Alutsista

Helikopter Angkut Berat Super Frelon, Yang Pernah Memperkuat TNI AU

Aérospatiale (sebelumnya Sud Aviation) SA 321 Super Frelon (“Super Hornet“) adalah helikopter angkut berat bermesin tiga yang diproduksi oleh produsen kedirgantaraan Sud Aviation dari Prancis. Helikopter ini pernah menjadi helikopter paling kuat yang pernah dibuat di Eropa, serta menjadi helikopter tercepat di dunia. Super Frelon adalah pengembangan yang lebih kuat dari SE.3200 Frelon, yang gagal memasuki tahapan produksi. Pada tanggal 7 Desember 1962, prototipe pertama tipe ini melakukan penerbangan perdana. Pada tanggal 23 Juli 1963, Super Frelon yang dimodifikasi melakukan penerbangan yang memecahkan rekor, menetapkan rekor kecepatan dunia helikopter absolut FAI yang baru dengan kecepatan tercatat 217,7 mph (350,4 km/jam). Super Frelon versi sipil dan militer diketahui sempat diproduksi; namun jenis ini sebagian besar dijual kepada pihak militer. Pada tahun 1981, Aerospatiale, perusahaan penerus Sud Aviation, memilih untuk menghentikan produksi karena kurangnya pesanan. Super Frelon paling banyak digunakan oleh kekuatan udara angkatan laut, seperti Angkatan Laut Prancis dan Kekuatan Udara Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat China. Pada tanggal 30 April 2010, jenis helikopter ini dipensiunkan oleh Angkatan Laut Prancis, setelah digantikan oleh Eurocopter EC225 sebagai pilihan sementara sambil menunggu ketersediaan helikopter NHIndustries NH90. Sementara itu Super Frelon digunakan untuk jangka waktu yang lama di China, di mana helikopter ini diproduksi di bawah lisensi dan dijual oleh Harbin Aircraft Industry Group sebagai Harbin Z-8. Turunan dari Z-8 yang dimodernisasi, kemudian dipasarkan sebagai Avicopter AC313, melakukan penerbangan pertamanya pada tanggal 18 Maret 2010.

Pada masanya Aerospatiale SA 321 Super Frelon adalah helikopter terbesar dan paling kuat yang diproduksi di Eropa Barat. (Sumber: https://www.military-today.com/)

SEJARAH PENGEMBANGAN

SA.3210 Super Frelon dikembangkan oleh perusahaan kedirgantaraan Prancis Sud Aviation dari SE.3200 Frelon. “SE” adalah singkatan dari “Sud-Est“, organisasi sebelumnya (Société Nationale de Construction Aéronautiques du Sud Est/SNCASE) yang menjadi Sud Aviation melalui merger pada tahun 1957. Helikopter multiguna ini dimaksudkan untuk menggantikan Sikorsky H-34/S-58, yang digunakan dalam konflik Aljazair dan diproduksi di bawah lisensi di Prancis. SNCASE mengembangkan helikopter baru untuk memenuhi persyaratan angkatan bersenjata Prancis: Armée de l’air (AU Prancis) dan Armée de Terre (AD Prancis), yang sedang mencari helikopter yang cocok untuk mengangkut pasukan penyerang, persenjataan, amunisi, evakuasi korban, transport kargo, pencarian dan penyelamatan, sedangkan Marine Nationale (AL Prancis) pada bagiannya membutuhkan helikopter untuk perang anti kapal selam, penyebaran ranjau, dan patroli maritim. Persyaratan ini dimuat dengan jelas dalam kontrak yang ditandatangani antara angkatan bersenjata Prancis dan pabrikan asal Prancis. Sementara itu SNCASE juga berencana mengembangkan varian sipil yang dapat mengangkut 20 hingga 30 penumpang. Rancangan helikopter baru itu, dengan berat lepas landas maksimum yang direncanakan sekitar 7 ton (15.430 lb.), dipercayakan kepada tim yang dipimpin oleh insinyur Charles Marchetti dibantu oleh Emile Vongérichten. Gambar pertama dengan deskripsi seperti proyek dipresentasikan pada bulan Februari 1956. Setelah disetujui, konstruksi uji dan dua prototipe (SE 3200-001 F-ZWVS dan SE 3200-002 F-ZWVT) dimulai. Purwarupa pertama dengan call sign F-ZWVS terbang pertama kali pada 10 Juni 1959 di bandara Le Bourget sedangkan yang kedua terbang pada tanggal 26 Oktober 1959.

Pada tahun 1950-an, Prancis membutuhkan helikopter multiguna baru yang dimaksudkan untuk menggantikan Sikorsky H-34/S-58. (Sumber: https://twitter.com/)

SE 3200 Frelon sendiri adalah helikopter besar, dengan seseorang sempat mengatakan bahwa helikopter ini tidak terlalu menarik secara estetika, dengan tata letak konvensional, ditenagai oleh tiga mesin turbin bebas Turbomeca Turmo III yang semuanya diarahkan ke satu transmisi. Solusi inovatif ini, sangat tidak biasa, yang memungkinkan helikopter tetap bisa menyelesaikan misi jika terjadi kerusakan mesin. Dua tangki bahan bakar ramping besar dirancang untuk berfungsi sebagai pelampung jika terjadi pendaratan darurat dipasang di sisi badan pesawat. Helikopter itu memiliki roda pendaratan tetap roda tiga. Untuk memperkecil ukurannya, bilah rotor utama dapat dilipat ke belakang dan tailboom ke samping. Hal ini memungkinkan pemuatan langsung kendaraan ke dalam kabin kargo yang luas di mana terdapat ruang untuk 24 tentara berperalatan lengkap, atau 15 orang terluka di atas tandu serta dua petugas atau beban hingga 1.995 kg (4.400 lb.). Tes penerbangan, ditandai dengan beberapa insiden, yang berakhir baik dengan hanya menderita kerusakan material. Walau demikian pengujian ini menunjukkan beberapa masalah teknis misalnya dengan rotor ekor, penstabil horizontal yang dapat menyesuaikan sendiri, dan keseimbangan bilah rotor. Performa yang buruk ini disebabkan oleh fakta bahwa berat kosong helikopter sekitar satu ton (2.205 lb) lebih tinggi dari yang diharapkan (4.500 kg/9.920 lb.). Beberapa perubahan kemudian dilakukan untuk meningkatkan performa penerbangan helikopter ini. Tailboom, misalnya, didesain ulang dan diperpanjang hingga 80 cm dan dilengkapi dengan rotor ekor lima bilah yang lebih besar. SE 3200 Frelon lalu dievaluasi oleh Centre Essai de Vol (CEV sekarang dikenal sebagai DGA – akronim dari Direction Générale de l’Armement – Essais en vol, organisasi Prancis yang ditugaskan untuk menguji pesawat terbang, persenjataan dan peralatan penerbangan sebelum digunakan untuk militer atau tugas sipil). Dalam laporan evaluasinya, CEV menulis bahwa secara global klausul pada kontrak telah dipenuhi tetapi karakteristik penerbangannya biasa-biasa saja, khususnya dalam hal kontrol di sekitar pitch axis, bahwa bobot kosongnya terlalu tinggi dalam kaitannya dengan margin berat saat lepas landas, dan pusat gravitasi helikopter terlalu terbatas, yang mengurangi penggunaan helikopter. Kekurangan lainnya menyangkut tingkat getaran yang tinggi, yang menyebabkan munculnya retakan, aksesibilitas yang terbatas ke mesin turbin dan area transmisi, dan kegagalan teknis yang kecil namun terjadi terus menerus. Pada awal tahun 1963 dengan munculnya SA 321 Super Frelon yang baru, dan setelah  200 jam diuji terbang, yang dicatat pada kedua prototipe, program pengembangan Frelon dibatalkan dan rencana untuk memproduksi seri SA 3200 secara definitif ditinggalkan. 

SE 3200-001 Frelon F-ZWVS dalam tampilan aslinya. (Sumber: https://www.heli-archive.ch/)
SE 3200-002 Frelon F-ZWVT difoto selama uji terbang. Gambar ini menunjukkan beberapa modifikasi yang diperkenalkan seperti misalnya stabilizer horizontal dan rotor ekor lima bilah. (Sumber: https://www.heli-archive.ch/)

Selama pengembangan SA 3200, Sud Aviation telah menjadi terkenal sebagai produsen helikopter utama, setelah mengekspor lebih banyak rotorcraft daripada saingan Eropa-nya lainnya. Sesudah memproduksi Aérospatiale Alouette II dan Aérospatiale Alouette III yang populer, perusahaan ini ingin membangun berbagai helikopter yang mampu memenuhi berbagai peran, fungsi, dan persyaratan ukuran. Dua model yang lebih besar yang ada dalam pengembangan pada awal 1960-an adalah Super Frelon dan apa yang akan menjadi Aérospatiale SA 330 PumaSuper Frelon adalah helikopter terbesar yang sedang dikembangkan oleh perusahaan itu, yang secara substansial kemampuannya meningkat dari tipe Frelon sebelumnya, dan dianggap sebagai desain yang ambisius pada saat itu. Pada awalnya pengembangan Super Frelon merupakan program multi negara yang melibatkan Jerman Barat, yang berencana membeli 150 helikopter untuk memenuhi kebutuhannya akan helikopter berat, dan Italia dimana Agusta sedang mengerjakan pengembangan Agusta 101G yang gagal, yang juga ditenagai oleh tiga mesin turbin. Frelon, yang sebelumnya telah dikembangkan untuk memenuhi persyaratan Angkatan Laut Prancis dan Angkatan Laut Jerman, dengan persyaratannya direvisi, kemudian mengarah ke desain ulang dan munculnya Super Frelon. Perubahan itu termasuk pengadopsian mesin yang jauh lebih kuat, menggunakan tiga mesin turboshaft Turbomeca Turmo IIIC, yang masing-masing mampu menghasilkan tenaga 1.320 shp (980 kW) pada versi prototipe (kemudian ditingkatkan menjadi 1.500 shp (1.100 kW) pada versi model produksi) menggantikan mesin Turbomeca Turmo IIIB 750 / 800 shp (560 / 600 kW) Frelon; Mesin ini menggerakkan rotor utama berbilah enam sepanjang 62 kaki (19 m), bukannya 50 kaki (15 m) berbilah empat milik Frelon, dan rotor ekor berbilah lima (bukan berbilah empat). Secara keseluruhan, desain yang dimodifikasi memberikan peningkatan berat kotor yang sangat besar, dari 17.650 menjadi 26.450 lb (8.010 menjadi 12.000 kg), sekaligus meningkatkan efisiensi aerodinamis rotorcraft dan kualitas pengendaliannya. Sistem penggerak Super Frelon berasal dari helikopter Sikorsky S-61 Sea King, dengan gearbox-nya dibuat oleh Fiat dari Italia. 

Helikopter Agusta 101G dari Italia yang gagal. Kegagalan ini memunculkan minat pihak Italia untuk mengakuisisi Super Frelon. (Sumber: https://twitter.com/)

Perubahan eksternal tambahan lainnya antara Frelon dan Super Frelon juga dibuat, seperti boom ekor asli yang gemuk, telah digantikan oleh yang lebih konvensional, meskipun dengan engkol di dalamnya untuk mengangkat rotor ekor agar tidak menghalangi kendaraan yang mendekati ramp pemuatan di belakang. Setelah memperhatikan eksperimen Amerika dengan helikopter amfibi, badan Super Frelondidesain ulang menjadi seperti lambung kapal, yang menampilkan haluan, dasar planing, dan kompartemen lambung kapal yang kedap air. Berbagai produsen asing berpartisipasi dalam pengembangan dan pembuatan helikopter ini; perusahaan helikopter Amerika Sikorsky dikontrak untuk memasok desain rotor utama enam bilah dan rotor ekor lima bilah yang baru, sementara pabrikan Italia Fiat memasok desain untuk transmisi utama baru. Pada tanggal 7 Desember 1962, prototipe “SA 3210-01” Super Frelon, yang berkonfigurasi angkut militer, pertama kali melakukan penerbangan perdananya di Marignane. Protipe ini diterbangkan oleh kepala pilot penguji terkenal Jean Boulet dan Roland Coffignot (kru yang sama yang melakukan penerbangan pertama dengan SA 3200), dibantu oleh insinyur Jean-Marie Besse dan mekanik penerbangan Joseph Turchini. Pada tanggal 28 Mei 1963, prototipe pertama diikuti oleh prototipe kedua, SA 3210-2″, yang berkonfigurasi perang anti-kapal selam (ASW). Prototipe pertama disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan Angkatan Udara Prancis, sedangkan prototipe kedua sepenuhnya untuk dipakai di laut, termasuk adanya penambahan pelampung penstabil lateral yang dipasang pada undercarriage. Setelah hasil menggembirakan yang diperoleh selama uji terbang, Sud Aviation (saat itu mempekerjakan sekitar 4.600 orang di divisi helikopter, 600 di antaranya bekerja di kantor desain) memutuskan untuk meluncurkan helikopter baru tersebut ke pasaran. Ingin menghapus suasana ketidakpercayaan seputar helikopter baru ini, pabrikan Prancis itu berpikir bahwa cara ideal untuk menarik perhatian internasional dan mengiklankan penjualan helikopter baru adalah dengan menjadikannya bintang dalam eksploitasi yang luar biasa, yaitu dengan membuat rekor kecepatan dunia baru. Untuk alasan ini, Sud Aviation meminta bantuan dari insinyur Prancis terkenal dan insinyur aerodinamis Marcel Riffard yang menyarankan berbagai perubahan, selain meringankan helikopter. Serangkaian modifikasi kemudian Super Frelon menjadi “kuda balap” dan membuatnya lebih seimbang secara aerodinamis. Pada tanggal 23 Juli 1963, prototipe helikopter Super Frelon yang dimodifikasi digunakan untuk memecahkan rekor kecepatan dunia helikopter absolut FAI, setelah mencapai kecepatan maksimum 217.7 mph (350,4 km/jam). Diterbangkan oleh Jean Boulet dan Roland Coffignot, total tiga rekor internasional dipecahkan, yaitu: kecepatan lebih dari 3 km pada ketinggian rendah, sebesar 212,03 mph (341,23 km/jam); kecepatan pada ketinggian lebih dari 15 dan 25 km, sebesar 217,77 mph (350,47 km/jam); dan sirkuit tertutup 100 km sepanjang rute Istres-Arles-Saintes-Maries-de-La Mer pada kecepatan 207,71 mph (334,28 km/jam). Pada bulan April 1964, kedua prototipe telah mengumpulkan 388 jam terbang, termasuk 30 jam uji coba kelaikan laut yang dilakukan dengan prototipe kedua. Pada bulan Januari 1964, prototipe Super Frelon ketiga melakukan penerbangan pertamanya, yang keempat terbang pertama kali selama bulan Mei 1964, dan sepasang model pra-produksi selesai selama paruh kedua tahun 1964. Prototipe ketiga berpartisipasi dalam serangkaian uji coba ketahanan yang dipercepat untuk menetapkan daya tahan komponen dan umur perbaikan, sedangkan prototipe keempat ditugaskan untuk pengujian lebih lanjut pada peralatan untuk lingkungan angkatan laut.

Juli 1963 – SA 321 Super Frelon F-ZWWE dimodifikasi untuk mencetak rekor kecepatan baru. (Sumber: https://www.heli-archive.ch/)

Pada bulan Juli 1964, Pemerintah Prancis telah memesan Super Frelon, yang dimaksudkan untuk melakukan tugas-tugas dukungan logistik di Centre Experimental du Pacifique; dimana negosiasi untuk pesanan lebih lanjut sudah dinegosiasikan untuk versi angkatan laut, yang akan dilengkapi peralatan untuk menjalankan tugas-tugas anti-kapal selam. Namun, dukungan Jerman Barat untuk program Super Frelon sudah menurun pada saat ini, sebagian karena ketertarikan pada saingannya, Sikorsky SH-3 Sea King. Setelah minat awalnya, Jerman kemudian memilih untuk membeli CH-53 sementara Italia mengakuisisi SH-3 Sea King. Sementara itu, Super Frelon versi sipil dan militer sempat dibangun, dengan varian militer menjadi yang paling banyak dibuat sejauh ini, dan telah berdinas dengan militer Prancis serta diekspor ke Israel, Afrika Selatan, Libya, China, dan Irak. Tiga varian militer yang diproduksi adalah: versi transport militer, anti-kapal selam dan anti-kapal. Versi transport mampu membawa 38 pasukan yang dilengkapi peralatan, atau sebagai alternatif 15 tandu untuk tugas evakuasi korban. Produksi Super Frelon Perancis berakhir pada tahun 1983, dengan 99 helikopter tercatat dibuat. Super Frelon versi militer lebih laku dibanding varian sipilnya. Pasaran komersial untuk helikopter besar memang tidak pernah bagus, dan sepertinya tidak mungkin ada banyak peminat. Sementara itu helikopter pertama dari jalur produksi melakukan penerbangan perdananya pada tanggal 30 November 1965. Marine Nationale, yang memesan 17 unit pada Desember 1963 adalah pengguna pertama yang menerima helikopter baru tersebut. Untuk tugasnya dalam peperangan antikapal selam, helikopter ini dapat dilengkapi dengan berbagai persenjataan seperti torpedo yang dapat dipandu sendiri, rudal, dan bom dalam. Peralatan operasional dan peralatan anti-kapal selam-nya termasuk sistem pilot otomatis, radar altimeter, radar Doppler, komputer, papan plotting navigasi taktis, localizer, dunking sonar system. Helikopter ini dapat mengambil peran pendeteksian dan serangan dari pangkalan di darat atau dari kapal penjelajah.

Helikopter CH-53 yang dipilih Jerman Barat, dan menyingkirkan ketertarikan mereka kepada Super Frelon. (Sumber: https://www.lockheedmartin.com/)
Seperti Jerman yang menyingkirkan ketertarikan mereka pada Super Frelon, Italia memilih mengakuisisi SH-3 Sea King. (Sumber: https://commons.wikimedia.org/)

Bergantung pada peralatan yang dipasang, helikopter ini juga dapat digunakan untuk menyebar dan menyapu ranjau, atau penarik kapal. Dengan membawa senjata selain radar pencarian dan sonar, SA 321 digunakan di Prancis untuk berpatroli di jalur laut menuju pangkalan kapal selam nuklir angkatan laut di Brest. Beberapa helikopter dimodifikasi dengan radar yang dipasang di hidung dan rudal Exocetuntuk misi serangan anti-kapal. Pada versi angkatan laut, peralatan avionik ditempatkan di kubah yang dipasang di sponson. Pada akhir tahun 1972, 60 Super Frelon telah dikirimkan (jumlahnya lalu meningkat menjadi 99 unit pada akhir tahun 1976) ke delapan pengguna militer di enam negara berbeda. Menurut informasi yang dikumpulkan, termasuk dua prototipe dan empat model pra-seri, total 110 helikopter telah diproduksi. Konstruksi produksinya dihentikan pada tahun 1981 karena kurangnya pesanan. Harga jual SA 321 Super Frelon pada saat diperkenalkan di pasaran adalah sekitar 1,25 juta USD (sekitar CHF 6 juta, 10 juta CHF saat ini), harga yang cukup mahal, dengan jumlah uang yang sama dimungkinkan untuk membeli selusin helikopter Bell 206 Jet Ranger baru! Wajar saja satu mesin Turbomeca Turmo harganya hampir setara dengan Jet Ranger. Dalam peringatan yang ditulis selama presentasi resmi di Swiss (1966) disebutkan bahwa biaya pengoperasian helikopter unit adalah sekitar CHF 7,500.00/jam (CHF 125,00/menit), jadi sekitar 24.850/414 CHF atau USD di kurs saat ini. Setiap komponennya dirancang untuk masa pakai minimal minimal 1.000 jam.

Salah satu masalah dari pemakaian Super Frelon adalah biaya pengadaan dan operasionalnya. Menurut informasi yang dikumpulkan, termasuk dua prototipe dan empat model pra-seri, total 110 helikopter telah diproduksi. (Sumber: http://www.airvectors.net/)
Super Frelon yang dioperasikan oleh China. China diketahui memproduksi Super Frelon berdasarkan lisensi dari Prancis. (Sumber: http://www.airvectors.net/)

Bagaimanapun helikopter ini memiliki karir operasional yang panjang mengingat ia tetap beroperasi tanpa gangguan dengan Angkatan Laut Prancis selama periode empat puluh tahun. SA 321 Super Frelon juga telah digunakan dalam berbagai konflik (perang enam hari, perang teluk, konflik di ex-Yugoslavia). Dalam beberapa kesempatan Super Frelon militer digunakan untuk tugas-tugas sipil seperti perang melawan polusi setelah bencana yang disebabkan oleh tenggelamnya kapal tanker minyak, penyelamatan orang-orang di laut atau untuk mendukung pertahanan sipil. Super Frelon dioperasikan di Pangkalan Angkatan Laut Lanvéoc-Poulmic dekat Brest pada awal tahun 1970-an, dan telah pensiun dari dinas operasional pada bulan April 2010, serta kemudian disumbangkan ke berbagai museum termasuk Musée de l’air et de l’Espace yang disebutkan sebelumnya di Le Bourget. Helikopter Prancis ini tercatat dijual ke angkatan bersenjata Afrika Selatan (16), China (13), Irak (10), Israel (12), Libya (9), Zaire (1). Kesuksesan komersial dari helikopter ini terhambat oleh kemunculan SA 330 Puma yang dirancang oleh Sud Aviation dan diproduksi di hampir 700 unit.

DESAIN

Aérospatiale SA 321 Super Frelon adalah helikopter rotor tunggal angkut berat yang besar, dilengkapi dengan konfigurasi tiga mesin yang relatif tidak lazim. Mesin yang digunakan adalah mesin turboshaft Turboméca Turmo IIIC yang dipasang di atas badan pesawat, dengan sepasang mesin turbin yang diposisikan berdampingan di depan dan satu terletak di buritan rotor utama. Meskipun mirip dengan pendahulunya yang kurang beruntung, SA 321 Super Frelon memasukkan beberapa inovasi besar seperti misalnya rotor utama enam bilah baru yang, tidak seperti semua helikopter yang dibuat oleh pabrikan Prancis, berputar berlawanan arah jarum jam. Ini karena rotor tersebut dikembangkan oleh Sikorsky, dengan rotor ekor lima bilah (mirip dengan Sikorsky S-61). Rotor utama enam bilah yang dikembangkan oleh Sikorsky sepenuhnya diartikulasikan dan diputar dengan kecepatan sekitar 207 rpm/menit. Jika perlu berkat rem rotor yang kuat, putaran ini dapat dihentikan dalam waktu sekitar 40 detik. Rotor ekor lima bilah memiliki konstruksi yang mirip dengan rotor utama. Bilah rotornya dapat dipertukarkan dan diputar searah jarum jam pada kecepatan 952 rpm. Berdasarkan permintaan, rotor utama dan ekor dapat dilengkapi dengan peralatan de-icing yang dikembangkan oleh Dunlop Company Ltd. Siklik dan tuas pitch kolektif serta pedal rotor ekor dilengkapi dengan dongkrak servo ganda, masing-masing diumpankan oleh dua sirkuit hidrolik independen. Super Frelon juga bisa dilengkapi dengan perangkat autopilot. Varian anti-kapal selam dan anti-kapal milik angkatan laut biasanya dilengkapi dengan perangkat navigasi dan radar pencarian (ORB-42), dan kabel penyelamat sepanjang 50 meter.

Gambar 3 sisi dari Super Frelon. (Sumber: https://www.heli-archive.ch/)
Tampilan dekat kepala rotor utama Super Frelon. Rotor tersebut dikembangkan oleh Sikorsky. (Sumber: https://www.heli-archive.ch/)
Rotor ekor dikembangkan oleh para insinyur Sikorsky. (Sumber: https://www.heli-archive.ch/)

Mereka paling sering dilengkapi dengan persenjataan kanon kaliber 20 mm, perangkat countermeasures, penglihatan malam hari, sebuah laser designator, dan Sistem Pencari Lokasi Pribadi. Super Frelon juga dapat dilengkapi perangkat pengisian bahan bakar di dalam pesawat. Mesin depan Super Frelon memiliki intake ram individu yang sederhana, sedangkan yang belakang dilengkapi dengan scoop setengah lingkaran untuk menyediakan udara. ketiga knalpot mesin bercabang dua berada di dekat kepala rotor. Ketiga mesin dan reduction gearbox dipasang pada sekat horizontal dan dilengkapi firewall membentuk atap kabin dan bagian struktural atas badan pesawat. Mesin-mesin diisolasi oleh beberapa firewall, termasuk firewall melintang yang memisahkan mesin depan dan belakang dari gearbox rotor, dan firewall mesin zonal. Mesin Turbomeca Turmo adalah mesin turbin bebas dengan kompresor dua tahap yang terdiri dari satu tahap aksial diikuti oleh satu tahap sentrifugal, ruang pembakaran annullar dengan injeksi bahan bakar sentrifugal, dilengkapi peredam kecepatan satu tahap yang poros berputar pada kecepatan 5.700 rpm. Setiap mesin berbobot sekitar 290 kg (639 lb) dan independen dalam hal penyalaan, sistem kontrol, pelumasan, dan pendinginan, yang selanjutnya meningkatkan keselamatan pesawat, dan dapat diganti di lapangan. Tentunya setiap turbin juga dilengkapi dengan free wheel yang independen. Setiap mesin memiliki detektor api, sistem pemadam api, dan asupan udara dengan peralatan penghilang es. Delapan pintu berengsel yang kokoh menyediakan akses ke mesin Turmo yang ringkas, yang memiliki ruang yang cukup luas di sekitarnya untuk memungkinkan awak darat untuk menyervisnya tanpa perlu menggunakan platform eksternal. Berat kosong helikopter kemudian meningkat pesat dan naik dari 7.500 kg (16.534 lb.) pada Frelonmenjadi 11.575 kg (25.563 lb.) di Super Frelon.

Tampilan dekat dari dua mesin Turbomeca Turmo IIIC6, yang dipasang di depan berdampingan. (Sumber: https://www.heli-archive.ch/)
Pintu berengsel berfungsi sebagai platform eksternal untuk pemeriksaan mesin. (Sumber: https://www.heli-archive.ch/)

Badan helikopter sebenarnya adalah lambung, yang menggunakan konstruksi semi-monocoque light alloy; menurut publikasi kedirgantaraan Flight International, desain lambung Super Frelon “mengingatkan pada teknik yang dipakai di kapal amfibi”. Kabin utama tidak memiliki penyangga melintang, kecuali untuk sekat tunggal antara kokpit dan kabin. Rangka built-up yang substansial menghubungkan struktur atap, yang diperkuat dengan lantai/planning-bottom sekat bawah lantai melintang dan kulit luar. Kulit eksterior konvensional digunakan, dengan menggunakan pengaku longitudinal serta dua baris saluran dalam, sedangkan bagian bawah lantai diperkuat dengan pengaku vertikal. Meski tidak ada lunas, di lantai terdapat member horizontal di antara rangka yang dikeraskan dengan sudut geser melintang. Sel bahan bakar fleksibel disimpan dalam empat kompartemen bawah lantai kedap air yang terletak di depan dan belakang sumbu rotor, sedangkan lantainya sendiri dilengkapi dengan panel yang dapat dilepas. Sebuah palka yang dipasang di lantai, diposisikan kira-kira di bawah sumbu rotor, digunakan untuk pengoperasian sling-load. Di bagian belakang kabin terdapat bagian meruncing dari konstruksi semi-monocoque sederhana, yang ditutup oleh ramp berengsel untuk pemuatan belakang yang kuat, yang berfungsi sebagai pintu masuk utama untuk muatan atau peralatan besar. Ramp pemuatan dapat dibuang dalam situasi darurat. Selain itu, terdapat pintu geser yang terletak di sisi kanan depan, sementara pintu darurat berengsel kecil dipasang di sisi kiri. Boomekor menggunakan konstruksi semi-monocoque konvensional, yang didukung oleh rangka dengan saluran berlekuk yang berjarak dekat dan stringer yang kontinu, dengan tanpa bagian longitudinal utama atau longeron. Bagian cranked yang membawa rotor ekor dan bidang trim lebih kuat, diperkuat oleh spar, rangka, dan pengaku solid-web. Titik persimpangan antara boom utama dan bagian crankeddibuat berengsel untuk bisa dilipat guna mengurangi panjang helikopter menjadi 58 kaki (18 m). Di sepanjang bagian atas boom, poros untuk rotor ekor ditutupi oleh fairing. Helikopter ini menampilkan badan yang besar bersisi lempengan dengan kokpit berlapis kaca di bagian hidung dan kabin penumpang yang dilapisi dengan jendela persegi panjang. Pintu menyediakan akses yang dibutuhkan untuk kru yang beroperasi serta bagi penumpang. Kokpit helikopter dapat menampung lima awak dan dilengkapi dengan sistem kontrol ganda, peralatan segala cuaca yang canggih, dan sistem autopilot.

Dek muatan Super Frelon. (Sumber: https://en.m.wikipedia.org/)
Sebuah jip meninggalkan kompartemen kargo melalui jalur ramp Super Frelon. (Sumber: https://www.heli-archive.ch/)
Kokpit SA 321 Super Frelon. (Sumber: https://www.heli-archive.ch/)

Roda pendaratan tetap memiliki roda kembar pada masing-masing dari tiga penyangga yang dilengkapi peredam kejut vertikal. Unit roda pendaratan utama dipasang pada struktur tubular triangulasi, sedangkan roda pendaratan hidung diikat ke sekat kokpit melalui segel kedap air di bagian bawah planing. Roda utama memiliki rem hidraulik yang dioperasikan pedal, lengkap dengan rem tangan untuk parkir, sedangkan unit hidung sepenuhnya bisa digerakkan (castoring). Hidung, yang ditutupi oleh panel kaca besar, memiliki bow chine dan planing bottom yang dibangun sebagai satu kesatuan dengan dek penerbangan, yang lebih tinggi dari lantai kabin utama. Roda pendarat pada varian SA 321G dapat diatur ketinggiannya sedikit untuk memberikan jarak yang lebih rendah untuk pengoperasian diatas kapal. Tampaknya tidak semua varian Super Frelon memiliki fitur kecil ini. SA 321G mampu mengapung jika mendarat di laut, tetapi pendaratan di air tidak bisa dilakukan seperti biasanya. Untuk misi dalam radius sekitar 40 km (25 mil), Super Frelon bisa membawa beban maksimum di kabin 5.000 kg (11.024 lb.). Beban yang sama dapat digantungkan pada gantungan kargo eksternal. Dilengkapi dengan peralatan opsional, sistem pendingin udara dan dengan dua pilot di dalamnya (dengan berat kosong sekitar 7.317 kg/16.130 lb.) di bawah kondisi standar, pada ketinggian jelajah 500 meter (1.640 kaki) dan tanpa tangki tambahan, Super Frelon dapat menempuh jarak sekitar 825 km (513 miles) dengan muatan sekitar 2.750 kg (6.063 lb.). Varian SA 321G memiliki kecepatan maksimum 248 km/jam dan jangkauan 1.020 km. Helikopter ini juga dapat menanjak dengan kecepatan sekitar 300m per menit.

Gambar yang menunjukkan lambung tipe kapal dari SA 321 Super Frelon. (Sumber: https://www.heli-archive.ch/)
SA 321 Super Frelon dapat mendarat di atas air, tetapi hanya jika kondisi laut sangat tenang. (Sumber: https://www.heli-archive.ch/)
Persenjataan yang bisa dibawa SA 321 Super Frelon termasuk rudal AM-39 Exocet. (Sumber: https://www.heli-archive.ch/)

Jika dipersenjatai, Super Frelon membawa kanon otomatis kaliber 20mm yang dipasang di jendela (dapat digerakkan) untuk memberikan tempakan penekan di area tempur. Jika sistem pendukung disediakan, helikopter ini juga dapat menyerang dengan torpedo dan rudal anti kapal. Versi ASW SA 321G beroperasi secara normal dalam formasi taktis tiga atau empat helikopter, masing-masing helikopter membawa berbagai peralatan deteksi, pelacakan dan serangan, termasuk sistem navigasi mandiri yang terkait dengan sebuah radar Doppler, radar sapian 360° dengan transponder dan layar display, konsol, dan sonar celup. Empat torpedo dapat dibawa berpasangan di setiap sisi kabin utama. Baik SA 321G dan H dapat dilengkapi dengan sistem senjata kapal anti-permukaan, yang terdiri dari dua rudal Exocet dan instalasi peluncuran yang terkait dengan radar Omera-Segid Heracles ORB 31D (jangkauan maksimum 185 km) atau ORB 32 (jangkauan maksimum 277 km) untuk penunjukan target. Ada juga sistem navigasi otonom tipe Crouzet 410, sebuah sistem penentuan posisi global. Super Frelon dapat membawa delapan ranjau seberat 250kg untuk misi penyebaran ranjau. SA 321G milik China memiliki pylon di bawah badannya untuk membawa torpedo ET52 ASW. Helikopter ini dilengkapi dengan sistem penyapuan ranjau. Sistem ini dapat ditarik oleh helikopter dengan kecepatan 46 km/jam hingga selama dua jam. Varian Cina SA 321G tidak dilengkapi dengan sistem tersebut. Peralatan lain juga disediakan untuk tugas sekunder seperti penarik dan penyapuan ranjau. Rescue hoist standar yang bisa dipasang memiliki kapasitas 275kg.

PERSENJATAAN

AM39 Exocet

AM39 Exocet adalah versi udara dari keluarga rudal anti-kapal Exocet. Rudal ini dapat diluncurkan dari pesawat serang, Pesawat Patroli Maritim dan helikopter. Rudal ini dipandu secara inersia di tengah penerbangan dan kemudian menyalakan radar aktif bagian di akhir penerbangannya untuk menemukan dan mencapai targetnya. Dengan jangkauan hingga 70 km, bergantung pada ketinggian dan kecepatan pesawat, rudal AM39 Exocet memungkinkan pesawat pembawa untuk tetap berada diluar jangkauan pertahanan udara musuh. Saat melakukan serangan ketinggian rendah, rudal juga dapat diluncurkan di bawah jangkauan radar kapal target pada ketinggian yang sangat rendah 1-2 meter di atas laut (sea skimming). Karena efek keterbatasan radar akibat cakrawala, ini berarti bahwa target mungkin tidak mendeteksi serangan Exocet yang masuk hingga rudal hanya berjarak 6.000 m dari waktu menabrak. Ini berarti hanya menyisakan sedikit waktu untuk bereaksi dan menggunakan sistem senjata jarak dekat (CIWS). Rudal AM39 Exocet memiliki hulu ledak seberat 165 kg (363 lb). Bobot kotornya adalah 654 kg (1.441 lb). Panjang rudal ini adalah 4,69 m (15,38 kaki), dengan diameter: 0,34 m (1,11 kaki) dan bentang sirip 1,01 m (3,31 kaki). Kecepatan maksimumnya adalah 1050km/jam.

Rudal AM39 Exocet yang bisa ditembakkan oleh SA 321 Super Frelon. (Sumber: http://www.danielbechennec.com/)

Torpedo Mark 46

Torpedo Mk-46, pertama kali diperkenalkan pada tahun 1965, dapat ditembakkan dari kapal permukaan dan pesawat. Torpedo Mark 46 adalah tulang punggung  torpedo anti-kapal selam ringan Angkatan Laut Amerika Serikat dan standar NATO, yang telah telah diakuisisi oleh lebih dari 25 negara. Torpedo udara ini dirancang untuk menyerang kapal selam berkinerja tinggi. Pada tahun 1989, program peningkatan Mod 5 ke Mod 5A dan Mod 5A(S) telah meningkatkan kinerja torpedo ini di perairan dangkal. Jangkauan Mark 46 adalah 12,000 yd (11,000 m), dengan kedalaman serang hingga > 1,200 ft (370 m). Torpedo ini memiliki kecepatan puncak > 40 kn (74 km/h; 46 mph) dan dipandu dengan sistem Aktif atau pasif/active acoustic homing.

Torpedo Mk-46. (Sumber: https://www.seaforces.org/)

Kanon M621

M621 adalah kanon otomatis asal Prancis. Senjata dikembangkan pada tahun 1960-an oleh Giatsebagai persenjataan kendaraan dan pesawat ringan. Keuntungan utamanya adalah bobotnya yang ringan dan recoil yang rendah. Sebagian besar kendaraan atau pesawat ringan yang dapat membawa senapan mesin berat kaliber 12,7 mm juga dapat dilengkapi dengan M621. M621 adalah kanon otomatis yang dioperasikan dengan gas. Kanon ini menggunakan mekanisme delayed blowback. Dua bagian pengunci memastikan kamar peluru terkunci sampai peluru meninggalkan laras. M621 menggunakan sistem sabuk peluru tunggal, yang dapat diatur untuk memasukkan peluru kanan atau kiri. M621 menembakkan peluru kaliber 20x102mm dari satu sabuk kontinu. Berbagai jenis amunisi dapat digunakan. Yang paling umum adalah peluru penembus lapisan baja atau peledak tinggi. Kelemahan dari sistem pengumpanan peluru tunggal adalah tidak ada kemampuan perubahan cepat penggantian antar jenis amunisi. Laju penembakannya sekitar 800 rpm. Amunisi kaliber 20 mmnya menembak pada kecepatan 3.283 fps, hingga jarak efektif 2.000 meter (2.200 yard, atau 1,25 mil). M621 juga dapat ditembakkan secara semi-otomatis. Platform M621 adalah kanon otomatis ringan dan salah satu dari sedikit jenis kanon otomatis yang terkadang terlihat di dudukan di kendaraan, termasuk kendaraan utilitas kecil. Banyak M621 digunakan pada helikopter, di mana mereka dipasang di dudukan pintu, turret yang dioperasikan dari jarak jauh, atau di dudukan tetap.

Kanon M621. (Sumber: https://gunpowdermagazine.com/)

VARIAN

SE.3200 Frelon: Prototipe helikopter angkut yang ditenagai oleh tiga mesin Turbomeca Turmo IIIB berkekuatan 597 kW (800 hp) yang menggerakkan rotor empat bilah berdiameter 15,2 m (50 kaki). Dua unit dibuat, yang pertama terbang pada tanggal 10 Juni 1959. Ditenagai oleh tiga mesin turboshaft Turmo IIIB, SE.3200 memiliki tangki bahan bakar eksternal besar, yang membuat interiornya bisa untuk memuat maksimal 28 tentara, dan ekor helikopter yang bisa diayunkan untuk menyederhanakan proses pemuatan kargo. Namun, pengembangannya dihentikan demi hadirnya helikopter yang lebih besar dan lebih mampu, yang dirancang bersama dengan Sikorsky dan Fiat.

SE.3200 Frelon. (Sumber: http://aerostories.free.fr/)

SA 321: Helikopter praproduksi. Empat unit dibuat.

SA 321. (Sumber: https://www.prints-online.com/)

SA 321G: Versi perang anti-kapal selam untuk Angkatan Laut Prancis, didukung oleh tiga mesin turboshaft Turbomeca IIIC-6; 26 unit dibuat. SA 321G pertama kali terbang pada tanggal 30 November 1965 dan pengirimannya dimulai pada awal tahun 1966. Dua puluh empat sempat dibuat, dengan Angkatan Laut Perancis mengoperasikan 12 unit. SA 321G juga dapat dioperasikan dari kapal induk helikopter milik Prancis.

SA-321G Super Frelon AL Prancis. (Sumber: https://commons.wikimedia.org/)

SA 321Ga: Helikopter angkut utilitas dan serbu untuk Angkatan Laut Prancis.

SA-321Ga Super Frelon AL Prancis. (Sumber: https://commons.wikimedia.org/)

SA 321GM: Versi ekspor untuk Libya, dilengkapi dengan radar Omera ORB-32WAS.

Aerospatiale (Sud Aviation) SA.321GM Super Frelon LC.193 dari Angkatan Udara Arab Libya. (Sumber: https://www.facebook.com/)

SA 321H: Versi ekspor untuk Irak, ditenagai oleh tiga mesin turboshaft Turbomeca Turmo IIIE, dilengkapi dengan radar pencari Omera ORB-31D, dan dipersenjatai dengan rudal anti-kapal Exocet. Versi ini dibuat untuk angkatan udara dan angkatan darat, sehingga tanpa dilengkapi dengan pelampung stabilisasi atau fairing eksternal di setiap sisi badan pesawat bagian bawah. Selain itu tidak ada peralatan de-icing yang dipasang.

SA 321H Irak. (Sumber: http://iraqimilitary.org/)

SA 321F: Helikopter untuk maskapai penerbangan komersial, ditenagai oleh tiga mesin turboshaft Turbomeca IIIC-3, dengan akomodasi untuk 34 hingga 37 penumpang. Prototipe versi ini dirancang sesuai dengan peraturan US FAR Pt 29 dan terbang pertama kali pada tanggal 7 April 1967. Sertifikasi untuk tipe ini diberikan oleh SGAC pada tanggal 27 Juni 1968 dan oleh FAA pada tanggal 29 Agustus 1968.

SA 321F Super Frelon (di sini dengan registrasi aslinya F-WMHC), yang saat ini disimpan di Museum Helikopter Internasional. (Sumber: https://www.heli-archive.ch/)

SA 321J: Helikopter transport komersial dan akomodasi untuk 27 penumpang.

Sud Aviation SA 321J Super Frelon. (Sumber: https://www.facebook.com/)

SA 321Ja: Versi perbaikan dari SA 321J. Dirancang untuk membawa maksimal 27 penumpang. Beban eksternal yang bisa dibawa adalah hingga 5.000kg, yang dapat ditempatkan dari gantungan kargo. Prototipe SA 321Ja terbang untuk pertama kalinya pada tanggal 6 Juli 1967. Sertifikat kelaikudaraan Prancis diberikan pada bulan Desember 1971.

SA 321Ja. (Sumber: https://www.airliners.net/)

SA 321K: Versi transport militer untuk Israel.

SA 321K. (Sumber: https://www.airhistory.net/)

SA 321L: Versi transport militer untuk Afrika Selatan, dilengkapi dengan filter saluran masuk udara.

Sud SA-321L Super Frelon – Afrika Selatan. (Sumber: https://www.airliners.net/)

SA 321M: Varian pencarian dan penyelamatan, dan helikopter angkut utilitas untuk Libya.

SA-321M Super Frelon. (Sumber: https://aerialvisuals.ca/)

Changhe Z-8: Versi buatan China dengan tiga mesin turboshaft Changzhou Lan Xiang WZ6.

Changhe Z-8A: Varian transport tentara.

Changhe Z-8A. (Sumber: https://www.airliners.net/)

Changhe Z-8F: Versi buatan China dengan mesin turboshaft Pratt & Whitney PT6B-67A dari Kanada.

Changhe Z-8AEW3: Helikopter AEW China dengan antena radar yang dapat ditarik, radar AESA, cakupan 360 derajat, hidung yang didesain ulang mirip dengan AC313, dan FLIR.

Changhe Z-8L: Varian China berbadan lebar dan sponson bahan bakar yang diperbesar, pertama kali terlihat pada bulan Januari 2019. Lebar internal area muatan telah ditingkatkan dari 1,8m menjadi 2,4 m, membuatnya lebih besar dari varian Z-8 dan SA321 versi lama.

Changhe Z-8L. (Sumber: https://www.reddit.com/)

DINAS OPERASIONAL

China

Dari bulan Desember 1975 hingga April 1977, China menerima pengiriman 12 helikopter SA 321 Super Frelon versi angkatan laut. Helikopter ini hadir dalam dua varian: versi perang anti-kapal selam (ASW) dan pencarian dan penyelamatan (SAR). Versi anti-kapal selam yang dibeli, tidak hanya dilengkapi dengan perangkat dukungan sonar asli Prancis, tetapi juga dapat meluncurkan torpedo anti-kapal selam yang diimpor dari Italia. Untuk Angkatan Laut China, yang tidak memiliki metode anti-kapal selam yang efektif, ini adalah cara terbaik untuk melawan ancaman kapal selam Soviet. Z-8 juga merupakan helikopter angkatan laut pertama Angkatan Laut China dan helikopter pertama Tentara Pembebasan Rakyat (PLA), yang mampu beroperasi dari dek penerbangan kapal permukaan. China kemudian juga telah memproduksi sejumlah Super Frelon secara lokal, di mana Super Frelon dikenal dengan sebutan Z-8 (helikopter ASW/SAR berbasis darat atau kapal). Seri Z-8 kemudian berevolusi menjadi berbagai tipe, dan menjadi jenis helikopter penting di China, dengan total produksi hampir 150 unit, dimana model baru telah muncul dan diubah menjadi helikopter generasi ketiga. Sejak tahun 2002, dengan perkiraan tingkat produksi tahunan minimal 12 helikopter, semakin banyak versi laut Z-8JA / JH telah dibangun setiap tahun, yang tampaknya digunakan khususnya untuk tugas transportasi, antara lain untuk kompi pendarat dan untuk pertahanan kapal selam. Super Frelon tercatat tetap beroperasi dengan Angkatan Laut PLA pada tahun 2014. Sejak awal tahun 1980-an, Super Frelon telah sering digunakan oleh Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat (PLAN) untuk melakukan operasi ASW dan SAR melalui kapal. Untuk misi ASW, Z-8 dilengkapi dengan radar pencarian permukaan dan sonar celup HS-12 buatan Prancis sambil membawa torpedo A244S Whitehead di bawah sisi kanan badan helikopter. Rotorcraft ini juga digunakan untuk mengangkut perbekalan dari kapal perbekalan ke kapal kombatan permukaan, dan mengangkut marinir dari kapal pendarat ke pantai. Versi SAR angkatan laut, yang ditetapkan sebagai Z-8S, dilengkapi dengan peralatan avionik yang ditingkatkan, lampu sorot, turret FLIR, dan kerekan, melakukan penerbangan pertamanya pada bulan Desember 2004. Varian penyelamatan lainnya, yang dilengkapi dengan peralatan medevac khusus di atas helikopter, juga dikembangkan untuk Angkatan Laut, yang ditunjuk sebagai Z-8JH.

SA 321 Super Frelon China. Dari bulan Desember 1975 hingga April 1977, China menerima pengiriman 12 helikopter SA 321 Super Frelon versi angkatan laut. (Sumber: https://www.jetphotos.com/)

Versi Z-8A dikembangkan sebagai varian transport tentara dan menerima sertifikasi pada bulan Februari 1999. Pada tahun 2001, sepasang Z-8A dikirim ke Angkatan Darat untuk menjalani evaluasi, namun, akhirnya diputuskan untuk membeli Mi-17V5 tambahan sebagai gantinya. Hanya satu batchdari sekitar enam Z-8A yang dikirim ke Angkatan Darat pada bulan November 2002; dimana versi ini masih mempertahankan radar cuaca dibhidung dan pelampung samping. Mulai tahun 2007, Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat (PLAAF) juga mengakuisisi lusinan Z-8K, Z-8KA, dan varian CSAR “Z-8KH” yang telah di-upgrade untuk melakukan misi SAR dan CSAR; helikopter ini dilengkapi dengan “glass” cockpits, turret FLIR dan lampu sorot di bawah kabin, ditambah kerekan dan dispenser suar. China diketahui juga telah mengembangkan varian helikopter sipil domestik Z-8, yang dipasarkan sebagai Avicopter AC313. AC313 memiliki berat lepas landas maksimum 13,8 ton, mampu membawa hingga 27 penumpang, dan memiliki jangkauan maksimum 900 km (559 mil). AC313″, AKA “Z-8F-100”, sudah melakukan penerbangan pertamanya pada tahun 2010, dengan mendapat sertifikasi pada tahun 2012. Tipe ini memiliki bentuk hidung yang diubah profilnya, tanpa desain lambung kapal, menampilkan banyak rakitan komposit termasuk rotor komposit, hub rotor titanium, perangkat avionik modern-nya termasuk sebuah “glass cockpit“, dan tiga mesin turboshaft Pratt & Whitney PT6B-67A buatan kanada. Penggantian ini meningkatkan daya maksimumnya 30% lebih tinggi daripada sebelumnya, dengan bobot mesin yang lebih ringan 100 kg. Sistem avioniknya juga telah diganti dengan sistem avionik yang memiliki tampilan terintegrasi yang canggih. Rotor komposit dan tata letak airfoil canggih juga telah digunakan untuk menggantikan bilah logam persegi panjang asli. Koefisien angkatnya meningkat sebesar 20%, begitu juga kecepatan menanjak dan ketinggian jelajahnya, sehingga dapat digunakan di daerah dataran tinggi. Seiring dengan kemunculan AC313 sipil, China memperkenalkan varian militer perbaikannya, “Z-18”, dengan mesin WZ-6C bukan PT6A, karena pembatasan ekspor pada mesin PT6A. Varian Z-18 yang diperkenalkan hingga saat ini meliputi: 

  • Versi transport VIP “Z-18” standar Angkatan Laut PLA, varian Peringatan Dini Udara (AEW) “Z-18J”, dan varian perang antikapal selam (ASW)/perang permukaan angkatan laut “Z-18F”. 
  • PLA mengevaluasi versi transport taktis “Z-18A”, tetapi secara membingungkan memperkenalkannya sebagai “Z-8G”. Varian ini dioptimalkan untuk operasi “hot & high“, yang dimaksudkan untuk menggantikan Z-8A dan Z-8B. 
Z-8G, varian ini dioptimalkan untuk operasi “hot & high“, yang dimaksudkan untuk menggantikan Z-8A dan Z-8B. (Sumber: https://defence-blog.com/)

Sebuah “Z-8C” terungkap pada tahun 2018 yang merupakan suatu hibrida, dengan lambung kapal Z-8, tetapi dengan fitur yang terkait dengan Z-18. Z-8C dapat dibedakan dari kubahnya yang kecil. Pada awal 2019, sebuah foto juga mengungkap varian Z-8 dengan badan yang lebih lebar dan sponson yang diperpanjang, mungkin untuk membawa bahan bakar lebih banyak, dan mungkin diberi nama “Z-8L”. Setelah gempa bumi Sichuan tahun 2008, produksi helikopter Z-8 menerima dorongan besar-besaran karena peristiwa tersebut telah membuktikan nilai helikopter dalam menjalankan misi kemanusiaan. Akuisisi helikopter baru dan perubahan desain kemudian diimplementasikan untuk mengatasi beberapa masalah yang diketahui telah mempengaruhi Z-8 selama beberapa dekade. Polisi Bersenjata Rakyat China memesan 18 helikopter Z-8. Pada tahun 2013, setidaknya lima helikopter telah dikirim, sebagian besar dari helikopter ini telah ditugaskan untuk unit pemadam kebakaran kehutanan. Selama operasi bantuan gempa bumi berikutnya, helikopter Z-8 telah dikerahkan untuk melakukan misi penyelamatan dan logistik. Pada tahun 2018, unit Penerbangan Angkatan Darat PLA mengumumkan bahwa mereka akan mulai menghentikan pemakaian armada helikopter Z-8-nya secara bertahap karena kinerjanya yang rendah dan persyaratan pemeliharaan yang tinggi, meskipun beberapa tipe hanya beroperasi selama 6 tahun. Z-8 kemungkinan akan digantikan oleh helikopter angkut sedang Harbin Z-20. Apapun masalahnya, desain Super Frelon tetap dipakai dan terbukti bisa beroperasi dengan baik. 

Prancis

Pada bulan Oktober 1965, helikopter SA 321G ASW bergabung dengan unit Penerbangan Angkatan Laut Prancis (Aeronavale). Aeronavale tercatat memperoleh 26 SA 321G, dengan dipasangi radar hidung untuk menargetkan penembakan rudal anti kapal AM39 Exocet. Helikopter ini dapat membawa dua rudal, satu di atas pylon yang direntangkan dari setiap sisi mesin. Pemasangan radar adalah subjek yang membingungkan – beberapa varian Super Frelon sebenarnya memiliki kubah di atas masing-masing pelampung roda pendaratan utama, tampaknya untuk radar pengawasan area luas, tetapi tidak ada kubah di bagian hidung, sementara beberapa sumber setidaknya memberi petunjuk ada helikopter yang memiliki kubah ketiga. Sonar celup dan unit detektor anomali magnetik (MAD) yang ditarik dapat dibawa untuk misi ASW. SA 321G dapat membawa empat torpedo sebagai muatan tempur alternatif. Selain menjalankan misi ASW berbasis kapal, SA321G juga melakukan patroli untuk mendukung melindungi kapal selam rudal balistik kelas Redoutable dari kapal-kapal selam pemburu lawan. Aeronavale juga memperoleh lima versi kargo “SA 321GA”. Kemudian beberapa SA 321G juga ditugaskan ke peran angkut. Lima helikopter angkut SA321GA, yang awalnya digunakan untuk mendukung pusat uji coba nuklir Pasifik, tercatat dialihkan ke tugas-tugas dukungan penyerangan. Pada tahun 2003, Super Frelon Aeronavale yang masih tersisa ditugaskan untuk tugas-tugas transportasi, termasuk transportasi komando, VertRep dan SAR. SA321G Super Frelon bertugas dengan Flotille 32F dari French Aviation navale, beroperasi dari Lanvéoc-Poulmic di Brittany dalam peran Pencarian dan Penyelamatan. Mereka dipensiunkan pada tanggal 30 April 2010, untuk digantikan oleh dua helikopter Eurocopter EC225 yang dibeli sebagai stop-gap sambil menunggu NHIndustries NH90 mulai beroperasi pada tahun 2011-12. 

Sud Aviation SA321G Super Frelon AL Prancis. (Sumber: http://stanakshot.free.fr/)

Irak

Dimulai pada tahun 1977, total 16 Super Frelon dikirim ke Angkatan Udara Irak. Dilengkapi dengan radar dan rudal Exocet, varian Irak ditetapkan sebagai SA 321H. Helikopter ini diketahui dikerahkan dalam Perang Iran-Irak yang panjang dan selama Perang Teluk 1991, di mana setidaknya satu diantaranya dihancurkan. Selama Perang Iran-Irak, Irak mulai menggunakan Super Frelon dan pesawat tempur lainnya yang baru dibeli, yang dilengkapi rudal Exocet untuk menargetkan kapal-kapal Iran di Teluk Persia dalam peristiwa yang sekarang dikenal sebagai Perang Tanker. Dua Super Frelon Irak diketahui dijatuhkan oleh pesawat tempur Iran, satu oleh tembakan jarak jauh rudal AIM-54A Phoenix, yang diluncurkan oleh F-14 Tomcat (selama Operasi Pearl) saat berada di atas Teluk Persia, dan satu lagi oleh rudal AGM-65A Maverick yang ditembakkan dari F-4 Phantom Iran pada bulan Juli 1986, saat mencoba lepas landas dari anjungan minyak.

SA 321H Irak membawa rudal Exocet. (Sumber: http://iraqimilitary.org/)

Israel

Selama tahun 1965, Israel memesan 12 SA 321K Super Frelon untuk melengkapi Angkatan Udara Israel dengan kemampuan transport angkat berat. Enam unit helikopter memiliki kemampan amfibi dan enam lainnya (serta rencana batch kedua sebanyak 12 helikopter) memiliki pelampung yang dilepas. Hubungan dekat antara Israel dan Prancis pada pertengahan 1960-an membuat pilihan helikopter Prancis tak terelakkan dan delegasi awak udara dan darat IAF (AU Israel) berangkat ke Prancis untuk mempelajari helikopter baru yang dibuat Prancis itu. Pada tanggal 20 April 1966, helikopter pertama tiba, yang memungkinkan diresmikannya Skuadron 114, yang mengoperasikan helikopter tipe tersebut dari Tel Nof. Skuadron 114, kemudian dijuluki sebagai “Skuadron Super Frelon” (sampai hari ini, lama setelah skuadron itu berhenti mengoperasikan helikopter jenis itu). Resimen ke-114, bekas skuadron pelatihan yang dibubarkan pada tahun 1956, direformasi pada bulan Januari 1966 di bawah komando Mayor Haim Nave’, yang sebelumnya memimpin skuadron “Rolling Sword” yang mengoperasikan helikopter Sikorsky S-58. Super Frelon di Israel dinamai “Tzir’a” (Hornet). Super Frelon Israel bisa mengangkut 30 prajurit dan dalam AU Israel, kargonya dibatasi dengan muatan sebesar 4.500 kg, meski di brosurnya disebutkan helikopter ini bisa mengangkut hingga 5.000 kg. Militer Israel awalnya berharap untuk dapat menggunakan Super Frelon untuk mengerahkan mobil lapis baja ringan Panhard AML-90 untuk mendukung operasi serbu udara, tetapi konsep ini dibatalkan ketika tes mengungkapkan bahwa helikopter itu tidak mampu menangani berat tempur kendaraan. Sebanyak empat helikopter telah tiba pada awal Perang Enam Hari 1967, di mana mereka terbang dalam 41 sorti, baik dalam peran transport dan penyerangan. Pada hari pertama pertempuran, tanggal 5 Juni, Helikopter-helikopter Super Frelon menerbangkan misi evakuasi medis dengan pasukan Israel yang masuk ke Sinai. Pada tanggal 7 Juni tiga helikopter terbang bersama helikopter-helikopter S-58 untuk mendaratkan pasukan IDF di Sharm-A-Sheik, sebuah posisi strategis di ujung selatan Sinai. Setelah Israel menyerang USS Liberty pada tanggal 8 Juni, karena salah mengira itu sebagai kapal Mesir, helikopter-helikoter Super Frelon IAF menawarkan bantuan kepada kapal yang tertimpa musibah tetapi ditolak. Helikopter jenis ini aktif hingga jam-jam terakhir perang pada 10 Juni, dengan mengangkut peralatan untuk pasukan Israel yang memerangi tentara Suriah di Dataran Tinggi Golan. 

Super Frelon Israel aktif dipakai dalam berbagai operasi militer sejak pertama kali dibeli tahun 1960an. (Sumber: https://www.jewishvirtuallibrary.org/)

Super Frelon Israel kemudian digunakan secara ekstensif selama Perang Atrisi, berpartisipasi dalam operasi seperti HelemTarnegol 53 dan Rhodes. Pada tanggal 21 Oktober 1967 sejumlah rudal anti-kapal Styx menenggelamkan kapal perusak Angkatan Laut Israel Eilat di lepas pantai Mesir. Helikopter-helikopter Super Frelon berpartisipasi dalam penyelamatan dan evakuasi para pelaut Eilat, dengan menggunakan kemampuan unik Super Frelonuntuk mendarat di air. Dengan badan pesawat yang ramping dan pelampung penstabil yang ditemukan di beberapa Super Frelon Israel, helikopter-helikopter ini mampu menyelamatkan 23 pelaut Israel di perairan Mediterania. Pada tanggal 31 Oktober 1968 helikopter-helikopter Super Frelon mengambil bagian dalam serangan penetrasi mendalam terhadap bendungan di Mesir dan pembangkit listrik tenaga air di Naj Hamdi dan jembatan terdekat di Kina. Dua Super Frelon Israel membawa pasukan terjun payung Israel lebih dari 700 kilometer ke jantung Mesir untuk melumpuhkan pembangkit listrik, sementara pasangan helikopter lainnya meledakkan bom yang mereka turunkan ke posisinya di bendungan dan jembatan Kina. Hasil misi yang sukses, tanpa korban yang diderita oleh pihak yang menyerang, kemudian mendorong IDF untuk mengadopsi tindakan-tindakan semacam ini lagi selama Perang Atrisi, dan Super Frelon akan berpartisipasi dalam banyak upaya semacam itu selama dua tahun berikutnya. Pada tanggal 26 Desember 1968 teroris Palestina menyerang Boeing 707 El-Al di Athena dan membunuh salah satu penumpangnya. Para teroris datang dari Lebanon yang pemerintahnya juga memberi mereka bantuan dan Israel memutuskan untuk membalas, meluncurkan operasi “Tshura” (hadiah). Pada akhir tanggal 28 Desember, tiga Super Frelon IAF mendarat di Bandara Beirut. Pasukan Komando Israel kemudian melanjutkan aksinya dengan menghancurkan 13 pesawat Arab yang tersebar di seluruh lapangan, sebelum naik kembali ke Super Frelon untuk melakukan penerbangan kembali ke Israel. Tindakan Israel, yang dilakukan dengan helikopter buatan Prancis terhadap wilayah bekas jajahan Prancis, telah membuat marah Prancis dan akibat langsungnya adalah boikot Prancis atas penjualan senjata ke Israel. Rencana sebelumnya untuk membeli lebih banyak Super Frelon sekarang dibatalkan, dan Israel kemudian beralih ke Amerika Serikat untuk mendapatkan CH-53 Sea Stallion. Pada tanggal 26 Desember 1969, helikopter-helikopter Super Frelon dan CH-53 yang baru dikirim melakukan salah satu aksi perang yang paling terkenal, operasi “Tarnegol-53” (Rooster-53). Tiga Super Frelon berpartisipasi dalam operasi tersebut, mengangkut pasukan terjun payung Israel ke Ras-Arab di mana mereka mengambil alih radar P-12 milik Mesir.

Setelah dipakai secara ekstensif, Super Frelon Israel akhirnya dipensiunkan pada tahun 1991. (Sumber: http://idf-airforce.blogspot.com/)

Penyerbuan penting lainnya terjadi kurang dari sebulan kemudian. Pada tanggal 22 Januari 1970 helikopter-helikopter Super Frelon berpartisipasi dalam operasi “Rodus” (Rhodes) terhadap Pulau Shadwan, benteng pertahanan Mesir di Teluk Suez. Helikopter-helikopter itu mendarat di pulau, mengirimkan pasukan terjun payung yang kemudian mengambil alih pulau itu. Helikopter tipe ini sekali lagi beroperasi selama Perang Yom Kippur. Dalam perang itu Super Frelon aktif di semua lini, menjalankan misi transportasi dan misi evakuasi medis. Meskipun saat ini keberadaannya telah dikalahkan oleh kehadiran CH-53, Super Frelon tetap berpartisipasi dalam beberapa operasi besar perang, seperti penyeberangan Terusan Suez oleh Israel pada tanggal 16 Oktober 1973. Pada tanggal 21 Oktober, helikopter-helikopter Super Frelon mengambil bagian dalam operasi ” Kinuah” (Dessert), dalam perebutan kembali di Pos Gunung Hermon, yang dikuasai oleh pasukan Suriah pada awal perang. Helikopter-helikopter Super Frelon dan CH-53 menerbangkan 600 tentara Israel ke atas gunung, di mana mereka merebut kembali pos tersebut serta pos Suriah yang ada di dekatnya. Setelah itu Israel mengganti mesin Turbomeca Turmo asli dengan mesin General Electric T58-GE-T5D berkekuatan 1.390 kW (1.870 shp), setidaknya agar serupa seperti yang dipakai oleh helikopter Sikorsky CH-53 Israel. Sementara itu karena kesenyapan dan kualitas pengendaliannya yang bebas getaran, membuat Super Frelon memenuhi syarat sebagai helikopter angkut VIP dan pada tahun 1978, helikopter ini sempat membawa presiden Mesir, Anwar Sadat dalam kunjungan bersejarahnya ke Israel. Helikopter-helikopter Super Frelon diketahui juga ikut serta dalam invasi Israel ke Lebanon pada bulan Juni 1982. Sementara itu, karena biaya perawatannya yang relatif tinggi dan kemampuan kinerjanya yang buruk dibandingkan dengan CH-53 IAF, mereka akhirnya dipensiunkan pada tahun 1991, meski 6 helikopter masih bisa dilihat di Museum IAF di Hatzerim, dimana satu dalam kondisi laik terbang.

Libya

Selama tahun 1980-1981, enam helikopter SA 321GM yang dilengkapi radar dan delapan SA 321M versi SAR/transport dikirim ke Libya.

Afrika Selatan

Afrika Selatan memesan enam belas helikopter SA 321L pada tahun 1965, yang dikirim pada tahun 1967 dan diadopsi oleh Skuadron 15 Angkatan Udara Afrika Selatan (SAAF). Setidaknya dua unit dikerahkan ke Mozambik untuk mendukung operasi militer Rhodesia melawan pemberontak Tentara Pembebasan Nasional Afrika Zimbabwe antara tahun 1978 dan 1979. Yang lainnya dimobilisasi untuk mengevakuasi pasukan terjun payung Afrika Selatan dari Angola selama Operasi Rusa Kutub. Pada bulan Agustus 1978, Organisasi Rakyat Afrika Barat Daya memicu insiden perbatasan besar antara Afrika Selatan dan Zambia ketika gerilyawannya menembaki helikopter SAAF Super Frelon yang mendarat di Katima Mulilo dari tanah Zambia. Afrika Selatan kemudian membalas dengan melancarkan serangan artileri, yang menghantam posisi-posisi Angkatan Darat Zambia.

SA 321L Angkatan Udara Afrika Selatan. (Sumber: https://en.m.wikipedia.org/)

Suriah

Pada bulan Oktober 1975, secara luas dilaporkan bahwa Suriah telah memesan lima belas Super Frelonyang tidak bisa ditentukan dari Prancis sebagai bagian dari kesepakatan senjata yang didanai oleh Arab Saudi. Sementara Angkatan Udara Suriah memang mengeluarkan persyaratan pengadaan untuk lima belas helikopter, dan merekomendasikan pembelian hingga lima puluh unit, pada tahun 1984 penjualan tersebut masih belum terwujud. 

Indonesia

Berdasarkan data dari heli-archive.ch, disebutkan dengan jelas rekam jejak SA321 Super Frelon, yang sempat digunakan oleh TNI AU pada dekade 80-an. Berdasarkan catatan, SA321 Super Frelon yang dahulu sempat digunakan TNI AU berasal dar varian SA321J – varian ini menyiratkan kategorinya sebagai commercial transport helicopter dengan kapasitas angkut 27 penumpang. TNI AU sendiri memperoleh SA321J lewat cara hibah, persisnya SA321J dengan kode registrasi PK-PEF adalah milik anak perusahaan PertaminaPelita Air ServicePelita Air Service menghibahkan helikopter ini pada tahun 1982, dan di tangan TNI AU, Super Frelon sempat diterjunkan dalam angkutan pasukan dan logistik selama Operasi Seroja di Timor Timur. Meski telah digunakan TNI AU dalam kancah Operasi Seroja, namun Super Frelon TNI AU nampaknya masih menggunakan livery merah putih khas Pelita Air Service. Hal ini setidaknya terlihat dari bangkai helikopter ini yang terakhir terlihat di area Lanud Atang Sanjaya, Bogor. Sayang memang struktur Super Frelon TNI AU tak bisa diselamatkan, namun untuk mesinnya masih bisa diselamatkan, dan kini menjadi koleksi Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala di Yogyakarta. Dirunut dari sejarahnya, ternyata Pelita Air Service pun tak mendapatkan SA321J Super Frelon sebagai barang baru dari pabrikan. Dari runtutan waktu perjalanan helikopter ini, awalnya keluar dari hanggar Aerospatiale pada tahun 1967 dengan kode registrasi F-BOFL. 

Norwegia 1968 – SA 321J Super Frelon LN-ORS beroperasi atas nama Bergen Air Transport. (Sumber: https://www.heli-archive.ch/)
Super Frelon saat doperasikan oleh anak perusahaan PertaminaPelita Air Service. (Sumber: https://www.indomiliter.com/)
Foto bangkai sisa SA321 Super Frelon di Lanud Atang Sanajaya, yang saat ini sudah tidak ada. (Sumber: https://www.indomiliter.com/)

Helikopter ini dibuat atas pesanan Bergen Air Transport dari Norwegia, dimana Super Frelon ini dipersiapkan untuk beroperasi untuk mengangkut personel di anjungan minyak lepas pantai di Laut Utara. Sebelum diserahkan kepada Bergen Air TransportSuper Frelon varian sipil telah mendapatkan sertifikasi kelayakan pada tanggal 20 Oktober 1967. Saat menjadi armada Bergen Air Transport, SA321J Super Frelon menggunakan kode registrasi LN-ORS. Rupanya Bergen Air Transport tak lama mengoperasikan Super Frelon, dimana pada tahun 1969 dilakukan modifikasi penambahan tangki bahan bakar. Modifikasi ini diperlukan lantaran LN-ORS akan pindah tangan ke pengguna lain di wilayah yang sangat jauh dari Eropa. Sebagai majikan baru SA321J Super Frelon adalah perusahaan eksplorasi asal Sydney, Australia yang beroperasi di Papua Nugini, Kennecott Explorations Ltd. Pada tanggal 24 Maret 1970, setelah menempuh perjalanan sejauh 18.842 km lewat ferry flightSuper Frelon mencapai Papua Nugini secara bertahap. Penerbangan panjang tersebut berlangsung total 98 jam terbang. Di Papua Nugini, SA321J Super Frelon punya kode registrasi VH-PDM dan dioperasikan oleh Helitrans. Namun, berbagai kendala dihadapi saat mengoperasikan helikopter ini di iklim tropis. Akibat kelembaban yang tinggi, helikopter dengan bobot maksimum 13 ton menghadapi tanda-tanda keretakan pada bilah baling-baling. Majalah Aviation Week and Space Technology terbitan bulan Januari 1968 menyebut, bahwa umumnya helikopter ini digunakan untuk mengangkut 17 penumpang atau muatan yang setara. Untuk menghemat sekitar 15 persen bahan bakar, Super Frelon biasanya lepas landas dan mendarat menggunakan tiga mesin turbin, sedangkan dalam penerbangan jelajah salah satu dari mesin dimatikan. Para kru Super Frelon kerap dihadapkan berbagai masalah pada perawatan, diantaranya seperti icing condition. Rupanya SA321J Super Frelon VH-PDM tak lama digunakan di Papua Nugini, lantas kemudian helikopter ini kembali dipulangkan ke Perancis, dan baru setelah itu helikopter ini dijual ke Pelita Air Service pada tahun 1980.

SPESIFIKASI

  • Kru: 5
  • Kapasitas:
    • 27 penumpang atau
    • 15 tandu
  • Panjang: 23.03 m (75 ft 7 in) (keseluruhan)
  • Panjang badan: 19.40 m (63 ft 8 in)
  • Tinggi: 6.66 m (21 ft 10 in)
  • Bobot kosong: 6,863 kg (15,130 lb)
  • Bobot max takeoff: 13,000 kg (28,660 lb)
  • Kapasitas bahan bakar: 3,975 L (1,050 US gal; 874 imp gal) (normal)
  • Mesin: 3 × mesin Turboshaft Turboméca Turmo IIIC, masing-masing berkekuatan 1.160 kW (1.550 shp)
  • Diameter rotor utama: 18.90 m (62 ft 0 in)
  • Luasan area rotor: 280.6 m2 (3,020 sq ft)

Performa

  • Kecepatan Jelajah: 249 km/h (155 mph, 134 kn) pada ketinggian laut
  • Jangan pernah melebihi kecepatan: 275 km/h (171 mph, 148 kn)
  • Jangkauan: 1,020 km (630 mi, 550 nmi)
  • Ketahanan: 4 jam
  • Ketinggian jelajah: 3,150 m (10,330 ft)
  • Kecepatan menanjak: 6.66 m/s (1,312 ft/min)

Persenjataan

  • 4× homing torpedo dalam peran ASW atau
  • 2× rudal Exocet dalam peran anti-kapal.

Diterjemahkan dan ditambahkan kembali dari

https://en.m.wikipedia.org/wiki/A%C3%A9rospatiale_SA_321_Super_Frelon

SA 321 Super Frelon

https://www.heli-archive.ch/en/helicopters/in-depth-articles/sa-321-super-frelon

Aerospatiale Puma, Super Puma, & Cougar v1.4.0 / 01 dec 22 by greg goebel 

http://www.airvectors.net/avpuma.html

Aerospatiale SA-321 “Super Frelon” 1962

http://www.aviastar.org/helicopters_eng/snias_super_frelon.php

IAF Aircraft Inventory: Aerospatiale SA 321 Super Frelon

https://www.jewishvirtuallibrary.org/aerospatiale-sa-321-super-frelon

SA321J Super Frelon – Jejak Sejarah Helikopter Angkut Berat TNI AU Dan Pelita Air Service oleh Haryo Adjie

Aerospatiale SA321 Super Frelon Medium-Lift Transport Helicopter [ 1966 ]

https://www.militaryfactory.com/aircraft/detail.php?aircraft_id=338

Super Frelon SA 321G Anti-Submarine Helicopter

https://www.naval-technology.com/projects/super-frelon/

Z-8 Helicopter (Super Frelon)

https://www.globalsecurity.org/military/world/china/z-8.htm

Aerospatiale SA 321 Super Frelon

https://www.military-today.com/helicopters/sa321_super_frelon.htm

Smarter (and Simpler) Radar in Harpoon4

by Larry Bond

http://www.admiraltytrilogy.com/cic/Harpoon/Smarter_Radars_for_Hpn.pdf

EXOCET AM39

https://www.mbda-systems.com/product/exocet-am-39/

Exocet AM.39

http://www.astronautix.com/e/exocetam39.html

MM38 / AM39 / SM39 / MM40 Exocet

https://www.seaforces.org/wpnsys/SURFACE/MM38-Exocet-SSM.htm

Kaman SH-2 Seasprite/Super Seasprite, Helikopter Anti Kapal Selam yang Pernah Dilirik TNI AL

Mk-46 Torpedo

https://www.seaforces.org/wpnsys/SURFACE/Mk-46-torpedo.htm

20mm Giat M621

https://weaponsystems.net/system/1009-20mm+Giat+M621

Surprise Package: The M621 Cannon, By Warren Gray; January 15, 2021

An Illustrated Guide To The Israeli Air Force by Bill Gunston, 1982, p 96

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *