar. Pasukan lapis baja musuh yang bergerak cepat tanpa henti melaju melewati pasukan Republikan, memutari sayap mereka, memotong mereka, dan memaksa mereka untuk mengubah arah berulang kali, sementara tentara Republik yang panik mundur dengan kendaraan akan berteriak kepada rekan-rekan mereka yang lelah dan kehilangan semangat, berjalan dengan susah payah ke belakang, bahwa kaum Fasis berada tepat di belakang mereka. Setelah tanggal 1 April, gerak mundur berubah menjadi kekalahan. Sendiri atau dalam kelompok kecil, tentara Republik dan Internasional mencoba menghindari patroli dan pesawat Fasis untuk berhasil menyeberangi Sungai Ebro ke Mora de Ebro dan menyelamatkan diri. Nilo Makela, komandan kompi Senapan Mesin Kanada, adalah salah satu dari mereka yang tidak berhasil. Ia terbunuh dalam pertempuran di sepanjang jalan. Begitu pula dengan sukarelawan Amerika yang paling berpengaruh di Spanyol, Robert Merriman. Kepala staf brigade yang malang itu ditangkap dan ditembak mati. Selama berminggu-minggu, mereka yang terluka muncul dari persembunyian dan datang dalam keadaan basah kuyup, lapar, dan linglung oleh penderitaan mereka. Waktu yang kacau itu dikenal secara kolektif sebagai “Retreat“; selama berbulan-bulan sesudahnya, dimana batalyon yang hancur berjuang untuk menyusun kembali diri mereka sendiri. Kerugian dalam periode inj sangat mengejutkan; hanya 20 Mac Paps yang bisa berkumpul di Mora la Nueva, dekat Mora de Ebro. Sementara itu, semakin banyak, barisan Brigade Internasional diisi oleh tentara Spanyol remaja dan sebagian besar tidak termotivasi dan kemampuan bertempurnya sangat meragukan.

Anggota Batalyon Mackenzie-Papineau dalam Perang Saudara Spanyol (1936–39). (Sumber: https://www.thecanadianencyclopedia.ca/)
Robert Hale Merriman dari Nevada, Kepala Staf Batalyon Lincoln, Brigade Internasional XV. Merriman, sukarelawan Amerika yang paling berpengaruh di Spanyol, ditangkap dan ditembak mati di Tarragona. (Sumber: https://expressdigest.com/)

PERTEMPURAN EBRO

Secara keseluruhan, situasinya suram bagi Republik Spanyol. Pasukan Nasionalis mencapai pantai Mediterania di Viranoz pada tanggal 15 April, membelah Spanyol menjadi dua. Kekurangan prajurit, senjata, tank, dan perlengkapan perang lainnya menjadi semakin kritis. Sementara Franco terus menerima semua yang dia butuhkan dari Hitler dan Mussolini (bahkan perwiranya sendiri mengakui bahwa kesuksesan pasukan Nasionalis bergantung pada bantuan asing), orang-orang Republik kekurangan semua yang dibutuhkan untuk bertahan dalam pertempuran. Terlepas dari itu semua, Kelompok Republik masih berharap dengan sia-sia untuk bisa memetik kemenangan dari ambang kekalahan. Dalam pertaruhan putus asa terakhir untuk meyakinkan negara-negara demokrasi Barat untuk datang membantu demokrasi yang sedang sekarat, kelompok Republik mengejutkan dunia dengan melakukan serangan di seluruh Ebro pada tanggal 25 Juli 1938, dalam kampanye terakhir yang kemudian dikenal sebagai Pertempuran Ebro. Mac Paps menyeberangi Sungai Ebro antara Flix dan Asco pada dini hari tanggal 25, setelah pengintai-pengintai Jerman membunuh para penjaga musuh di pantai jauh. Orang-orang Kanada adalah batalion Brigade ke-XV pertama yang menyeberang. Lionel Edwards, yang akan menderita luka selama pertempuran yang akan membuatnya keluar dari perang, ingat bahwa orang-orang itu “tidak tahu perintah pertempuran tetapi dengan pasti menyeberang dan pergi sejauh yang mereka bisa. ” 

Tujuan ofensif Pasukan Republik adalah untuk mendapatkan kembali wilayah Catalan, untuk merebut kembali pusat transportasi Gandesa, dan untuk mengalihkan perhatian pasukan Nasionalis. (Sumber: https://the-past.com/)
Sebuah ilustrasi untuk La Domenica del Corriere, sebuah surat kabar yang diterbitkan di Milan, memperlihatkan pesawat-pesawat Italia menyerang pasukan Republik saat mereka berusaha melintasi Ebro. (Sumber: https://the-past.com/)
Lawrence Cane, sukarelawan Amerika dan perwira eksekutif kompi Senapan Mesin Mac Paps. (Sumber: https://alba-valb.org/)

Keesokan paginya mereka bersiap dan diserang tembakan mortir, tetapi masih berhasil mengusir pesawat-pesawat musuh yang berputar-putar. Setelah dengan cepat merebut Flix dan Asco, batalion itu bergerak ke pedalaman menuju Corbera. Lawrence Cane, seorang sukarelawan Amerika dan perwira eksekutif kompi Senapan Mesin Mac Paps, maju bersama anak buahnya dengan beberapa kuda yang dirampas dari kaum Fasis untuk mencapai depot pasokan musuh. Personel Mac Paps lainnya mengikuti, melihat bukti kepergian musuh yang tergesa-gesa saat mereka berbaris. Peralatan yang dibuang berserakan di pinggir jalan dan warga sipil mengatakan kepada personel Brigade International tentang gerak mundur pasukan. Mencapai Corbera keesokan paginya saat fajar, Mac Paps menemukan bahwa musuh memang telah pergi — hanya pasukan “kavaleri” Cane dan warga sipil yang ada di sana. Membantu diri mereka sendiri untuk mendapatkan beberapa peralatan dan makanan yang sangat dibutuhkan dari depot musuh, orang Kanada meninggalkan sisanya untuk diambil oleh warga sipil. Terus maju, Mac Paps mengambil posisi mereka dalam garis penyerangan lebar dua brigade yang dijelaskan Cane sebagai “sesuatu seperti adegan dari film perang.” Tembakan musuh yang intens dari perbukitan di sekitarnya membuat pasukan Brigade International berhenti di luar kota, meskipun satu patroli Mac Paps berhasil mencapai penanda batu kota. Mereka tidak bisa pergi lebih jauh. Selama empat hari berikutnya, Brigade ke-XV melakukan serangan demi serangan. Saat orang-orang Inggris menyerang Bukit 481, yang dikenal sebagai “Jerawat”, batalyon lain mencoba merebut Gandesa. Setiap serangan kemudian dihancurkan oleh serangan udara dan artileri pasukan Fasis yang ganas. Personel Mac Paps di Kompi No.2 menjadi beberapa tentara pertama yang menyaksikan meriam kaliber 88mm Jerman yang baru dan segera ditakuti beraksi; tiga tank pasukan Republik melewati posisi mereka dan diubah menjadi rongsokan yang menyala-nyala.

PEGUNUNGAN BULAN

Setelah 10 hari penyerangan, baik kota maupun “Jerawat” tidak bisa direbut, dan Brigade ke-XV mundur sebagai unit cadangan hingga tanggal 15 Agustus, ketika diperintahkan ke Sierra de Pandols, atau Pegunungan Bulan. Ini adalah posisi terburuk yang pernah diambil oleh Mac Paps, yakni sebuah daerah terpencil yang dilanda perang, dipenuhi mayat, dan berbau kematian. Cane mengenang: “Sebagian besar daerah itu berupa bebatuan. Beberapa pohon pinus dan semak belukar yang menutupi puncak telah terbakar habis oleh bom dan peluru. Seluruh bagian itu menghitam, tampak buruk dan tersedak kematian karena orang-orang mati tidak dapat dikuburkan. Mayat pasukan Republik dan Fasis yang mati ada dimana-mana dan kami harus menyeret dan membawa mereka kembali ke posisi menembak di mana mereka terbaring dalam tumpukan yang bau, penuh cacing, dan ditunggangi lalat sepanjang waktu kami berada di sana. Tidak mungkin untuk menggali tanah, dan posisi senjata disiapkan dengan susah payah dengam mengisi karung pasir dengan batu dan pecahan. Tidak ada air. Satu-satunya jalan menuju posisi kami adalah jalan setapak gunung yang berbahaya di permukaan tebing yang jatuh ke arah jurang yang menakutkan. Yang kami lakukan di Pandols hanyalah bertahan dan bertahan.” Orang-orang Kanada berada di Bukit 609, dengan Lincoln di sebelah kanan di Bukit 666, Batalyon ke-24 di luar Lincoln, dan orang-orang Inggris sebagai cadangan. Selama 10 hari berikutnya, Brigade ke-XV terhuyung-huyung di bawah serangan mortir dan artileri musuh terberat dalam perang, yang mengurangi kekuatan Mac Paps menjadi setengahnya dan membunuh dua komandan kompi. Digantikan oleh batalion Spanyol pada 26 Agustus, Mac Paps meninggalkan garis depan di tengah desas-desus bahwa Internasional akan dipulangkan. “Saya Mulai Berpikir Mereka Tidak Akan Pernah Mendapatkan Saya.” demikian pikir salah satu personel Mac Paps.

Mac Paps menyeberangi Sungai Ebro pada awal serangan naas terakhir mereka. (Sumber: https://warfarehistorynetwork.com/)
Morris Stamm dan John Coon, anggota Brigade Internasional Abraham Lincoln AS, bertempur untuk pihak Republik di dekat Gandesa, Agustus 1938. (Sumber: https://the-past.com/)

Alih-alih pulang, Mac Paps kembali ke garis timur Corbera di Sierra de Caballs pada tanggal 4 September. Mereka sekarang dipimpin oleh Gunnar Ebb, setelah Smith terluka dalam perjalanan ke posisi Mac Paps di Bukit 565. Orang-orang Kanada memaksakan posisi yang menonjol di garis musuh pada tanggal 10 sebelum kembali menjadi unit cadangan sampai tanggal 22, ketika mereka kembali ke area yang sama. Sehari sebelumnya, Perdana Menteri Republik Juan Negrin telah berpidato di Liga Bangsa-Bangsa dan menyerukan penarikan Brigade Internasional dari Spanyol “untuk menghilangkan semua dalih dan kemungkinan keraguan tentang karakter nasional sejati yang diperjuangkan Tentara Republik.” Anggota brigade mendengar berita tersebut pada pagi hari tanggal 22; dan mereka diberi tahu bahwa yang harus mereka lakukan hanyalah bertahan satu hari lagi. Bagi banyak orang, itu akan terbukti menjadi satu hari yang terlalu lama. Pada jam 9 pagi, kaum Fasis melancarkan serangan di sepanjang garis depan brigade setelah serangan selama dua jam. Menjelang sore, Brigade ke-XI di sebelah kiri telah mundur, dan orang-orang Inggris serta Lincoln telah meninggalkan perbukitan mereka. Mac Paps adalah satu-satunya unit yang tetap di posisinya, dan mereka diserang dengan ganas. Tentara musuh mengerumuni garis parit mereka dan menyerang mereka dalam pertempuran jarak dekat yang biadab. Barisan kedua penembak senapan telah disiapkan di belakang, namun dengan posisi Mac Paps yang diserbu dengan cepat, tidak banyak yang bisa dilakukan kecuali berlari untuk menyelamatkan diri. Lawrance Cane, personel brigade membagikan rokok terakhirnya kepada anak buahnya sebelum mereka semua lari menyelamatkan diri dengan meriam berdentuman. Baris kedua berhasil bertahan, beberapa orang bahkan melakukan serangan balik, tetapi berulang kali dibom oleh tiga skuadron pesawat musuh. Dalam satu serangan, Archie Kessner, seorang Amerika di Mac Paps terbunuh. Dia telah bertempur di sepanjang perang dan mungkin menjadi orang Amerika terakhir yang terbunuh di Spanyol. Kata-kata terakhirnya adalah, “Saya mulai berpikir mereka tidak akan pernah mendapatkan saya.” Keesokan paginya, 35 personel Mac Paps berbaris turun dari bukit dan keluar dari perang untuk selamanya.

KEMBALI KE RUMAH DALAM KEKALAHAN

Mac-Paps Kanada kemudian mendengar pemimpin komunis Spanyol Dolores Ibárruri berpidato kepada Brigade Internasional dalam pidato perpisahan di Barcelona dengan kata-kata yang sekarang terkenal sebagai berikut:

“Sangat sulit untuk mengucapkan beberapa patah kata untuk mengucapkan selamat tinggal kepada para pahlawan Brigade Internasional, karena siapa mereka dan apa yang mereka wakili. Perasaan sedih, kesedihan yang tak terbatas menyergap tenggorokan kami – kesedihan bagi mereka yang akan pergi, bagi para prajurit dengan cita-cita tertinggi penebusan manusia, orang-orang buangan dari negara mereka, dianiaya oleh para tiran – dan kesedihan bagi mereka yang akan tinggal di sini selamanya berbaur dengan tanah Spanyol, di lubuk hati kami yang paling dalam, disucikan oleh rasa terima kasih kami yang kekal. Dari semua bangsa, dari semua ras, Anda datang kepada kami seperti saudara, seperti putra-putra Spanyol yang abadi; dan pada hari-hari terberat dalam perang, ketika ibu kota Republik Spanyol terancam, Andalah, kawan-kawan gagah berani dari Brigade Internasional, yang membantu menyelamatkan kota ini dengan semangat juang, kepahlawanan, dan semangat pengorbanan Anda…Mereka memberi kami segalanya – masa muda atau kedewasaan mereka; ilmu pengetahuan atau pengalaman mereka; darah dan nyawa mereka; harapan dan aspirasi mereka – dan mereka tidak meminta apa pun dari kami. Tapi ya, harus dikatakan, mereka memang menginginkan posisi dalam pertempuran, mereka menginginkan kehormatan untuk mati bagi kita. Panji-panji Spanyol! Hormat kepada para pahlawan ini! Turunkan untuk menghormati begitu banyak martir! Ibu-ibu! Wanita! Ketika tahun-tahun berlalu dan luka-luka perang sudah tidak ada lagi; ketika ingatan akan hari-hari yang menyedihkan dan berdarah lenyap dalam kebebasan, perdamaian dan kesejahteraan; ketika dendam telah padam dan kebanggaan akan negara yang bebas dirasakan secara merata oleh semua orang Spanyol, bicaralah pada anak-anak Anda. Ceritakan kepada mereka tentang orang-orang dari Brigade Internasional ini.

Dolores Ibárruri. Ibárruri berpidato kepada Brigade Internasional dalam pidato perpisahan di Barcelona. (Sumber: https://speakola.com/)

Ceritakan kepada mereka bagaimana, dengan menyeberangi lautan dan pegunungan, melintasi perbatasan yang penuh dengan bayonet, dikejar-kejar oleh anjing-anjing yang menggonggong dan haus untuk merobek-robek tubuh mereka, orang-orang ini sampai di negara kita sebagai tentara salib untuk kebebasan, untuk bertempur dan mati demi kemerdekaan dan kebebasan Spanyol yang terancam oleh fasisme Jerman dan Italia. Mereka menyerahkan segalanya – cinta mereka, negara mereka, rumah dan kekayaan mereka, ayah, ibu, istri, saudara laki-laki, saudara perempuan dan anak-anak – dan mereka datang dan berkata kepada kami: ‘Kami di sini. Perjuangan Anda, perjuangan Spanyol, adalah perjuangan kami. Ini adalah tujuan dari semua umat manusia yang maju dan progresif. Hari ini banyak yang telah pergi. Ribuan yang tersisa, diselimuti oleh tanah Spanyol, dikenang secara mendalam oleh semua orang Spanyol. Kawan-kawan Brigade Internasional: Alasan-alasan politik, alasan-alasan kenegaraan, kesejahteraan yang menjadi tujuan kalian mengorbankan darah kalian dengan kemurahan hati yang tak terbatas, membuat kalian kembali, sebagian ke negara kalian sendiri dan sebagian lagi diasingkan secara paksa. Kalian bisa pergi dengan bangga. Anda adalah sejarah. Anda adalah legenda. Kalian adalah contoh heroik dari solidaritas dan universalitas demokrasi dalam menghadapi semangat keji dan akomodatif dari mereka yang menafsirkan prinsip-prinsip demokrasi dengan mata mereka yang tertuju pada kekayaan atau saham perusahaan yang ingin mereka lindungi dari segala risiko. Kami tidak akan melupakan Anda; dan, ketika pohon zaitun perdamaian berbunga, terjalin dengan kemenangan kemenangan Republik Spanyol – kembalilah! Kembalilah ke pihak kami karena di sini Anda akan menemukan tanah air – mereka yang tidak memiliki negara atau teman, yang harus hidup tanpa persahabatan – semua, semua akan mendapatkan kasih sayang dan rasa terima kasih dari orang-orang Spanyol yang hari ini dan besok akan berteriak dengan penuh semangat. Hidup para pahlawan Brigade Internasional!” 

Anggota Brigade Internasional ke-XV, setelah pengumuman penarikan mereka, Oktober 1938. (Sumber: https://the-past.com/)

Setelah parade perpisahan yang luar biasa di Barcelona pada tanggal 29 Oktober, para relawan Kanada menghadapi perjalanan pulang yang panjang. Sambutan terhadap mereka di Kanada beragam. Pada bulan April 1937, pemerintah Kanada mengesahkan Undang-Undang Perekrutan Asing, yang melarang partisipasi warga Kanada dalam perang di luar negeri (Pada saat RUU itu disahkan, 500 orang sudah pergi ke luar negeri, tetapi itu tidak menghentikan gelombang sukarelawan yang ingin bertempur), dan Undang-Undang Kepabeanan, yang mengatur kontrol pemerintah atas ekspor senjata. Faktanya, Perang Saudara Spanyol bukanlah masalah penting bagi pemerintah Kanada sehingga hampir tidak disebutkan dalam buku harian Perdana Menteri William Lyon Mackenzie King, kecuali untuk beberapa referensi yang muncul. Pada 21 Agustus 1936, sebulan setelah perang dimulai, dia hanya menyatakan, mengutip: “Saya mendapat berita hari ini melalui radio, ada insiden di Spanyol.” Mereka yang bergabung dengan Mac-Paps secara resmi kemudian dianggap memalukan dan dengan demikian merana dalam ketidakjelasan sampai tahun 1970-an, ketika sejumlah buku, film, dan drama mendokumentasikan sejarah mereka. Banyak veteran Mac-Paps menghadapi diskriminasi dan kehilangan pekerjaan. Beberapa tidak diizinkan bergabung dengan angkatan bersenjata reguler untuk melawan Hitler. Semua juga ditolak mendapat pengakuan resmi dan tunjangan veteran (termasuk perawatan kesehatan) dan pensiun militer. Di sisi lain, meskipun pemerintah memandang mereka dengan permusuhan, ribuan orang Kanada menyambut mereka sebagai pahlawan ketika mereka kembali. Pada tanggal 5 Februari 1939, kelompok terbesar dari mereka, 272 orang dipimpin oleh Edward Smith, disambut oleh 10.000 orang di Toronto. Setelah Smith berbicara kepada orang banyak yang berkumpul di Union Station, reformator sosial Methodist Salem Bland berbicara kepada para sukarelawan, mengatakan, “Orang-orang Kanada pada awalnya tidak mengerti apa yang Anda lakukan, tetapi mengerti sekarang, dan seiring berjalannya waktu, Anda akan memiliki lebih banyak teman, lebih terhormat, karena Anda telah melakukan salah satu hal paling gagah berani dalam sejarah.”

William Lyon Mackenzie King, Perdana Menteri Kanada saat Perang Saudara Spanyol. King menganggap Perang Saudara Spanyol bukanlah masalah penting bagi pemerintah Kanada. (Sumber: https://en.wikipedia.org/)
Monumen Batalyon Mackenzie Papineau di Victoria, B.C. Pandangan terhadap Mac-Paps, seiring berjalannya waktu terus berubah ke arah yang positif. (Sumber: https://en.wikipedia.org/)

Pandangan terhadap Mac-Paps, seiring berjalannya waktu terus berubah ke arah yang positif. Hingga tahun 2021, sudah terdapat monumen Batalyon Mackenzie-Papineau di Ottawa dan Toronto, Ontario, dan di Victoria, British Columbia, serta batu peringatan di Cumberland, British Columbia, dan sebuah plakat di Winnipeg, Manitoba. Jules Paivio, seorang arsitek dan pendidik yang berjuang selama beberapa dekade untuk pengakuan rekan-rekannya, adalah personel terakhir dari Batalyon Mackenzie-Papineau yang meninggal pada tahun 2013 pada usia 97 tahun, di Sudbury, Ont. “Hal utama adalah ketakutan yang mengerikan jika fasisme mengambil alih kekuasaan,” katanya dalam wawancara kepada CBC. “Saya tidak berharap untuk (bisa) kembali… tapi sepertinya itu adalah hal yang berharga.” Dari 1.546 orang Kanada yang diperkirakan menjadi sukarelawan di Spanyol, hampir setengahnya menemukan kuburan mereka di sana. Sekitar 500.000 tentara dan warga sipil tewas selama Perang Saudara Spanyol, diantara ini 721 orang berkebangsaan Kanada. Selama konflik, Batalyon Mackenzie-Papineaudiakui sebagai salah satu batalion yang paling terlatih dan berjuang paling keras diantara lima Brigade Internasional. Kepahlawanan dan kemampuan bertarung Mac Paps tidak dapat disangkal, terlepas dari politik yang dianut seseorang. Sejarah telah membenarkan mereka. Para prajurit Batalyon Mackenzie-Papineau yang membeku dalam angin sedingin es di Teruel, menyerang dengan cepat ke dataran mematikan di depan Fuentes de Ebro, berbaring di bawah rentetan tembakan artileri Fasis yang dikelilingi oleh bau kematian di Pegunungan Bulan, dan melakukan serangan balik di Caballs ketika mereka tahu betul bahwa perang akan berakhir bagi mereka dalam beberapa jam, meninggalkan warisan keberanian dan keteguhan yang tak lekang oleh waktu. Lebih baik dari kebanyakan orang, mereka menyadari bahwa momok fasisme yang mengancam harus dilawan dan dihentikan. Seandainya pemerintah negara-negara demokrasi Barat melihat sejelas personel Mac Paps dan Brigade Internasional lainnya serta bersikap tegas dengan Hitler dan Mussolini pada tahun 1936, malapetaka yang akan menimpa dunia hanya beberapa bulan setelah Republik Spanyol kalah pada tahun 1939 mungkin dapat dihindari, dan jutaan nyawa tak berdosa mungkin telah diselamatkan. Tragisnya, itu tidak terjadi.

Pasukan Jerman berbaris melintasi kota Paris tahun 1940. Seandainya pemerintah negara-negara demokrasi Barat melihat sejelas personel Mac Paps dan Brigade Internasional lainnya serta bersikap tegas dengan Hitler dan Mussolini pada tahun 1936, malapetaka yang akan menimpa dunia hanya beberapa bulan setelah Republik Spanyol kalah pada tahun 1939 mungkin dapat dihindari, dan jutaan nyawa tak berdosa mungkin telah diselamatkan. (Sumber: https://www.geopolitika.ru/)

Diterjemahkan dan ditambahkan kembali dari:

Canadians in Spain: The Mackenzie-Papineau Battalion By Jerome Baldwin

Canadians in Spain: The Mackenzie-Papineau Battalion

Remember the Mac-Paps by Darrell Rankin; November 11, 2021

The Canadians In The Spanish Civil War by Craig Baird

https://canadaehx.com/2021/10/05/the-canadians-in-the-spanish-civil-war/amp/

Mackenzie-Papineau Battalion Article by Victor Howard, Tabitha de Bruin; Published Online February 7, 2006; Last Edited November 12, 2021

https://www.thecanadianencyclopedia.ca/en/article/mackenzie-papineau-battalion

The Mac-Paps serve in Spain by Sharon Adams; July 17, 2019

https://legionmagazine.com/en/the-mac-paps-serve-in-spain/

https://en.m.wikipedia.org/wiki/Mackenzie%E2%80%93Papineau_Battalion

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *