Sejarah Militer

Teror Lapis Baja: Kekuatan Tank Pakta Warsawa Dalam Perang Dingin

Selama lebih dari 30 tahun Perang Dingin, sejumlah besar armada tank negara-negara NATO dan Pakta Warsawa telah siap untuk mengubah wilayah Eropa menjadi semacam medan perang seperti yang dulu pernah terjadi di kawasan Prokhorovka dalam rangkaian Pertempuran Kursk tahun 1943, namun dalam skala yang sangat besar dan lebih mematikan. Untungnya dalam Perang Dingin senjata nuklir, kemudian telah mencegah para pihak melakukan pertempuran berdarah. Meskipun akhirnya tidak terjadi peperangan antara NATO dan Pakta Warsawa, namun banyak orang sering bertanya pada diri sendiri mengenai “apa yang akan terjadi, jika perang diantara keduanya benar-benar pecah?” Jawaban pasti tentunya sukar ditentukan, orang hanya bisa menebak-nebak saja. Dengan sekarang permusuhan barat dan timur sudah mereda dan sementara NATO masih eksis, sedangkan pakta Warsawa sudah bubar, orang-orang di masa kini, yang mungkin sudah jauh dari kenangan masa-masa Perang Dingin, penasaran dengan seberapa besar dan kuat armada tank Pasukan Pakta Warsawa di masa puncak konfrontasi yang membuat Eropa Barat benar-benar ketakutan. Berikut adalah paparan kekuatan dan skenario penggunaan armada tank Pakta Warsawa, jika pecah konflik dengan negara-negara NATO.

Pada masa Perang Dingin, jika sampai pecah konflik antara Pakta Warsawa dan NATO, maka armada tank Pakta Warsawa akan menjadi momok yang menakutkan bagi pasukan NATO. (Sumber: https://partisan1943.tumblr.com/)

KEKUATAN TANK PAKTA WARSAWA 

Pakta Warsawa adalah sebuah aliansi pertahanan Multilateral yang dibentuk pada tanggal 14 Mei 1955. Aliansi ini didirikan sebagai tanggapan atas pembentukan NATO oleh negara-negara Eropa Barat dan kebutuhan Soviet akan sebuah komando bersama untuk “melindungi” wilayah Eropa Timur yang menjadi lingkup pengaruhnya. Anggota asli dari Pakta Pertahanan ini, sebenarnya termasuk Albania, yang kemudian menarik diri pada tahun 1968, sehingga tinggal menyisakan: Bulgaria, Rumania, Hungaria, Cekoslovakia, Jerman Timur (GDR), dan Polandia, selain tentunya Uni Soviet sebagai anggota. Sementara itu, meski Pakta Warsawa hanya berkomitmen untuk mempertahankan wilayah Eropa saja, namun para anggotanya secara umum tunduk dibawah kontrol dan kepentingan Uni Soviet, dan tentara Soviet diketahui secara permanen ditempatkan di wilayah Polandia, Jerman Timur, Cekoslovakia dan Hungaria. Penempatan tentara Soviet sendiri di Hungaria dan Cekoslovakia pada faktanya juga terkait sejarah “pembangkangan” negeri-negeri ini terhadap Soviet di masa lalu. Jika dibandingkan dengan NATO, aliansi Pakta Warsawa, menunjukkan ciri-ciri perbedaan yang jelas. Yang paling utama adalah, mengenai kebebasan masing-masing anggotanya. Di antara anggota NATO, Prancis misalnya tidak begitu terikat secara militer, Islandia, meski merupakan anggota, namun jarang menghadiri pertemuan rutin, sedangkan Turki dan Yunani malah jarang berbicara satu sama lain karena sejarah permusuhan keduanya. Sebaliknya di aliansi Pakta Warsawa, disiplin yang relatif ketat diberlakukan atau dipaksakan oleh anggotanya yang terkuat, yakni Uni Soviet. Secara total kekuatan negara-negara anggota non-Soviet menyumbang kekuatan setara 55 Divisi (satuan yang umumnya berkekuatan 10.000-20.000 prajurit, 2 atau lebih divisi akan membentuk satuan setingkat korps, 2-4 Korps akan membentuk satuan setingkat Tentara/Army). Pada masa puncaknya, armada tank tentara Pakta Warsawa sangatlah besar. Diperkirakan kekuatannya mencakup sekitar 53.000 tank Soviet dan sekitar 12.000-15.000 tank dari negara-negara Eropa Timur lainnya. Namun, tidak semua tank-tank ini direncanakan untuk digunakan dalam konflik militer yang kemungkinan pecah dengan negara-negara NATO, yang total memiliki kekuatan sekitar 35.000 lebih tank.

Logo aliansi militer Pakta Warsawa yang didirikan pada tanggal 14 Mei 1955. Berbeda dengan anggota NATO yang masing-masing anggotanya lebih memiliki kebebasan dalam bersikap, anggota Pakta Warsawa lebih terikat pada kebijakan dari anggota terkuatnya, yakni Uni Soviet. (Sumber: https://en.wikipedia.org/)

Disamping itu, sebagian besar armada tank Pakta Warsawa berasal dari generasi tua, yakni dari tank jenis T-54A dan T-55, yang umumnya menjadi bagian kekuatan di unit-unit divisi kelas dua yang ditempatkan di bagian tengah Uni Soviet. Jika perang dimulai, mereka bisa dipindahkan ke wilayah barat, tetapi mereka tidak dapat berpartisipasi dalam pertempuran awal. Selain itu, sejumlah besar pasukan Soviet yang signifikan juga ditempatkan di perbatasan dengan China, tetapi peralatan unit-unit di Timur Jauh tidak lebih baik daripada unit-unit yang ada di Rusia Tengah. Meski diatas kertas nampak besar kekuatannya, namun jika melihat perkembangan geopolitik pada masa puncak perang dingin, sebenarnya potensi kekuatan Soviet kalah jumlah 260 divisi (gabungan NATO dan China), dengan pihak Soviet hanya bisa mengerahkan 180 divisi. Pihak NATO bisa mengerahkan kekuatan sampai 3,25 juta personel, sedangkan China sendiri punya 5 juta personel cadangan terlatih. Kondisi ini lah yang kemudian menjadi dasar kenapa Soviet perlu mempertahankan kekuatan darat yang besar. Sementara itu, pasukan dari negara-negara Pakta Warsawa mewakili gambaran yang agak beraneka ragam. Secara umum, mereka dibagi menjadi “kelompok utara”, yang terdiri dari: GDR (Jerman Timur), Polandia, Cekoslovakia dan dan “kelompok selatan”, yang terdiri dari Bulgaria, Hongaria dan Rumania. Total ada sekitar 23 Divisi yang dikerahkan oleh Pakta Warsawa di Eropa Timur dan 30 divisi selebihnya ada di wilayah barat Uni Soviet. Menghadapi kekuatan ini, pihak NATO diperkirakan “hanya” bisa mengerahkan 9 Divisi (jika tidak dilakukan mobilisasi umum) asal Amerika, Inggris, dan Prancis, yang semakin menunjukkan tidak berimbangnya nominal kekuatan yang saling berhadapan di wilayah Eropa Barat. Sementara itu, meski kekuatannya nampak besar, namun jumlah personel dari unit-unit militer Soviet umumnya lebih kecil dari standar unit-unit NATO, walau ini tidak berarti bahwa daya tembaknya lebih kecil. Misalnya, unit Divisi mekanis Soviet berkekuatan 13.000 personel dibanding 16.000 di divisi mekanis asal Amerika. Disamping itu, kategori kesiapan dan perlengkapan tempur dari divisi-divisi ini dibagi dalam 3 kategori utama, yakni:

Tentara Hongaria di atas kendaraan artileri self-propelled 2S1 Gvozdika. Secara umum kekuatan unit-unit Pakta Warsawa dibagi menjadi 3 kategori tingkat kesiapannya, begitu juga dalam hal kualitas masing-masing militer dari negara-negara anggota. (Sumber: https://partisan1943.tumblr.com/)

Sementara itu, tentara dari negara-negara kelompok utara umumnya diperlengkapi dengan lebih baik dan, berdasarkan lokasi geografis negara-negara tersebut, mereka diharapkan untuk bisa memainkan peran penting jika terjadi konflik. Di pihak lain, dari negara-negara kelompok selatan, Rumania sedari awal dianggap sebagai sekutu yang meragukan, dan Bulgaria yang lemah diperkirakan tidak akan dapat menawarkan bantuan yang berarti. Soviet sendiri selama Perang Dingin memberikan perhatian khusus untuk memperlengkapi tentara negara-negara Eropa Timur, sesuai dengan situasi dan kondisi masing-masing. Untuk mengenali kekuatan Pakta Warsawa ini, badan-badan intelijen NATO telah berusaha mati-matian untuk menentukan jenis-jenis peralatan militer yang digunakan oleh divisi-divisi Polandia, Jerman, dan Cekoslowakia, namun hasilnya sangat minim. Komando Soviet sendiri telah memperhitungkan dan mengamati pengalaman Perang Dunia II, ketika Tentara Polandia yang berafiliasi dengan mereka dilengkapi sepenuhnya dengan senjata-senjata buatan Soviet. Oleh karena itu, komando Soviet tidak hanya tertarik pada jenis peralatan yang digunakan oleh tentara Sekutunya, tetapi juga pada kesiapan tempur mereka.

Tentara Rumania saat latihan. Militer Rumania, meski memiliki kekuatan cukup besar dan mandiri, namun bukan sekutu yang bisa dipercaya oleh Soviet, disamping kualitasnya juga meragukan. (Sumber: https://partisan1943.tumblr.com/)

Tank Soviet secara umum dapat dibagi menjadi tiga generasi. Tipe generasi pertama, yakni tipe T-54A dan T-55, menyumbang sekitar 38% armada Angkatan Darat Soviet dan 85% armada Angkatan Darat Sekutunya. Setiap dekade, program dilakukan untuk meng-upgrade ulang tank-tank tipe lama, yang kemudian akan menerima peningkatan kemampuan, semisal diberi penambahan perangkat laser range finder baru, sistem pengendalian tembakan yang lebih baik, serta proteksi lapis baja tambahan. Tank tua yang dimodifikasi ini hampir tidak pernah ditemukan di divisi-divisi Soviet yang ditempatkan di Wilayah Barat, tetapi ada banyak dari mereka, misalnya, ditempatkan di perbatasan dengan Turki. Sementara itu, tank generasi kedua, yakni tipe T-62 diketahui menyumbang sekitar 24% dari armada tank Angkatan Darat Soviet. Di tentara negara-negara Pakta Warsawa lainnya, tank ini praktis tidak digunakan, kecuali oleh Bulgaria, yang menerima sekitar 250 unit antara tahun 1970-74. Tank T-62 sendiri bukanlah tank yang benar-benar baru, tank ini tidak lain adalah versi tank T-55 yang kemampuannya ditingkatkan, dengan dipersenjatai meriam yang lebih kuat. Tank T-62 umumnya malah dijual di negara-negara klien Soviet diluar Pakta Warsawa, terutama di kawasan Afrika dan Timur Tengah. Tipe tank pertama dari generasi ketiga tank Pakta Warsawa adalah tank T-64, yang menyumbang sekitar 18% dari total armada Angkatan Darat Soviet. Menurut karakteristiknya, T-64 berada di level yang setara dengan tank Barat modern, seperti M-60A3 dan Chieftain, tetapi memiliki kaliber meriam yang lebih besar dari lawan-lawan baratnya. Produksi T-64 dihentikan pada paruh kedua tahun 80-an. Dalam kemungkinan perang antara NATO dan Pakta Warsawa, tank Soviet tipe T-64 akan menjadi yang paling umum digunakan. Selain T-64, tank generasi ketiga tank Pakta Warsawa adalah tank T-72, yang merupakan versi T-64 yang disederhanakan dan lebih murah dibuat, dengan tetap mempertahankan karakteristik tempur pendahulunya itu. T-72 adalah tank pertama dari generasi baru yang dipasok oleh Uni Soviet ke negara-negara sekutunya. Selain itu, ijin pembuatannya secara lisensi T-72 diberikan pada Polandia dan Cekoslovakia. Tank T-72 menyumbang sekitar 16% dari jumlah pasukan tank Soviet dan sekitar 5-10% dari jumlah tank tentara negara-negara Eropa Timur. Sementara itu, tank baru yang terakhir muncul sebelum runtuhnya Pakta Warsawa adalah tank T-80. Tank ini adalah pengembangan lebih lanjut dari tank T-64 dan T-72, namun sulit untuk membandingkannya setara dengan tank Barat modern seperti M1 Abrams, Leopard 2 atau Challenger. Tank T-80 menyumbang kurang dari 10% dari total armada tank Soviet dan terkonsentrasi terutama di unit-unit yang ditempatkan di wilayah Jerman Timur. 

Tank T-55 AD Polandia saat berparade di Warsawa tahun 1969. T-55 adalah tipe tank tertua yang aktif digunakan dan banyak dimiliki anggota Pakta Warsawa, meski demikian tank ini tetap menjadi mayoritas kekuatan lapis baja Pakta Warsawa. (Sumber: https://partisan1943.tumblr.com/)
T-62, tank generasi kedua anggota Pakta Warsawa. Tank ini kurang begitu populer di lingkup negara-negara anggota Pakta Warsawa, serta umumnya hanya digunakan oleh pasukan Soviet dan Bulgaria. (Sumber: https://kamakovn.biz/)
T-64B1, tank generasi ketiga Pakta Warsawa, tank ini secara eksklusif digunakan oleh pasukan Soviet saja. (Sumber: https://partisan1943.tumblr.com/)
Tank Soviet T-72 selama latihan militer Zapad-81. T-72 hadir sebagai komplemen yang lebih murah dari tank T-64. Tank ini menjadi perlengkapan premium bagi unit-unit lapis baja negara-negara Pakta Warsawa Non-Soviet. (Sumber: https://partisan1943.tumblr.com/)

Pasukan tank Soviet sangatlah banyak, namun banyak diantaranya dilengkapi oleh tank-tank tua. Untuk melengkapi kembali Pasukan Tank Angkatan Darat Soviet sepenuhnya dengan tank baru, setidaknya dibutuhkan waktu sekitar 20 tahun. Tentu saja, untuk sementara waktu, tank-tank lama diremajakan kemampuannya secara berkala, meskipun hal ini tidak menyelesaikan semua masalah. Tank Soviet umumnya memiliki kecepatan yang tinggi, lapisan baja yang bagus, dan senjata yang kuat, tidak kalah dengan model Barat dalam parameter ini. Tetapi desain tank Soviet jelas menunjukkan keinginan mereka untuk menciptakan kendaraan yang secara overall berteknologi cukup tinggi (meski bukan yang terbaik) namun murah, sehingga cocok untuk diproduksi massal. Oleh karena itu, dillihat dari masing-masing spesifikasinya, tank Soviet umumnya berteknologi lebih rendah daripada tank-tank Amerika, dimana kekurangan ini lalu diimbangi dengan jumlah keseluruhannya yang jauh lebih unggul.

KELOMPOK PASUKAN TANK SOVIET DI JERMAN TIMUR

Kelompok tempur penyerang utama pasukan Soviet di Eropa Timur adalah kelompok yang ditempatkan di wilayah Jerman Timur (GDR). Kelompok ini umumnya memiliki perlengkapan yang lebih baik daripada militer negara-negara sekutu Pakta Warsawa lainnya. Di masa damai, satuan itu terdiri dari 8 divisi mekanis dan 11 divisi tank, yang digabungkan dalam lima satuan setingkat Army. Selain itu, setiap satuan Army memiliki sebuah resimen tank terpisah. Secara total, kelompok tempur ini memiliki 5700 unit tank, dimana 2000 tank lainnya berada di eselon satuan cadangan, unit pelatihan, dan unit pendukung lainnya. Setiap divisi tank Soviet umumnya dilengkapi oleh yang berjumlah sekitar 325 tank, sementara divisi mekanis dilengkapi dengan 260 tank. Armada tank di grup tempur ini terus diperbarui. Tank paling banyak diantara satuan-satuan ini adalah tank tipe T-64A dan T-64B, yang mencakup sekitar 65% dari total armada yang dimiliki. Pada tahun 1981, tank T-80 terbaru mulai berdatangan, jumlah mereka akhirnya mencapai 15% dari total kekuatan. Tank tertua dari Western Group of Forces (nama lain kelompok tempur ini) adalah tank T-62, yang terhitung sekitar 15% dari total kekuatannya. Tank-tank ini sebagian besar berada di resimen tank terpisah, unit pelatihan, dan unit-unit pendukung lainnya.

Tank T-80B di Jerman Timur, yang mulai berdatangan tahun 1981. T-80B kemudian melengkapi 15% kekuatan tank pasukan Soviet yang ditempatkan di Jerman Timur. (Sumber: https://www.sinodefenceforum.com/)

Pada akhir tahun 80-an Tentara Soviet mulai menggunakan kamuflase multi-warna. Manual mengenai jenis kamuflase militer Soviet selalu menyebutkan kamuflase multiwarna, tetapi dalam praktiknya belum pernah digunakan sebelumnya. Warna primer yang umumya digunakan adalah warna zaitun No. 2. Cat warna hijau tua ini, kira-kira warnanya mirip dengan warna kamuflase Amerika jenis FS 34077. Awalnya, cat ini digunakan pada sebagian kendaraan, dan cat lama digunakan untuk mengecat bagian-bagian lainnya. Misal cat hitam No. 2 (untuk mengecat running gear kendaraan), warna hitam aspal No. 4 (untuk mengecat permukaan baja kecuali running gear), warna abu-abu perak No. 1 (untuk permukaan luar bagian baja alloy), warna coklat No 2 (untuk mengecat permukaan baja karbon, termasuk laras meriam), warna kuning No 1 (untuk bagian baja dan aluminium). Cat kamuflase khusus dikabarkan telah digunakan sejak pertengahan tahun 80-an. Warna enamel yang paling umum digunakan adalah: hijau ZIL-508M, hitam CV-714, pasir PChV-6, merah-coklat PCV-26, coklat tua PC-113 dan putih CV-1. Pola kamuflase diaplikasikan secara tradisional. Bintik-bintik merah-coklat (PCV-2) dan hitam (CV-26) diaplikasikan pada warna utama (zaitun No 714). Nomor taktis pada kendaraan dicat dengan cat warna putih. Manual Order No. 50 (tahun 1982) mengatur penomoran taktis yang akan diterapkan pada setiap tank, namun jenis nomornya dapat disesuaikan dengan jenis kamuflase yang digunakan. Menurut manual itu, angka-angka yang digunakan harus berukuran tinggi 20-40 cm dan lebar 2/3 dari tingginya. Di musim panas, nomor harus dicat dengan warna putih, dan di musim dingin, dengan warna merah atau hitam.

T-64A, produksi akhir tahun 1977. Tank ini menggunakan pola kamuflase Pasir musim gugur tiga warna yang diganti dengan warna putih yang bisa dihapus. (Sumber: https://tanks-encyclopedia.com/)

Tentara yang ditempatkan di Cekoslovakia tercatat menggunakan kamuflase multiwarna selama 15 tahun. Untuk kamuflase digunakan cat tempera yang berumur pendek, karena warna kamuflase hanya diterapkan selama latihan musim panas. Warna paling populer adalah warna oker dan merah-coklat. Terdapat foto-foto yang beredar di mana terlihat jelas bahwa batas antara warna berbeda dibingkai dengan cat warna hitam. Pada lustrasi dibawah ini menunjukkan sebuah tank, yang merupakan contoh bagus dari kendaraan Pakta Warsawa. Tank ini dilengkapi dengan lapisan baja tambahan, yang dipasang di kedua sisi turret, serta sistem pengendalian tembakan Kladivo buatan Ceko dan perangkat pengukur jarak laser (semua ini terletak di atas laras meriam), sementara anemometer dipasang di bagian belakang turret. Pada lapisan bajanya tergambar miniatur bendera Cekoslovakia. Sementara itu, meskipun pasukan darat Soviet telah menggunakan kamuflase untuk tank-tank nya, namun tidak semua kendaraan, seperti T-64B dibawah ini, menggunakan cat kamuflase. Tank ini seluruhnya dicat dengan cat zaitun No. 2. Untuk identifikasi cepat tank menggunakan cat garis-garis putih, membentuk salib jika dilihat dari atas. Garis silang pada salib dapat dilihat pada ilustrasi tersebut, dan garis longitudinal dicat di sepanjang garis tengah tangki melewati lapisan armor frontal pada bagian lambung, di sepanjang turret (tanpa menyentuh laras) dan lebih jauh di sepanjang penutup mesin. Lambang berbentuk salib ini sering digunakan oleh Angkatan Darat Soviet, termasuk pada tahun 1940-an di Negara-negara Baltik, dan pada tahun 1945, selama operasi perebutan Berlin, dan pada tahun 1968, saat invasi di Cekoslowakia. Keuntungannya pemberian cat semacam ini terletak pada kenyataan bahwa pengaturan ini memungkinkan kru dengan cepat mengidentifikasi tank kawan, tidak hanya dari darat, tetapi juga dari udara. Di masa damai, lambang salib ini juga digunakan selama latihan sebagai penanda tank musuh dalam latihan. Selain itu penanda satuan tradisional juga dapat diidentifikasi pada tank. Angka pada bagian atas menunjukkan asal resimen, dan angka bagian bawah menunjukkan nomor tank. Pada akhir tahun 80-an, muncul aturan yang mewajibkan adanya penanda pada kotak samping dan tangki bahan bakar pada tank tipe T-64, T-72 dan T-80. Ini biasanya berisi keterangan tulisan mengenai tipe suku cadang (alat dan instrumen) dan bahan bakar yang digunakan oleh tank. Kedua label informasi ini diilustrasikan di bagian inset.

Tank T-64B, dari Grup Sentral Pasukan Soviet, di Cekoslowakia, tahun 1988. (Sumber: https://en.topwar.ru/)

ANGKATAN DARAT JERMAN TIMUR (GDR) 

Angkatan Darat Tentara Rakyat Nasional GDR (National Volksarmee – NVA) memiliki hubungan dekat dengan Tentara Soviet. Jika terjadi perang, divisi-divisi Jerman Timur akan dimasukkan ke dalam front Angkatan Darat Soviet. Hal ini tercermin dari kualitas perlengkapan Angkatan Darat GDR – NVA, yang dilengkapi dengan lebih baik daripada satuan lain yang setara dari negara-negara Pakta Warsawa lainnya. NVA diketahui terdiri dari empat divisi mekanis dan dua divisi tank. Unit-unit ini ditempatkan di sepanjang garis depan bersama dengan satuan-satuan asal Soviet. Tank utama dari Angkatan Darat GDR adalah tank T-55, yang menyumbang sekitar 80% kekuatannya. 20% sisanya adalah versi tank modern T-72B “Slingshot” dan T-72G, terutama buatan Polandia atau Cekoslovakia. Jumlah tank-tank baru terus meningkat dengan berjalannya waktu. Sementara itu, GDR meski merupakan salah satu negara pembentuk Pakta Warsawa tahun 1955, namun keberadaannya hanya diakui oleh negara-negara komunis. Militer Jerman Timur adalah satu-satunya militer negara anggota Pakta Warsawa yang tidak memiliki komando militer nasional. Semua kekuatan militernya ada dibawah komando militer pusat di Moskow. Disamping itu, kekuatan besar dari militer Jerman Timur, tetap saja lebih kecil dari kekuatan Grup Tentara Soviet yang ditempatkan disana. Tentara GDR tidak menggunakan warna kamuflase multi-warna di musim panas. Hanya di musim dingin, mereka dicat dengan cat putih yang bisa dihapus dan diaplikasikan di atas warna hijau tua standar. Sebenarnya tidak ada standar resmi untuk kamuflase musim dingin, semuanya tergantung pada selera kru. Oleh karena itu, kamuflase tiap tank bersifat individual. Pada akhir tahun 1970an Angkatan Darat Jerman Timur diperkirakan memiliki kekuatan 2500 tank dan 220 kendaraan pengintai, sementara pada masa puncaknya, sebelum Perang Dingin berakhir, AD Jerman Timur dilengkapi dengan 690 tank T-54 (ada di unit cadangan), 2099 tank T-55 (kemudian diupgrade menjadi standar T-55AM), dan 583 tank T-72 (digunakan oleh unit panzer terbaik).

Deretan Tank T-55 AD Jerman Timur. Diantara negara-negara Pakta Warsawa, militer Jerman Timur dianggap sebagai salah satu yang terbaik dan mendapat prioritas pertama dalam pengadaan persenjataan terbaru. (Sumber: https://partisan1943.tumblr.com/)
Tank T-72 Jerman Timur saat latihan. (Sumber: https://partisan1943.tumblr.com/)

ANGKATAN DARAT CEKOSLOVAKIA

Angkatan Darat Tentara Rakyat Cekoslowakia (CSLA) juga diperlengkapi dengan cukup baik, terutama berkat industri pertahanan Cekoslovakia yang maju. Karena Cekoslovakia memiliki perbatasan yang sama dengan wilayah Jerman, komando Soviet sangat memperhatikan untuk menjaga kesiapan tempur yang tinggi dari tentara Angkatan Darat Cekoslovakia. Meski demikian tidak semua unit Cekoslovakia dilengkapi dengan peralatan yang lengkap. Ini terutama berlaku pada unit-unit yang ditempatkan di wilayah Slovakia. CSLA sendiri adalah tentara Eropa Timur pertama yang meningkatkan kemampuan tank T-55 miliknya. Langkah pertama adalah dengan melengkapi tank-tank ini dengan sistem pengendalian penembakan Kladivo. Selanjutnya, tank-tank mereka ini mulai dilengkapi dengan lapisan armor tambahan. Tentara Angkatan Darat Cekoslovakia terdiri dari lima divisi mekanis dan lima divisi tank. Secara total, Cekoslovakia memiliki tank berjumlah cukup besar, yakni 2.650 tank, yang 75% (1908 unit) diantaranya bertipe T-55, dan 25% (700 unit) lainnya T-72 “slingshot” dan T-72M plus 700 kendaraan pendukung lainnya. CSLA dirancang untuk mendukung Grup Pusat Pasukan Angkatan Darat Soviet, yang terdiri dari dua divisi tank dan tiga divisi mekanis. Pasukan Soviet di Cekoslovakia sendiri diketahui memiliki 1550 tank, yang 20% terdiri dari tank T-62, sementara sisanya terdiri dari tank T-72 atau T-64. Jika terjadi perang, CSLA harus berpartisipasi dalam dua operasi berbeda. Bagian pertama dari kekuatan mereka itu adalah untuk beraksi melawan tentara NATO di wilayah Republik Federal Jerman (Jerman Barat), dan bagian lainnya akan menjadi cadangan jika Austria memutuskan untuk memasuki peperangan. Secara sejarah, Cekoslovakia sebenarnya punya hubungan yang “kurang harmonis” dengan Uni Soviet, terutama pada tahun 1968, ketika pemerintahan Cekoslovakia yang menunjukkan kecenderungan lebih liberal segera diberangus oleh pasukan lapis baja Soviet. Mengikuti peristiwa ini, Soviet kemudian memberlakukan “status militer khusus” di Cekoslovakia, yang membuat pasukan Soviet yang ditempatkan di negara ini bertanggungjawab langsung dengan komando tinggi Soviet dengan mengabaikan struktur tradisional Pakta Warsawa dan Cekoslovakia sendiri. 

Awak tank Tentara Rakyat Cekoslovakia memuat amunisi meriam tank T-55. Diantara negara-negara Pakta Warsawa lainnya, Cekoslovakia dinilai memiliki industri pertahanan yang mumpuni. (Sumber: https://partisan1943.tumblr.com/)
Tank T-55 AD Cekoslovakia. Meski memiliki potensi militer yang besar, namun karena memiliki hubungan yang kurang harmonis akibat invasi Soviet tahun 1968, Soviet kemudian memberlakukan “status militer khusus” di Cekoslovakia, yang membuat pasukan Soviet yang ditempatkan di negara ini bertanggungjawab langsung dengan komando tinggi Soviet dengan mengabaikan struktur tradisional Pakta Warsawa dan Cekoslovakia sendiri. (Sumber: https://partisan1943.tumblr.com/)

ANGKATAN DARAT POLANDIA

Angkatan Darat Tentara Rakyat Polandia (LWP) adalah satuan terbesar kedua setelah Tentara Soviet dalam lingkup Pakta Warsawa. Polandia juga merupakan anggota Pakta Warsawa yang paling penting dan senantiasa menjadi prioritas nomor 1 dalam hal peralatan militer. Sementara pada saat yang sama, seperti negara-negara satelit Soviet lainnya, mereka tidak diberikan akses peralatan militer yang mungkin bisa menimbulkan ancaman bagi Uni Soviet. Namun kesulitan ekonomi di Polandia yang dialami selama Perang Dingin turut berdampak buruk pada kesiapan teknis tentaranya. Jika terjadi konflik militer terbuka, Angkatan Darat Polandia hanya akan memainkan peran sekunder. Divisi-divisi Polandia direncanakan digelar pada sektor-sektor tempur sekunder, seperti di wilayah Austria dan Denmark. Pasukan Darat Polandia sendiri berjumlah lima divisi tank dan delapan divisi mekanis, serta beberapa resimen tank terpisah. Secara total, Polandia memiliki sekitar 3100 tank, 300 di antaranya adalah tipe T-72B “Slingshot” atau T-72G plus lebih dari 800 kendaraan pendukung lainnya. Pada tahun 1980 Angkatan Darat Polandia diketahui mengoperasikan 1.207 tank tipe T-55L, T-55LD, T-55AD-1 dan T-55AD-2, 146 tank tipe T-55, 986 T-55U dan 340 tank tipe T-54, T-54A, T -54AD dan T-54AM. Akhirnya hampir semua tank T-54 dan T-55 Polandia telah diupgrade ke standar T-55AM “Merida” (ada beberapa yang tidak diupgrade lalu dimuseumkan). Sementara itu hanya dua divisi tank Soviet yang ditempatkan di wilayah PPR (Polandia), yang total memiliki 650 tank, terutama dari tipe T-62 dan T-72.

Barisan tank T-55 Polandia selama latihan militer “Soyuz-81 ″. Polandia adalah salah satu anggota terpenting Pakta Warsawa, meski demikian, Soviet tidak benar-benar bisa menghilangkan kecurigaannya pada negara ini secara historis. (Sumber: https://partisan1943.tumblr.com/)
Komandan Tank T-72 Polandia. Polandia bersama dengan Cekoslovakia diberi akses untuk membuat tank T-72 secara lisensi, yang salah satu pembelinya adalah AD Jerman Timur. (Sumber: https://partisan1943.tumblr.com/)

PASUKAN TANK DARI NEGARA-NEGARA PAKTA WARSAWA LAINNYA

Sementara itu, Angkatan Darat dari Tentara tiga negara anggota Pakta Warsawa yang tersisa, meskipun mereka memiliki banyak tank, sebagian besar armada mereka adalah tank-tank tua. Pada tahun 1988 Tentara Hongaria tercatat memiliki sekitar 1.300 tank, di mana hanya 100 diantaranya yang bertipe T-72, dan sisanya adalah dari tipe T-54A dan T-55 plus sekitar 2200 kendaraan pendukung lainnya. Hongaria jika konflik militer pecah dengan negara-negara NATO seharusnya akan beraksi melawan Austria. Di Hongaria, divisi Soviet ke-35 dan 102-I ditempatkan di wilayah Kechkemet dan Szekesfefevarvar, dan di Tatabanya dan Veszprem ditempatkan divisi tank ke-2-I dan 5-I. Dengan demikian, grup pasukan Soviet di Hongaria jauh melebihi ukuran seluruh Angkatan Darat tentara Hongaria dan memiliki hampir 1.400 tank, yang hampir semuanya adalah tipe T-72, yang modern. Di Hungaria dalam sejarahnya pernah terjadi pemberontakan berdarah yang menumbangkan kekuasaan rezim komunis sebelum ditundukkan dengan keras oleh militer Soviet pada tahun 1956, oleh karenanya, setelah peristiwa ini, kekuatan militer Hongaria dibatasi. Sementara itu, Tentara Rumania adalah formasi militer yang bisa mencukupi dirinya sendiri, dan partisipasinya dalam konflik bersenjata yang kemungkinan pecah sangat rumit. Rumania, yang total kekuatan militernya nomor 2 setelah Polandia, diantara negara-negara Pakta Warsawa, memiliki delapan divisi mekanis dan dua divisi tank, jumlah total kendaraan lapis baja dalam angkatan darat mereka adalah 2.700 tank plus 300 kendaraan pendukung lainnya. Hampir semua tank Rumania adalah tank tipe T-54A lama (atau versi Rumania-nya dikenal sebagai TR-580 / TR-77) atau tipe tank TR-800 yang nilai tempurnya dipertanyakan. Pada tahun 1989 Angkatan Darat Rumania memiliki, sebanyak 2.715 kendaraan tempur. Kekuatan ini terdiri dari 945 tank tua T-34 era Perang Dunia II, 790 tank T-54/55, 415 tipe Tank TR-77, 535 tipe TR-85 dan sekitar 30 tipe T-72 yang modern. Yang terakhir Bulgaria berada di wilayah paling jauh dari kemungkinan medan perang Eropa Barat. Namun demikian, tentara Bulgaria, yang terdiri dari delapan divisi mekanis dan lima brigade tank memiliki jumlah tank yang cukup besar, yakni sekitar 3000 tank, yang mayoritas tank T-55 dan sekitar 100 tank T-72. Jika terjadi perang, Bulgaria akan beraksi di sayap selatan pasukan Pakta Warsawa yang bertugas untuk menghadapi militer Turki dan Yunani. Sejauh yang diketahui tidak ada kekuatan signifikan dari Tentara Soviet di Bulgaria.

Tank T-55 Hongaria melintasi sungai. Pada tahun 1988 Tentara Hongaria tercatat memiliki sekitar 1.300 tank, di mana hanya 100 diantaranya yang bertipe T-72, dan sisanya adalah dari tipe T-54A dan T-55 plus sekitar 2200 kendaraan pendukung lainnya. (Sumber: https://partisan1943.tumblr.com/)
Tentara Rumania dan anggota Pengawal Patriotik selama latihan militer. (Sumber: https://partisan1943.tumblr.com/)
Pengawas lalu lintas militer Bulgaria mengarahkan barisan tank T-62 selama latihan militer Tentara Rakyat Bulgaria. Bulgaria adalah salah satu pendukung kuat Pakta Warsawa, namun nilai kualitas militernya tidak dinilai tinggi. (Sumber: https://partisan1943.tumblr.com/)

PASUKAN TANK SOVIET DI WILAYAH EROPA UNI SOVIET

Pasukan Distrik Militer Barat Soviet memainkan peran sebagai pasukan cadangan utama yang terletak di Eropa Timur. Divisi-divisi tank dan mekanis dari wilayah barat Soviet ini berada dalam kesiap-siagaan tinggi. Pada saat yang sama, mereka diperlengkapi dengan lebih baik daripada divisi-divisi yang ada di wilayah pedalaman Uni Soviet. Selain itu, divisi-divisi dari Distrik Militer Barat bahkan memiliki perlengkapan yang lebih baik daripada divisi-divisi dari Grup Pasukan Barat. Faktanya, bahwa di wilayah Uni Soviet, tingkat kerahasiaan bisa dijaga lebih baik daripada di wilayah negara asing seperti Jerman Timur (GDR) atau Polandia. Selain itu, wilayah barat Soviet menjadi lapis pertama pertahanan dalam negeri Uni Soviet, jika saja pasukan Grup Wilayah Barat kewalahan menghadapi pasukan darat NATO

Armada Tank T-80B Soviet dalam manuver militer. Jika pecah konflik dengan negara-negara NATO, pasukan Soviet yang ada di wilayah barat Uni Soviet, siap dikerahkan untuk membekingi serangan ke Eropa Barat. (Sumber: https://partisan1943.tumblr.com/)

PASUKAN PAKTA WARSAWA DAN RENCANA PERANG DI WILAYAH EROPA

Seperti dijelaskan di atas, Pasukan Darat Pakta Warsawa memiliki kekuatan potensial yang sangat besar, tetapi tidak mungkin untuk menggunakan semua pasukan pada saat yang bersamaan. Komando Soviet dengan hati-hati merahasiakan rencananya, sehingga sulit untuk mengatakan dengan tepat di mana dan bagaimana rencana mereka untuk menggunakan keunggulan kuantitatif armada tank mereka yang besar. Meski demikian rencana tempur yang paling mungkin diaplikasikan Soviet, jika sampai terjadi konflik bersenjata di Eropa dijelaskan pada tahun 1987 oleh Komite Amerika untuk Studi Tentara Soviet (SASO). Materi SASO menyatakan bahwa pada tahap awal pertempuran akan dilancarkan di tiga front utama, yang masing-masing akan terdiri dari dua hingga empat satuan setingkat Army dan satu pasukan setingkat Army sebagai cadangan yang dapat dikerahkan sewaktu-waktu. Pada tahap ini, 15 divisi tank dan 17 divisi mekanis dengan 9.000 tank akan beroperasi di wilayah Eropa. Pada hari-hari pertama perang, empat divisi tank dan lima divisi mekanis (total ada 3000 tank) tambahan akan tiba di garis depan. Dengan demikian, kekuatan di serangan pertama mencapai sekitar 12000 tank. Segera setelah dimulainya perang, rencana Soviet adalah untuk mentransfer satuan cadangan mereka ke wilayah Eropa. Dengan demikian, 56% dari semua tank Soviet (total 53350 unit), tidak termasuk tank-tank yang ditempatkan di wilayah Asia Tengah, Timur Jauh dan Distrik Militer Leningrad, akan ambil bagian dalam perang di Eropa. Kekuatan pada serangan pertamanya sendiri akan mencakup sekitar 12% dari total armada tank Pakta Warsawa.

Rencana serangan “Seven Days to the River Rhine” yang dirancang oleh Pakta Warsawa pada saat Perang Dingin. (Sumber: https://en.wikipedia.org/)

Sementara itu setelah Perang Dingin berakhir, pemerintah Polandia menerbitkan dokumen rahasia Soviet kepada publik yang mengungkapkan kemungkinan rencana perang perang mereka dengan NATO saat Perang Dingin. Rencana tersebut, yang dikenal sebagai “Seven Days to the Rhine,” adalah dasar dari latihan militer tahun 1979 yang mengasumsikan NATO sebagai pihak agresor, setelah melakukan serangan nuklir terhadap dua puluh lima sasaran di wilayah Polandia, termasuk pada ibukota Warsawa dan pelabuhan Gdansk. Dalam dokumen rencana “Seven Days to the Rhine”, sebagai balasan atas serangan NATO, kekuatan nuklir Soviet akan menghancurkan kota-kota seperti Hamburg, Dusseldorf, Cologne, Frankfurt, Stuttgart, Munich, dan ibu kota Jerman Barat, Bonn. Markas besar NATO di Brussel juga akan dimusnahkan, seperti halnya pelabuhan Antwerpen di Belgia. Ibukota Belanda dan pelabuhan Amsterdam juga akan turut dihancurkan, sementara Denmark akan mengalami dua serangan nuklir. Hasil dari serangan ini adalah pihak militer NATO akan dibiarkan “tanpa kepala” dan diharapkan akan terjadi kehancuran atau demoralisasi pemerintah sipil di Jerman Barat, Belgia, Belanda, dan Denmark — tepatnya negara-negara yang kemungkinan besar akan diduduki dalam waktu tujuh hari, sesuai dengan skenario perang Pakta Warsawa. Hancurnya kota pelabuhan Hamburg, Antwerpen, dan Amsterdam akan sangat membatasi kemampuan NATO untuk mengalirkan bala bantuan dari Inggris dan Amerika Utara. Anehnya, Prancis dan Inggris dibiarkan terhindar dari serangan nuklir dalam rencana ini. Ini mungkin karena keduanya memiliki persenjataan nuklir independen yang tidak terikat dengan Amerika Serikat. Amerika Serikat mungkin juga ragu-ragu untuk membalas karena takut konflik meningkat menjadi perang nuklir strategis, tetapi bagi Prancis dan Inggris, medan perang nuklir di Eropa jauh lebih dekat dan garis pemisah antara taktis dan strategis tidak begitu jelas. Pimpinan Soviet mungkin juga tidak berniat melanjutkan perang dengan salah satu dari mereka pada hari kedelapan.

Dengan tingkat commonality perlengkapan militer yang tinggi, mestinya negara-negara Pakta Warsawa tidak akan terlalu kesulitan dalam memenuhi kebutuhan logistiknya di masa perang. (Sumber: https://partisan1943.tumblr.com/)

Sementara itu, setelah Pakta Warsawa melancarkan serangan nuklir, pasukan konvensional akan dikirim untuk menaklukkan negara-negara Eropa Barat. Rencana “Seven Days to the Rhine” mengasumsikan adanya zona radioaktif di wilayah Polandia, yang memisahkan Uni Soviet dari pasukannya di wilayah Jerman Timur, Cekoslovakia, dan Hongaria. Pasukan asal Soviet di wilayah tersebut, bersama dengan rekan-rekannya dari Jerman Timur, Cekoslowakia dan Hongaria, harus cukup mampu untuk melakukan serangan. Sementara pasukan Polandia, meski secara teoritis tersedia, pada tahun 1979 Soviet memiliki alasan untuk mencurigai sikap politik mereka. Akibatnya, total kekuatan yang dikerahkan akan kurang lebih sama dengan jumlah kekuatan yang akan dimiliki pakta itu dalam serangan tanpa pemberitahuan terhadap kekuatan NATO. Dengan rencana tersebut mengasumsikan adanya tirai radioaktif yang memutuskan pasukan pakta Warsawa yang ada di Eropa dengan kekuatan Uni Soviet sendiri, maka bisa diasumsikan pasukan yang melakukan serangan pertama harus mampu melaksanakan serangan tanpa bantuan dari pasukan yang ada di wilayah Uni Soviet, dengan kemampuan logistiknya yang mandiri. Dengan rata-rata militer anggota Pakta Warsawa menggunakan peralatan standar Soviet yang serupa, maka masalah logistik seharusnya bisa lebih mudah, ini berbeda dengan negara-negara NATO yang militernya memiliki peralatan beragam. Dalam rencana, ujung tombak serangan ke jantung NATO akan berasal dari Grup Pasukan Soviet di wilayah Jerman (GSFG), yang terdiri dari lima satuan tentara (Army), masing-masing dengan tiga atau empat divisi tank dan infanteri mekanis. 

Dengan memperkirakan bahwa perang dengan Eropa Barat akan melibatkan senjata nuklir, maka pasukan negara-negara Pakta Warsawa dilengkapi dengan perlengkapan anti radiasi nuklir dan senjata biologi-kimia. (Sumber: https://id.pinterest.com/)

Di Utara, pasukan penyerang Soviet dan Jerman Timur akan terdiri dari Satuan Pasukan Tank Pengawal Kedua Soviet (Army), Satuan Pengawal Kedua Puluh (Army) dan Tentara Pengejut (Shock Army) Ketiga, yang terdiri dari tujuh divisi tank dan lima divisi infanteri mekanis. Tentara Rakyat Nasional Jerman Timur, yang dianggap sebagai yang terbaik dari antara pasukan pakta Warsawa non-Soviet, akan menyumbangkan dua divisi tank dan empat divisi infanteri mekanis. Pasukan gabungan utara kemudian akan terdiri dari delapan belas divisi tempur, ditambah kekuatan artileri, udara dan pasukan khusus, diharapkan akan mampu menghancurkan pasukan gabungan Denmark, Belanda, Jerman Barat, Inggris dan Belgia yang menghadapi mereka. Pertempuran itu diperkirakan akan berlangsung di wilayah yang kerap disebut sebagai Dataran Jerman Utara, sebuah hamparan daratan yang relatif datar dan bergulir dari perbatasan Jerman bagian tengah ke Negara-negara Rendah (Belanda-Belgia-Luxemburg). Ini dianggap sebagai cara tercepat dan paling langsung untuk melumpuhkan sebagian besar kekuatan militer negara-negara NATO. Di tempat lain, aliran kendaraan tempur yang tak berujung menuju ke barat akan menjadi kekuatan yang dikenal sebagai Grup Manuver Operasional, atau OMG. Satuan ini yang terdiri dari dua brigade hingga dua divisi besar, OMG akan disiapkan sebagai satuan cadangan sampai terobosan bisa tercapai. Setelah hal itu bisa dilakukan, OMG akan menerjang jauh di belakang garis musuh, memotong pasukan NATO yang sedang sibuk bertempur dengan pasukan utama.

Wilayah Jerman Tengah, dekat kota Fulda. Dengan topografinya yang datar, maka wilayah ini dipandang sebagai lokasi yang cocok untuk serangan lapis baja dalam jumlah yang masif. (Sumber: https://en.wikipedia.org/)

Sementara itu, di Jerman selatan, ujung tombak pasukan Pakta Warsawa adalah Tentara Pengawal Kedelapan Soviet dan Tentara Tank Pengawal Pertama (keduanya setingkat Army), dengan total tiga divisi tank dan tiga divisi infanteri mekanis. Kelompok Pusat Pasukan Soviet, yang berbasis di Cekoslovakia, juga akan menambah dua divisi tank dan tiga divisi infanteri mekanis; disamping Tentara Rakyat Cekoslovakia sendiri juga akan menambah tiga divisi tank dan lima divisi infanteri mekanis. Di sisi lain, Pasukan Cekoslovakia meski secara teori tangguh, tetapi pihak Soviet kemungkinan masih mencurigai mereka secara politik dua puluh tahun setelah peristiwa Musim Semi di Praha tahun 1968. Kekuatan selatan ini, yang terdiri dari sembilan belas divisi ini akan melewati rute terpendek ke Sungai Rhine, hanya 120 mil, tetapi mereka diketahui akan menghadapi hambatan militer dan geografis yang serius. Sepuluh divisi asal Jerman Barat dan Amerika yang akan menghadapi mereka, termasuk di antara satuan yang paling lengkap kekuatannya di NATO, dan dengan korelasi kekuatannya, kondisi ini tidak mendukung para penyerang. Medannya sendiri adalah campuran dari perbukitan, gunung, yang terhubung dengan lembah, semuanya sangat menguntungkan pihak yang bertahan. Sementara itu, pasukan payung dan serbu udara Soviet akan menyebar dan merebut jembatan-jembatan utama, terutama di atas Sungai Weser dan Rhine. Merebut penyeberangan sungai akan menjadi elemen penting untuk menjaga momentum serangan darat. Lapangan udara, markas besar militer, dan instalasi pemerintah yang diketahui juga akan turut menjadi sasaran. Pasukan khusus spetsnaz Soviet juga akan menargetkan situs-situs senjata nuklir taktis NATO, untuk berusaha menetralkan rudal-rudal Pershing II, Rudal Jelajah yang Diluncurkan di Darat dan bom gravitasi nuklir sebelum dapat digunakan oleh pihak musuh.

Tank Leopard 1 selama Latihan REFORGER tahun 1983. Sama seperti rekan Jerman Timur-nya dalam Aliansi Pakta Warsawa, pasukan Jerman Barat juga dinilai sebagai salah satu unit terbaik di Aliansi NATO. (https://en.m.wikipedia.org/)

Di lautan, Angkatan Laut Soviet juga akan segera menyerang setelah perang pecah. Angkatan Laut Soviet, seperti Angkatan Laut Jerman dalam Perang Dunia II, akan mencoba memutuskan jalur pasokan laut dari Amerika Utara ke Eropa. Angkatan Laut Soviet juga akan segera mencoba untuk menghancurkan kapal-kapal induk Amerika, yang dengan senjata nuklir di udara mereka, yang menjadi semacam senjata kunci, yang mampu mengirimkan serangan nuklir terhadap berbagai target dalam jarak yang jauh. Tujuan terpenting dari Angkatan Laut Soviet adalah melindungi kapal selam rudal balistiknya yang bersembunyi di Laut Barents. Terlepas dari apakah Moskow menang atau kalah dalam perang konvensional, kekuatan kapal selam ini akan bisa mempertahankan kemampuan strategis untuk melakukan serangan kedua (nuklir) melawan Amerika Serikat. Jika Amerika berhasil memusnahkan armada bomber Soviet, kapal selam bersenjata nuklir akan dapat meluncurkan serangan nuklir lebih dulu. Selain kekuatan laut, kekuatan udara Pakta Warsawa juga akan sangat sibuk. Sementara dengan asumsi perang hanya akan berlangsung selama tujuh hari yang singkat, maka tidak akan ada waktu untuk melakukan kampanye penghancuran pertahanan udara yang memadai. Selain itu diperkirakan sebagian besar komandan NATO akan terbunuh selama serangan nuklir, dan akibatnya pertahanan udara NATO tidak akan efektif. Angkatan udara Pakta Warsawa mungkin hanya akan terus menekan tanpa mencoba menghancurkan pertahanan udara pihak NATO. Dengan berasumsi perang dilakukan tanpa pemberitahuan, sebagian besar misi tempur akan menjadi misi kontra-udara yang direncanakan sebelumnya dan serangan udara dilancarkan terhadap lapangan udara, pangkalan militer, dan posisi darat NATO yang diketahui. Perbekalan peralatan Angkatan Darat A.S. yang telah disiapkan sebelumnya di wilayah Jerman dan Belanda diperkirakan akan sangat rentan, dimana hal ini akan memungkinkan militer pakta Warsawa untuk melumpuhkan seluruh divisi NATO tanpa perlu memerangi mereka.

Kapal Selam pembawa rudal balistik nuklir kelas Typhoon milik Soviet. Kapal selam bersenjata nuklir akan memegang peran kunci untuk memberi efek daya gentar pada musuh sekaligus meluncurkan serangan pertama yang mematikan. (Sumber: https://nationalinterest.org/)
MiG-23 AU Jerman Timur. Jika pecah perang dengan pihak NATO, kekuatan udara Pakta Warsawa lebih akan memerankan peran pendukung yang menekan kekuatan NATO di daratan. (Sumber: https://partisan1943.tumblr.com/)

Rencana Pakta Warsawa setidaknya bertujuan untuk mencapai dua hal. Pertama, dalam serangan mendadak, kekuatan terpenting mereka adalah kekuatan darat, dimana kekuatan tank mereka menjadi tulang punggung serangan. Semakin cepat mereka bisa bergerak maju, semakin cepat mereka dapat menyerbu negara-negara NATO — dan itu termasuk sasaran pangkalan udara dan fasilitas angkatan laut mereka. Semakin cepat mereka bisa memaksa pihak Jerman Barat untuk menyerah, semakin cepat anggota NATO lainnya kehabisan alasan untuk meneruskan peperangan dengan ditambah momok menghadapi perang nuklir habis-habisan, membuat mereka tidak berminat melanjutkan permusuhan. Yang kedua, NATO akan kalah perang. Asumsi dari pihak NATO bahwa perang akan bereskalasi secara bertahap sebelum meningkat menjadi perang nuklir akan berakibat fatal terhadap musuh yang justru berencana untuk menggunakannya sejak Hari Pertama perang. Penggunaan nuklir di wilayah Eropa Barat akan mengalihkan keputusan lawan untuk menggunakan kekuatan nuklir mereka bersama NATO, yang secara eksklusif hanya dimiliki oleh Amerika Serikat, Prancis dan Inggris. Ketiganya akan dipaksa menggunakan nuklir taktis mereka untuk menyelamatkan pasukan mereka sendiri dengan risiko eskalasi yang akan menghancurkan tanah air mereka atau menjauhkan mereka dari anggota NATO lainnya. Meskipun skenario Perang Dunia III di Eropa dipandang tidak mungkin terjadi, namun jika itu pecah maka itu akan menjadi perang yang paling berbahaya dan mengerikan. 

Diterjemahkan dan ditambahkan kembali dari:

Warsaw Pact troops; November 9 2011

https://en.topwar.ru/8245-voyska-varshavskogo-dogovora.html

Revealed: How the Warsaw Pact Planned to Win World War Three in Europe by Kyle Mizokami; July 2, 2016

https://www.google.com/amp/s/nationalinterest.org/feature/revealed-how-the-warsaw-pact-planned-win-world-war-three-16822%3Famp

Soviet Military Power by William Koenig & Peter Scofield, 1983 ; p 17-18, p 68, p 77, p 80, p 84

Soviet Air Power Book by Bill Gunston and Bill Sweetman, 1978; p 36, p 42-43, p 48, p 54, p 58, p 66

Russian Military Power (Hardcover), 1982; p 166-167

https://en.m.wikipedia.org/wiki/Land_Forces_of_the_National_People’s_Army

https://en.m.wikipedia.org/wiki/Czechoslovak_People%27s_Army

https://en.m.wikipedia.org/wiki/Army_of_the_Socialist_Republic_of_Romania

https://en.m.wikipedia.org/wiki/Bulgarian_People%27s_Army

https://en.m.wikipedia.org/wiki/Hungarian_People%27s_Army

https://en.m.wikipedia.org/wiki/Military_organization

https://en.m.wikipedia.org/wiki/T-54/T-55_operators_and_variants

https://en.m.wikipedia.org/wiki/T-62

https://en.m.wikipedia.org/wiki/T-64

https://en.m.wikipedia.org/wiki/Cold_War_tank_formations

Exit mobile version