Alutsista

The First & The Last: Kisah Kapal Penjelajah Nuklir Kelas Long Beach (1956-1995)

USS Long Beach (CGN-9) merupakan kapal perang permukaan pertama di dunia yang ditenagai oleh dengan nuklir. Kapal Angkatan Laut Amerika Serikat (USN) ini adalah satu-satunya yang dibuat pada kelas Long Beach, yang secara umum digunakan untuk menggantikan kapal penjelajah kelas Providence dan akhirnya digantikan oleh kapal penjelajah kelas Albany. Dipesan pada tanggal 15 Oktober 1956, Long Beach mulai dibuat pada tanggal 2 Desember 1957 dan diluncurkan pada tanggal 14 Juli 1959. USN mulai mengoperasikannya pada tanggal 1 September 1961 dan menugaskan secara penuh kapal perang tersebut ke dalam dinas operasional pada tanggal 9 September tahun itu. Pada saat kemunculannya, dia adalah kapal perang permukaan non-kapal induk terbesar di dunia. Selama beroperasi, USS Long Beach berlayar dengan motto “Strike Hard, Strike Home”. Sementara menjadi kapal permukaan bertenaga nuklir USN pertama, ia juga menjadi kapal USN terakhir yang dibangun sedari awal dibangun dengan standar desain kapal penjelajah. Setelah itu USN secara umum meninggalkan tipe desain kapal penjelajah murni, hal ini juga menjadikannya sebagai satu-satunya desain kapal penjelajah yang diadopsi oleh USN pasca Perang dunia II.

Dalam kariernya yang terhitung panjang Penjelajah Nuklir Kelas Long Beach menyandang beberapa gelar sebagai yang pertama dan yang terakhir dalam teknologi kapal perang di kelasnya. (Sumber: http://www.shipspotting.com/)

DESAIN

USS LONG BEACH (CGN-9) adalah kapal penjelajah bertenaga nuklir pertama dan kapal perang besar pertama di Angkatan Laut AS dengan persenjataan utamanya terdiri dari peluru kendali. Dia juga merupakan kapal penjelajah Amerika pertama sejak akhir Perang Dunia II yang dibangun baru sepenuhnya dari lunas, ke atas. Long Beach merupakan kapal perang Amerika terakhir yang dilengkapi dengan geladak kayu jati, sebuah kenyataan unik dari sebuah kapal bertenaga nuklir yang paling maju pada jamannya. Dengan diperkenalkannya supercarrier kelas Forrestal yang mulai diluncurkan pada tahun 1955, kapal induk telah mencapai kemampuan dan ukuran sedemikian rupa sehingga cuaca hampir tidak bisa memperlambat mereka dan daya tahan berlayarnya lebih besar daripada yang bisa dilakukan oleh kapal-kapal perang pengawalnya. Hal ini kemudian menciptakan masalah logistik pada Armada Laut Amerika. Salah satu solusi yang paling masuk akal saat itu adalah dengan menggunakan kapal-kapal pengawal yang bertenaga nuklir, karena bahan bakar nuklir dapat bertahan selama beberapa tahun, sebelum perlu untuk melakukan pengisian tenaga ulang. Namun, meskipun tenaga penggerak nuklir telah berhasil diujicobakan pada kapal selam Nautilus (1954), tidak ada mesin tenaga nuklir tersedia yang cocok untuk menggerakkan kapal-kapal perusak dan kapal penjelajah. Meski demikian penerapan penggunaan mesin tenaga nuklir pada armada kapal perang permukaan tampaknya dimulai dengan cukup baik. Dalam tiga tahun fiskal berturut-turut, pemerintahan Eisenhower telah meminta dan Kongres juga telah menyetujui pembuatan tiga jenis kapal perang permukaan bertenaga nuklir, yakni: kapal penjelajah Long Beach pada tahun 1957, kapal induk serang Enterprise pada tahun 1958, dan fregat Bainbridge pada tahun 1959. Masing-masing adalah merupakan kapal perang besar. Upaya tidak resmi, sebenarnya telah dilakukan oleh Bureau of Ships dalam mendesain kapal penjelajah bertenaga nuklir (CLGN-160), tetapi hanya baru setelah Laksamana Arleigh Burke menjadi CNO (tahun 1955) program pembuatan kapal penjelajah nuklir mendapat momentum. Dia ingin mengetahui bagaimana kelayakan desain kapal penjelajah nuklir yang mampu beroperasi secara independen serta bisa mendukung operasi kapal induk nuklir. Dengan dana pembuatan kapal yang berlimpah pada akhir tahun 1950-an, maka diputuskan bahwa kapal penjelajah nuklir yang dibuat harus memiliki kemampuan ASW (Anti Kapal Selam) dan AAW (Anti Pesawat Udara), dan kapal yang nantinya diberi nama Long Beach ini akan dilengkapi dengan sonar tipe SQS-23.

Kehadiran Super Carrer kelas Forrestal pada pertengahan dekade tahun 1950an, mendesak AL AS untuk segera mencari desain kapal pengawal yang mampu mengimbangi daya tahan kapal induk baru ini. (Sumber: https://www.wallpaperflare.com/)
Kapal Selam Nuklir Serang USS Nautilus (SSN-571). Kehadiran Nautilus mendorong para perencana AL Amerika untuk segera menerapkan propulsi nuklir pada kapal perang permukaannya. Tenaga penggerak nuklir menawarkan daya tahan yang dibutuhkan bagi kapal-kapal pengawal Super Carrrier Amerika terbaru. (Sumber: http://www.subguru.com/)

Masalah yang kemudian muncul, adalah terbatasnya tenaga yang dihasilkan dari mesin tenaga nuklir saat itu; dimana dengan ini kapal akan mengalami masalah untuk memenuhi persyaratan desain yang mewajibkannya untuk bisa mencapai kecepatan puncak 30 knot (sebanding dengan kecepatan supercarrier yang harus dikawalnya). Ketika desain kapal berkembang, kekurangan tenaga ini menjadi semakin jelas dan panjang kapal lalu berkembang untuk memberikan rasio kecepatan-panjang kapal yang lebih baik guna mengurangi hambatan gelombang laut supaya bisa mencapai kecepatan 30-knot. Penambahan panjang kemudian memungkinkan sistem senjata tambahan untuk diakomodasi termasuk pemasangan sebuah RAT (rocket-assisted torpedo, yang lalu diganti dalam desain akhir oleh sistem ASROC) dan rudal jelajah permukaan-ke-permukaan Regulus. Setelah pemasangan rudal Regulus dibatalkan, persenjataan rudal Polaris yang ditempatkan di delapan silo pada bagian tengah kapal sempat diusulkan sebagai alternatif tetapi tidak pernah dipasang. Masalah lain yang terus diperdebatkan selama periode desain kapal ini adalah gabungan persenjataan rudal dan meriam dalam desainnya. Dewan Karakteristik Kapal ingin mempertahankan meriam tunggal kaliber 5 inci karena diyakini bahwa persenjataan pertahanan rudal tidak akan efektif untuk memberikan tembakan jarak dekat. Jenis persenjataan rudal juga diperdebatkan. Kapal rudal Talos memang lebih diminati, karena jaraknya yang lebih jauh daripada rudal Terrier, tetapi membutuhkan desain kapal yang lebih besar dan lebih mahal. Disamping itu, akan ada lebih banyak rudal Terrier yang dapat dibawa daripada rudal Talos karena penyimpanan rudal untuk yang terakhir harus ditempatkan secara horizontal, yang membutuhkan kompartemen sepanjang 36 kaki. Akhirnya diputuskan untuk memasang dua peluncur rudal Terrier di depan dan satu peluncur rudal Talos di bagian belakang untuk memberikan kemampuan antipesawat maksimum kapal penjelajah nuklir ini. Dengan sistem rudal dan perangkat elektronik yang ditetapkan, kapal ini dinilai dapat menyerang empat target udara secara bersamaan. Seperti beberapa konversi kapal penjelajah rudal lainnya, tidak ada meriam yang dipasang; namun, seperti yang akan terjadi kemudian, hal ini berubah saat digunakan dalam dinas operasional. 

Konsep artis dari desain kapal penjelajah bertenaga nuklir pada tahun 1956. (Sumber: https://en.m.wikipedia.org/)
Kapal Penjelajah Long Beach dalam proses konstruksi. Long Beach kemudian menjadi kapal perang permukaan pertama di dunia yang ditenagai dengan nuklir. (Sumber: https://www.thedrive.com/)

Radar Fixed Array khusus, yang disebut sebagai SPS-32/33, lalu dipasang di bagian sisi superstruktur. Dengan gelombang radar yang dapat diarahkan, antena datar yang khas pada radar ini dapat melacak secara otomatis enam target jarak menengah dan jarak jauh secara bersamaan. Manfaat besar dari pemindaian elektronik adalah tidak ada inersia mekanis yang terlibat dan kecepatan pemrosesan data yang tinggi lalu dimungkinkan. Untuk pertama kalinya radar ini juga diintegrasikan ke dalam sistem pengarahan senjata yang terhubung ke Naval Tactical Data System (NTDS). Namun, teknologi radar di Long Beach pada tahun 1961 ini dianggap lebih mendahului masanya dan mengalami tingkat kegagalan yang signifikan dan biaya operasional yang sangat tinggi. Radar SPS 32/33 kemudian hanya akan digunakan di satu kapal lainnya, yakni pada kapal induk nuklir pertama AL Amerika, USS Enterprise. Sementara itu, USS Long Beach (CGN-9) menjadi satu-satunya kapal di kelasnya yang digunakan di Angkatan Laut AS. Dua meriam kaliber lima inci lalu ditambahkan, konon kabarnya atas permintaan khusus dari Presiden John F. Kennedy setelah dia mengunjungi kapal tersebut pada tahun 1962. Kapal itu, setelah selesai, memiliki menara anjungan tertinggi di dunia, dan dia adalah kapal Angkatan Laut AS ketiga yang menggunakan nama “Long Beach”. Setelah munculnya kelas Long Beach, kapal penjelajah masa depan akan dibangun di atas platform kapal perusak dan fregat, seperti Penjelajah Leahy (DLG-16), Bainbridge (DLGN-25), Belknap (DLG-26), Truxtun (DLGN-35), Kelas California dan Virginia, atau kapal penjelajah kelas Ticonderoga yang dibangun di atas lambung kapal perusak kelas Spruance. Profil desain Long Beach mudah dikenali dari superstrukturnya yang berbentuk kotak kebesaran yang mendominasi bagian tengahnya. Pada masanya, Long Beach memiliki anjungan tertinggi dari semua kapal perang yang hanya lebih kecil dari kapal induk. Sebuah landasan pendaratan helikopter tunggal ditempatkan di bagian buritan, tetapi pada bagian superstruktur lah yang menampung banyak sistem dan sub-sistem utama yang memberi kekuatan utama pada kapal ini.

Sebuah konsep artis yang diterbitkan pada awal tahun 1961 dimana kapal penjelajah Long Beach dilengkapi dengan delapan rudal balistik Polaris. Konsep ini akhirnya tidak dilaksanakan. (Sumber: https://www.thedrive.com/)
USS Long Beach sedang bermanuver di laut. Bentuk kotak anjungannya yang amat besar menjadi ciri khas yang mudah dikenali dari kapal penjelajah kelas Long Beach. Pada masanya USS Long Beach memiliki anjungan tertinggi dari semua kapal yang lebih kecil dari kapal induk. (Sumber: https://www.thedrive.com/)

Saat dioperasikan, kapal perang ini memiliki bobot 15.540 ton dan panjang keseluruhan 721,2 kaki (219.84 m) dengan lebar 71,5 kaki (21.79 m) dan draft 30,6 kaki (9.32 m). Selain dengan bahan baja, struktur badan Long Beach dibuat dengan 450 ton aluminium. Karena jumlah aluminium yang luar biasa tinggi ini, dia kemudian biasa diberi panggilan radio “Alcoa” (nama perusahaan aluminium besar asal Amerika). Tenaga  penggerak kapal ini berasal dari 2 unit reaktor nuklir C1W yang dihubungkan ke 2 mesin turbin General Electric yang menghasilkan 80.000 tenaga kuda, yang digunakan untuk menggerakkan dua poros sehingga kapal tersebut bisa memiliki kecepatan maksimum (dalam kondisi ideal) 30 knot (56 km/jam). Kapal itu diawaki oleh 1.160 perwira dan awak kapal. Sistem elektronik yang dipasang diatasnya termasuk radar pencarian permukaan AN / SPS-10, radar pencarian AN / SPS-12 (ditambahkan pada tahun 1968), AN / SPS-32 bearing-and-range radar, radar pelacak target AN / SPS-33 (ini terkait dengan versi awal dari Naval Tactical Data System (NTDS), radar pencarian udara AN / SPS-48 3D (ditambahkan pada tahun 1980), radar pencarian udara AN / SPS-49 2D (ditambahkan pada tahun 1980), radar pengendalian tembakan AN / SPG-49 “Talos” dan radar pengendalian tembakan AN / SPG-55 “Terrier”. Sonar yang digunakannya adalah seri AN / SQS-23 dan Electronic Warfare (EW) disediakan melalui unit SRBOC dan Sistem AN / SLQ-32. Persenjataan standar asli Long Beach terdiri dari 2 meriam ber-turret kaliber 5 “(127 mm) di dek yang ditambahkan kemudian, 1 x 8 sel peluncur RUR-5 ASROC (Anti-Submarine ROCket) yang punya kemampuan pengisian ulang, 2 peluncur peluru kendali Twin Terrier (total 100 rudal tipe ini dapat dibawanya), 1 peluncur peluru kendali Twin Talos (yang dapat dipasangi hulu ledak nuklir), dan 2 sistem tabung torpedo format tiga tabung kaliber 12,75 “(untuk keluarga torpedo Mk. 44/46). Beberapa bagian kapal dipertahankan dengan senjata senapan mesin berat kaliber 12,7mm yang dioperasikan secara manual untuk menghadapi ancaman jarak dekat. Dengan persenjataan campuran dari senjata berbasis proyektil dan persenjataan rudal, hal ini lalu memberikan Long Beach daya tembak yang cukup besar di semua jarak pada masanya.

Peluncur rudal RIM-8 Talos di USS Long Beach, Juli 1961. Selama masa pengoperasiannya selama hampir 30 tahun, USS Long Beach menjalani berbagai program upgrade baik dari sisi sensor maupun persenjataannya. (Sumber: https://en.m.wikipedia.org/)
Peluncuran rudal RIM-2 Terrier dari USS Long Beach, Oktober 1961. Rudal Terrier lebih kecil dari sistem rudal Talos, sehingga ada lebih banyak rudal tipe ini yang bisa dibawa oleh Long Beach. (Sumber: https://en.m.wikipedia.org/)

Namun, demikian selama masa dinasnya, Long Beach terus dimodernisasi, dimana yang paling utama adalah pada bagian sustem persenjataannya. Rudal jelajah serang darat “Tomahawk” BGM-109 (2 x peluncur 4-sel) kemudian ditambahkan untuk menggantikan peluncur rudal Talos di bagian belakang sementara sepasang peluncur yang masing-masing terdiri dari 4-sel rudal anti-kapal RGM-84 “Harpoon” ditambahkan untuk bisa memberikan kemampuan “pukulan” ofensif terhadap kapal permukaan lawan dari jarak jauh. Sepasang senjata Close-In Weapon Systems (CIWSs) Phalanx kaliber 20mm juga ditambahkan untuk pertahanan titik. Sementara itu, ketika Angkatan Laut secara resmi menerapkan sistem nomor lambung pada bulan Juli 1920, tiga belas kapal tipe Scout Cruiser (tiga selesai pada tahun 1908, ditambah sepuluh kapal baru yang masih dalam pembangunan) diberi kode sebagai “Kapal Penjelajah Ringan” (CL). Semua kapal penjelajah ringan dan berat Angkatan Laut AS berikutnya lalu diberi nomor dalam seri yang sama, yang pada akhirnya mencakup hingga 160 kapal. Pada awal tahun 1952, ketika Angkatan Laut AS mulai mengubah kapal penjelajah berat Boston (CA-69) dan Canberra (CA-70) untuk bisa membawa rudal anti-pesawat, mereka juga memulai memakai seri nomor lambung baru untuk kapal penjelajah jenis baru ini. Karena keduanya tetap mempertahankan beberapa meriam asli kaliber delapan inci mereka, mereka didesain ulang sebagai kapal penjelajah berat berpeluru kendali (CAG-1 dan CAG-2). Pada tahun 1957, enam kapal penjelajah ringan didesain ulang sebagai CLG-3 hingga CLG-8, meskipun yang pertama tetap mempertahankan nomor lambung aslinya untuk sementara (sebagai CLG-93). Nomor terakhir dalam seri “Light Cruisers” (CL) (CLGN-160) secara singkat diberikan ke kapal penjelajah peluru kendali bertenaga nuklir baru Long Beach selama tahun 1956-57, sebelum kapal itu mulai dibuat. Kapal penjelajah peluru kendali bertenaga nuklir konstruksi baru Long Beach kemudian mulai diberi nama sebagai CGN-160 pada awal tahun 1957, sebelum menerima sebutan definitifnya (CGN-9) pada pertengahan tahun itu. Tidak ada lagi kapal lain yang telah dalam seri CL / CA yang kemudian dibuat dan beberapa jenisnya yang masih tersisa sekarang berstatus museum, sehingga pengkodean tersebut dapat dianggap sudah hilang.

KAPABILITAS SISTEM SENSOR DAN PERSENJATAAN

Sebagai kapal penjelajah andalan dengan mencatat beberapa hal sebagai yang pertama, kapal kelas Long Beach dibekali dengan berbagai perangkat sensor dan persenjataan terbaik yang dimiliki Amerika pada jamannya. Berikut adalah paparan singkat dari perangkat sensor dan persenjataan yang pernah terpasang pada kapal penjelajah kelas Long Beach, yang sedikit banyak dapat memberikan gambaran dari kemampuan deteksi dan daya sengat kapal ini di medan tempur.

Perangkat Sensor

NAVAL TACTICAL DATA SYSTEM

Naval Tactical Data System (NTDS) adalah sistem pemrosesan informasi terkomputerisasi yang dikembangkan oleh Angkatan Laut Amerika Serikat pada tahun 1950-an dan pertama kali digunakan pada awal 1960-an untuk digunakan di kapal perang. USS Long Beach adalah salah satu pionir penggunaan sistem ini. Sistem ini pada prinsipnya mengambil data dari berbagai perangkat sensor di kapal-kapal yang berbeda dan menyusunnya kembali untuk menghasilkan satu peta terpadu dari ruang pada medan pertempuran. Informasi ini kemudian dapat diteruskan kembali ke masing-masing kapal dan operator senjata. Angkatan Laut mulai mengembangkan sistem NTDS dengan menggunakan komputer digital transistor pada tahun 1956. Dengan NTDS dan tautan data nirkabel, kapal dapat berbagi informasi yang dikumpulkan oleh sensor mereka dengan kapal lain dalam satuan tugas. NTDS adalah inspirasi dari sistem Aegis yang sekarang digunakan di kapal Angkatan Laut.

USS Long Beach merupakan salah satu kapal yang pertama kali menerapkan sistem Naval Tactical Data System (NTDS). Dengan NTDS dan tautan data nirkabel, kapal dapat berbagi informasi yang dikumpulkan oleh sensor mereka dengan kapal lain dalam satuan tugas. (Sumber: https://www.thedrive.com/)

SCANFAR

Hughes SCANFAR adalah sistem radar phased array (terdiri dari beberapa antena yang dikendalikan komputer yang menciptakan pancaran gelombang radio yang dapat diarahkan secara elektronik ke arah yang berbeda tanpa perlu menggerakkan antena) pertama yang digunakan oleh Angkatan Laut AS, dan dipasang di kapal penjelajah nuklir USS Long Beach (CGN-9) serta kapal induk nuklir USS Enterprise (CVN-65). Sistem ini terdiri dari dua radar pencari, AN / SPS-32 dan AN / SPS-33. Pada tahun 1982, sistem tersebut dihapus dari Long Beach, dan digantikan oleh sistem radar AN / SPS-48 selama perbaikan yang dilakukan secara menyeluruh. Di atas Long Beach, sistem ini menggunakan radar AN / SPG-55 untuk memandu rudal. Meskipun gagal untuk digunakan secara luas, pelajaran yang didapat dari sistem ini lalu diterapkan lebih lanjut pada Sistem Tempur Aegis yang berkaitan dengan radar passive electronically scanning array (PESA) AN / SPY-1. Sebelum pengembangan SCANFAR, Angkatan Laut telah mengembangkan sistem senjata anti-pesawat canggih yang menggabungkan sistem radar yang sangat canggih, AN / SPG-59, dengan rudal jarak jauh baru yang dikenal sebagai RIM-50 Typhon. Radar itu bertindak baik sebagai sistem pengawasan jarak jauh serta sistem penerangan dan panduan target untuk rudal. Sistem tersebut terbukti terlalu maju pada masanya, khususnya hal ini membutuhkan sejumlah besar elemen yang digunakan terbukti tidak dapat diandalkan dan mahal harganya. SCANFAR sampai batas tertentu adalah versi sederhana dari SPG-59. Radar utama akan digunakan hanya digunakan untuk pengawasan, dengan iluminasi target diserahkan ke sistem radar yang ada yang telah digunakan dengan rudal sebelumnya seperti RIM-8 Talos atau RIM-24 Tartar. Sebuah komputer pelacak otomatis kemudian ditambahkan ke sistem pada tahun 1967. Dalam dinas operasional, sistem terbukti kurang reliable, sebagian besar karena banyaknya tabung vakum yang digunakan. Meskipun demikian, “gambaran udara” yang diberikan sistem radar ini terhitung bagus, dengan kemampuan over-the-horizon-nya. Pada tahun 1967, selama periode perombakan kapal, sistem radar Long Beach diubah dari tabung elektronik dengan sistem yang lebih canggih. Proses konversi peralatan radar dan radio ini terbukti meringankan bobot yang ditanggung super struktur kapal sebanyak 20 ton. Radar AN / SPS-33 adalah radar S Band yang dapat memfokuskan satu pancaran radar pada target. SCANFAR akhirnya digantikan oleh sistem radar AN / SPS-48E. AN / SPS-32 sendiri sebagai bagian dari sistem SCANFAR adalah radar untuk pengawasan udara, jangkauan maksimum radar ini adalah sejauh 400 nm (740 km) untuk target besar dan 199 nm (367,5 km) untuk target kecil. Sementara itu AN / SPS-33 adalah radar untuk pelacakan target dengan jangkauan maksimum 250 nm (463 km) untuk target besar dan 129 nm (238,9 km) untuk target kecil.

USS Long Beach, nampak pada gambar sistem Radar SCANFAR terpasang di sisi dari kotak superstruktur kapal. Sistem SCANFAR yang terdiri dari 2 tipe radar memberikan Long Beach kemampuan deteksi atas permukaan air jarak jauh. (Sumber: https://www.thedrive.com/)

AN / SPS-10 

AN / SPS-10 adalah radar pencarian permukaan C-Band berjarak menengah. Radar ini digunakan untuk mendeteksi, menentukan jangkauan dan melacak kontak permukaan dan sampai batas tertentu, kontak udara juga. Dua perangkat untuk interogator IFF terpasang (AN / UPX-27) di kiri dan kanan kedua ujungnya. SPS-10 asli mengeluarkan pulsa gelombang sebesar 190 atau 285 kW. Tiga versi berikutnya menggunakan pemancar 500 kW yang lebih bertenaga. Versi SPS-10E / F menawarkan beamwidth yang lebih luas 1.9 ° · 16 °. Radar ini dihentikan penggunaannya dari dinas operasional pada akhir tahun 1998. Jangkauan maksimum radar ini adalah sekitar  74,1 km dengan kedekatan minimumnya 0,4 km.

Radar Pencarian Permukaan AN / SPS-10. (Sumber: https://www.radartutorial.eu/)

AN / SPS-12 

AN / SPS-12 adalah radar pengintai L-Band yang dikembangkan untuk mendeteksi pesawat dan kapal permukaan. Radar AN / SPS-12 pertama dioperasikan pada bulan September 1953. Antena dari radar ini berwujud jaring parabola logam terpotong yang dipasang didepan feed horn yang besar. Tidak ada perangkat stabilisasi yang diperlukan karena bobot feed horn-nya yang cukup bisa mengimbangi. Sinyal gema radar ditampilkan pada lingkup-PPI (tampilan umum) dan lingkup-A (hanya untuk tampilan jarak). Sistem radar AN / SPS-12 dipensiunkan pada tahun 1980-an. Perangkat radar ini dapat menjangkau jarak maksimum 390 km untuk target besar dan 183 km untuk target kecil.

Piringan Parabola Radar AN / SPS-12. (Sumber: https://www.radartutorial.eu/)

AN / SPS-48

AN / SPS-48 adalah sistem radar pencarian udara tiga dimensi yang dipindai secara elektronik dan digunakan oleh Angkatan Laut AS pada tahun 1960-an sebagai sensor pencarian udara utama untuk kapal perang antipesawat. Radar tiga dimensi ini dipasang di dudukan yang memungkinkan untuk melakukan rotasi 360 derajat. Target kemudian dapat ditemukan pada azimuth tertentu. Kisaran jarak target juga bisa diidentifikasi dengan memperhitungkan waktu yang dibutuhkan gelombang radar untuk keluar dan kembali ke perangkat penerimanya. Yang membedakan sistem radar ini dari sistem sebelumnya adalah kemampuannya untuk mendeteksi ketinggian target di atas permukaan air. Dengan tiga bagian data ini, prosesor pusat radar memiliki kemampuan untuk menempatkan target dalam ruang X, Y, Z, 3 dimensi. Menurut pengakuan ITT Exelis sebagai produsen, sistem ini memiliki jangkauan melebihi 200 nmi (370 km) dan dapat melacak target hingga ketinggian 69 derajat. AN / SPS-48E mampu memberikan data jangkauan target, dan informasi ketinggiannya menggunakan antena pemindaian frekuensi yang menggunakan rentang frekuensi yang berbeda di gelombang E dan F band dengan tiga mode daya: tinggi, sedang dan rendah. Radar SPS-48 memancarkan banyak sinar gelombang dalam rangkaian  frekuensi yang berbeda-beda. Pancaran gelombang ini mampu memindai area ketinggian yang berbeda, yang memungkinkannya untuk mengcover hingga ketinggian 69 derajat. Radar ini dipasang pada penjelajah kelas Long Beach, sebagai bagian dalam program peningkatan pada tahun 1980an. Sementara itu dengan mulai dipakai dengan luas sistem radar Aegis AN / SPY-1 dan berakhirnya Perang Dingin menyebabkan banyak kapal yang menggunakan sistem radar ini dinonaktifkan, dan banyak dari perangkat radar AN / SPS-48 kapal-kapal ini yang kemudian digunakan kembali pada kapal induk dan kapal amfibi, di mana ia digunakan untuk memandu sistem pertahanan udara seperti rudal Sea Sparrow dan RIM-116 SAM. Perangkat yang masih digunakan lalu dimodernisasi di bawah program ROAR untuk menjadi standar AN / SPS-48G guna mendapatkan keandalan yang lebih baik. 

Antena radar SPS-48E (panel persegi besar) di atas kapal USS Theodore Roosevelt (CVN-71). Sistem radar ini mulai melengkapi USS Long Beach pada tahun 1980an. (Sumber: https://en.m.wikipedia.org/)

AN / SPS-49

Bersama dengan AN / SPS-48, AN / SPS-49 menjadi bagian perangkat yang dipasang pada penjelajah kelas Long Beach saat diupgrade pada tahun 1980an. AN / SPS-49 adalah radar pencarian udara jarak jauh dua dimensi Angkatan Laut Amerika Serikat yang dibuat oleh Raytheon yang dapat memberikan data kontak dan jangkauan target. Sistem ini adalah tipe radar pencarian udara utama yang banyak digunakan pada kapal-kapal di armada AS dan di Spanyol, Polandia, Taiwan yang menggunakan fregat kelas Oliver Hazard Perry, juga di Kanada pada fregat kelas Halifax (sebelum peningkatan paruh umur FELEX), Selandia Baru pada fregat kelas Anzac dan Australia dengan fregat kelas Adelaide dan fregat kelas Anzac. Radar ini sebelumnya bertugas dalam peran pelengkap atas kapal penjelajah Aegis yang menggunakan radar AN / SPY-1, tetapi sistem saat ini sedang dalam proses penggantian. Pertama kali diuji pada tahun 1965 di atas kapal USS Gyatt dan diperkenalkan pada tahun 1975, AN / SPS-49 beroperasi pada frekuensi gelombang 851–942 MHz, atau L-, dan memiliki jangkauan  hingga 256 mil laut (474 km). Dengan bentuk parabola seperti kulit jeruk antena radar ini menciptakan sinar berukuran 3,3 ° yang sempit untuk mengurangi kemungkinan deteksi atau gangguan. Radar ini dapat berputar pada 6 rpm dalam mode jarak jauh atau 12 rpm dalam mode jarak pendek. Defaultnya adalah 12 rpm untuk AN / SPS-49A (V) 1, guna menyediakan pemindaian yang lebih sering terhadap ancaman rudal yang masuk. SPS-49A (V) 1 dapat mendeteksi jangkauan penuhnya pada kecepatan 6 atau 12 rpm.

Radar AN / SPS-49 di kapal induk USS Abraham Lincoln. (Sumber: https://en.m.wikipedia.org/)

AN / SPG-49

AN / SPG-49 adalah sistem radar kendali penembakan C-band untuk sistem pertahanan udara kapal RIM-8 Talos Angkatan Laut AS. Sistem radar ini menggunakan sistem tiga gimbal – azimuth, elevasi, dan traverse – yang memungkinkan pemindaian dan pelacakan menyeluruh. AN / SPG-49 menggabungkan sistem radar pelacak monopulse dan radar iluminasi gelombang kontinu ke dalam satu antena. Kekuatan pemancar radar untuk akuisisi dan radar pelacak dihasilkan oleh klystron berpendingin cair dan terletak di dalam antena itu sendiri. AN / SPG-49 menjalankan tiga fungsi. Selama akuisisi target, antena memancarkan gelombang berdenyut berkekuatan 3 MW dan sapuan azimuth untuk menentukan jangkauan, dan ketinggian target. Ketika rudal mendekati target, antena memancarkan sinar iluminasi gelombang kontinu 5 kW yang membawa informasi identifikasi target bagi rudal untuk menghantam sasaran. Sistem radar ini dapat menjangkau sasaran maksimum hingga 275 km. AN / SPG-49 mulai dirancang pada tahun 1947, dan menjadi usang bersama dengan sistem rudal Talos pada akhir tahun 1979.

Radar Pengendali tembakan AN / SPG-49. (Sumber: https://www.pinterest.ca/)

AN / SPG-55

AN / SPG-55 adalah radar pelacak / iluminasi Amerika untuk mendukung pemakaian rudal Terrier dan RIM-67 Standard (SM-1ER / SM-2ER). Radar ini digunakan untuk melakukan pelacakan target dan panduan rudal permukaan-ke-udara sebagai bagian dari sistem kendali tembakan rudal Mk 76. Sistem radar ini dikendalikan oleh komputer UNIVAC 1218. Radar ini mencakup perangkat pemancar dan penerima pulsa C-band untuk pelacakan target, dan pemancar CW-X-band untuk iluminasi target dan penerima untuk pelacakan target Doppler. AN / SPG-55 pertama kali digunakan pada tahun 1961. Sistem ini telah dimodifikasi beberapa kali sejak saat itu, dengan modifikasi terbaru dinamai sebagai varian Mod 10. Sistem radar ini diperkirakan memiliki jangkauan maksimum hingga 275  km.

Radar pengendalian penembakan rudal Terrier AN / SPG-55. (Sumber: https://en.m.wikipedia.org/)

AN / SQS-23

AN / SQS-23 adalah sistem sonar aktif dengan jangkauan sekitar 10.000 yard (9,1 km) yang dimaksudkan agar kompatibel dengan sistem senjata Antisubmarine Rocket (ASROC). Sonar ini dipasang ke berbagai kelas kapal, dari kapal perusak kelas Gearing era Perang Dunia II, yang dipasang di bawah program Rehabilitasi dan Pemeliharaan Armada (FRAM) tahun 1959-65 hingga kapal penjelajah dan kapal perusak konstruksi baru. Sebagian besar kapal yang memakai sistem ini memiliki kubah sonar yang dipasang di bawah lambung, tetapi beberapa kapal perusak AS memiliki dudukan bow sonar.

Sonar AN / SQS-23 yang dipasang di bagian ujung kapal. (Sumber: https://commons.wikimedia.org/)

AN / SLQ-32

AN / SLQ-32 adalah perangkat peperangan elektronik di atas kapal yang dibuat oleh Raytheon Company of Goleta, California dan The Hughes Aircraft Company. Semua versi SLQ-32, dengan pengecualian (V) 4, dihubungkan dengan perangkat MK36 Decoy Launching System, yang mampu meluncurkan chaff dan umpan inframerah di bawah kendali perangkat SLQ-32. Jumlah dan susunan peluncur MK36 yang dipasang tergantung pada ukuran kapal, mulai dari dua peluncur pada satu kombatan kecil hingga sebanyak sepuluh pada kapal induk. Sistem ini mencapai tujuan EW (Electronic Warfare) dengan menyediakan cakupan frekuensi ancaman, cakupan azimuth, dan kemungkinan intersepsi 100 persen, serta respons simultan terhadap berbagai ancaman. Sistem ini dapat mendeteksi radar pencarian dan penargetan pesawat dengan baik sebelum mereka bisa mendeteksi kapal. Waktu respons yang cepat sistem memastikan bahwa perlindungan terhadap potensi gangguan diaktifkan guna mencegah penargetan jarak jauh atas kapal dan untuk menipu rudal yang diluncurkan ke kapal. Sistem ini memiliki berbagai jenis pemancar online untuk identifikasi cepat atas ancaman yang datang.

Perangkat peperangan elektronik AN / SLQ-32. (Sumber: https://www.wikidata.org/)

Mk 36 SRBOC

BAE Systems Mk 36 SRBOC Chaff and Decoy Launching System adalah gabungan mortir 6 laras yang dipasang di dek kapal untuk meluncurkan perangkat pencegahan khusus terhadap berbagai jenis ancaman. Setelah peluncuran dan penyebarannya, Chaff Mk 36 SRBOC  dan infrared countermeasures yang dilepaskan dirancang untuk memancing rudal musuh menjauh dari kapal yang diserang dengan membuat set target palsu. Mk 36 SRBOC terbukti sangat andal, dan hemat biaya. Lebih dari 1.000 sistem ada dalam dinas operasional dan digunakan dengan kapal-kapal Angkatan Laut AS dan 19 armada angkatan laut di seluruh dunia.

Sistem peluncur Chaff dan Decoy Mk 36 SRBOC. (Sumber: https://www.baesystems.com/)

Persenjataan

RIM-2 TERRIER

Convair RIM-2 Terrier adalah rudal permukaan-ke-udara (SAM) jarak menengah dua tahap milik angkatan laut, dan merupakan salah satu rudal permukaan-ke-udara paling awal untuk melengkapi kapal-kapal perang Angkatan Laut Amerika Serikat. Rudal ini telah mengalami peningkatan yang signifikan saat dalam dinas operasionalnya, diawali dengan memakai sistem beam-riding dan jangkauan 10-nautical-mile (19 km) pada kecepatan Mach 1,8, dan berakhir sebagai sistem radar homing semi-aktif dengan jangkauan 40 nmi ( 74 km) serta kecepatan setinggi Mach 3. Terrier kemudian digantikan dalam dinas operasional oleh rudal RIM-67 Standard ER (SM-1ER). Awalnya, Terrier menggunakan pemandu radar beam-riding, kontrol aerodinamis pada bagian depan, dan hulu ledak konvensional. Ia memiliki kecepatan tertinggi sebesar Mach 1,8, jangkauan hanya 10 nmi (19 km), dan hanya bisa berguna melawan target subsonik. Awalnya, Terrier memiliki daya dorong peluncuran 23 kN (5.200 lbf), dan berat 1.392 kg (3.069 lb). Dimensi aslinya diameter 340 mm (13 in), panjang 8,08 m (26,5 kaki), dan rentang sirip 1,59 m (5,2 kaki). Harga per rudal pada tahun 1957 diperkirakan $ 60.000. Sementara itu versi perbaikannya RIM-2E memperkenalkan penggunaan radar homing semi-aktif, untuk efektivitas yang lebih besar terhadap target yang terbang rendah. Versi terakhir, RIM-2F, menggunakan motor baru yang meningkatkan jangkauan efektifnya dua kali lipat menjadi 40 nmi (74 km). Terrier adalah sistem rudal utama dari sebagian besar kapal penjelajah Angkatan Laut AS dan fregat berpeluru kendali yang dibangun selama tahun 1960-an. Sistem ini bisa dipasang pada kapal lebih kecil daripada sistem rudal RIM-8 Talos yang jauh lebih besar dan jaraknya lebih jauh. Instalasi Terrier biasanya terdiri dari peluncur ganda Mk 10 dengan magasin pemuatan dari belakang sebanyak 40 rudal, tetapi beberapa kapal telah memperbesar magasinnya untuk bisa memuat hingga 60 atau 80 rudal, Sementara instalasi di kapal kelas Boston dan Canberra menggunakan magasin muat bawah yang menampung 72 rudal.

Sistem Rudal Pertahanan Udara Jarak Menengah RIM-2 Terrier. (Sumber: https://id.pinterest.com/)

RIM-8 TALOS

Bendix RIM-8 Talos adalah rudal permukaan-ke-udara angkatan laut jarak jauh, dan merupakan salah satu rudal permukaan-ke-udara paling awal yang melengkapi kapal-kapal perang Angkatan Laut Amerika Serikat. Talos menggunakan sistem radar beam riding untuk memandu rudal di sekitar targetnya, dan radar homing semiaktif (SARH) untuk panduan terminalnya. Susunan empat antena yang mengelilingi hidung rudal merupakan receiver SARH yang berfungsi sebagai interferometer gelombang kontinu. Dorongan awal rudal saat ditembakkan disediakan oleh pendorong roket padat dan ramjet Bendix untuk penerbangan menuju ke target dengan hulu ledak berfungsi sebagai kompresor ramjet. Talos awalnya diberi nama SAM-N-6, dan kemudian diubah namanya menjadi RIM-8 pada tahun 1963. Struktur badan rudal dibuat oleh McDonnell Aircraft di St. Louis;  dengan perakitan terakhir dilakukan oleh Bendix Missile Systems di Mishawaka, Indiana. Versi produksi pertama dari rudal tersebut berharga cukup mahal pada masanya, sekitar $ 155.000 pada tahun 1955 ($ 1.443.674,16 dalam dolar tahun 2020), namun harganya kemudian turun karena Bendix meningkatkan jumlah produksi. Talos kemudian hanya digunakan relatif terbatas karena ukurannya yang besar dan sistem antena radar gandanya; yang hanya ada beberapa kapal yang dapat menampung rudal besar dengan radar pemandu rudal AN / SPW-2 dan target iluminasi dan radar pelacak AN / SPG-49 seperti itu.

Sistem Rudal Pertahanan Udara Jarak Jauh RIM-8 Talos. Ukuran Talos setara dengan ukuran pesawat tempur kecil. (Sumber: https://id.wikipedia.org/)
Detail Rudal RIM-8E Talos. Pada masanya, Talos termasuk sistem senjata berharga mahal. (Sumber: https://www.okieboat.com/)

Rudal sepanjang 9,9 meter dan seberat 3½ ton ini sebanding ukurannya dengan pesawat tempur kecil. Sistem Peluncuran Rudal Terpandu Mark 7 Talos (GMLS) dipasang di tiga kapal penjelajah kelas Galveston (kapal penjelajah ringan kelas Cleveland yang dikonversi) dengan 16 rudal siap pakai di magasin dan hingga 30 rudal dan booster di area penyimpanan utama di atas kapal. USS Long Beach yang bertenaga nuklir dan tiga kapal penjelajah kelas Albany (diubah menjadi kapal penjelajah berat kelas Baltimore) membawa Sistem Peluncuran Rudal Terpandu Mark 12 yang diisi dari magasin berisi 52 rudal di bawah dek utama. SAM-N-6b / RIM-8A awal memiliki jangkauan efektif sekitar 50 nm (92,6 km) dan menggunakan hulu ledak konvensional. Sementara itu SAM-N-6bW / RIM-8B adalah RIM-8A dengan hulu ledak nuklir; panduan terminal kemudian dinilai tidak diperlukan untuk hulu ledak nuklir, sehingga antena SARH pada rudal tersebut dihilangkan. SAM-N-6b1 / RIM-8C lalu diperkenalkan pada tahun 1960 dan memiliki jangkauan berlipat dua, dan hulu ledak konvensional yang lebih efektif. RIM-8D adalah versi hulu ledak nuklir dari -8C. SAM-N-6c / RIM-8E “Unified Talos” memiliki hulu ledak yang dapat ditukar, menghilangkan yang kebutuhan untuk menyediakan kapasitas magasin yang membawa varian khusus berhulu ledak nuklir. RIM-8E juga memiliki continuous-wave terminal homing seeker yang ditingkatkan, dan memiliki jangkauan jelajah yang lebih tinggi. Beberapa rudal RIM-8C yang dipasang dengan seeker baru, kemudian diberi nama sebagai RIM-8F. Versi yang terakhir RIM-8G dan RIM-8J memiliki peningkatan radar homing yang lebih canggih dan kapasitas bahan bakar baru yang memperpanjang jangkauan hingga 130 nm (241 km).

RIM-67 STANDARD ER

RIM-67 Standard ER (SM-1ER / SM-2ER) adalah rudal permukaan-ke-udara (SAM) jarak jauh dan rudal anti kapal yang awalnya dikembangkan untuk Angkatan Laut Amerika Serikat (USN). RIM-67 dikembangkan sebagai pengganti dari sistem rudal RIM-8 Talos, sistem era tahun 1950-an yang digunakan pada berbagai kapal USN, dan akhirnya menggantikan RIM-2 Terrier juga, karena ukuran dan magasinnya yang sama, serta bisa ditembakkan dengan peluncur rudal Terrier yang ada. Seri rudal ini lalu menjadi sistem SAM universal Angkatan Laut AS, oleh karena itu dijuluki sebagai “Rudal Standar”. Teknologi yang ditingkatkan kemudian memungkinkan RIM-67 diperkecil ke ukuran rudal RIM-2 Terrier sebelumnya. Kapal yang telah ada dengan sistem kendali penembakan peluru kendali Mk86, atau “Terrier” lalu diadaptasi untuk menggunakan rudal baru sebagai pengganti rudal RIM-2 Terrier yang lebih tua. Kapal yang beralih dari RIM-2 Terrier ke RIM-67A masih tetap disebut sebagai kapal Terrier meskipun dilengkapi dengan rudal yang lebih baru. Panjang dari rudal ini adalah 26.2 ft (8.0 m) dan lebarnya 5 ft 2 in (1.57 m). Hulu ledak yang digunakan bertipe high explosive seberat 137 lb (62 kg). Rudal ini memiliki jarak jangkau antara 5–100 nmi (120–185 km) yang dapat terbang hingga ketinggian 80,200 ft (24,400 m), dengan kecepatan Mach 3.5.

Rudal Pertahanan Udara RIM-67 Standard ER. Pada masa-masa akhir pengabdiannya USS Long Beach mengganti sistem pertahanan udaranya dengan Rudal Standard. (Sumber: https://time-symmetry.com/)

RGM-84 HARPOON

Harpoon adalah rudal anti-kapal segala cuaca, over-the-horizon, yang dikembangkan dan diproduksi oleh McDonnell Douglas (sekarang Boeing Defense, Space & Security). Harpoon biasa menggunakan radar pelacak aktif dan terbang tepat di atas permukaan air untuk menghindari deteksi dan mengurangi waktu reaksi pertahanan lawan. Versi yang diluncurkan dari kapal perang, yakni RGM-84, dilengkapi dengan pendorong roket berbahan bakar padat yang terlepas saat digunakan, untuk memungkinkan turbojet utama rudal mempertahankan penerbangan rudal menuju ke sasaran. Harpoon yang diluncurkan dari kapal memiliki panjang sekitar 15 ft (4.6 m) dan diameter 13.5 in (34 cm). Rudal ini memiliki hulu ledak sebesar 488 pounds (221 kg), dan versi umumnya dapat menjangkau sasaran hingga 140 km (75 nmi) pada kecepatan 850 km/h (460 knots, 240 m/s, atau 530 mph). Dengan dipasangi rudal ini, penjelajah kelas Long Beach akhirnya memiliki kemampuan ofensif mumpuni diatas permukaan laut.

Rudal anti kapal RGM-84 Harpoon yang memberikan USS Long Beach kemampuan ofensif sejati diatas permukaan laut. (Sumber: https://weaponsystems.net/)

TOMAHAWK

Rudal Tomahawk (/ ˈtɒməhɔːk /) Land Attack Missile (TLAM) adalah rudal jelajah subsonik jarak jauh, segala cuaca, bertenaga jet, yang terutama digunakan oleh Angkatan Laut Amerika Serikat dan Angkatan Laut Kerajaan Inggris yang berbasis di kapal perang permukaan dan kapal selam. Rudal ini didesain dan awalnya diproduksi pada tahun 1970-an oleh General Dynamics sebagai rudal jarak menengah hingga jarak jauh, yang terbang di ketinggian rendah dan dapat diluncurkan dari platform permukaan. Desain modular dari rudal ini bisa mengakomodasi berbagai tipe hulu ledak, pemandu, dan bisa menyasar target dalam berbagai jarak, tergantung variannya. Setidaknya terdapat enam varian dan beberapa versi yang ditingkatkan telah diperkenalkan sejak rudal ini pertama kali dioperasikan, termasuk varian yang diluncurkan dari udara, kapal selam, dan darat serta yang berhulu ledak konvensional dan nuklir. Pada tahun 2019, hanya varian non-nuklir yang diluncurkan dari laut yang dibuat oleh Raytheon yang saat ini masih beroperasi. Secara garis besar, sistem operasi rudal ini mengikuti sekuen berikut: setelah mencapai ketinggian penerbangan, sayap rudal dibuka, dengan airscoop terbuka dan mesin turbofan digunakan untuk penerbangan jelajah. Di atas air, Tomahawk menggunakan panduan inersia atau GPS untuk mengikuti jalur yang telah ditentukan sebelumnya. Begitu sampai di darat, sistem panduan rudal dibantu oleh perangkat pencocokan kontur medan (TERCOM). Pada bagian akhir panduan terminal disediakan oleh sistem Digital Scene Matching Area Correlation (DSMAC) atau GPS, yang mampu menghasilkan kemungkinan kesalahan yang diklaim hanya meleset maksimal sekitar 10 meter. Akurasi yang sangat baik untuk rudal yang terbang menjelajah sejauh itu. Panjang rudal ini tanpa booster adalah 18 ft 3 in (5.56 m) dan dengan booster bertambah menjadi 20 ft 6 in (6.25 m), dengan diameternya 20.4 in (0.52 m). Tomahawk dapat membawa hulu ledak nuklir jenis W80 atau hulu ledak konvensional seberat 1,000 pounds (450 kg). Jangkauan maksimum rudal ini sekitar 1,350 nmi (1,550 mi; 2,500 km), dengan kecepatan jelajah subsoniknya mencapai ~Mach 0.74. sekitar 550 mph (480 kn; 890 km/h).

Pada pertengahan tahun 1980an, USS Long Beach mulai dilengkapi dengan rudal jelajah jarak jauh Tomahawk yang sangat akurat. (Sumber: https://www.militaryaerospace.com/)

TORPEDO MARK 44

Torpedo Mark 44 adalah torpedo ringan yang sekarang sudah usang, yang dapat diluncurkan dari udara dan diluncurkan dari kapal buatan Amerika Serikat, serta dibuat bawah lisensi di Kanada, Prancis, Italia, Jepang dan Inggris, dengan sekitar 10.500 sudah diproduksi untuk berdinas dengan Angkatan Bersenjata AS. Torpedo ini digantikan oleh torpedo Mark 46, mulai pada akhir 1960-an. Angkatan Laut Australia, bagaimanapun, terus menggunakannya bersama penggantinya selama beberapa tahun, karena Mark 44 dianggap memiliki kinerja yang unggul dalam kondisi air dangkal tertentu. Mark 44 adalah desain torpedo modular, yang terdiri dari empat bagian utama. Hidung tumpulnya berisi sonar pencari aktif dengan hulu ledak berdaya ledak tinggi seberat 75 pon (34 kg) tepat ada di belakangnya. Bagian kedua berisi perangkat panduan dan giroskop. Bagian ketiga berisi baterai air laut berkekuatan 24 kilowatt yang menggunakan elektroda perak klorida dan magnesium dengan air laut bertindak sebagai elektrolitnya. Terakhir adalah bagian propulsi yang menampung motor listrik, empat sirip kontrol persegi panjang, dan dua baling-baling kontra-putaran. Bobot torpedo ini adalah 432 pounds (196 kg), dengan panjangnya 8.2 feet (2.5 m) dan diameter 12.75 inches (32.4 cm). Jangkauan operasionalnya sekitar 3.4 miles (5.5 km), dengan kedalaman maksimumnya hingga 1,000 yards (910 m). Kecepatan maksimal torpedo ini adalah 30 knots (56 km/h; 35 mph).

Torpedo ringan Mark 44. (Sumber: https://en.wikipedia.org/)

TORPEDO MARK 46

Torpedo Mark 46 adalah tulang punggung inventaris torpedo ringan anti-kapal selam Angkatan Laut Amerika Serikat dan juga merupakan standar NATO. Torpedo udara ini dirancang untuk bisa menyerang kapal selam berperforma tinggi. Pada tahun 1989, program perbaikan untuk dari varian Mod 5 menjadi Mod 5A dan Mod 5A (S) telah meningkatkan kinerjanya di perairan dangkal. Mark 46 awalnya dikembangkan sebagai REsearch TORpedo Concept I (RETORC I), sebagai salah satu dari beberapa sistem senjata yang direkomendasikan untuk diterapkan oleh Project Nobska, sebuah studi pada musim panas 1956 tentang perang anti kapal selam. Torpodo ini memiliki panjang 8 ft 6 in (2.59 m) dan berbobot 508 lb (230 kg), sementara diameternya 12.75 in (324 mm). Jangkauan torpedo ini sekitar 12,000 yd (11,000 m), lebih jauh dari torpedo Mark 44 yang digantikannya. Kedalaman operasinya hingga > 1,200 ft (370 m). Kecepatan maksimum Mark 46 adalah > 40 kn (74 km/h; 46 mph). Panduan torpedo ini menggunakan metode deteksi akustik Active atau passive/active, dengan hulu ledaknya sebesar 96.8 lb (43.9 kg).

Mk-46 Mod.5A torpedo latihan yang dapat diambil kembali (REXTORP) diluncurkan dari tabung torpedo tipe Mk-32. (Sumber: https://www.seaforces.org/)

RUR-5 ASROC

RUR-5 ASROC (untuk “Anti-Submarine ROCket”) adalah sistem rudal anti-kapal selam segala cuaca, yang bisa dipakai di semua kondisi laut. Dikembangkan oleh Angkatan Laut Amerika Serikat pada tahun 1950-an, sistem ini mulai dikerahkan pada 1960-an, diperbarui pada tahun 1990-an, dan akhirnya dipasang di lebih dari 200 kapal perang permukaan AL AS, khususnya kapal penjelajah, kapal perusak, dan fregat. ASROC telah digunakan juga di sejumlah kapal perang dari banyak angkatan laut lainnya, termasuk AL Kanada, Jerman, Italia, Jepang, Republik Cina, Yunani, Pakistan, dan lainnya. Sistem ASROC pertama yang menggunakan peluncur MK-112 “Matchbox” dikembangkan pada tahun 1950-an dan dipasang pada kapal perang di tahun 1960-an. Sistem ini telah dipensiunkan pada tahun 1990-an dan diganti dengan RUM-139 Vertical Launch ASROC, atau “VLA”. Sistem ini beroperasi setelah kapal permukaan, pesawat patroli, atau helikopter anti-kapal selam mendeteksi adanya kapal selam musuh dengan menggunakan sonar atau sensor lain, yang dapat menyampaikan posisi kapal selam ke kapal yang dilengkapi ASROC untuk diserang. Kapal penyerang kemudian akan menembakkan roket ASROC yang membawa torpedo pelacak akustik atau Bom Dalam Nuklir W44 dalam lintasan balistik terarah menuju ke target. Pada titik yang telah ditentukan sebelumnya di lintasan roket, torpedo atau bom dalam terpisah dari roket dan mengembangkan parasut untuk memungkinkan masuk kedalam air dengan kecepatan rendah dan dengan kebisingan minimum yang menjadikannya sukar terdeteksi. Setelah masuk ke air torpedo diaktifkan, yang dipandu oleh sistem sonarnya sendiri, dan mencapai target dengan menggunakan sonar aktif atau sonar pasif. Bobot sistem ini adalah 1,073 pounds (487 kg), dengan panjang 14.75 ft (4.50 m) dan diameter 16.6 inches (420 mm). Sistem roket anti kapal selam ini dapat membawa torpedo Mark 46 atau  hulu ledak nuklir W44 dengan jangkauan penembakannya sekitar 6 mil (9.7 km).

Peluncur ASROC di atas kapal USS Columbus (1962). (Sumber: https://en.wikipedia.org/)
Prinsip penembakan RUR-5 ASROC. (Sumber: https://commons.wikimedia.org/)

MERIAM MARK 12 KALIBER 5 “/ 38

Meriam Mark 12 kaliber 5 ” (127 mm)/38 adalah meriam yang digunakan oleh angkatan laut Amerika Serikat. Meriam itu dipasang untuk tujuan tunggal atau tujuan ganda. Untuk tujuan ganda (DP) berarti bahwa meriam ini dirancang agar bisa efektif menghadapi target permukaan dan target pesawat karena larasnya dapat dinaikkan hingga elevasi 85 ° dan bisa menembakkan peluru anti pesawat. Sistem meriam Mk 12 pada dudukannya berbobot 29,260 lb (13,270 kg) hingga 170,653 lb (77,407 kg), dengan panjang totalnya 223.8 in (5.68 m). Meriam ini menembakkan peluru ukuran 127×680mmR dengan bobot masing-masing 53 sampai 55 lb (24 to 25 kg). Meriam ini didesign untuk bisa menembak dengan kecepatan 15 rpm. Peluru yang dilepaskannya memiliki kecepatan awal 2,600 ft/s (790 m/s). Jangkauan maksimum horizontal dari meriam ini dengan peluru seberat 55-pound (25 kg) projectile adalah 18,000 yards (16,000 m). Sementara untuk peran anti-pesawat, meriam ini dapat menjangkau ketinggian hingga 37,200 feet (11,300 m) pada sudut maksimum 85 derajat.

Meriam kaliber 127 mm di USS David W. Taylor. (Sumber: https://en.wikipedia.org/)

CIWS PHALANX

CIWS Phalanx adalah sistem senjata pertahanan jarak dekat terhadap ancaman yang datang seperti kapal kecil, torpedo permukaan, rudal anti-kapal, dan helikopter. Sistem ini dirancang dan diproduksi oleh General Dynamics Corporation, Divisi Pomona, yang kemudian menjadi bagian dari Raytheon. Sistem ini terdiri dari kanon Vulcan kaliber 20 mm (0,8 in) yang dipandu oleh radar Ku-Band yang dipasang pada turret yang bisa berputar. Phalanx telah digunakan oleh Angkatan Laut Amerika Serikat dan angkatan laut dari 15 negara lainnya. Sistem senjata ini memiliki tinggi 15.5 ft (4.7 m), dengan bobot 12,500 lb (5,700 kg), dimana versi terakhirnya berbobot 13,600 lb (6,200 kg). Phalanx memiliki elevasi penembakan −25° to +85° dan kecepatan proyektilnya sekitar 3,600 ft/s (1,100 m/s). Sistem Phalanx punya kecepatan penembakan hingga 4,500 peluru/menit, dengan berondongan maksimal 1000 peluru sekali tembak sebelum larasnya diistirahatkan. Jumlah amunisi yang dapat ditampung pada sistem ini adalah 1,550 peluru. Dengan target berkecepatan Mach 2, jarak tembak efektifnya adalah 1,625 yd (1,486 m) dan jarak maksimumnya 6,000 yd (5,500 m). Sistem Phalanx dihargai sekitar $3.8 juta.

Sistem senjata pertahanan udara jarak dekat CIWS Phalanx. (Sumber: https://www.radarmiliter.com/)

DINAS OPERASIONAL

Dibangun di Galangan Kapal Sungai Fore milik Perusahaan Baja Betlehem di Quincy, Massachusetts, lunas kapal Penjelajah Kelas Long Beach diletakkan pada tanggal 2 Desember 1957. Selama proses konstruksi pada bulan Januari 1960, dilaporkan secara luas bahwa ada kemungkinan pembuatan Long Beach disabotase ketika kabel listrik anti-ranjau (degaussing) ditemukan sengaja dipotong di tiga tempat. Itu adalah upaya yang kedua dari tiga insiden di Galangan Kapal Sungai Fore pada saat itu. Sementara itu, sebagai kapal perang permukaan bertenaga nuklir pertama di dunia, kapal penjelajah peluru kendali USS Long Beach berlayar untuk pertama kalinya pada pagi hari tanggal 5 Juli 1961. Long Beach (yang sekarang disebut CGN 9) ditugaskan di Pangkalan Angkatan Laut Boston pada tanggal 9 September 1961, tahun yang sama dengan USS Enterprise, CVA (N) 65, kapal induk bertenaga nuklir pertama di dunia. Setelah resmi dioperasikan, kapal itu dipangkalkan di Norfolk hingga awal tahun 1966 ketika kapal dipindahkan ke Armada Pasifik. Kapal penjelajah berpeluru kendali lalu melakukan pengujian ekstensif terhadap sistem senjatanya kompleks dan sistem propulsi miliknya yang kompleks dari tanggal 2 Oktober hingga 16 Desember 1961. Kinerja superlatifnya membuktikan bahwa kapal penjelajah nuklir itu sebuah kapal perang yang berkemampuan tinggi dan efektif.

Long Beach saat diresmikan pada tanggal 9 September 1961. Kapal itu merupakan kapal perang tercanggih pada masanya. Perhatikan misil Talos besar yang mengarah ke langit. (Sumber: https://www.thedrive.com/)

Antara tanggal 28 Desember dan 6 Januari 1962 ia melakukan uji operasional rudalnya di lepas pantai Puerto Rico, kemudian berlayar ke Bremerhaven, Jerman, tiba 15 Januari untuk kunjungan kehormatan di pelabuhan Eropa utara. Dengan kapal selam bertenaga nuklir yang sudah beroperasi di armada AL Amerika dan kapal perusak berpeluru kendali bertenaga nuklir USS Bainbridge (DLGN 25), yang akan ditugaskan pada tahun berikutnya, mereka kemudian akan bergabung dengan komunitas kapal perang yang memiliki peningkatan jangkauan berlayar dan kemampuan tempurnya dianggap sangat penting, sebagai bagian dari kemampuan penangkal Amerika yang terus berkembang. Kembali ke Norfolk pada tanggal 7 Februari, ia berlatih di lepas pantai timur dan di Karibia, pada 10 April bergabung dalam latihan Armada Atlantik di lepas pantai Carolina Utara dan Virginia sebagai kapal bendera untuk Laksamana Robert H. Dennison, Panglima Tertinggi Armada Atlantik. Sebuah insiden penting terjadi, mempengaruhi Long Beach serta desain CG / DLG masa depan, ketika fregat baru Dewey (DLG 14) ditugaskan untuk menembak jatuh drone baling-baling selama kegiatan tinjauan armada yang disaksikan oleh Presiden John Kennedy dan Wakil Presiden Lyndon B. Johnson. Tiga rudal Terrier ditembakkan ke drone yang mendekat tetapi ketiganya meleset dari target mereka. Kennedy yanf khawatir dengan kegagalan ini, konon kabarnya secara pribadi memerintahkan kapal penjelajah rudal yang baru itu untuk dilengkapi dengan senjata meriam. Perubahan ini muncul pada kapal yang dibuat tahun 1962-1963, dengan menambahkan dua dudukan meriam tunggal berukuran kaliber 5 inci / 38. Senjata 5 inci / 38 dalam satu dudukan tampak cukup kuno di kapal bersenjata rudal seperti Albany dan Long Beach, tetapi sistem senjata lama ini memang memberikan beberapa kemampuan pertahanan yang tidak ada di kapal saat mereka selesai dibuat.

Bainbridge, Long Beach, dan Enterprise, membentuk gugus tugas bertenaga nuklir pertama di dunia, dan berlayar ke seluruh dunia pada musim panas 1964. Grup tersebut melakukan perjalanan lebih dari 30.000 mil dalam 65 hari tanpa perlu dibekal ulang. (Sumber: https://www.thedrive.com/)

Pada bulan Mei 1964, Enterprise, Long Beach dan Bainbridge bergabung bersama di Mediterania untuk membentuk gugus tugas kapal-kapal perang bertenaga nuklir pertama (TF-1) dan melakukan Operasi Sea Orbit. Sea Orbit mengingatkan kembali pada demonstrasi yang sama dilakukan pada masa pemerintahan Presiden Teddy Roosevelt dalam menampilkan kemampuan mobilitas strategis Angkatan Laut AS, dimana pada masa itu Armada kapal perang Amerika yang dikenal sebagai Great White Fleet menjelajah ke seluruh dunia dari tahun 1907 hingga 1909. Pada tanggal 31 Juli 1964, USS Enterprise (CVN-65), USS Long Beach dan USS Bainbridge (CGN-25) berangkat dari Laut Mediterania untuk menjalani pelayaran selama 65 hari, dan menjelajah sejauh 30.000 mil keliling dunia dengan tanpa melakukan pengisian bahan bakar atau logistik saat beroperasi pada tempo normal. Tapi tidak seperti Great White Fleet, TF-1 berlabuh di Karachi, Pakistan; Melbourne, Australia; Wellington, Selandia Baru; dan Rio de Janeiro, Brasil bukan untuk mengisi batu bara atau perbekalan; namun menunjukkan inovasi kapal bertenaga nuklir Angkatan Laut AS kepada pejabat asing dan banyak pihak lainnya. Ketiga kapal, melakukan perjalanan dalam segala jenis kondisi cuaca, dan melakukan transit 5.115 mil dari Australia ke Cape Horn, Afrika Selatan dengan kecepatan rata-rata lebih dari 25 knot – menunjukkan kemampuan kapal permukaan bertenaga nuklir untuk memperkuat kepentingan AS dengan cepat di daerah terpencil dan beroperasi dalam jarak yang sangat jauh dengan kecepatan tinggi tanpa dukungan logistik. 

USS Long Beach beberapa kali ditugaskan di perairan Teluk Tonkin selama Perang Vietnam. Dalam penugasannya ini, Long Beach tercatat menembak jatuh 2 pesawat tempur MiG milik Vietnam Utara. (Sumber: https://www.history.navy.mil/)

Sementara itu kombinasi dari NTDS (Naval Tactical Data System) dan sistem Rudal Talos membuat Long Beach menjadi sebagai kapal yang menjalankan peran Positive Identification Radar Advisory Zone (PIRAZ) di kawasan utara Teluk Tonkin yang efektif selama Perang Vietnam. Dengan demikian, tanggung jawab utamanya adalah untuk “memastikan” diantara pesawat serang AS yang kembali, bahwa tidak ada pesawat musuh yang berusaha menghindari identifikasi dengan bersembunyi di antara pesawat kawan yang kembali. Selain itu, kapal ini juga memberikan dukungan untuk unit helikopter Search and Rescue (SAR). Selama tur ini, Long Beach bertanggung jawab untuk mengarahkan proses penembakan jatuh satu pesawat An-2 ‘Colt’ buatan Soviet yang mencoba menyerang unit angkatan laut Vietnam Selatan. Penembakan kemudian dilakukan oleh sebuah pesawat F-4 Phantom II di bawah kendali pengontrol intersep udara USS Long Beach. Kapal penjelajah ini lalu kembali ke Long Beach, California, pada Juli 1967. Selama bulan Mei 1968, Long Beach yang dikirim kembali ke Teluk Tonkin diberi izin untuk menembaki pesawat-pesawat tempur MiG Vietnam Utara. Meskipun dia gagal pada satu kesempatan di tanggal 11 Mei, dua belas hari kemudian USS Long Beach menembakkan dua rudal Talos dengan interval dua menit ke sepasang pesawat musuh dari jarak sekitar 65 mil (105 km) jauhnya. Satu pesawat tempur MiG-21 berhasil dihancurkan oleh satu rudal dan rudal yang kedua meledak di antara puing-puingnya di sekitar kota Vinh. Ini adalah pertama kalinya sebuah kapal berhasil menghancurkan pesawat musuh dengan peluru kendali, dan juga untuk pertama kalinya kapal perang permukaan bertenaga nuklir berhasil menembakkan peluru kendali ke target musuh. Pada bulan Juni 1968, Long Beach lagi-lagi berhasil menembak jatuh MiG kedua pada jarak 61 mil (98 km). Insiden tersebut tidak segera dipublikasikan, namun Long Beach lalu menerima sebuah penghargaan Navy Unit Commendation untuk aksinya. Meski demikian, banyak juga tembakan rudal Talos dan Terrier lainnya yang meleset. Menurut catatan setidaknya kapal ini sempat terlibat 7 kali kontak dengan elemen-elemen musuh, sembari membantu mengarahkan serangan-serangan yang dilakukan pihak kawan untuk menjatuhkan pesawat-pesawat MiG. Dengan perlengkapan elektronik yang dimilikinya Long Beach diatas kertas dapat menembak jatuh target udara yang terbang di atas wilayah yang dikuasai musuh dengan rudalnya sejauh 75 mil (120 km). Long Beach kemudian menerima Combat Action Ribbon untuk aksi pada 26 April 1972, beberapa hari setelah Pertempuran Đồng Hới. Setelah penugasan di Vietnam, Long Beach melakukan tugas rutin di kawasan Pasifik Barat dan Samudra Hindia, meskipun pada tahun 1975 ia menjalani tugas pengawalan kembali di perairan Asia Tenggara untuk bergabung bersama satuan tugas ad-hoc AS selama insiden Mayagüez di hari-hari awal setelah jatuhnya Saigon ke tangan komunis. Pada tahun 1980, kapal tersebut tercatat menyelamatkan 114 manusia perahu Vietnam di lepas pantai Vietnam.

Konsep artis dari USS Long Beach setelah dikonversi ke kapal penjelajah bersistem Aegis. Rencana konversi ini tidak pernah terlaksana karena dianggap tidak ekonomis. (Sumber: https://en.m.wikipedia.org/)

Pada tahun 1974, Angkatan Laut mengusulkan program untuk pembuatan kembali kapal penjelajah serang bertenaga nuklir (CSGN). Selama tinjauan dari Dewan Peninjau Akuisisi Sistem Pertahanan (DSARC), Angkatan Laut diminta untuk memberikan opsi untuk retrofit radar Aegis (berdasarkan studi konsep radar phased array dari penelitian yang dilakukan oleh JJMA) dan untuk memeriksa alternatif mesin yang digunakan, baik bertenaga nuklir maupun konvensional, untuk kapal konstruksi baru. Long Beach sempat menjadi kandidat utama pengguna sistem radar perang anti-udara Aegis karena dia telah membawa radar phased array. Tapi radarnya dianggap primitif dibandingkan dengan radar SPY-1 Aegis, dan proses “konversi” yang dimaksud pada akhirnya tidak lain menjadi sebuah proses rekonstruksi ulang. Setelah melewati perdebatan, banyak pihak lalu mendukung permintaan Komite Angkatan Bersenjata DPR agar kapal penjelajah Long Beach dikonversi dan kapal dengan sistem radar Aegis di masa depan harus bertenaga nuklir. Kenyataannya ongkos konversi Long Beach diperkirakan akan menelan biaya hampir $ 800 juta, lebih dari perkiraan harga kapal Aegis bermesin konvensional baru. Tetapi Komite Otorisasi, didominasi oleh para pendukung mesin tenaga nuklir, sehingga tekanan untuk mengubah Long Beach sangat kuat. Pada tahun 1977, perdebatan Kongres mengenai apakah akan mendanai konversi Long Beach sangat dipengaruhi oleh perselisihan mengenai apakah akan mengizinkan pembuatan kapal induk bertenaga nuklir baru. Pemerintah Presiden Carter pertama kali mengusulkan pembangunan sebuah kapal induk bertenaga konvensional yang besar, tetapi kritik dari pihak Kongres, seperti Senator Robert Taft dari Ohio, lebih menyukai pembangunan beberapa “kapal pengendali laut” yang lebih kecil dan lebih murah sebagai gantinya. Komite otorisasi kemudian mempromosikan versi kapal induk bertenaga nuklir. Terlepas dari itu, Angkatan Laut menerima dana hampir sebesar $ 940 juta untuk pembangunan kapal perang Aegis bertenaga turbin gas pertama pada Tahun Anggaran 78, dan sejumlah uang bahkan dialokasikan untuk studi lebih lanjut tentang “kapal penjelajah serang” Aegis bertenaga nuklir.

USS Long Beach setelah menjalani proses upgrade. (Sumber: https://www.thedrive.com/)
Pada tahun 1977, USS Long Beach diupgrade untuk bisa didarati helikopter, namun tidak memiliki fasilitas penyimpanannya. (Sumber: https://www.thedrive.com/)

Pada tahun 1977 Long Beach menjalani perombakan besar-besaran di mana persenjataannya diubah untuk memasukkan kemampuan mendarat, tetapi tidak untuk menyimpan helikopter. Sebuah konversi ke sistem AEGIS telah dipertimbangkan, tetapi tidak dilakukan karena fakta bahwa persenjataan rudalnya sudah usang dan dana yang tersediavharus dialihkan ke kapal konstruksi baru seperti penjelajah Ticonderoga Class (CG 47) dan fregat Perry Class. Rudal Talos kemudian dihapus dari dinas operasional pada tahun 1979 bersama dengan sistem kendali penembakan peluru kendali tipe Mk 77 dan diganti dengan tabung peluncur rudal anti kapal Harpoon dan boks peluncur lapis baja rudal Tomahawk. Dari bulan Januari hingga Oktober 1985, sistem rudal jelajah TOMAHAWK dipasang di atas kapal di Puget Sound Naval Shipyard, untuk menggantikan sistem TALOS. Penambahan rudal Tomahawk versi ASM / LAM pada USS Long Beach bermaksud untuk mengembalikan peran serang ofensif dari kapal-kapal perang permukaan yang tampaknya telah hilang karena dominasi kekuatan udara setelah peristiwa Pearl Harbor. Pada bulan Juli 1986, USS Long Beach menjadi bagian dari kelompok tempur kapal perang pertama yang dikerahkan ke wilayah Pasifik Barat sejak Perang Korea. Kapal-kapal tersebut termasuk kapal tanker USS WABASH (AOR-5), kapal perusak USS MERRILL (DD-976), fregat USS GREY (FF-1054), fregat berpeluru kendali USS THACH (FFG-43), kapal penjelajah peluru kendali bertenaga nuklir dan kapal tempur veteran USS NEW JERSEY (BB-62). Pada tanggal 19 Oktober 1987, Long Beach berpartisipasi dalam pengawalan kapal tanker Kuwait dan memberikan perlindungan anti-pesawat selama Operasi Nimble Archer di tengah Perang Tanker antara Iran dan Irak. Long Beach tercatat aktif dikerahkan sepanjang tahun 1980-an, dan tercatat melakukan peluncuran dan latihan uji coba rudal jelajah Tomahawk. Pada tahun 1991, USS Long Beach beroperasi bersama rekannya, kapal tempur USS Missouri, selama keterlibatan Amerika pasca Perang Teluk Persia. Long Beach mulai dikerahkan ke wilayah tersebut pada 28 Mei 1991 untuk mendukung Operasi Provide Comfort, yang dilakukan setelah Operasi Badai Gurun berakhir dan pertempuran besar telah berakhir pada akhir bulan Februari 1991. Pada bulan Juni 1991, Long Beach mengambil bagian dalam Operasi Fiery Vigil, guna mengevakuasi personel militer AS dari dua pangkalan di Filipina, Pangkalan Udara Clark dan Pangkalan Angkatan Laut AS Subic Bay, selama letusan gunung berapi Gunung Pinatubo. Penugasan ini menjadi salah satu penugasan aktif terakhir Long Beach dalam dinas AL AS.

USS Long Beach di Pangkalan AL Subic Bay, Filipina, 1 Agustus 1987. Pada tahun 1991, kapal ini turut serta dalam proses evakuasi personel AS saat Gunung Pinatubo meletus. (Sumber: https://www.seaforces.org/)
USS Long Beach di Samudera Pasifik, 21 Juni 1989. (Sumber: https://www.seaforces.org/)

Long Beach kemudian digantikan oleh kapal kelas Ticonderoga (CG) dan Arleigh Burke (DDG), yang dirancang dari awal untuk mendukung sistem tempur berbasis radar Aegis. Long Beach dalam karirnya tercatat telah diisi ulang reaktor nuklirnya selama reparasi pada tahun 1970, 1980, dan 1992-nya. Keputusan untuk menonaktifkannya dibuat pada tahun 1994. USS Long Beach pada akhirnya benar-benar dinonaktifkan secara total pada tanggal 2 Juli 1994 dalam sebuah upacara di Pangkalan Angkatan Laut Norfolk. Sebelum tiba di Norfolk, USS Long Beach berpangkalan di San Diego. Sejak tahun 1986, Angkatan Laut AS telah melepas kompartemen reaktor dari kapal selam bertenaga nuklir yang dinonaktifkan di Situs Hanford di negara bagian Washington. Mulai tahun 1999, Angkatan Laut juga mulai melepas kompartemen reaktor di Hanford dari kapal penjelajah bertenaga nuklir. Pengurangan armada kapal perang bertenaga nuklir ini adalah hasil dari keputusan untuk menpensiunkan sistem senjata yang sudah tua dan sekaligus menjadi bagian pengurangan jumlah kapal Angkatan Laut AS di era pasca-Perang Dingin. Kompartemen reaktor disiapkan untuk dibuang di Galangan Kapal Angkatan Laut Puget Sound di Bremerton, Washington. Sembilan kapal penjelajah bertenaga nuklir Angkatan Laut Amerika diketahui masing-masing memiliki dua kompartemen reaktor. Proses penonaktifannya mirip dengan prosedur pada kapal selam nuklir – yakni bahan bakar bekas dihilangkan, cairan dikeringkan dan pipa disegel. Kompartemen tersebut kemudian dilepas dari kapal dan disegel. Kompartemen reaktor dari USS Long Beach diketahui lebih besar dan lebih berat daripada delapan kapal penjelajah lainnya. Kompartemen Long Beach yang berbentuk persegi panjang – berukuran sekitar 37 kali 38 kaki di sisinya dan punya tinggi 42 kaki, sementara beratnya sekitar 2.250 ton. Sementara itu, kompartemen kapal penjelajah lainnya berbentuk silinder, dengan tinggi 37 kaki dan diameter 31 kaki, ukurannya mirip dengan kompartemen reaktor kapal selam, sedangkan  beratnya masing-masing sekitar 1.400 ton. Setelah dilucuti dari peralatan nuklirnya dan semua perangkat militer lainnya, kapal perang yang pernah dibanggakan AL AS ini akhirnya dijual untuk dibesituakan pada tahun 2012.

Kapal perusak kelas Arleigh Burke dan Kapal Penjelajah Kelas Ticonderaga. Kedua tipe kapal ini menandai berakhirnya tipe kapal penjelajah murni yang berwujud dalam Kelas Long Beach. (Sumber: https://www.pinterest.cl/)
Kapal penjelajah USS Long Beach di Norfolk, Virginia, 21 Mei 1994. Pada tahun itu kapal kelas Long Beach diputuskan untuk dipensiunkan. (Sumber: https://www.seaforces.org/)

Seorang anggota awak kapal USS Long Beach dikabarkan mungkin telah terpapar radiasi tingkat abnormal pada tahun 1963, dan kapal tersebut mengalami kebocoran cairan pendingin radioaktif pada tahun 1991. Pada saat itu, empat anggota awak menuduh bahwa reaktor kapal tidak aman dan awak kapal tersebut bekerja di sekitarnya telah terpapar pada tingkat radiasi pada tingkat yang tidak aman. Sementara itu dalam masa pengoperasiannya USS Long Beach sebagai kapal perang permukaan bertenaga nuklir pertama, dia dianggap sukses secara teknis. Tapi, dia terlalu besar, terlalu lambat, dan terlalu mahal. Fregat nuklir (kemudian ditetapkan sebagai kapal penjelajah) kelas Bainbridge, yang akan mengikutinya dinilai lebih terjangkau dan lebih cocok untuk pertahanan gugus tugas AL. Selain itu dibanding kapal perang permukaan modern seperti kapal penjelajah Aegis Kelas Ticonderaga dan kapal perusak kelas Arleigh Burke yang bertenaga turbin, Long Beach membutuhkan lebih banyak awak kapal untuk bisa beroperasi. Misalnya, pada USS Arkansas (CGN 41) memiliki awak sekitar 450 (sebanding dengan kapal penjelajah kelas Belknap), sedangkan kapal penjelajah kelas Ticonderoga hanya memiliki sekitar 370 awak, sementara Long Beach diawaki 1.000 lebih awak. Pada tahun 1957, anggaran pembuatan kapal Angkatan Laut AS mengalami ancaman hebat pemotongan dengan munculnya program rudal karena terbukti program yang dijalankan terbukti jauh lebih mahal daripada yang diperkirakan. Program Kapal Penjelajah Long Beach kemudian menjadi contoh paling terkenal dari masalah biaya dan schedule progam pembuatan perangkat militer, dimana dari perkiraan biaya awal sekitar $ 80 juta lalu melonjak menjadi $ 250 juta. Proyeksi biaya terbaru malah melonjak jadi $ 320 juta ($2.74 miliar sekarang) meningkat sekitar 3,7 kali lipat. Sementara itu perkiraan awal untuk peralatan penggerak nuklir adalah sebesar $ 26 juta; dan perkiraan proyeksi terbaru mencapai $ 41 juta, meningkat lebih dari 1,5 kali lipat. Oleh karena itu, tidak heran jika pembuatan kapal kelas Long Beach lainnya, yang diperkirakan menelan biaya $ 187 juta, akhirnya dibatalkan. Hal ini menunjukkan rumitnya sebuah proses pengadaan sistem senjata, apalagi jika senjata yang dibuat berteknologi tinggi dan menjadi pionir di jenisnya, seperti Penjelajah Long Beach ini.

KARAKTERISTIK UMUM

Kelas dan Tipe : Long Beach-class cruiser

Bobot : 15,540 tons

Panjang : 721 ft 3 in (219.84 m)

Lebar : 71 ft 6 in (21.79 m)

Draft : 30 ft 7 in (9.32 m)

Mesin : 2 Reaktor Nuklir C1W; 2 Mesin Turbin General Electric; berkekuatan 80,000 shp (60 MW); dengan 2 propeller

Kecepatan : 30 knots (56 km/h)

Jarak Jangkau : Tidak Terbatas (karena bertenaga nuklir)

Awak : 1160 perwira dan awak kapal

Sistem Sensor & Pemrosesan :

  • 1 Radar Pencari Permukaan AN/SPS-10
  • Radar Pencarian AN/SPS-12
  • AN/SPS-32 bearing and range radar
  • AN/SPS-33 target tracking radar
  • AN/SPS-48 3D air search radar
  • AN/SPS-49 2D air search radar
  • 2 Radar Pengontrol Tembakan AN/SPG-49 Talos
  • 4 Radar Pengontrol Tembakan AN/SPG-55 Terrier
  • SonarAN/SQS-23

Perangkat Perang Elektronik & decoy: AN/SLQ-32 & SRBOC

Persenjataan:

  • Dua Peluncur Format Ganda  Rudal Terrier (kemudian digantikan dengan peluncur Mk-10 untuk Rudal Standard SM-1(ER)
  • 1 × Peluncur Format Ganda Rudal Talos (kemudian dihapuskan)
  • 1 × 8-cell Peluncur Roket Anti Kapal Selam ASROC
  • 2 × Meriam 5 Inchi (127 mm)
  • 2 × kanon CIWS Mk-15 Vulcan-Phalanx kaliber 20 mm
  • 2 × peluncur torpedo format 3 tabung kaliber 12.75 inch untuk torpedo Mk 44 atau Mk 46 untuk anti kapal selam
  • Peluncur untuk 8 Rudal Anti Kapal Harpoon kemudian ditambahkan
  • 2 box peluncur baja untuk total 8 Rudal Jelajah Tomahawk yang menggantikan peluncur rudal Talos

Fasilitas Udara: Tempat Pendaratan yang bisa digunakan untuk satu helikopter 

Diterjemahkan dan ditambahkan kembali dari:

CGN 9 Long Beach (ex-CGN 160, CLGN 160)

https://www.globalsecurity.org/military/systems/ship/cgn-9.htm

CGN 9 Long Beach – Program

https://www.globalsecurity.org/military/systems/ship/cgn-9-program.htm

CGN 9 Long Beach – Construction

https://www.globalsecurity.org/military/systems/ship/cgn-9-construction.htm

USS Long Beach (CGN-9) Nuclear-Powered Guided Missile Cruiser Warship (1961) 

https://www.militaryfactory.com/ships/detail.php?ship_id=uss-long-beach-cgn9-nuclear-powered-guided-missile-cruiser-united-states

Guided Missile Cruiser CLGN 160 / CGN 160 / CGN 9  –  USS Long Beach

https://www.seaforces.org/usnships/cgn/CGN-9-USS-Long-Beach.htm

https://en.m.wikipedia.org/wiki/USS_Long_Beach_(CGN-9)

Tales Of Nuclear Cruiser USS Long Beach From A Sailor Who Built His Career Aboard Her BY DOUGLAS HEALEY AND TYLER ROGOWAY; OCTOBER 18, 2018

https://www.thedrive.com/the-war-zone/24298/tales-of-nuclear-cruiser-uss-long-beach-from-a-sailor-who-built-his-career-aboard-her

Smarter (and Simpler) Radar in Harpoon

http://www.admiraltytrilogy.com/cic/Harpoon/Smarter_Radars_for_Hpn.pdf

https://en.m.wikipedia.org/wiki/Phased_array

https://en.m.wikipedia.org/wiki/SCANFAR

https://en.m.wikipedia.org/wiki/Naval_Tactical_Data_System

https://www.radartutorial.eu/19.kartei/11.ancient/karte075.en.html

http://www.cmano-db.com/pdf/sensor/1445/

https://www.radartutorial.eu/19.kartei/11.ancient2/karte013.en.html

https://en.m.wikipedia.org/wiki/AN/SPS-48

https://en.m.wikipedia.org/wiki/AN/SPS-49

https://www.radartutorial.eu/19.kartei/07.naval/karte048.en.html

https://en.m.wikipedia.org/wiki/AN/SPG-55

https://www.radartutorial.eu/19.kartei/07.naval/karte046.en.html

https://what-when-how.com/military-weapons/sonars-military-weapons/

https://en.m.wikipedia.org/wiki/AN/SLQ-32_electronic_warfare_suite

https://www.raytheon.com/capabilities/products/slq32

https://www.baesystems.com/en/product/mk-36-super-rapid-bloom-offboard-countermeasures-srboc-chaff-and-decoy-launching-system

https://en.m.wikipedia.org/wiki/RIM-2_Terrier

https://en.m.wikipedia.org/wiki/RIM-8_Talos

https://en.m.wikipedia.org/wiki/RIM-67_Standard

https://en.m.wikipedia.org/wiki/Harpoon_missile

https://en.m.wikipedia.org/wiki/Tomahawk_(missile)

https://en.m.wikipedia.org/wiki/Mark_44_torpedo

https://en.m.wikipedia.org/wiki/Mark_46_torpedo

https://en.m.wikipedia.org/wiki/RUR-5_ASROC

https://en.m.wikipedia.org/wiki/5-inch/38-caliber_gunhttps://en.m.wikipedia.org/wiki/Phalanx_CIWS

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *