Alutsista

Tank Tempur Utama T-62 asal Soviet, Si “Anak Tiri” yang Tidak Bisa Dipandang Sebelah Mata

T-62 adalah tank tempur utama Soviet yang pertama kali diperkenalkan pada tahun 1961. Sebagai pengembangan lebih lanjut dari seri T-55, T-62 mempertahankan banyak elemen desain serupa dari pendahulunya termasuk profil kendaraan yang rendah dan perlindungan pada turret yang tebal. Berbeda dengan tank-tank sebelumnya, yang dipersenjatai meriam dengan laras beralur, T-62 adalah tank pertama yang dipersenjatai dengan meriam smoothbore (tanpa alur) yang dapat menembakkan peluru APFSDS dengan kecepatan lebih tinggi. Meskipun T-62 menjadi tank standar dalam militer Soviet, T-62 tidak sepenuhnya menggantikan T-55 di pasaran ekspor karena biaya produksi dan persyaratan perawatannya yang lebih tinggi dibandingkan pendahulunya. Sementara itu walau telah digantikan oleh model lebih baru di negara-negara penerus Uni Soviet, T-62 tetap digunakan oleh beberapa negara lain, dan sebagai perlengkapan unit cadangan dalam militer Rusia. Fitur desain T-62 kemudian menjadi standar pada tank produksi massal Soviet dan Rusia berikutnya. Hari ini, T-62 mungkin menjadi yang paling tidak dikenal di antara sejumlah besar tank yang dikerahkan oleh Uni Soviet selama Perang Dingin. Pendahulunya, T-54/55, dikenal sebagai “tank Kalashnikov“, setelah dipakai di hampir setiap konflik militer besar di planet ini selama setengah abad terakhir. Penggantinya, T-72, memiliki tingkat ketenaran yang sama karena telah berpartisipasi dalam banyak konflik dan menjadi tank tempur utama yang paling banyak diproduksi secara massal. T-62, di sisi lain, terletak di area abu-abu yang tak tentu. Biasanya tank ini dikesampingkan karena berbagai sebab, terkadang dituduh gagal, dan terkadang (anehnya) dikritik karena memiliki meriam smoothbore. Faktanya tank ini tidak seburuk yang dianggap sebagian orang.

T-62M Tentara Arab Suriah. Tank medium T-62 diproduksi dalam jumlah ribuan di bekas Uni Soviet dan Cekoslowakia. Meski tidak setenar T-54/55 pendahulunya dan T-72 penerusnya, hingga kini T-62 telah digunakan di lusinan negara. (Sumber: https://militarywatchmagazine.com/)

SEJARAH PENGEMBANGAN

Pada tahun 1955, tank T-54 dan T-55 telah diproduksi secara massal dan terus ditingkatkan kemampuannya, tetapi negara-negara barat terus berinovasi juga dan meluncurkan tank-tank medium yang sangat baik. Di Soviet kemudian muncul permintaan mendesak untuk menemukan lawan yang cocok untuk model tank barat seperti M47 Patton dan Centurion yang lapisan baja depannya dapat membelokkan atau menaklukkan peluru penembus baja kaliber 100 mm. Akibatnya, para insinyur merancang peluru HEAT kaliber 100 mm, yang pada awalnya mahal (dan pada saat itu kru tank tidak memiliki pelatihan yang diperlukan untuk menangani amunisi ini), meskipun peluru ini memiliki keuntungan dimana secara teoritis dapat ditembakkan dalam laras seukuran itu (tapi bertipe smoothbore). Sementara amunisi 100 mm anti-tank eksplosif tinggi (HEAT) bisa menembus lapisan baja tank-tank barat, namun mereka jauh lebih tidak akurat daripada peluru APDS, dan kecepatannya yang relatif rendah menghasilkan akurasi yang lebih buruk jika digunakan pada target yang bergerak. Kemudian diputuskan untuk meningkatkan kaliber meriam T-55 dengan meriam smoothbore kaliber 115 mm, yang mampu menembakkan peluru penetrator energi kinetik armour-piercing fin-stabilized discarding sabot (APFSDS). Percobaan eksperimental kemudian menunjukkan bahwa T-55 secara inheren tidak cocok untuk dipasangi meriam baru yang lebih besar.

Tank T-55 dengan meriam kaliber 100 mm. (Sumber: https://www.peakpx.com/)
Tank M-47 Patton asal Amerika. (Sumber: https://id.pinterest.com/)
Tank Centurion asal Inggris. Kehadiran tank Patton dan Centurion di tahun 1950-an menunjukkan bahwa tank T-54/55 yang menjadi standar Soviet dan negara-negara Pakta Warsawa perlu untuk segera dicarikan pengganti. (Sumber: https://www.pinterest.co.uk/)

Pada awalnya Soviet tidak berencana membuat tank model baru, tetapi hal ini berubah pada bulan Januari 1961 ketika seorang perwira Iran yang tidak puas membelot ke Uni Soviet dengan membawa tank M60A1 barunya. Pada masa itu seperti sudah disebutkan diatas para insinyur merancang peluru APFSDS yang lebih mudah dioperasikan dan dapat diproduksi dalam jumlah yang lebih besar. Namun, yang terakhir berkaliber 115 mm dan membutuhkan kecepatan tembak yang lebih tinggi agar bisa efektif. Oleh karena itu meriam baru dicoba. Pada tahun 1957-58 muncullah meriam D54T. Kemudian pada tahun 1961 laras smoothbore baru berkaliber 115 mm (4,53 in) yang terintegrasi pada tank T-55, diuji coba namun akhirnya gagal. Berdasarkan pengujian dibutuhkan ring turret yang lebih besar untuk mengakomodasi penambahan daya tolak balik meriam yang baru. Untuk mengatasi masalah ini, tidak ada cara lain selain meningkatkan ukuran cincin turret secara dramatis. Dan untuk mendukung turret baru yang lebih berat, diperlukan sasis yang lebih panjang. T-55 yang dimodifikasi ini kemudian menjadi T-62. Akhirnya, 25 tank pra-seri dibangun pada musim panas 1961, dan pada bulan Juli, produksi skala penuh ditetapkan. Ketika produksi dihentikan pada tahun 1980 di Korea Utara (sebelumnya sudah berhenti pada tahun 1978 di Cekoslovakia, dan tahun 1975 di Uni Soviet) total 22.700 tank T-62 berbagai varian telah dikirimkan, lebih banyak daripada tank model barat lainnya, tetapi masih jauh lebih sedikit daripada gabungan produksi tank T-54 dan T-55 yang tidak sepenuhnya diganti karena adanya pengenalan peluru meriam modern baru yang kompatibel dengan laras meriam yang sudah ada. Bagaimanapun tank T-62 meninggalkan jejaknya di arsenal senjata Soviet, dan digunakan oleh sekitar tiga belas operator, serta terbukti berfungsi dengan baik dalam pertempuran, hingga digantikan oleh tank T-72 yang jauh lebih baik.

Tank M60A1 asal Amerika. Pada awalnya Soviet tidak berencana membuat tank model baru, tetapi hal ini berubah pada bulan Januari 1961 ketika seorang perwira Iran yang tidak puas membelot ke Uni Soviet dengan membawa tank M60A1 barunya. (Sumber: https://www.goodfon.com/)

Desain T-62 berasal dari biro desain OKB-520 dari pabrik Uralvagonzavod (UVZ) di Nizhny Tagil, yang dipimpin oleh seorang insinyur muda bernama Leonid N. Kartsev. Dia bertanggung jawab atas program modernisasi tank T-54A dan T-54B (Ob’yekt 137G/G2). Setelah program T-54M (Ob’yekt 139) akhirnya ditinggalkan, tim kemudian mengerjakan Ob’yekt 140, prototipe tank berbobot 37,6 ton yang menampilkan enam roda aluminium ringan, mesin V-36 baru, dan meriam D-54TS kaliber 100 mm digabungkan dengan sistem stabilisasi Molniya yang baru. Uji coba yang dilakukan pada tahun 1957 pada dua prototipe Ob’yekt 140 menunjukkan perawatan yang rumit dan suku cadang yang mahal, yang akan membuat produksi tank itu menjadi terlalu mahal. Ketika pada gilirannya proyek ini dihentikan, tim mengerjakan (Ob’yekt 155) T-55, dan meneruskan beberapa fitur yang dikembangkan pada Ob’yekt 140, seperti tangki bahan bakar bagian atas yang menyimpan amunisi ekstra. Pada akhir tahun 1958, Karstev mulai berkonsentrasi pada turret Ob’yekt 140. Turret itu diberi ejektor kartrid baru, dan diameternya diperbesar 25 cm (cincin turret nya 2245 mm). Diameter turret Ob’yekt 140, yang lebih besar dari turret T-55 sebesar 249 mm, menyebabkannya harus dikawinkan dengan sasis T-55 yang diperpanjang secara khusus, dan semua bagian tengah lambung harus didesain ulang. Oleh karena itu, batang torsi harus diatur ulang – meskipun menggunakan roadwheel yang sama. Kemudian para desainer menggunakan sebagian besar elemen dari tank T-55 ke dalam desain untuk memudahkan proses produksi. Akhirnya tiga prototipe Ob’yekt 165 dibangun dan diuji pada bulan November 1958 dengan meriam D-54TS kaliber 100 mm dan penstabil “Kometa“. Dua prototipe lagi dibuat sehingga total menjadi 5 unit. T-62A (diproduksi menjadi 25 unit saja) diturunkan dari desain ini pada bulan Januari 1962.

Tank eksperimental Ob’yekt 140. (Sumber: https://en.topwar.ru/)

Sementara itu, ada upaya untuk mengkalibrasi ulang meriam tank D-54TS kaliber 100 mm. Alur pada laras dihilangkan (menghasilkan meriam kaliber 115 mm), kemudian muzzle brake, dan laras diperpanjang serta dilengkapi dengan kotak ejektor kartrid otomatis. Bore Evacuator dipindahkan di tengah laras senjata daripada di pangkalnya. Akibatnya, meriam eksperimental U-5TS “Molot” Rapiraini menjadi meriam tank smoothbore pertama di dunia. Meriam baru ini diuji coba melawan meriam tank D-10TS, yang mempersenjatai T-54B serta beberapa tank medium T-55 dan T-55A. Uji coba ini menunjukkan bahwa proyektil kaliber kecil yang ditembakkan dari U-5TS memiliki kecepatan laras hampir 200 m/detik (700 kmh) lebih tinggi. Menjadi jelas bahwa jangkauan maksimum meriam tank baru hampir dua kali lipat dari D-10TS. Satu-satunya kelemahan serius dari meriam tank U-5TS adalah fakta bahwa meriam itu tidak seakurat D-10TS, karena kurangnya alur pada laras. Namun, jangkauan senjata yang lebih besar dan kecepatan larasnya yang sangat tinggi membuat akurasi yang buruk tidak menjadi masalah. Produksi akhir dari meriam U-5TS “Molot” Rapira (2A20) lalu dipasang ke prototipe Ob’yekt 140 baru untuk uji coba pada tahun 1958, diikuti oleh uji coba pada Ob’yekt 165 pada tahun 1960. Ditambahkan ke prototipe ini adalah perangkat penglihatan siang/malam hari TKN-3 bagi komandan, perangkat penglihatan siang hari bagi penembak jenis TSh-2B-41 (pembesaran 3,5/7x) dan perangkat penglihatan siang hari TPN1–41–11.

Prototipe tank Ob’yekt 430, yang menjadi kompetitor tank rancangan tim pimpinan Leonid N. Kartsev. (Sumber: http://forum.worldoftanks.com/)
Jenderal Vasily Chuikov, si pahlawan Stalingrad. Chuikov pada akhirnya memilih desain rancangan tim Kartsev, yang akan menjadi cikal bakal T-62. (Sumber: https://en.wikipedia.org/)

Sementara itu Cupola bagi komandan digabung dengan turret yang dicor. Namun GBTU (Direktorat Umum Lapis Baja) lebih mengharapkan prototipe Ob’yekt 430 buatan insinyur senior Morozov, yang sudah ada dalam pengembangan sejak 1952. Ob’yekt 430 memiliki lambung dari welded rolled steel plates yang dilas dan turret dari baja cor dan baja tempa. Turret tank ini memiliki perlindungan tiga lapis dengan ketebalan keseluruhan 185 mm hingga 240 mm. Tank itu dipersenjatai dengan meriam tank D-54TS kaliber 100 mm baru. Biro desain Morozov diketahui mendapat dukungan penuh dari Jenderal Ustinov, yang bertanggung jawab atas produksi, yang tidak mengharapkan tank baru yang radikal. Situasi berubah secara dramatis dengan didapatnya tank M60A1 baru, yang menunjukkan tidak hanya kecemerlangan dari meriam L7A1 NATO yang baru, tetapi juga menunjukkan kemampuan lapisan baja dari MBT Amerika yang baru. Selain itu, laporan intelijen Soviet mengklaim pengembangan dan kemungkinan diproduksinya meriam kaliber 120 mm di barat. GBTU pada awal tahun 1961 meninjau kembali proyek Morozov dan Kartsev, dan karena yang proyek mereka pada dasarnya hanyalah upgrade dari T-55, tank baru rancangan Kartsev yang lebih menjanjikan dipilih oleh Jenderal Chuikov. Pada konferensi GBTU dan komite pasukan darat Soviet, menjadi jelas bahwa tank Ob’yekt 430 milik Morozov hanya 10% lebih baik daripada seri T-55. Karena itu, proyek Morozov dianggap gagal total. Itu adalah langkah berani yang memicu produksi massal dari T-62 berdasarkan prototipe Ob’yekt 166, pada bulan Juli 1961. Sebenarnya ada proyek lain, yang sedang ada dalam pengembangan Pabrik Morozov Khakiv yakni program Ob’yekt 432 dan pengembangan Kartsev Ob’yekt 167, yang dilengkapi dengan mesin V26 baru, tetapi GBTU tidak mau menunggu lebih lama lagi.

DESAIN

T-62 memiliki layout tank yang khas, dengan kompartemen pengemudi di bagian depan, kompartemen tempur di bagian tengah dan kompartemen mesin di belakang. Awak empat orang terdiri dari komandan, pengemudi, penembak dan pemuat amunisi. Sementara sasis T-62 pada dasarnya adalah sasis T-55 yang diperpanjang, turret Ob’yekt 166 yang dikombinasikan dengan meriam U-5TS “Molot” Rapira benar-benar dibuat baru. Memang, dengan ini T-62 tampak secara eksternal bahkan lebih rendah dan lebih panjang daripada T-55. Meriam itu sendiri berpartisipasi dalam hal ini, dengan laras meriam sepanjang 9,34 m (30 ft 8 in) yang mengarah ke depan, dan panjang sasis 6,64 m dibandingkan dengan 6,45 m pada T-54/55. T-62 mungkin bahkan sedikit lebih sempit (3,30 vs 3,37 m) tetapi tetap memiliki ketinggian yang sama pada ketinggian 2,40 m, dibandingkan dengan hampir 3,40 m pada M47 Patton. Total volume internal T-54/55 adalah 11,4 meter kubik sedangkan total volume internal T-62 adalah 12,5 meter kubik. Dari jumlah itu, volume ruang awak masing-masing adalah 8,05 meter kubik dan 9,23 meter kubik untuk T-54/55 dan T-62. Setelah mempertimbangkan peralatan internal, T-62 adalah lebih lapang dari dua model sebelumnya dengan selisih yang kecil. Dalam edisi ketiga dari “Отечеенные онированные ашины 1945–1965.” serangkaian artikel yang ditulis oleh M.V Pavlov dan I.V Pavlov, dan diterbitkan dalam majalah “Техника оружение” edisi Juli 2008, disebutkan bahwa volume internal T-62 adalah 11,95 meter kubik, dengan 9,75 meter kubik di bagian lambung dan 2,2 meter kubik dari turret. Sebagai perbandingan, disebutkan pula bahwa T-55 memiliki volume internal 11,1 meter kubik dengan 8,6 meter kubik di lambung dan 2,5 meter kubik di turret. Kompartemen mesin T-62 juga sedikit lebih besar, tetapi hanya dalam jumlah yang tidak signifikan dibandingkan dengan peningkatan volume kompartemen kru. Sebagai perbandingan, M60A1 asal Amerika yang besar memiliki total volume internal 18 meter kubik dan volume kompartemen awaknya adalah 11,17 meter kubik. Ini diimbangi sampai batas tertentu dengan kapasitas amunisi meriam utama 63 peluru yang jauh lebih besar dari M60A1, tetapi meskipun demikian, jelas bahwa T-62 tidak sebanding dengan M60A1 dalam jumlah ruang yang dialokasikan untuk para kru.

Blueprint dari tank T-62. Tank T-62 secara umum lebih lapang dibanding T-55, namun masih lebih sempit dibanding dengan desain tank-tank barat se-eranya, terutama M-60. (Sumber: https://www.armyrecognition.com/)
Gambar detail potongan melintang T-62. (Sumber: https://thesovietarmourblog.blogspot.com/)
Layout yang menunjukkan ketebalan lapisan baja pada T-62. (Sumber: https://thesovietarmourblog.blogspot.com/)

Sementara itu konstruksi sasis pada T-62 relatif dasarnya sama dengan pendahulunya, kompartemen dan sebagian besar juga identik, suspensinya masih terdiri dari lima roadwheel model “bintang laut” yang dipasangkan di setiap sisi, pada suspensi batang torsi individual, dengan idler di depan dan sprocketpenggerak di belakang. Tidak ada return roller, dan trek yang sama dengan T-55 masih digunakan. Tetapi terdapat perbedaan karakteristik celah yang tidak sama di antara roadwheel, dengan celah yang lebih besar pada dua pasang roda belakang. Juga, hanya pasangan roda pertama dan terakhir yang memiliki peredam kejut hidrolik. Lapisan baja di lambung sedikit lebih tipis dibandingkan dengan T-55 (dalam kurung) dengan ketebalan 102 mm pada sudut 60 ° di bagian depan lambung (100 mm), sisi atas 79 mm (80 mm), sisi bawah 15 mm (20 mm), Belakang 46 mm (60 mm), bagian bawah 20 mm (20 mm), dan dek atas 31 mm (33 mm). Berat keseluruhan tank tetap 40 ton (44 short ton atau 39 long ton) dibandingkan dengan 36 ton (39 short ton) pada T-55. Perlindungan T-62 secara umum 5% lebih baik di bagian depan lambung dan 15% lebih baik di bagian turret daripada T54/55, meskipun untuk menghemat bobot, perlindungan pada bagian lain yang kurang vital agak dikorbankan. Pengemudi ditempatkan di sebelah kiri depan kendaraan dan turret, dan memiliki satu bagian palka. Karena mesinnya yang serupa, T-62 dapat, seperti T-54/55, menghasilkan tabir asap dengan menyuntikkan bahan bakar diesel yang menguap ke dalam sistem pembuangan. Ada juga yang dilengkapi dengan unditching beam di bagian belakang, dan memiliki snorkel tipis untuk mengarungi sungai yang dalam, yang biasanya dilepas dan dibawa di punggung turret.

Layout lapisan baja dari atas. (Sumber: https://thesovietarmourblog.blogspot.com/)
Lokasi tempat duduk komandan tank T-62, yang berada tepat di samping pangkal laras meriam dan penembak. (Sumber: https://thesovietarmourblog.blogspot.com/)
Mesin V-55 yang mentenagai tank T-62. (Sumber: https://thesovietarmourblog.blogspot.com/)

Mesin yang dipakai T-62 sama dengan T-55, yakni mesin diesel berpendingin air jenis V-55 12-silinder 4-tak satu ruang, berkapasitas 38,88 liter dengan tenaga 581 hp (433 kW) pada kecepatan 2.000 rpm, yang menghasilkan rasio daya dibanding berat 14,5 hp/ton ( 10,8 kW/ton), sedikit lebih kecil dibanding 14,6 hp/ton pada T-55. Tampaknya T-62 memiliki kecepatan tertinggi 50 kpj (di jalanan datar), dibandingkan dengan 48 kpj pada T-55 dan 40 kpj di medan kasar (ground clearance 42 cm), serta kecepatan mundur 8 km/jam, tetapi pada kenyataannya karena penambahan bobot, mobilitas dan kelincahannya agak berkurang. Itu digabungkan dengan mekanisme synchromesh yang sama, dengan transmisi 5 gigi maju, 1 gigi mundur. Kapasitas bahan bakar tank ini adalah 960 liter, yang bisa ditingkatkan hingga 1360 liter dengan dua tangki bahan bakar ekstra 200 liter versus 580 liter internal ditambah 720 liter bahan bakar eksternal dan drum belakang yang dapat dilepas. Jangkauan operasinya bervariasi dari 450 km hingga 650 km di jalanan datar dengan drum bahan bakar eksternal hingga 320-450 di medan kasar. Lambung tank bisa disegel untuk mengarungi sungai hingga kedalaman 5 m, tetapi tampaknya tidak pernah dilengkapi dengan peralatan pendukung NBC (Nuklir-Biologi-Kimia) yang memadai. Pengujian juga dilakukan dengan Ob’yekt 167 dengan versi mesin V-26 yang ditingkatkan dan memiliki output 700 hp. Kedua prototipe ini memiliki suspensi yang ditata ulang dan peluncur ATGM 9M14 Malyutka. Sementara itu proyek 167T mencoba menggunakan mesin turbin gas tipe GTD-3T. 

Bentuk turret khas T-62. (Sumber: https://thesovietarmourblog.blogspot.com/)
Karena peningkatan dimensi pada laras senjata, memaksa ring dari turret T-62 menjadi lebih besar dibanding pada T-55. (Sumber: https://thesovietarmourblog.blogspot.com/)
Tempat penyimpanan amunisi meriam T-62. (Sumber: https://thesovietarmourblog.blogspot.com/)

Turret T-62 didasarkan pada Ob’yekt 140. Meskipun lebih besar sekitar 25 cm, dengan bentuk hemispheric yang sama tetap dipertahankan, seperti segmentasi tulang belakang yang khas di bagian atas, dan posisi cupola komandan dan palka pemuat amunisi di kiri dan kanan belakang pangkal laras meriam. Kubah komandan memiliki empat periskop dengan blok penglihatan prismatik (dua di bagian depan pada penutup palka, sisanya di bagian belakang dari kubah). Pemuat amunisi memiliki satu palka lebih jauh ke belakang, dan dilengkapi dengan periskopnya sendiri. Masih dicor, turret memiliki layoutketebalan armor internal secara khas tidak merata, paling tebal ada di bagian bawah dan paling tipis di bagian atas, sesuai dengan sudut optimal tembakan langsung. T-62 memiliki pelindung 5% lebih tebal di bagian depan lambung (102 mm pada sudut 60 °) dan 15% lebih tebal di bagian depan turret dibanding T-54/T-55. Tata letak ketebalan pada tank ini adalah 214 mm (205 mm pada T55 dan 242 mm setelah tahun 1972) di bagian depan, 153 mm di samping, 97 mm di belakang, dan 40 mm di atap turret. Lapisan armor pada lambung memiliki ketebalan 79 mm di sisi atas, ketebalan 46 mm pada sudut 0° di bagian belakang, dan tebal 20 mm di bagian bawah. Meskipun pelindung di bagian depan lambung T-62 lebih tebal daripada di T-55, pelindung pada sisi bawah (15 mm) dan pelindung atap (31 mm) sebenarnya lebih tipis. Sayangnya turret T-62 tergolong memiliki kecepatan putar 360° (21 detik) yang lambat dengan sistem listrik dan cadangan manual. Terdapat ekstraktor asap, karena blowerdipasang di bagian belakang turret, di sebelah kiri port ejeksi amunisi. Pemuat amunisi dari posisinya bisa mengawaki senapan mesin berat kaliber 12,7 mm DsHK M1938/46 di sebelah kanan tetapi memiliki potensi terkena tembakan musuh.

Radio R-113. (Sumber: https://thesovietarmourblog.blogspot.com/)
Radio R-123. (Sumber: https://thesovietarmourblog.blogspot.com/)
Perangkat stabiliser senjata T-62. (Sumber: https://thesovietarmourblog.blogspot.com/)

Seperti tank Soviet lainnya yang beroperasi sejak tahun 1954, T-62 dilengkapi dengan radio R-113 pada saat mulai digunakan. Radio R-113 beroperasi pada rentang 20,00 hingga 22,375 MHz dan memiliki jangkauan 10 hingga 20 km dengan antena sepanjang 4 m. Radio tu bisa disetel ke 96 frekuensi dalam batas rentang frekuensinya. Pada tahun 1965, radio lama ditukar dengan radio R-123 yang lebih baru dan lebih canggih, karena R-123 baru distandarisasi untuk kendaraan lapis baja di tentara Soviet. Dudukan radio R-123 dibuat agar sesuai dengan dimensi R-113 sebelumnya, yang memungkinkan pertukaran langsung ke radio baru tanpa memerlukan dudukan baru atau rangkaian kabel baru. Radio R-123 memiliki rentang frekuensi antara 20 MHz hingga 51,5 MHz. Radio itu bisa disetel ke frekuensi apa pun dalam batas jangkauan menggunakan tombol, atau komandan bisa langsung beralih di antara empat frekuensi yang telah ditentukan untuk berkomunikasi dalam satu peleton pasukan. Komunikasi dimungkinkan dengan perangkat radio infanteri frekuensi tingkat rendah, termasuk tipe R-105M, R-108M, R-109M, R-114 dan R-126. Radio ini memiliki jangkauan nominal antara 16 km hingga 50 km tergantung pada medan, cuaca dan tingkat kebisingan, tetapi menurut manual, jangkauan komunikasi dengan tank lain ketika tank bergerak pada kecepatan 40 km/jam dibatasi hingga jarak 20 km dengan peredam kebisingan dimatikan dan 13 km dengan peredam kebisingan dihidupkan. R-123 dirancang dengan dua fitur yang diatur untuk meningkatkan jamming dan kekebalan terhadap kebisingan, yaitu peningkatan daya transmisi sebesar 20 Watt, dan pilihan frekuensi operasinya. Peralatan optik pada T-62 mewarisi yang dipakai pada T54/55, dengan pengecualian perangkat pembidik penembak tipe TSh-2B-41 yang memiliki perbesaran x4 atau x7, dan senjata koaksial dengan pembidik optik. Selain itu, ia memiliki dua periskop dan lampu sorot utama besar yang dipasang secara koaksial di sebelah kanan meriam, ditambah dua lampu sorot kecil, satu dipasang di cupola komandan.

Perangkat pembidik pada T-62. (Sumber: https://thesovietarmourblog.blogspot.com/)
Port aperture penglihatan teleskopik, dengan segel untuk serangan nuklir di tempatnya. (Sumber: https://thesovietarmourblog.blogspot.com/)
T-62 dibangun di masa dimana pasukan infanteri terkadang diwajibkan untuk bergerak dan bertarung sebagai satu kesatuan dengan tank. (Sumber: https://wall.alphacoders.com/)

Ada juga dua lampu utama, satu berwarna putih dan satu inframerah. Periskop utama bagi komandan adalah gabungan periskop siang-malam TKN-2 atau TKN-3. Perangkat ini memiliki boresight dari meriam utama untuk jarak tidak kurang dari 1.000 meter, yang memungkinkan membidik target yang cukup akurat. Sesuai dengan peran taktisnya, visibilitas umum komandan difasilitasi oleh dua periskop TNPO-170 di kedua sisi periskop pengawasan utama di bagian depan kubah, lebih lanjut ditambah dengan dua periskop lagi yang tertanam di palka, yang ditujukan ke kedua sisi untuk kesadaran situasional tambahan. Secara keseluruhan, skema ini dapat dianggap lebih dari cukup. Terdapat juga detektor / aktuator radiasi berbentuk kotak. Pegangan tangan yang melengkung di sisi turret dipasang untuk membantu kru masuk ke dalamnya, dan bagi pasukan infanteri untuk berpegangan jika diperlukan saat diangkut. Mengenai yang terakhir, pada awal tahun 60-an, pasukan infanteri yang mengendarai tank masih dianggap sebagai bagian inti dari konsep peperangan mekanis Soviet. Kendaraan APC lapis baja memang sudah ada dalam bentuk BTR-152 yang beroda dan BTR-50 yang beroda rantai, tetapi pasukan infanteri terkadang diwajibkan untuk bergerak dan bertarung sebagai satu kesatuan dengan tank, karena mereka dapat secara efektif memberikan perlindungan dari tim anti-tank musuh yang dilengkapi dengan peluncur granat, dan untuk itu, T-62 memiliki pegangan tangan di atas keliling turret untuk dipegang oleh para prajurit infanteri yang menaiki tank.

Meriam smoothbore U-5TS kaliber 115 mm. (Sumber: https://thesovietarmourblog.blogspot.com/)
Tabel perkiraan kemungkinan tembakan tepat sasaran pertama dari meriam tank T-62. (Sumber: https://thesovietarmourblog.blogspot.com/)
Diagram senapan mesin coaxial PKT dari tank T-62. (Sumber: https://thesovietarmourblog.blogspot.com/)

Sementara itu, T-62 adalah tank pertama di dunia yang memperkenalkan meriam smoothbore, dan berhasil menggunakan amunisi APFSDS, yang memiliki keuntungan teoritis untuk menembak pada kecepatan laras yang jauh lebih besar dan jangkauan yang lebih baik, dengan mengorbankan akurasi, dan untuk menembakkan berbagai macam amunisi modern. Meriam Rapira U-5TS “Molot” (2A20) kaliber 115 mm dipasangkan dengan stabilizer “Meteor” dua sumbu. Di sebelah kanannya dipasang senapan mesin serba guna koaksial PKT kaliber 7,62 mm yang dapat menembakkan peluru pelacak dengan jangkauan hingga 1.000 meter. Hanya empat peluru siap tembak yang dapat disimpan di dalam turret, sedangkan 36 peluru lainnya disimpan di dalam lambung depan, di samping pengemudi, dan 2500 peluru untuk senapan koaksial. Pengaturan untuk senapan mesin anti pesawat kaliber 12,7 mm yang opsional tidak diketahui. Senapan mesin DShK ini diketahui memiliki jangkauan 1.500 meter terhadap target darat dan jangkauan miring 1.000 meter terhadap target pesawat. T-62 dipersenjatai dengan meriam tank smoothbore pertama di dunia, yang memberikan kecepatan laras yang jauh lebih besar daripada meriam tank Barat kaliber 90 mm dan 105 mm pada masanya. Meriam smoothborememungkinkan kinerja yang jauh lebih baik (dari 10% hingga 20%) dibandingkan amunisi HEAT, yang dianggap sebagai jenis amunisi utama untuk melawan kendaraan lapis baja musuh pada jarak menengah dan jauh. Meriam utama T-62 ini dapat menembakkan peluru BM-6 APFSDS-T, BK-4, BK-4M HEAT dan OF-18 Frag-HE. Elevasinya dibatasi hingga 16° dan hanya bisa diturunkan hingga -4° yang merupakan karakteristik umum dari turret rendah desain soviet ini. Meski demikian ini adalah peningkatan jika dibanding tank T-54/55, yang memungkinkan penggunaan taktik hull-down. Meriam ini memiliki jangkauan tembakan efektif sekitar 4 km pada siang hari dan 800 m (dengan menggunakan peralatan night vision) pada malam hari. Tank ini dilengkapi dengan penstabil dua sumbu Meteor, yang memungkinkan T-62 untuk membidik dan menembak saat bergerak. Menurut tes yang dilakukan oleh tentara AS, Meteor memberi T-62 probabilitas perkenaan tembakan pertama sebesar 70% saat bergerak, dengan target pada jarak 1000 meter dan tank bergerak hingga kecepatan 20 km / per jam. Ini memberi tank T-62 keuntungan yang baik di medan perang yang dinamis dan operasi penerobosan, terutama di kawasan Eropa Tengah di mana sebagian besar pertempuran tank akan terjadi di bawah jarak 1500 meter. T-62 tidak memiliki sistem autoloader (pengisian amunisi otomatis) tetapi terdapat pelontar kartrid otomatis (yang inovatif tetapi memiliki masalah serius, yang akan dijelaskan nanti) dan untuk mengisi ulang peluru, meriam harus dinaikkan atau diturunkan ke sudut +3,5°. Jangkauan normalnya (dapat lebih jauh dengan peluru “sabot“) adalah 4000 m, sebuah peningkatan nyata dari T-54/55 tetapi hanya sejauh 800 m di malam hari dengan laju penembakan untuk kru terlatih adalah empat tembakan per menit (dalam kondisi diam). Jumlah itu akan berkurang saat bergerak, dan akurasinya agak buruk dalam kondisi ini karena kurangnya sistem stabilisasi yang efisien atau FCS (sistem kontrol penembakan) modern. Hal ini membuat kecepatan tembak T-62 berada di belakang kemampuan tank Barat yang dilengkapi dengan meriam kaliber 105 mm.

Sekuen memasukkan amunisi meriam utama tank T-62 sebelum penembakan. (Sumber: https://thesovietarmourblog.blogspot.com/)
Tipe peluru APFSDS. (Sumber: https://thesovietarmourblog.blogspot.com/)
Tipe peluru HEAT. (Sumber: https://thesovietarmourblog.blogspot.com/)

KOMPARASI DENGAN TANK SE-ERA

Tank T-62 diketahui dikembangkan dan diterima untuk digunakan sebagai penangkal sementara terhadap tank M60 Amerika yang baru. M60 sendiri bukanlah tank yang dinanti oleh Angkatan Darat AS karena tank itu hanyalah solusi sementara untuk kemajuan lambat dari program tank T95 yang berjalan berdasarkan informasi baru mengenai kemampuan T-54, dan itu dianggap sebagai ancaman baru yang berbahaya dengan kemampuannya oleh intelijen Soviet terutama karena meriam M68 kaliber 105mm-nya. Yang cukup menarik, pengadopsian meriam kaliber 105mm L7 pada tank Centurion beberapa tahun sebelum munculnya M60 tidak dianggap sebagai perkembangan yang signifikan oleh komando tinggi Soviet karena kehadiran militer yang kecil dari Angkatan Darat Inggris dibandingkan dengan Angkatan Darat AS dan Bundeswehr, yang dipasok dengan tank-tank buatan Amerika. Prioritasnya difokuskan pada penilaian ancaman tank Amerika di atas semua musuh potensial lainnya. Pentingnya mengadopsi tank T-62 bagaimanapun tidak dapat dikesampingkan, karena T-62 memungkinkan untuk menghilangkan keunggulan NATO yang muncul dalam hal daya tembak tank. Jadi, misalnya, dalam catatan GKOT tahun 1964 mengenai “Perbandingan tingkat perlindungan lapis baja tank asing dan domestik” dicatat bahwa: “Tingkat perlindungan lapis baja tank M60 kira-kira sama dengan perlindungan lapis baja tank medium domestik T-62. Pada saat yang sama, ketahanan anti-proyektil dari bagian depan lambung M60 lebih tinggi daripada T-62, dan turret sedikit lebih rendah daripada T-62. Tank M60 dapat terkena proyektil sub-kaliber meriam U-5TS dari tank T-62 domestik pada jarak 900-2000 m (900 m – untuk lambung, 2000 m – untuk turret). Pada jarak tempur yang hampir sama, pelindung frontal tank T-62 dapat terkena peluru dari meriam kaliber 105-mm tank M60. Tank M60 tidak memiliki perlindungan anti tank kumulatif, dan oleh karena itu, jika M60 terkena proyektil kumulatif dari meriam U-5TS dari tank T-62 pada jarak tembak standar, umumnya bisa berakibat fatal. Musuh yang jauh lebih lemah adalah tank Leopard-1 Jerman: “T-62 … dapat mengenai lapisan depan armor tank Leopard pada jarak lebih dari 3000 m, dan, oleh karena itu, T-62 lebih baik dari tank Leoparddalam hal lapisan armor, karena peluru Meriam kaliber 105-mm dari tank Leopard baru bisa mengenai armor tank T-62 pada jarak 1500-2000 m. Menurut manual lapangan FM71-2 edisi 1977, dinyatakan bahwa T-62 memiliki keuntungan 5-10% dalam menaklukkan M60A1 dengan tembakan pertama pada jarak antara 600 hingga 1.400 meter menggunakan peluru APFSDS (3BM4 ) dibandingkan dengan peluang M60A1 untuk menaklukkan T-62 dengan peluru APDS-nya (M728) pada tembakan pertama. M60A1 berada di atas angin pada jarak melebihi 2.000 meter, tetapi ini tidak terlalu berarti dalam perang besar di Eropa mengingat bahwa jarak tempur tank maksimum yang diharapkan tidak melebihi 1.500 meter di Eropa Tengah dan Barat. Di Jerman, selama studi Hunfeld II yang dilakukan pada awal 1970-an di wilayah Hünfeld, Fulda, Jerman, ditemukan bahwa jarak tembak rata-rata untuk tank M60A1 hanya 1.130 meter. Di Fulda Gap yang terkenal itu sendiri, jarak pertempuran maksimum yang diperkirakan hanya 800 meter. Lawan paling tangguh bagi T-62 adalah tank “Chieftain” dari Inggris dengan meriam kaliber 120 mm-nya. Jadi, dengan ini secara rata-rata, T-62 setidaknya tidak kalah dalam kemampuan duel dengan sebagian besar tank yang dipakai NATO.

Probabilitas perkenaan tembakan T-62 vs M60A1. M60A1 berada di atas angin pada jarak melebihi 2.000 meter, tetapi ini tidak terlalu berarti dalam perang besar di Eropa mengingat bahwa jarak tempur tank maksimum yang diharapkan tidak melebihi 1.500 meter di Eropa Tengah dan Barat. (Sumber: https://thesovietarmourblog.blogspot.com/)
Tank Leopard 1 dari Jerman. Leopard memilikim keunggulan dalam hal mobilitas, namun mengorbankan kemampuan proteksinya. (Sumber: https://www.megahobby.com/)
Tank Chieftain dari Inggris memiliki daya tembak mumpuni, namun memiliki masalah reliabilitas yang mengganggu. (Sumber: https://www.pinterest.co.uk/)

Sebagai catatan, sebagian referensi yang disebutkan diatas ini ada yang berasal dari tahun 1964. Saat itu, hanya tank M60 yang diproduksi secara massal dari tank-tank yang disebutkan di atas, sedangkan produksi tank Leopard dan Chieftain baru dimulai setahun kemudian. Tapi tank M60 pada tahun 1964 dibuat dalam jumlah cukup sedikit. Tank-tank paling masif di negara-negara NATO pada waktu itu adalah M48A1, yang dipersenjatai dengan meriam kaliber 90-mm, dan Centurion, yang terutama dipersenjatai dengan meriam 20-pounder (kaliber 83-mm). Kedua tank ini secara signifikan lebih rendah kemampuannya daripada T-62 dalam kemampuan duel. Pada saat yang sama, senjata-senjata tank NATO juga memiliki sejumlah keunggulan dibandingkan kendaraan tempur milik Soviet. Jadi, misalnya, laju penembakan saat menembak dari suatu tempat statis dari tank T-62 adalah 4 peluru / menit, sementara untuk tank-tank NATO – hingga 7 peluru / menit. Sejumlah pengamat mengaitkan kelambatan ini dengan bobot peluru yang lebih besar dan panjang dari meriam kaliber 115 mm dibandingkan dengan meriam kaliber 105 mm. Peluru kaliber 115 mm memiliki bobot dari 22 hingga 31 kg, dan panjang dari 990 hingga 1069 mm, sementara 105 mm, masing-masing, dari 17 hingga 25 kg dengan panjang 838 hingga 995 mm (data diberikan untuk peluru M68 dari tank M60). Dengan demikian, peluru 115 mm terbesar (fragmentasi eksplosif tinggi) adalah 6 kg lebih berat dan 74 mm lebih panjang dari yang peluru terbesar tank Amerika itu. Kesenjangannya ini bagaimanapun tidak terlalu berefek, dan untuk tembakan dengan peluru sub-kaliber penembus lapis baja, peluru ini bahkan lebih kecil. Dalam jenis peluru ini bobot peluru dan dimensi mungkin tidak terlalu menentukan laju tembakan. Tapi, ditambah dengan volume amunisi tank Soviet yang jauh lebih kecil mungkin hal ini bisa berpengaruh di medan perang. Di sinilah tank NATO jelas melampaui kemampuan T-62.

Tempat penyimpanan amunisi pada T-62. Tata letaknya yang dekat dengan pengemudi serta jumlah amunisi yang dapat dibawanya menjadi titik lemah dari T-62 dibanding dengan tank-tank asal barat. (Sumber: https://thesovietarmourblog.blogspot.com/)

Namun keunggulan tank NATO tidak hanya itu, mereka juga unggul dalam kualitas optik dan kesempurnaan sistem pengendalian tembakan. Sebagian besar tank NATO dilengkapi dengan perangkat pengintai optik dan komputer balistik untuk meningkatkan akurasai penembakan. Perangkat penglihatan malam tank-tank NATO memberi kemampuan penglihatan pada jarak yang lebih jauh, dan perangkat penglihatan malam mereka sudah dapat bekerja dalam mode non-iluminasi bahkan saat itu. Pada saat yang sama, T-62 sangat berbeda dari lawan NATO-nya dengan desainnya yang lebih sederhana, yang memfasilitasi kemudahan operasi dan perbaikan kendaraan, terutama dalam kondisi pertempuran. Sementara itu dalam hal mobilitas, T-62 masih cukup unggul dalam melawan tank tempur utama NATO generasi baru di era 1960an, sebagian karena M60A1 dan Chieftain keduanya hanya sedikit lebih mobile daripada tank pendahulunya atau malah tidak lebih mobile sama sekali, sedangkan Leopard 1 memilih mengorbankan sejumlah besar lapisan armor-nya untuk mencapai keunggulan mobilitasnya. Pengorbanan ini datang dengan kemungkinan kehancuran yang lebih tinggi di medan perang – menurut perhitungan Jerman Barat yang diperoleh dari pemeriksaan tank T-62 yang dirampas yang dikirim dari Israel setelah perang tahun 1973, Leopard 1 dapat mencapai kemungkinan menembak tepat lebih tinggi pada tembakan pertama dibandingkan dengan T-62 (57% vs 52% pada jarak 1,5 km) tetapi dianggap kalah dalam hal daya tembaknya karena peluru APFSDS yang ditembakkan dari T-62 sangat mengungguli kemampuan armor Leopard dan memberi T-62 keuntungan dari kemungkinan menghancurkan lawan yang lebih tinggi pada tembakan pertama. Leopard 1 juga tidak memiliki stabilizer senjata, sehingga tidak dapat memanfaatkan mobilitas superiornya untuk meningkatkan kemampuan bertahannya dengan menembak saat bergerak. Di sisi lain, T-62 memiliki sistem penstabil yang cukup baik dan dapat menembak saat bergerak atau dengan cepat melepaskan tembakan pada jarak pendek pada jarak 1,0 hingga 1,5 kilometer. Secara keseluruhan, T-62 adalah tank tempur yang cukup tangguh dengan daya tarik yang semakin bertambah dengan fakta bahwa tank itu terhitung murah (hanya 15% lebih mahal daripada T-55), sangat hemat biaya, mudah diproduksi dalam jumlah besar, mudah dioperasikan, dan kru-nya akan mudah dilatih karena tingkat kesamaannya yang sangat tinggi dengan tank T- 54 dan T-55, sedangkan tank tempur utama NATO tahun 1960-an tergolong mahal dan kompleks – dan dalam kasus Chieftain, sangat sulit untuk dipelihara – namun gagal membawa keunggulan kualitatif yang sesuai dibandingkan lawan Soviet mereka.

PERMASALAHAN YANG DIKETAHUI

Baik jumlah produksi maupun jumlah pengguna T-62 terhitung cukup rendah jika dibandingkan dengan T-54/55. Tersembunyi dengan cukup baik selama era soviet, cacat dari desain dari T-62 yang dulunya hanya diketahui oleh para ahli-ahli militer, sekarang sudah diketahui publik. Meskipun sebagian besar didasarkan dari desain T-54/55 sebelumnya, dan adanya inovasi dengan meriam smoothbore dan peluru APFSDS, T-62 memiliki sejumlah masalah. Salah satunya adalah turret-nya yang sempit, hampir tidak lebih besar dari turret T-54/55, tetapi dengan pangkal laras yang jauh lebih besar, sampai-sampai awak tank dipilih karena ukuran tubuhnya yang kecil, dengan para pengguna asing juga harus membuat aturan perekrutan yang sama untuk mengoperasikannya. Standar “Kenyamanan” tank ini juga buruk dan tidak dapat diterima di standar tank-tank barat. Ejector otomatis autoloader meriam telah dimodifikasi beberapa kali, dan pada model produksi, cukup energik. Bahkan, perangkat itu sangat keras dan tidak selaras dengan port ejeksi belakang yang mengeluarkan kartrid, yang kadang-kadang memantul liar di dalam turret, dengan risiko luka bakar dan cedera serius bagi para kru, yang disertai dengan semburan besar karbon monoksida beracun.

Sekuen sistem ejektor peluru meriam T-62. Perangkat ini sangat keras dan tidak selaras dengan port ejeksi belakang yang mengeluarkan kartrid, yang kadang-kadang memantul liar di dalam turret, dengan risiko luka bakar dan cedera serius bagi para kru, yang disertai dengan semburan besar karbon monoksida beracun. (Sumber: https://thesovietarmourblog.blogspot.com/)
Kemampuan berputar dari turret T-62 dinilai terlalu lambat. (Sumber: https://thesovietarmourblog.blogspot.com/)

Terlepas dari jangkauannya, meriam baru T-62 dinilai tidak baik, sebagian besar karena kontrol meriam-nya yang kasar, dan akurasi tembakan saat bergerak atau pada target yang bergerak sangat sulit bahkan dalam jarak dekat. Kemampuan serangan keduanya juga terbatas. Itu diperparah oleh laju penembakannya yang rendah, kemampuan putar yang sangat lambat untuk turret, dan depresi/elevasi laras yang terbatas (sebuah pengorbanan dari desain tank dengan profil rendah dan kelemahan di medan yang miring, seperti yang ditunjukkan dalam banyak pertempuran saat perang dingin). Dibutuhkan waktu 20 detik untuk turret T-62 berputar 360° penuh, yang berarti 5 detik lebih lama dari waktu yang dibutuhkan oleh tank M60A1 Patton dari AS. Selain itu juga tidak mungkin untuk memutar turret saat palka pengemudi terbuka. Jika penembak terluka, komandan masih dapat memutar turret dengan tangan, tetapi tidak bisa menembak dari posisinya dan tidak bisa mengatur elevasi meriam. Angkatan Darat AS menganggap meriam T-62 lebih akurat daripada M60A1 dalam jarak 1500 meter, tetapi kurang akurat pada jarak yang lebih jauh. Sementara itu untuk menembakkan senapan mesin berat antipesawat kaliber 12,7 mm, loader harus dalam posisi terbuka sebagian, membuatnya rentan terhadap tembakan penekan pihak lawan, dan dia harus meninggalkan tugas pemuatan amunisi meriam utamanya tanpa pengawasan. Seperti kebanyakan tank Soviet, T-62 memiliki layout sangat kompak, yang berarti bahwa satu tembakan yang menembus lambungnya kemungkinan besar akan melumpuhkan atau menghancurkan tank. Perhatian khusus ditujukan pada rak amunisi lambung depan dekat tangki bahan bakar yang terletak di sebelah pengemudi. Rak ini adalah rak amunisi siap pakai dari T-62 dan tidak dapat dikosongkan, karena akan mengurangi jumlah peluru yang bisa dibawa. Tembakan yang menembus di bagian itu kemungkinan akan menghasilkan amunisi meledak, yang akan langsung menghancurkan tank. T-62 juga relatif lambat dan tidak dapat mengimbangi mobilitas banyak APC seperti BMP-1 milik tentara merah, masalah yang tidak pernah benar-benar dipecahkan dalam pengoperasian sebelum diperkenalkannya tank T-72 yang sepenuhnya didesain ulang. Pada akhirnya, T-62 juga gagal secara komersial. Sebagian karena harganya yang lebih mahal dari T-55; dan fakta bahwa pada tahun 1968, peluru HVAPDS kaliber 100 mm yang sangat baik telah tersedia. Peluru itu kompatibel dengan meriam beralur T-54/55 yang lebih akurat dan membuat T-62 bahkan kurang menarik bagi calon penggunanya. Oleh karena itu, selain produksi di bawah lisensi secara terbatas di Cekoslovakia dan Korea Utara, tidak ada negara pakta Warsawa yang mengadopsinya. Sementara itu T-54/55 yang sudah ada terus dimodernisasi atau langsung digantikan oleh T-72 di arsenal mereka. Sudah sejak tahun 1965, tank barat seperti ChieftainLeopard 1 dan M60 sebagian besar membuat T-62 menjadi cepat usang. Gabungan semua faktor ini memastikan bahwa investasi jangka panjang di T-62 dinilai tidak layak dilakukan dan MBT Soviet yang baru harus segera dikembangkan.

PRODUKSI DAN VARIAN

Pada bulan Juli 1961, dengan dibantu oleh kesamaan yang kuat dengan T-55, Uralvagonzavod di Nizhny Tagil, Pabrik Malyshev di Kharkiv, dan Pabrik Ukraina dan Omsk No. 183 mengarahkan produksi mereka untuk membuat T-62. Proses produksi itu dipertahankan sampai tahun 1973 di Uralvagonzavoddan kemudian dialihkan untuk produksi T-72, serta dihentikan dua tahun kemudian untuk pabrik-pabrik lainnya. Gelombang kampanye modernisasi lalu mengikuti. Menurut data yang diterbitkan dalam buku “Уральский агоностроительный завод. 80 ет“, sudah sejak tahun 1965, jumlah total tank T-62 yang dikirim ke Angkatan Darat Soviet adalah sebanyak 4.475 tank, melebihi total kumulatif 3.721 tank M60 dan M60A1 yang dikirim ke Angkatan Darat AS dan perbedaannya terus bertambah selama bertahun-tahun karena fakta bahwa tingkat pengiriman tank-tank T-62 rata-rata 1.500 ribu unit per tahun sedangkan tingkat produksi tahunan tank M60A1 (varian M60 dihentikan pada tahun 1963) tidak pernah melebihi 300 tank sampai tahun 1975. Pada tahun 1973, T-62 hampir seluruhnya menggantikan tank berat T-10M dan sebagian besar telah menggantikan T-54/55 di GSFG, tetapi meskipun demikian, tank ini tidak dianggap sebagai tank tempur utama Soviet. Total produksi T-62 adalah sekitar 20.000. Rupanya 1.500 lebih dibangun dalam waktu yang singkat (1975-78) oleh Cekoslovakia dan hanya ditujukan untuk pasaran ekspor. Seperti T-55 mereka, T-62 buatan Ceko menikmati beberapa keberhasilan karena standar kualitasnya yang lebih tinggi. Mungkin 1200 lebih T-62 sempat diproduksi di bawah lisensi oleh Korea Utara sampai tahun 1982. Pada tahun 1990 sebuah varian diketahui dirancang oleh Biro Industri Mesin Kedua Korea Utara, yang menghasilkan tank yang lebih ringan dari aslinya. Tank-tank ini sekarang menjadi tank utama Korea Utara dan dikenal sebagai Ch’ŏnma-ho I (Ga). Berikut ini adalah beberapa varian utama dari tank T-62 yang diketahui.

Total produksi T-62 adalah sekitar 20.000. (Sumber: https://thesovietarmourblog.blogspot.com/)

T-62K 

Versi komandan batalion, berdasarkan prototipe Ob’yekt 166K. Tank ini dilengkapi dengan radio R-112/R-130, APU AB-1 ditambah basis antena kawat di atas turret, dan lebih sedikit peluru yang dibawa untuk memberi ruang bagi peralatan ini. Sub-varian T-62KN menerima sistem navigasi TNA-2 dan beberapa juga dilengkapi dengan peluncur ATGM 9M14 Malyutka (AT-3 Sagger). 

T-62K. (Sumber: https://www.recomonkey.com/)

T-62 Obr 1967-75 

Yang pertama (buatan 1967) memiliki dek mesin yang dimodifikasi, yang kedua (buatan 1972) memiliki dudukan yang dimodifikasi untuk senapan mesin DShK 1938/46 yang dipasang di palka loader, ditambah sproket penggerak baru, track RMSh, dan peralatan fording yang ditingkatkan. Yang ketiga (buatan 1975) memiliki perangkat pengintai laser KTD-1 atau KTD-2 berbentuk kotak yang dipasang di sebelah meriam.

T-62 Obr 1975. (Sumber: https://id.pinterest.com/)

T-62D “Drozd” (1983) 

Varian ini memiliki peningkatan dalam perlindungan aktif (APS) “thursh” KAZ 1030M, armor appliquéBDD (plat bagian glacis) dan mesin diesel V-55U baru. Varian T-62D-1 kemudian menerima mesin diesel V-46–5M yang baru. 

T-62D “Drozd”. (Sumber: https://www.reddit.com/)

T-62M (1983) 

Varian ini merupakan versi modernisasi habis-habisan mengikuti desain yang ada pada tank T-72. Modernisasi ini terdiri dari sistem pengendalian tembakan “Volna”, laser pengukur jarak KTD-2/KTD-1, perangkat penglihatan penembak TShSM-41U, perangkat penglihatan komandan baru, stabilizer “Meteor-M1”, komputer balistik BV-62, dan radio R-173 baru. Di sisi persenjataan, turret tank dilengkapi dengan rudal ATGM 9K116-2 “Sheksna” (AT-10 Stabber) ditambah dengan perangkat penglihatan 1K13-BOM. Meriam itu sendiri bisa menembakkan ATGM 9M117 Bastion dan menerima selubung termal. Tank varian ini juga bisa membawa dua peluru tambahan lagi di tempat penyimpanan. Untuk perlindungan: Paket armor applique BDD (dua blok berbentuk tapal kuda), perlindungan ekstra anti ranjau di perut, side skirt karet bertulang setebal 10 mm, dan liner anti-neutron setebal 10 mm untuk meningkatkan perlindungan NBC dipasang. Di sisi tenaga penggerak, dipasang mesin diesel V-55U baru dengan tenaga 620 hp (462 kW) dipakai. Selain itu, banyak yang menerima dua kelompok empat tabung peluncur granat asap. Sub-varian versi ini terdiri dari T-62M-1 (mesin diesel V-46–5M) dan M-1 yang merupakan “versi yang diturunkan” dengan tata letak pelindung depan yang direvisi, penglihatan malam normal, tanpa ATGM, dan versi 1-1 dan M1-2 tanpa pelindung perut atau paket pelindung BDD. Versi 1-2-1 menerima upgrade mesin jenis V-46–5M. Sementara itu versi T-62MD menerima sistem perlindungan “Drozd” dan varian MD-1 dengan mesin diesel V-46–5M, sedangkan varian T-62MK adalah varian komando yang terakhir. Sub-varian MK-1 menerimal upgrade mesin diesel V-46–5M, sedangkan varian T-62MV adalah versi ERA (Explosive Reactive Armor) yang dilengkapi dengan blok “Kontakt-1″, di bagian depan, samping dan turret, menggantikan armor appliqué. Varian MV-1 menerima upgrade mesin diesel yang sama sedangkan M1V, namun tidak memiliki kemampuan menembakkan ATGM dan sub-varian M1V-1 yang menerima upgrade mesin diesel.

T-62M. (Sumber: https://www.armyrecognition.com/)

Eksperimen 

Beberapa T-62 dicoba dengan kemampuan anti pesawat, dimana kotak turret belakang dipasangi rudal anti-pesawat. Eksperimen lainnya adalah pemasangan jenis perlindungan baru yang disebut ZET-1 (ZET singkatan dari Zaschtschita Ekrannaja Tankowaja) yang ditujukan untuk menghadapi pasukan infanteri yang membawa peledak shaped charge, dengan mengambil bentuk layar yang dapat diregangkan dengan struktur jaring yang berpusat pada posisi persenjataan utama kendaraan dan pada bagian sisi dengan tipe sirip di samping side skirt. Perlengkapan ini terlihat pada beberapa tank T-72 yang beroperasi. Sistem pemuat amunisi otomatis “Zhelud” juga dicoba. Eksperimen lainnya termasuk tank program Object 167M (dengan pemasangan meriam kaliber 125 mm dan drive-train/suspensi dan mesin seperti pada T-72). 

Tank eksperiman Object 167M. (Sumber: https://modelist-konstruktor.org/)

Varian lainnya 

Howiter/mortir zeni tempur 

Dua varian bersenjata zeni tempur sempat dicoba, yakni seperti T-62/122 (dengan howitzer kaliber 122 mm) dan T-62/160 (dengan mortir kaliber 160 mm) dan dilengkapi dengan BTU. 

OT-62 

OT-62 merupakan T-62 yang diubah menjadi tank penyembur api, dengan perangkat penyembur api dipasang secara koaksial ke meriam utama kaliber 115 mm. 

Pemburu tank berudal IT-1 

Istrebitel’ Tankov-1 dikembangkan antara tahun 1957 dan 1962 oleh Uralvagonzavod dan dibangun olehnya bersama dengan 80 unit lainnya hingga tahun 1970. Varian ini dilengkapi dengan turret “kubah pipih” yang berisi peluncur rudal ATGM 2K8 atau yang lebih baru PTUR 3M7 “Drakon” (Jarak tembak berkisar antara 300 m dan 3.300 m, 15 disimpan di dalam kendaraan, 3 di sistem autoloader), yang dibantu dengan perangkat penglihatan siang/malam T2-PD dan UPN-S. Ini adalah satu-satunya pemburu tank berudal yang bertugas di tentara merah, yang diberikan hanya kepada dua batalion, masing-masing berbasis di distrik militer Belarus dan Carpathia. Setelah ditarik dari dinas operasional aktif, mereka diubah menjadi traktor ARV parsial IT-1T, dan kemudian menjadi BTS-4V. 

Istrebitel’ Tankov-1. (Sumber: https://weaponsandwarfare.files.wordpress.com/)

BTS-4V/U 

Merupakan kepanjangan dari bronirovannij tyagach, srednij (“traktor lapis baja sedang”), yakni konversi ARV tanpa turret, yang serupa dengan T-55, dengan peralatan yang sama, keranjang penyimpanan, kerekan, cap kecil 3 ton. folding cranewinch, dan snorkel. Hanya 35 unit yang tampaknya dikonversi. BTS-4V2 atau VZ adalah rekonversi sebagian dari kendaraan untuk pemulihan. 

Impuls-2M 

Konversi kendaraan pemadam kebakaran, dengan peluncur proyektil 50 peluru pemadam api yang dipasang pada cincin turret dan bilah dozer depan.

Impuls-2M, tank pemadam api. (Sumber: https://m.facebook.com/)

SEJARAH PENGOPERASIAN

Soviet/Russia

T-62 memasuki dinas operasional dengan Angkatan Darat Soviet pada bulan Juli 1961. Karena daya tembak meriam kaliber 115 mm yang baru, tank ini dianggap sebagai tank yang tangguh pada saat itu, meskipun ada kekurangannya. Seiring dengan T-55, T-62 adalah salah satu tank paling umum dipakai dalam inventaris Soviet. Kedua tank bersama-sama pernah menjadi sekitar 85% dari tank-tank yang dipakai tentara Soviet. Kemudian pada 1970-an, T-62 dianggap sudah usang dan dimasukkan ke dalam unit cadangan. T-72 dan T-80 kemudian menggantikannya. T-62 menjalani pertempuran untuk pertama kalinya selama konflik perbatasan Sino-Soviet tahun 1969 di mana salah satu tank ini berhasil dinonaktifkan dan dirampas oleh Tentara Pembebasan Rakyat China. T-62 (No. 545) ini dihantam oleh granat berpeluncur roket yang ditembakkan dari peluncur RPG Type-56 (salinan China dari RPG-2) pada pagi hari tanggal 15 Maret 1969 selama serangan balik pasukan PLA. Peluru RPG ini menembus sisi kiri lambung, membunuh pengemudinya. Tank ini kemudian dipelajari dan informasi yang dikumpulkan dari studi tersebut digunakan untuk pengembangan tank tempur utama Tipe 69. Selama Perang Soviet-Afghanistan, T-62 adalah tank utama yang digunakan oleh tentara Soviet. Soviet menggunakan tank dalam beberapa cara, dengan menggunakannya di banyak pangkalan pendukung tembakan, sementara yang lain digunakan untuk perlindungan konvoi atau sebagai unit dukungan infanteri. Menjelang akhir perang, T-62M, yang menggunakan armor appliqué BDD, muncul dalam jumlah besar. Menurut sumber-sumber AS, hampir 325 T-62 menjadi korban serangan gerilyawan Mujahidin, terutama menggunakan ranjau darat anti-tank dan RPG. Lainnya jatuh ke tangan Mujahidin Afghanistan setelah mereka ditinggalkan akibat penarikan pasukan Soviet. Sementara itu Uni Soviet secara resmi hanya mengkonfirmasi hilangnya 147 tank T-62 dan T-55 selama perang.

Sebuah tank T-62 dirampas oleh PLA selama konflik perbatasan Sino-Soviet 1969. (Sumber: https://en.m.wikipedia.org/)
Barisan tank T-62 Soviet kembali dari Afghanistan. (Sumber: https://www.themoscowtimes.com/)
T-62 Tentara Nasional Afghanistan di Kabul, April 2004. (Sumber: https://en.m.wikipedia.org/)

Pada awal tahun 1992, Angkatan Bersenjata Uni Soviet memiliki 2.021 unit T-62 dari semua varian. T-62 dan T-55 sekarang sebagian besar digunakan oleh unit cadangan Rusia untuk kemungkinan mobilisasi sekunder sementara beberapa disimpan di gudang. Unit tugas aktif dan mobilisasi utama terutama menggunakan T-80, T-72, dan T-64, dengan sejumlah kecil tank T-90 yang beroperasi di unit aktif. Aksi tempur terbaru T-62 adalah selama Perang Rusia-Georgia tahun 2008 di mana T-62 bertempur dengan pasukan darat Rusia. Mereka pensiun dari dinas tempur aktif setelah itu untuk disimpan dalam penyimpanan untuk diaktifkan kembali jika terjadi perang. Pada tahun 2009, ada sekitar 1.000 tank T-62 dari berbagai varian di unit tempur Federasi Rusia dan di gudang penyimpanan. Pada bulan Januari 2013, tank T-62 menyelesaikan layanan 50 tahunnya di Angkatan Bersenjata Uni Soviet dan Rusia – atas perintah Menteri Pertahanan, tank itu ditarik dari dinas operasional. Selama latihan militer Vostok 2018, beberapa T-62M dan T-62MV diaktifkan kembali dari penyimpanan dan dimobilisasi, dalam upaya untuk menilai seberapa cepat pasukan Rusia dapat disiapkan untuk konflik besar. Tentara Rusia dan pasukan MVD Rusia juga menggunakan T-62 dan T-62M dalam pertempuran di Chechnya. Selama perang Chechnya kedua, Resimen Tank Pengawal ke-160 (Divisi Tank Pengawal ke-5, dari Distrik Militer Siberia) dan Resimen Tank Mekanis MVD ke-93 masing-masing memiliki 69 tank T-62. Beberapa T-62 digunakan sebagai platform pelatihan. Hingga 380 tank Rusia digunakan untuk tugas ini pada tahun 1999-2000, termasuk sekitar 150 T-62. T-62 dari Angkatan Darat Rusia tercatat dikerahkan dalam perang melawan Georgia. Dalam satu kasus, T-62M milik tentara Rusia dihancurkan oleh RPG pasukan Georgia di jalan-jalan Tskhinvali. Dalam hal ini roket RPG berhasil menembus turret T-62M, membunuh pengemudi dan penembaknya. MVD Rusia juga diketahui menggunakan T-62.

T-62 di Chechnya. (Sumber: http://www.tankarchives.ca/)

Pada akhir bulan Mei 2022, Ukraina melaporkan bahwa pasukan Rusia menggunakan tank T-62 di daerah Melitopol. Intelijen Ukraina menyatakan bahwa Rusia telah menarik tank T-62 dari tempat penyimpanan di Siberia. Menurut Institut Internasional untuk Studi Strategis, Rusia memiliki 10.000 tank dan 8.500 kendaraan lapis baja dalam tempat penyimpanan – meskipun jumlah itu tidak memperhitungkan kondisi tank-tank – dengan sekitar 2.000 di antaranya adalah tipe T-62 seperti yang diperkirakan oleh analisis Stratfor. Pada akhir bulan Mei, T-62M dan T-62MV dilaporkan berada di kereta yang tiba di Ukraina. T-62 lainnya telah dilaporkan dikirim ke Mykolaiv dan Kryvyi Rih pada tanggal 5 Juni. Pada awal bulan Juni, T-62 dengan slat armor improvisasi di bagian atas turret, yang dalam bahasa sehari-hari dikenal sebagai “cope cages“, seperti juga dipasang pada T-72 dan T-80 Rusia yang lebih modern, terlihat di Kherson Oblast. Kisi-kisi improvisasi ini kabarnya malah menyebabkan lebih banyak masalah daripada memberi perlindungan, seperti memperbesar siluet radar tank, mengganggu pergerakan senapan mesin pada turret atau memperpendek antena radio, membuat banyak awak tank lalu membuang perangkat tambahan itu. Lebih lanjut mengenai keefektifan T-62, beberapa terlihat dikubur untuk dijadikan sebagai pertahanan statis. Pada akhir bulan Juni, Kepala tentara Ossetia Utara–Alania Sergey Menyaylo menyatakan bahwa sukarelawan Ossetia di Batalyon Alania telah menerima unit tank yang terdiri dari tank-tank T-62. Menurut situs Rusia Voennoe Obozrenie, Tank-tank itu dimaksudkan untuk mendukung unit-unit infanteri dan tidak diharapkan untuk menyerang tank-tank Ukraina. Dengan perkembangan ini, Popular Mechanics melaporkan bahwa mengerahkan tank T-62 bukanlah strategi yang bagus karena menimbulkan beberapa masalah. Dikatakan, “tidak seperti tank yang lebih baru, T-62 dioperasikan olen empat awak, yang meningkatkan kebutuhan jumlah kru pada kekuatan militer Russia yang sudah kekurangan tenaga. Dan jika tank ini hancur, kehancuran total T-62 akan mengakibatkan hilangnya empat awak tank, bukannya tiga.”

Tank T-62 Russia di Melitopol, Ukraina. (Sumber: https://twitter.com/)
Pengerahan armada tua tank T-62 ke Ukraina menandakan pasukan Russia mulai kekurangan peralatan tempur. Analis open-source independen Oryx telah menyebutkan jumlah 700 tank Russia yang dikonfirmasi secara visual hancur. Jumlah sebenarnya kemungkinan jauh lebih tinggi. (Sumber: https://www.reddit.com/)

Pengerahan T-62 yang jauh lebih tua dari tank T-72/80/90 telah dianggap secara luas oleh sumber-sumber Barat sebagai tanda bahwa pasukan tank Rusia telah benar-benar terkuras dan bahwa negara itu dengan cepat sedang menuju kekalahan dalam perang di Ukraina, meskipun kedatangannya bertepatan dengan terobosan besar di garis depan di seluruh Ukraina Timur. Pada tanggal 7 Juli, Ukraina dilaporkan telah menghancurkan sebuah T-62M dengan menggunakan drone komersial dan bom. Dalam video yang belum diverifikasi, palka tank dibiarkan terbuka di T-62M itu. Sebuah pesawat tak berawak Ukraina kemudian menjatuhkan bom melalui lubang terbuka. Bom yang digunakan adalah granat tangan RGD-5 yang dimodifikasi namun tank-nya tampak utuh. Tank itu tidak meledak seperti tank Rusia yang lebih modern seperti T-72 atau T-80 karena tidak memiliki sistem autoloader. Tank ini mungkin telah ditinggalkan karena masalah perawatan. Sementara itu di Kherson, pasukan Rusia terlihat menggunakan T-62 untuk memberikan dukungan artileri. Keuntungan utama dari penggelaran T-62M di medan perang Ukraina adalah dapat dirawat dan dioperasikan oleh personel yang baru direkrut tanpa perlu pelatihan atau pengalaman yang signifikan, yang membuatnya jauh lebih disukai daripada T-72 untuk melengkapi pasukan sekutu Rusia di medan tempur Ukraina Timur. Menurut perkiraan The Kyiv Independent mengenai kerugian Rusia, lebih dari 1.300 tank telah dihancurkan oleh pasukan Ukraina pada bulan 25 Mei. Analis open-source independen Oryx telah menyebutkan jumlah 700 tank Russia yang dikonfirmasi secara visual hancur. Jumlah sebenarnya kemungkinan jauh lebih tinggi. Selain kehilangan tank akibat aksi pasukan Ukraina, kemampuan Rusia untuk mempertahankan kesiapan tank yang lebih canggih setelah tiga bulan perang brutal juga dipertanyakan, terutama karena sanksi yang mereka derita telah memutus pasokan beberapa komponen teknologi utama. Ini bisa menjadi alasan lain dari kehadiran T-62 di Ukraina.

Angola

Angkatan Bersenjata Rakyat untuk Pembebasan Angola (FAPLA) mulai memesan T-62 dari Uni Soviet pada tahun 1980 dan menerimanya pada akhir tahun 1985. Sebagian besar tank dikirim setelah Operasi Askari, yang membuat tank-tank T-54 dan T-55 Angola yang lebih tua dikalahkan oleh pasukan ekspedisi Afrika Selatan yang dilengkapi dengan mobil lapis baja Eland dan Ratel-90. Setelah Operasi Askari, pertemuan antara perwakilan Angola, Kuba, dan Soviet diakhiri dengan janji untuk secara drastis mempercepat transfer persenjataan baru ke FAPLA. Ini termasuk pengiriman tank T-62. Angola mungkin telah menerima hingga 175 T-62 bekas Angkatan Darat Soviet pada tahun 1985. Intelijen Afrika Selatan melaporkan hanya 30 di antaranya berada dalam dinas aktif. Mereka pertama kali muncul dalam Operasi Congresso II, sebuah serangan FAPLA tahun 1986 yang bertujuan untuk mengusir pemberontak yang setia kepada Persatuan Nasional untuk Kemerdekaan Total Angola (UNITA) dari Mavinga, dan beberapa di antaranya ditinggalkan atau dihancurkan. Beberapa T-62 sempat dikerahkan bersama dengan T-55 untuk melawan UNITA pada tahun berikutnya, meskipun tidak ada indikasi bahwa mereka dihadapi oleh unit lapis baja Afrika Selatan selama Pertempuran Cuito Cuanavaleberikutnya. FAPLA memesan 135 T-62 lainnya pada tahun 1987, tetapi tampaknya mereka datang terlambat untuk ambil bagian dalam pertempuran. 24 tank T-62 yang dimodernisasi di Bulgaria kemudian diterima oleh Angkatan Bersenjata Angola yang baru pada tahun 1993.

Tank T-62 yang hancur di Angola. (Sumber: https://www.flickr.com/)

Pakta Warsawa

Satu-satunya anggota Pakta Warsawa lainnya yang mengoperasikan T-62 dalam jumlah besar adalah Bulgaria yang membeli 250 T-62, yang dikirim antara tahun 1970 dan 1974. Setelah perang di Afghanistan, Bulgaria menerima sejumlah T-62 lainnya dari Uni Soviet pada tahun 1980-an. Tank-tank ini dimodifikasi, tetapi karena beberapa masalah, mereka dengan cepat ditarik dari dinas operasional dan beberapa dijual ke Angola dan Yaman. Banyak yang lalu diubah menjadi kendaraan pemulihan lapis baja TV-62 dan TV-62M dimana turret mereka dibongkar. TV-62M adalah varian kendaraan pemulihan lapis baja standar Angkatan Darat Bulgaria. Polandia dan Cekoslovakia diketahui mengevaluasi kendaraan ini tetapi menolak memakainya karena harganya yang tinggi dan nilai pembaruan yang rendah dibandingkan dengan T-55. Austria diketahui pernah membuat paket modernisasi yang disebut NORICUM, yang berpusat di sekitar pemasangan meriam L7 kaliber 105 mm asal Inggris. Modernisasi ini kemudian diadopsi oleh Mesir. Prancis, dengan Perusahaan Giat juga membuat paket modernisasi dengan meriam utama diganti dengan meriam smoothbore kaliber 120 mm milik AMX-40 dan FCS terkait. Diketahui tidak ada modernisasi ini yang dipesan. Setelah jatuhnya Uni Soviet, Ukraina yang merdeka mempertahankan sejumlah besar (300 unit) T-62 di gudang senjatanya, sekarang semuanya dimasukkan ke dalam unit cadangan. T-62AG adalah paket upgrade lokal Ukraina yang ditujukan untuk ekspor yang dirancang oleh Biro Desain Kharkiv Morozov. Versi ini menerima pemasangan mesin diesel 5TDF 700 hp, meriam utama KBA-101 kaliber 125 mm dan FCS serta perlindungan yang dimodernisasi. Perusahaan ini juga menawarkan tiga paket konversi varian T-62 atau untuk meningkatkan T-62 reguler dengan upgrade seperti T-55AGM untuk pasar ekspor. Belarusia diketahui masih menggunakan 175 T-62 dalam dinas operasional pada tahun 1995, semua dibesituakan sesudahnya.

Tank T-62 Bulgaria. (Sumber: https://partisan1943.tumblr.com/)

Israel

Sebelum tahun 1973 intelijen Israel mengkonfirmasi bahwa tank T-62 telah tiba di Mesir. Sebagai tanggapan, pasukan komando Israel menyerbu posisi Mesir untuk merampas tank T-62 dan menganalisisnya. Selama perang Yom Kippur, T-62 adalah musuh yang efektif untuk tank tempur utama Patton dan Centurion Israel yang dipersenjatai dengan meriam tank kaliber 105 mm. T-62 memiliki keunggulan dalam kemampuan tempur malam yang lebih baik, tetapi kerugian di pihak Suriah, yang menjadi lawan Israel sangat besar. Israel merebut ratusan tank ini dari Suriah pada tahun 1973, dan menggunakan beberapa di antaranya sebagai tank Tiran-3. Sekitar 120 Tiran-3 dimodernisasi dan menerima sebutan Tiran-6. Hanya sejumlah kecil yang dikonversi karena tank tempur utama M60 buatan AS yang baru mulai berdatangan di Israel. Sebuah brigade tank kecil yang terdiri dari dua resimen tank yang diperbesar, masing-masing dilengkapi dengan 46 tank tank Tiran-6, sempat dibentuk. Tiran-6 kemudian digunakan oleh unit cadangan. Israel diketahui telah menjual sisanya ke berbagai negara. Israel tercatat mengirim sejumlah tank T-62 yang dirampas ke Angkatan Darat AS dan Jerman untuk tujuan pemeriksaan. Uji tembak yang dilakukan pada tank-tank ini membantu mengembangkan amunisi baru dan meriam kaliber 120 mm Jerman untuk digunakan di tank Leopard 2.

Sebuah Tiran-6 di Yad La-Shiryon. (Sumber: https://en.m.wikipedia.org/)

Israel merampas sejumlah kecil T-62 Suriah dan membuat adaptasi terbatas untuk dipakai oleh tentara mereka, termasuk dengan memasang peralatan radio buatan AS. Tiran 6 tidak dimodifikasi secara ekstensif seperti Tiran 4 dan 5. Dikatakan bahwa beberapa Tiran-6 dilengkapi dengan ubin pelindung reaktif “Blazer” pada glacis dan turret, tetapi itu masih harus dibuktikan dengan bukti foto. Tempat penyimpanan terbuka yang besar dipasang di bagian belakang turret, di mana sayangnya, peralatan yang disimpan dapat menghalangi palka untuk sistem pengeluaran kotak kartrid otomatis, dengan tempat penyimpanan berpenutup di sebelah kanan turret. Tempat ini mirip dengan yang dipasang pada Tiran 4 dan 5. Meriam 115 mm asli tetap dipertahankan, membuat IDF bergantung pada amunisi yang mereka rampas. Senapan mesin berat antipesawat 12,7 mm DShK 1938/46 untuk komandan digantikan oleh senapan mesin M1919 Browning 7.62mm, dengan dudukan senapan mesin Browning kedua di palka pemuat amunisi. Senapan mesin M2 Browning 12,7mm dapat dipasang pada mantel meriam utama sebagai pengukur tembakan jarak jauh. Tiran 6 tampaknya hanya dikerahkan secara operasional selama Operasi Perdamaian Untuk Galilea dan ditarik dari dinas operasional tak lama setelah itu karena kedatangan stok tank M60 dan M60A1 lebih lanjut dari AS membuat Israel tidak perlu lagi menggunakan T-62.

Irak

Pada tahun 1974, Angkatan Darat Irak memperoleh 100 T-62 dan 600 lainnya pada tahun 1976, yang dikirim hingga tahun 1979. Pada tahun 1982, 2.150 lainnya dipesan, yang dikirim pada tahun 1989. Tank-tank ini digunakan dalam konflik Irak-Kurdi dari tahun 1974 hingga tahun 1991. Dalam Perang Iran-Irak, T-62 Irak tampil baik melawan tank-tank Iran yang berhadapan, seperti M47, M48, M60A1 dan Chieftain. Dalam Operasi Nasr, pertempuran tank terbesar dalam perang, Iran kehilangan 214 tank Chieftain dan M60A1, sementara Irak kehilangan 45 tank T-62. Pasukan lapis baja Iran yang tersisa lalu berbalik dan mundur. Sekitar 200 T-62 Irak tercatat hilang di seluruh masa perang. Sebaliknya T-62 yang dioperasikan Irak memiliki performa yang buruk dibandingkan dengan tank M1 Abrams, kendaraan tempur infanteri M2/M3 Bradley dari Amerika dan tank Challenger 1 Inggris dalam Perang Teluk 1990-1991. Kurangnya perangkat optik berkemampuan tinggi, perangkat pengintai termal dan komputer balistik pada tank Irak dibandingkan dengan musuh mereka membuat tank-tank T-62 dan kendaraan tempur lapis baja Irak lainnya sangat rentan dan tidak mampu membalas menembak secara efektif melawan kendaraan lapis baja pasukan Koalisi. Divisi Lapis Baja ke-3 Irak sendiri kehilangan sekitar seratus tank T-62, sementara tidak ada tank Abrams atau Challenger yang hilang karena tembakan musuh. 1.500 T-62 diketahui masih ada dalam dinas aktif pada tahun 1991 dan sekitar 1000 pada saat menjelang invasi Amerika pada tahun 2003. Pasukan Kurdi PUK dan KDP peshmerga mungkin menggunakan sekitar 150 T-62 Irak yang mereka rampas.

Tank T-62 Irak dalam posisi terkubur tahun 1991. (Sumber: https://tanks-encyclopedia.com/)

Iran, Mesir, Suriah, dan Yaman

65 T-62 bekas Libya dibeli oleh Iran pada tahun 1981, diikuti oleh 100 dari Suriah pada tahun 1982, dan 150 Ch’ŏnma-ho dari Korea Utara pada tahun 1982. Hanya 50 unit yang tampaknya masih beroperasi hari ini. Tentara Mesir tercatat memesan 750 T-62 dari Uni Soviet pada tahun 1971, yang dikirim sampai tahun 1975. Terlambat untuk dipakai dalam perang Yom Kippur, mereka lalu dimodernisasi, dan hari ini 500 unit masih ada dalam dinas operasional sementara 100 unit lainnya disimpan di gudang penyimpanan. Versi modern tank ini adalah RO-115 Mark I (1980) dengan paket NORICUM, mesin diesel Inggris, amunisi yang lebih baik, penstabil dua bidang, komputer balistik, perangkat pengintai laser, FCS dari BMP-3 IFV, perangkat pelepasan asap, dan ERA. T-62E Mark II adalah modernisasi fase II pada pertengahan tahun 1990-an, dengan mesin MTU asal Jerman yang dibuat dengan lisensi baru (berkekuatan 880 hp), pemasangan meriam tank M68 kaliber 105 mm, dan FCS serta perangkat elektronik asal Italia, peluncur ATGM, ERA yang ditingkatkan dan lapisan armor pada side skirt, ditambah suspensi modern dan upgrade penuh perangkat NBC. Upgrade fase III (tahun 2004-2008) atau RO-120 Mark III bahkan lebih mengesankan, yang terdiri dari pemasangan meriam tank M-393 kaliber 120 mm buatan lokal yang dikembangkan oleh FSUE, dengan peningkatan elevasi dan depresi (7° dan +15°), mesin MTU yang ditingkatkan diesel, dan armor yang ditingkatkan dengan bobot totalnya menjadi 46,5 ton. Suriah tercatat memesan 500 T-62 pada tahun 1973, dan dikirimkan 200 lagi dari Libya pada tahun 1978, dan 300 lagi bekas Soviet pada tahun 1982. Mereka diuji dengan keras selama perang tahun tahun 1973, dimana dinilai berkinerja cukup baik dalam posisi statis atau dalam pertempuran malam. Selama invasi Israel ke Lebanon pada tahun 1982, T-62 Suriah kalah kelas dengan daya tembak atau perlindungan lapis baja yang disediakan oleh tank Merkava Israel. Pada tahun 1990-an, terdapat model M dan K, dan tampaknya total 1.000 tank tercatat digunakan pasukan Suriah. T-62 telah digunakan baru-baru ini melawan Tentara Pembebasan Suriah, yang pada gilirannya merampas beberapa tank ini. Mereka masih beroperasi sejak awal perang saudara pada tahun 2011. Di tempat lain, selama perang Yaman, Yaman Selatan menerima 50 T-62 dari Uni Soviet pada tahun 1979, 100 lagi pada tahun 1981-82 dan 120 lagi pada tahun 1989. Yaman Utara atau Republik Arab hanya menerima 19 T-62 di antaranya pada tahun 1979. Kira-kira beberapa T-62 dirampas oleh pihak Pemberontak Yaman Selatan, sementara 56 unit lainnya dibeli dari Bulgaria pada tahun 1994.

T-62A Iran dari Brigade pengawal revolusi, perang Iran-Irak, awal 1980-an. (Sumber: https://tanks-encyclopedia.com/)
Varian T-62 Mesir dengan ATGM atau Sakr MLRS. (Sumber: https://twitter.com/)
Ilustrasi T-62 Suriah tahun 1982. (Sumber: https://www.1zoom.me/)

Libya

150 dari tank T-62 dipesan Libya pada tahun 1973, kemudian 400 pada tahun 1976, dan 250 pada tahun 1978, dan mungkin lebih dari 900 unit (sekitar 170 masih dipakai menjelang jatuhnya Muhammar Ghadaffi dan pecahnya perang saudara pada tahun 2011). T-62 Libya pertama kali dikerahkan melawan Angkatan Bersenjata Nasional Chad (FANT) di Jalur Aouzou sekitar bulan September 1986. Tank-tank tersebut juga merupakan bagian integral dari satuan tugas senjata gabungan seukuran brigade yang diperintahkan untuk mengusir pasukan Chad yang setia kepada Pemerintah Persatuan Nasional Transisi (GUNT) dari Pegunungan Tibesti pada bulan Desember berikutnya. Selama Perang Toyota, beberapa T-62 dihancurkan dari jarak menengah oleh rudal anti-tank MILAN yang dipasang pada kendaraan teknikal Chad. Menurut laporan after-action Prancis yang dirilis pada bulan Maret 1988, beberapa T-62 juga dilumpuhkan oleh mobil lapis baja FANT Panhard AML-90 dengan tembakan dari samping atau belakang. Sisa-sisa T-62 di Libya diketahui digunakan oleh dan melawan Tentara Pembebasan Nasional serta suku-suku pemberontak pada tahun 2011.

Tank T-62 Libya. Sisa-sisa T-62 di Libya diketahui digunakan oleh dan melawan Tentara Pembebasan Nasional serta suku-suku pemberontak pada tahun 2011. (Sumber: https://warisboring.com/)

Kuba dan Negara-negara Afrika

T-62 pertama tiba di Kuba pada tahun 1976. Saat ini sekitar 400 tank T-62 ada dalam dinas operasional dengan angkatan bersenjata Kuba dan sekitar 100 berada di gudang penyimpanan. Mereka telah dimodernisasi dengan standar T-62M dengan lapisan armor tambahan, peralatan laser dan sistem pengendalian penembakan. Sebuah brigade lapis baja Kuba dengan tank-tank T-62 digunakan bertempur melawan Somalia selama Perang Ogaden di Ethiopia. Tank-tank T-62 Kuba juga dikerahkan ke Angola selama intervensi panjang Havana di negara itu. Bersama dengan tank T-55 dan T-54B, mereka pada awalnya digunakan untuk mempertahankan instalasi strategis, seperti Matala, lokasi pembangkit listrik tenaga air Angola yang penting yang diawaki oleh para insinyur Soviet. Tank-tank T-55 lebih umum digunakan untuk tugas tempur, dan selama Pertempuran Cuito Cuanavale hanya satu batalion T-62 Kuba yang ambil bagian dalam pertempuran. Kondisi ini berubah pada bulan Maret 1988, ketika Kuba mulai menyusun divisi senjata gabungan untuk melakukan manuver mengapit menuju perbatasan Afrika Barat Daya (Namibia). Ini termasuk sebuah brigade dengan setidaknya 40 tank T-62, yang diidentifikasi sebagai Brigade Tank ke-40, Brigade Tank ke-80, atau “Resimen Tank Havana”. Tank-tank Kuba diketahui bentrok dengan unit lapis baja pasukan pertahanan Afrika Selatan di Cuamato dan lagi di Calueque tanpa mengalami kerugian serius. Selama Perang Ogaden, tank-tank T-62 Kuba digunakan untuk melawan Tentara Nasional Somalia. 380 T-62 saat ini masih ada dalam dinas operasional, dan dimodernisasi menjadi standar T-62M. Sementara itu Tentara Ethiopia kemudian turut membeli T-62 dan menggunakannya untuk melawan pasukan gerilyawan. Tentara Ethiopia masih mengoperasikan 100 tank T-62 sampai hari ini. Beberapa dipakai di Eritrea. Mereka digunakan melawan gerilyawan selama Perang Saudara Ethiopia dan Perang Saudara Ethiopia-Eritrea tahun 1988. Beberapa T-62 tampaknya digunakan dalam Perang Sahara Barat 1975-1991 oleh tentara Maroko melawan gerilyawan front Polisario. Di Aljazair terdapat konversi tank T-62 dengan turret Berezhok asal Rusia yang dilengkapi senjata kaliber 30 mm. Turret asli tank T-62 ini telah dilepas dan diganti dengan turret Berezhok Rusia, yang dipersenjatai dengan kanon otomatis kaliber 30 mm dan empat peluru kendali anti-tank Kornet. Setidaknya beberapa tank T-62 Aljazair ditingkatkan dengan cara ini dan ada dalam dinas operasional dengan angkatan bersenjata Aljazair. Kendaraan pendukung tembakan ini pertama kali diungkapkan kepada publik pada tahun 2022.

T-62M Kuba dalam Parade. (Sumber: https://www.moddb.com/)
T-62 Aljazair dengan turret Berezhok asal Rusia yang dilengkapi senjata kaliber 30 mm. (Sumber: https://www.secretprojects.co.uk/)

Asia

100 T-62 dipesan untuk tentara Kerajaan Afghanistan pada tahun 1973, yang dikirim hingga tahun 1976, dan 155 lainnya pada tahun 1979 (tipe M dan M1), yang dikirim hingga tahun 1991. Mereka digunakan oleh semua pihak selama perang, baik oleh Uni Soviet, Aliansi Utara, dan kemudian Taliban. Pada bentrokan perbatasan tahun 1969 dengan Uni Soviet, Cina seperti disebut diatas merampas satu T-62 di dekat sungai Ussuri. Tank itu kemudian dipelajari secara menyeluruh sejak Soviet memutuskan bantuan teknis mereka bertahun-tahun sebelumnya dan memiliki beberapa pengaruh pada peningkatan desain tank lokal, yang sebelumnya didasarkan pada tipe T-54A. Sementara itu 280 tank T-62 Ex-Soviet beroperasi di beberapa brigade, yang diteruskan ke tentara Kazakhstan pada tahun 1991. Pada tahun 2005, hanya 70 yang yang masih tercatat digunakan. 100 T-62 dipesan dan dikirim hingga tahun 1975 di Mongolia, dan tampaknya lebih banyak lagi yang masih beroperasi pada tahun 2011. Di Korea Utara 500 tank T-62 total dipesan dalam dua batch (tahun 1970 dan 1974), yang dikirim hingga tahun 1978, kemungkinan besar dari Cekoslovakia. Tank Ch’ŏnma-ho dirancang dan kemudian diproduksi secara lokal sebagai salinan dari T-62. Sekitar 1.200 di antaranya beroperasi pada tahun 1980-an dan tampaknya 1.000 tank lokal ini dan T-62 masih dipakai Korea Utara pada tahun 2011. Sementara itu Uzbekistan tampaknya memiliki 179 T-62 dan masih ada 170 yang masih terdaftar dipakai pada tahun 2005. Tajikistan memiliki tiga T-62 di gudang senjatanya, dan Turkmenistan tujuh. 200 T-62 tercatat dipesan Vietnam pada tahun 1978, dan dikirim hingga tahun 1979, dan kemungkinan merupakan buatan Ceko. Mereka mungkin tidak digunakan dalam pertempuran melawan Cina di utara (antara bulan Februari-Maret 1979 dalam “Perang Indochina Ketiga”) karena semua unit yang dikerahkan di sini adalah resimen infanteri dan milisi, tetapi dipersenjatai dengan senjata RPG. Rupanya 220 tank masih terdaftar dioperasikan Angkatan Darat Vietnam pada tahun 2011. 

Tank Ch’ŏnma-ho buatan Korea Utara yang didasarkan pada desain T-62. (Sumber: https://www.tanks-encyclopedia.com/)
T-62 Angkatan Darat Vietnam. (Sumber: https://www.flickr.com/)

SPESIFIKASI (T-62)

Bobot : 37 ton (41 short ton; 36 long ton)

Panjang : 9.34 m (30 ft 8 in) dengan laras mengarah kedepan; 6.63 m (21 ft 9 in) lambung saja

Lebar : 3.30 m (10 ft 10 in)

Tinggi : 2.40 m (7 ft 10 in)

Kru : 4 (komandan, pengemudi, penembak, pengisi amunisi)

Lapisan baja

Turret cor

Turret bagian depan 214 mm (242 mm setelah tahun 1972)

Turret samping 153 mm

Turret belakang 97 mm

Atap turret 40 mm

Lambung

102 mm pada sudut 60° di lambung depan

79 mm pada lambung bagian atas

15 mm pada lambung bagian bawah

46 mm pada sudut 0° di lambung bagian belakang

20 mm pada dasar lambung

31 mm pada atap hull

Persenjataan Utama : Meriam smoothbore U-5TS (2A20) kaliber 115 mm

Persenjataan Pendukung : Senapan mesin serba guna koaksial PKT kaliber 7,62 mm (2500 peluru); Senapan mesin berat antipesawat DShK 1938/46 kaliber 12,7 mm (opsional hingga T-62 Obr.1972)

Mesin : V-55 12-cylinder 4-stroke one-chamber 38.88-liter water-cooled diesel berkekuatan 581 hp (433 kW) pada kecepatan 2,000 rpm

Perbandingan daya/bobot : 14.5 hp/ton (10.8 kW/ton)

Suspensi : torsion bar

Ground clearance : 425 mm (16.7 in)

Kapasitas bahan bakar : 960 L; 1360 L dengan dua tangki bahan bakar ekstra berkapasitas 200 liter

Jangkauan operasional : 450 km (280 mi) di jalan raya (650 km (400 mi) dengan dua tangki bahan bakar ekstra 200 l (53 gal AS; 44 imp gal)); 320 km (200 mi) medan berat (450 km (280 mi) dengan dua tangki bahan bakar ekstra 200 liter)

Kecepatan Maksimum : 50 km/jam (31 mph) di jalanan; 40 km/jam (25 mph) cross country

Diterjemahkan dan ditambahkan kembali dari:

T-62 by David.B David.B

https://www.google.com/amp/s/tanks-encyclopedia.com/coldwar/ussr/soviet_t-62.php%3Famp

https://en.m.wikipedia.org/wiki/T-62

T-62

https://thesovietarmourblog.blogspot.com/2015/12/t-62.html?m=1

T-62 Tanks

https://www.globalsecurity.org/military/world/russia/t-62.htm

T-62 Medium tank

https://www.military-today.com/tanks/t62.htm

T-62

https://wiki.warthunder.com/T-62

T-62

http://www.army-guide.com/eng/product165.html

RUSSIAN T-62 TANKS: BLESSING OR A CURSE? by SOFREP; Jul 13, 2022

https://sofrep.com/news/will-history-repeat-itself-the-cost-of-deploying-t-62-tanks-to-russian-forces/

T-62 TANK: RUSSIA’S SOVIET-ERA FALLBACK IN UKRAINE By JON GUTTMAN; 7/11/2022

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *