9 Рота: the real story from the legendary Soviet 9th Company in Afghanistan
Perang Soviet-Afghanistan, atau “Vietnamnya Soviet” sebagaimana sering disebut oleh beberapa analis politik, adalah salah satu poin kunci di mana negara adikuasa yang mulai memudar pengaruhnya itu selangkah lebih dekat dengan kehancurannya. Dimulai pada bulan Desember 1979 dan berlarut-larut selama hampir sepuluh tahun, konflik itu menyedot potensi ekonomi Soviet yang mulai goyah. Perang itu juga menjadi simbol “imperialisme Soviet”, ketika penduduk setempat bertempur dengan sengit melawan pasukan pendudukan. Perkembangan ini juga yang turut menyebabkan radikalisasi rakyat Afghanistan. Konsekuensi dari radikalisasi ini bergema hingga hari ini, karena negara ini belum juga bisa melihat perdamaian dan stabilitas selama beberapa dekade setelah konflik melawan Russia itu berakhir.
Di Rusia, perang ini dianggap kontroversial bahkan sampai hari ini, namun Pertempuran mempertahankan Bukit 3234 tetap dikenang sebagai sebuah aksi heroik dari satuan elit Kompi ke-9, Resimen Airborne Pengawal Independen ke-345. Pertempuran itu terjadi selama serangan besar-besaran terakhir Soviet yang disebut Operasi Magistral.
Pengepungan Khost
Pada akhir 1987, pemerintah Uni Soviet, yang dipimpin oleh Mikhail Gorbachev, bertekad untuk menyelesaikan perang Afghanistan. Pertempuran aktif telah berakhir dan pasukan Soviet bersiap untuk mundur dari Afghanistan. Pada saat itu, tidak ada provinsi Afghanistan yang ada di bawah kendali penuh Mujahidin. Namun, pada Desember 1987, bagian dari pasukan pemerintah Republik Demokratik Afghanistan telah diblokir di kota Khost.
Setelah kepergian pasukan Soviet, tentara Afghanistan kehilangan kendali atas kota-kota dan jalan antara “Khost-Gardez.” Kota-kota dan jalan itu jatuh ke tangan Mujahidin Afghanistan. Kota Khost sebagian atau seluruhnya telah dikepung selama delapan tahun oleh pasukan Mujahidin. Pada 1980, Soviet menguasai kota dan menggunakan landasan terbangnya secara luas selama periode 8 tahun. Kota ini dikelilingi oleh pasukan Mujahid yang dikoordinasi oleh dinas rahasia Pakistan (ISI). Mereka melatih dan memasok para pemberontak dan mengembangkan taktik gerilya yang rumit untuk mengatasi musuh yang unggul secara teknologi. Pada bulan-bulan terakhir tahun 1987, pengepungan menjadi tak tertahankan ketika pasukan Soviet di kota menjadi benar-benar terpisah dari sisa pasukan lainnya di seluruh Afghanistan.
Operasi Magistral
Untuk membantu pemerintah Afghanistan mendapatkan kembali kendali atas jalur tersebut, pimpinan militer Uni Soviet memutuskan untuk melakukan operasi militer besar yang disebut “Magistral.” Tugas operasi ini adalah untuk membersihkan Khost dan mengambil kendali atas rute Khost-Gardez. Jalan itu sangat strategis. Jalan ini vital sebagai jalur pasokan makanan dan bahan bakar untuk kota yang terkepung itu. Mujahidin secara sistematis menyerang pos-pos yang berjejer di jalanan. Pada 30 Desember 1987, di sepanjang jalan ke arah Khost, konvoi kendaraan pasokan Soviet bergerak menuju kota itu.
Operation Magistral (the Highway) adalah operasi yang sukses untuk meringankan beban garnisun di kota Khost. Ketika garis pertahanan dinilai terlalu tipis, komando Soviet mengatur operasi yang berani untuk mengevakuasi orang-orang yang terjebak di kota Khost. Semua jalan yang menghubungkan Khost ke wilayah DRA (Pemerintah Afghanistan)/Soviet telah diblokir, dan kota itu bergantung pada pasokan yang diangkut menggunakan helikopter. Mujahidin berada di perbukitan yang mengelilingi kota, menunggu untuk melakukan penyergapan, sementara kota itu dikepung. Jalan raya antara Gardez dan Khost memunculkan mitos – para gerilyawan sering disebut sebagai pasukan “Hantu” karena mereka menerapkan taktik hantam dan lari. Pengepungan ini adalah pengepungan yang tidak terlihat – para pejuang Mujahidin tersembunyi dengan baik di pegunungan sekitarnya dan selalu siap untuk melakukan penyergapan karena menguasai dataran tinggi yang ideal sebagai posisi untuk melakukan serangan dan penyergapan.
Salah satu keunggulan utama mereka adalah penggunaan secara ekstensif rudal Stinger, yang dipasok oleh CIA, yang dilengkapi dengan sistem pelacak inframerah. Ini memungkinkan Mujahidin menjadi ancaman bagi pesawat/helikopter gunship yang melindungi konvoi, sehingga membuat pasukan darat tidak berdaya ketika disergap dari puncak bukit.
Taktik Manekin
Untuk menarik tembakan mereka dan mengetahui posisi-posisi Mujahidin, Soviet menipu para Mujahidin dengan melakukan operasi Airborne palsu. Mereka mengirim pesawat angkut yang tampaknya membawa pasukan terjun payung. Di atas pesawat transport, di ketinggian yang jauh lebih tinggi, ada pesawat pengintai, yang memotret posisi-posisi di daratan. Orang-orang Soviet kemudian melempar sepasukan manekin yang berpakaian tampak seperti pasukan terjun payung. Orang-orang Afghanistan segera melepaskan tembakan, mencoba membunuh sebanyak mungkin “pasukan terjun payung” sebelum mereka mencapai tanah. Pesawat pengintai mengirim koordinat posisi Mujahidin dan artileri Soviet yang ditempatkan di dekatnya mulai melakukan serangan dahsyat menghajar posisi-posisi Mujahidin.
Ini adalah langkah pertama untuk mendobrak pengepungan Khost dan merupakan tahap pertama dari Operasi Magistral. Komando Tinggi Soviet telah menelan banyak rasa malu karena kampanye militer mereka yang gagal di Afghanistan; Operation Magistral dimaksudkan untuk menebus penghinaan itu.
The Taking of Hill 3234
Jika Perang Soviet-Afghanistan adalah “Vietnam-nya” Uni Soviet, maka pertempuran untuk mempertahankan Bukit 3234 adalah versi kisah FSB Ripcord (peristiwa pengepungan Firebase Amerika di Vietnam yang dipertahankan oleh pasukan 101st Airborne) mereka sendiri. Bukit yang terkenal berat medannya, dinamai berdasarkan ketinggiannya yang 3.344 meter, menjadi salah satu simbol kegemilangan prajurit Soviet selama perang.
Kisah pertahanan yang berhasil dilakukan oleh detasemen kecil pasukan terjun payung elit terhadap musuh yang unggul secara numerik kemudian digunakan dalam propaganda pasca-perang untuk menampilkan konflik Afghanistan sebagai kemenangan Uni Soviet dalam penaklukan wilayah itu untuk membebaskan rakyat Afghanistan dan membawa demokrasi ke suku-suku terbelakang di sana.
Komando militer Soviet memperkirakan bahwa Mujahidin akan menyerang konvoi pasokan ke kota Khost. Serangan terhadap konvoi di jalanan pegunungan adalah taktik paling umum dari pemberontak Afghanistan. Untuk memastikan keamanan di jalan, unit Soviet akan mengambil kendali dari ketinggian, yang terletak di pinggiran rute. Lokasi ideal itu ada pada Bukit 3234 yang terletak di barat daya, beberapa kilometer dari bagian tengah jalan.
Bukit tanpa nama ini terbukti menjadi salah satu titik vital untuk mengambil kendali atas “Highway Of Death.” yang menuju ke kota Khost. Pada tanggal 7 Januari 1988, 39 anggota Kompi ke-9 dari Resimen Pengawal Independen ke-345 yang dipimpin oleh komandan pleton ketiga, Lieutenant Viktor Gagarin didaratkan oleh helikopter di atas bukit. 7 Januari adalah hari umat Kristen Ortodoks Rusia merayakan Natal, yang menambah nilai simbolis dari pertempuran (Kristen Ortodoks, memiliki banyak pengikut di Russia). Misi mereka adalah untuk mengamankan perimeter, menggali parit pertahanan dan mempertahankan bukit dari mana mereka dapat mengamati dan mengendalikan sebagian besar jalan yang membentang di bawah mereka yang menuju ke kota yang terkepung.
39 tentara ini mendarat di tengah wilayah yang dikuasai oleh Jalaluddin Haqqani pentolan terkenal dari kelompok Hezb Islami, yang pasukannya dikenal karena kekejaman mereka. Jalaluddin Haqqani adalah penghubung utama antara kelompok itu dengan dinas rahasia Pakistan. Pasukan Soviet kemudian membangun pertahanan untuk melindungi tentara dan membuat posisi-posisi strategis untuk menembak, membuat ladang ranjau, menggali parit, dan membuka rute komunikasi.
Pertempuran Dimulai
Setelah garis pertahanan berhasil didirikan, pada 8 Januari 1988, para pejuang Mujahidin melancarkan serangan. Detasemen Soviet itu terdiri dari para pejuang veteran yang telah terbiasa dengan taktik yang digunakan oleh Mujahidin dan penasihat Pakistan mereka. Meskipun pasukan terjun payung Soviet sendiri tidak memiliki persenjataan berat, mereka menerima dukungan artileri yang signifikan, saat orang-orang Afghanistan menyerang bukit dengan seluruh arsenal yang dimiliki – mulai dari mortir, senjata recoilless, Stingers, RPG, dan senapan mesin berat DShk. Tembakan menghujani 39 prajurit Soviet yang bertahan, tetapi mereka tidak kehilangan kendali.
Sejarawan militer dan veteran perang di Afghanistan, Victor Dobroselsky, menceritakan ini tentang pertempuran ini: «… Mereka menembaki tidak hanya bukit 3234. Mereka menembaki segala sesuatu di sekitarnya. Kebetulan musuh terkonsentrasi menembak di bukit ini. Selama penembakan, pasukan payung itu menderita korban pertama – seorang operator radio bernama Fedotov terbunuh dan bersamaan dengan kematiannya, peleton kehilangan komunikasi radio mereka.
Penembakan itu dimulai di suatu tempat pada pukul tiga waktu setempat, dan pada pukul tiga lewat setengah serangan pertama dimulai. Sejauh yang saya tahu, ada beberapa orang yang berbeda. Selain Mujahidin, ada juga orang Pakistan, baik pejuang ideologis dan sejumlah tentara bayaran yang memiliki lebih banyak “kepentingan pribadi”. “Advisor” Amerika dan Pakistan sepertinya dari jauh mengatur serangan ini. Khusus dalam serangan ini terdapat fakta bahwa Pasukan Khusus yang mengenakan seragam hitam ikut dalam serangan itu. Mereka disebut “bangau hitam”. Sudah pasti bahwa tidak hanya orang Pakistan tetapi juga orang Amerika menyiapkan “bangau hitam” ini… »
“Moskow, menyerahlah!” Teriak militan Afghanistan, yang dikenal luas sebagai mujahidin, ketika mereka melancarkan satu serangan demi serangan terhadap posisi yang dipertahankan oleh pasukan terjun payung Soviet. “Serangan mujahidin itu disebut sangat brutal,” catat sejarawan militer Viktor Vorontsov.
Para Mujahidin dipukul mundur pada serangan pertama ini. Ketika artileri menyelesaikan tembakannya, menjadi jelas bahwa para Mujahidin akan melancarkan serangan infanteri, dengan menggunakan keunggulan jumlah mereka untuk menyerbu bukit. Pada pukul 16:30 menjelang senja, mereka menyerang dari dua arah dengan kekuatan sekitar 200-250 tentara. Serangan terkoordinasi ini menyiratkan bahwa ini bukan sekedar serangan yang diinisiasi oleh penduduk desa setempat yang mengangkat senjata untuk mempertahankan rumah mereka, tetapi merupakan upaya pasukan terorganisir dengan pelatihan dan kepemimpinan yang kuat. Jelas mereka bertempur melawan Jalaluddin Haqqani dan Mujahidin yang dilatih Pakistan.
Setelah sekitar 50 menit baku tembak, pasukan payung Soviet memukul mundur serangan itu. Mujahidin kehilangan sekitar 15 orang tewas dan sekitar 30 lainnya terluka. Di pihak Soviet juga menderita kerugian, Sersan junior Vyacheslav Aleksandrov, komandan senapan mesin kaliber besar tewas dalam serangan ke-2 itu. Sebelum kematiannya, si sersan memerintahkan para prajurit untuk mundur jauh ke dalam pertahanan, dan dia sendiri tetap bertahan memberi perlindungan dari posisinya.
Pada 17:35 serangan berikutnya dimulai pada posisi lain. Satu peleton Letnan Senior Sergei Rozhkov mempertahankan posisi ini. Sekali lagi, pasukan payung Soviet memukul mundur serangan itu, tetapi kehilangan senapan mesin dan prajurit lainnya, Anatoly Kuznetsov. Sekitar pukul 19:30 waktu setempat, para Mujahidin datang lagi. Meskipun kehilangan beberapa personel, mereka tetap menyerang dari tempat terbuka tanpa perlindungan menunjukkan sikap tanpa takut mereka. Para tentara Soviet tetap bertahan dan upaya untuk merebut bukit tidak berhasil.
Serangan berikutnya dimulai pukul 23:10 dan merupakan yang paling sengit. Mujahidin menggunakan “wilayah yang tidak terlindungi” dan naik ke lereng bukit dari tiga arah. Di beberapa tempat, mereka menembus pertahanan Soviet dan pertempuran jarak dekat pun terjadi. Entah bagaimana dalam penuh kekacauan, pasukan payung berhasil mendesak mereka kembali ke luar perimeter. Mujahidin menderita kerugian serius dan mayat mereka berserakan di daerah tersebut. Tetapi mereka tidak gentar dan terus beberapa kali melakukan serangan yang kurang terkoordinasi dan sporadis. Serangan kedua belas dimulai malam itu jam 3 pagi pada tanggal 8 Januari. Kenangan Sersan Vladimir Shchigolev dalam sebuah wawancara dengan Komsomolskaya Pravda edisi Rusia menyatakan sebagai berikut:
“Pada malam 8 Januari, para dushman (mujahidin) mulai melemparkan peledak, kemudian menyerang. Kami melawan balik dan dalam satu jam, kami kembali menghadapi serangan berikutnya. Jadi 12 kali berturut-turut! 12 serangan dalam 12 jam. ” Pada saat itu, amunisi sudah hampir habis dan para prajurit hanya cuma memiliki dua magazine tersisa, dimana pertempuran terpaksa dilakukan dalam jarak dekat 5-6 meter. Para prajurit bersiap untuk yang terburuk. Namun, pada saat ini, satu peleton pengintai yang dipimpin oleh Alexei Smirnov tiba. Peleton pengintai bergerak 2 mil melintasi pegunungan dalam kegelapan total. Ini memungkinkan mereka untuk meluncurkan serangan balik, sebuah langkah yang menentukan hasil pertempuran. Mujahidin menyadari situasi yang ada dan mulai mundur.
Sejak saat ini, pertempuran Bukit 3234 telah berakhir. Sersan Vladimir Shchigolev mengenang, “Di pagi hari seluruh gunung dipenuhi dengan mayat-mayat mereka… jika saja mereka melakukan Satu atau dua serangan lagi, itu akan menjadi akhir dari pasukan kami. Nyaris tidak ada amunisi: semua granat telah dilemparkan dan kami bahkan terpaksa melempar batu … ”
Selama pertempuran, unit Soviet terus berupaya berkomunikasi dengan markas besar untuk mendapatkan semua bantuan yang bisa diberikan oleh pimpinan Angkatan Darat ke-40 dalam hal dukungan artileri, amunisi, bala bantuan, dan evakuasi helikopter bagi mereka yang terluka. Komando Soviet mematahkan 12 serangan para Mujahidin sambil tetap mempertahankan bukit. Pertarungan berakhir pada subuh keesokan harinya ketika pasukan Mujahidin yang kelelahan memutuskan untuk mundur. Setelah pertempuran, banyak diantara Mujahidin yang gugur ditemukan mengenakan seragam bergaris-garis hitam-kuning-merah, yang menunjukkan bahwa unit SSG Pakistan terlibat langsung dalam serangan itu.
Setelah Pertempuran
Selama pertempuran, bantuan bagi para prajurit kompi ke-9 disediakan oleh baterai artileri howitzer D-3 dan tiga kendaraan artileri self-propelled Akatsiya. Para pengarah tembakan sempat harus meminta bantuan tembakan hingga hanya 50 meter dari garis pertahanan tentara Soviet. Tanpa dukungan artileri dan kedatangan bala bantuan, hasil pertempuran akan sangat berbeda. Data akurat tentang kerugian Mujahidin tidak diketahui. Sekitar 200 hingga 300 militan berpartisipasi dalam serangan di bukit, 6-8 orang yang harus dihadapi tiap penerjun payung Soviet. Dari 39 pasukan terjun payung Soviet, 6 tewas, 28 terluka, 9 di antaranya terluka parah dan hanya 5 prajurit yang masih fit untuk bertempur, jumlah korban yang ada terhitung cukup ringan. Bukit 3234 tetap di bawah kendali pasukan Soviet dan musuh tidak dapat menerobos ke jalan.
Dua dari prajurit yang gugur dianugerahi Bintang Emas Pahlawan Uni Soviet secara anumerta – penghargaan militer tertinggi dari Uni Soviet. Semua orang dari kompi menerima medali Order of the Red Banner dan Order of the Red Star. Korban Mujahidin, menurut sumber-sumber Soviet, berjumlah sekitar 200 tewas dan terluka. Setelah mayat-mayat itu diselidiki dan ditemukan bukti keterlibatan Pakistan dalam konflik itu, Uni Soviet mengajukan banding ke PBB, tetapi tuduhan ini tetap tidak dihiraukan. Hubungan antara kedua negara dengan cepat memburuk selama perang, mencapai tingkat terendah setelah pertempuran memperebutkan Bukit 3234.
Kisah ini disebut telah menginspirasi film “9th Company” namun, film ini adalah buah dari imajinasi Fyodor Bondarchuk dan tidak banyak hubungannya dengan kisah nyatanya. “Tidak ada kompi yang dilupakan oleh komandannya, dan kompi itu hampir tidak sepenuhnya tereliminasi untuk menyelesaikan tugas yang tidak masuk akal,” kata sebuah artikel. Dalam film itu hanya ada satu orang yang selamat, tetapi dalam kenyataannya hanya enam yang meninggal; dalam film digambarkan para prajurit ditinggalkan oleh para komandan mereka, tetapi kenyataannya komandan resimen berada beberapa kilometer jauhnya mengamati situasi dan mengirimkan bala bantuan; juga, pertempuran itu juga bukan pertempuran yang tidak berguna karena bukit itu memiliki nilai strategis.
Diterjemahkan dan dilengkapi kembali dari:
After 39 Soviet Commandoes Took Hill 3234 In Afghanistan, Not Even Hundreds Of Mujahedeen Could Dislodge Them https://www.google.com/amp/s/www.warhistoryonline.com/cold-war/39-soviet-commandoes-took-hill-3234-afganistan-not-even-hundreds-mujahedeen-dislodge.html/amp
Isolated and Outnumbered: The Desperate Battle for Hill 3234 in Afghanistan https://www.google.com/amp/s/www.warhistoryonline.com/history/battle-for-hill-3234-afghanistan.html/amp
Afghan war diary: How a handful of Soviet soldiers repelled the mujahideen onslaught JAN 30, 2018 by ALEXEY TIMOFEYCHEV https://www.google.com/amp/s/www.rbth.com/history/327426-afghan-war-diary-true-story/amp
Soviet-Afghan War: The Taking of Hill 3234
Soviet-Afghan War: The Taking of Hill 3234
Best view i have ever seen !