Perang Vietnam

Kisah Pararel Dua Prajurit Vietnam Selatan Part VI: Untold Story Of Hamburger Hill

Selepas serangan Tet, pasukan sekutu secara militer ada diatas angin dalam melawan pasukan komunis di Vietnam. Di seluruh Vietnam Selatan kemenangan di medan pertempuran selaras dengan kesuksesan upaya pasifikasi. Di akhir tahun 1968, sekitar 76,3% populasi ada dibawah kontrol dan perlindungan pemerintah Saigon, menyisakan 11,4% dalam area yang diperebutkan, sementara Vietcong hanya menguasai 12,3%. Ini merupakan hasil yang kontras dibandingkan saat-saat genting antara tahun 1963-1965 menjelang hadirnya pasukan darat Amerika di Vietnam. Meskipun metode penghitungan yang dipakai Amerika dan rezim Saigon sangat tidak akurat, tetapi skala kemenangan terlihat nyata di kawasan dataran rendah setelah serangan Tet. Joe Bolt mengingat, “Kamu tidak bisa menemukan pertempuran di area dataran rendah pada akhir tahun 1968, (karena) musuh sudah menghilang.” VC dan NVA mengalami pukulan berat dalam serangan Tet dimana mereka kehilangan sekitar 40.000 dari 84.000 personel yang mereka kerahkan dalam pertempuran. Di Korps ke-1 saja, Letnan Jenderal Robert Cushman, komandan MAF ke-III, kemudian memperkirakan bahwa pasukan sekutu membunuh lebih dari 30.000 musuh, yang setara dengan 74 batalion infanteri. Berharap bisa mengkonsolidasikan kekuatan dan memanfaatkan momentum militer di tahun 1968, Jenderal Creighton Abrams yang menggantikan Westmoreland, merencanakan untuk menggandakan ofensif pasukan sekutu di basis-basis NVA pada tahun 1969. 

Foto oleh Bill Snead, yang menangkap gambar orang Vietnam terakhir yang dibawa keluar dari Kedutaan Besar Amerika Serikat selama Serangan Tet tahun 1968, dalm serangan yang mengubah sejarah perang di Vietnam. Tahanan ini memegang kartu identitas AS di tangannya, dibawa ke belakang rumah sakit terdekat dan ditembak mati oleh polisi militer Vietnam. Secara militer VC dan NVA mengalami pukulan berat dalam serangan Tet dimana mereka kehilangan sekitar 40.000 dari 84.000 personel yang mereka kerahkan dalam pertempuran. (Sumber: https://www.greenleft.org.au/)

PROMOSI

Saat Abrams dan anak-buahnya merencanakan ofensif, kehidupan Tran Ngoc Hue berubah. Setelah menunjukkan kapabilitas lagi dan lagi sebagai komandan tempur, pada bulan Januari 1969, Hue dipromosikan sebagai Mayor dan diberi komando memimpin batalion ke-1, resimen ke-3 ARVN. Meskipun Hue harus meninggalkan Hac Bao yang dicintainya, ia merasa tertantang untuk memimpin unit yang lebih besar. Segera Batalyon 1/3 ditugaskan untuk melanjutkan operasi di dalam dan di sekitar lembah A-Shau, namun Hue terkena malaria dan harus diterbangkan ke rumah sakit Phu Bai. Setelah menyembuhkan diri, Hue mengambil alih komando Batalyon ke-5, Resimen ke-2 ARVN, hanya untuk mengalami sakit akibat malaria-nya yang kambuh, dan harus menjalani pemulihan selama 3 bulan. Setelahnya di bulan Juli 1969, Hue melanjutkan penugasan sebagai komandan batalion ke-2, resimen ke-2 ARVN. Sementara itu saat Hue memulihkan diri, batalyon 2/3 pimpinan Dinh, yang baru saja diangkat menjadi letnan kolonel datang ke Phu Bai, untuk berlatih dan memperlengkapi diri. Dalam periode ini, dengan melihat hasil dari serangat Tet, Dinh dan Hue sadar bahwa pasukan sekutu kini ada di atas angin. Keduanya juga percaya bahwa kini sudah saatnya pasukan sekutu melakukan invasi ke Laos, yang selama ini menjadi tempat perlindungan dan jalur logistik pasukan komunis yang bertempur di Vietnam Selatan. Sayangnya optimisme Dinh dan Hue pupus dengan kebijakan pemerintah Amerika, yang hanya mengejar tujuan terbatas karena tekanan rakyat Amerika di dalam negeri, yang tidak yakin bahwa perang dapat dimenangkan. Bukannya “membawa perang” ke pihak lawan, Amerika memilih kembali melaksanakan operasi militer terbatas di dalam wilayah Vietnam Selatan, seperti yang kemudian berubah menjadi pertempuran berdarah di Hamburger Hill. Pertempuran Hamburger Hill pada awalnya adalah operasi militer Amerika, namun kemudian berkembang menjadi pertempuran dimana Dinh ditakdirkan untuk memegang perang sentral dalam pertempuran yang menggambarkan periode transformasi Vietnamisasi.

Karikatur “Vietnamization”. Setelah serangan Tet, militer Amerika berupaya melimpahkan beban pertempuran yang selama ini dipikulnya ke tentara ARVN. (Sumber: https://spartacus-educational.com/)

PERTEMPURAN DI HAMBURGER HILL

Peta yang menempatkan Hamburger Hill dalam konteks yang lebih luas dari Perang Vietnam. Di sebelah kiri adalah Khe Sanh, markas pos Marinir yang terkepung pada tahun 1968; di kanan adalah Huế, kota yang direbut oleh tentara NVA pada bulan Januari 1968. (Sumber: https://asaphistory.com/)

Pada tanggal 10 Mei 1969, 3 batalion dari Divisi Lintas Udara ke-101 (Batalion 1/506, 3/187, 2/501) bersama dengan Batalion ke-4, Resimen ARVN ke-1 melancarkan operasi Apache Snow, yang dirancang untuk sepenuhnya menetralkan basis dan jalur komunikasi musuh di lembah A Shau. Masuknya kekuatan Amerika dengan tiba-tiba ke lembah yang terpencil ini, awalnya mengejutkan pasukan NVA, namun kemudian pertempuran yang terjadi menjadi pertarungan berlarut dan memakan banyak korban di kedua belah pihak, dalam merebut bukit 937, yang dikenal juga sebagai Dong Ap Bia atau Hamburger Hill. Korban terbesar diderita oleh Batalion 3/187, yang telah bertempur hampir 8 hari. Meskipun pasukan pengganti berdatangan, mayoritas dari mereka adalah rekrutan mentah. Sejak awal operasi, kompi Alpha dan Bravo telah kehilangan hampir 50% personel aslinya, sementara kompi Charlie dan Delta telah kehilangan hampir 80%. Saat korban semakin meningkat, Mayor Jenderal Melvin Zais, komandan Divisi Lintas Udara ke-101 memutuskan untuk meminta bala bantuan. Karena saat itu Amerika memfokuskan pada operasi bersama dengan pasukan ARVN, Jenderal Truong menerima pesan untuk mengirimkan batalion-batalion terbaiknya untuk bertempur di Hamburger Hill. Untuk tugas penting ini, Truong memilih batalion 2/3 ARVN. Batalion 2/3 ARVN mendarat di tenggara Dong Ap Bia pada sore hari tanggal 19 Mei, dan berangkat menuju titik awal serangan dengan tanpa mengalami insiden apapun. Unit Dinh ini menempuh jarak yang paling jauh, dengan memulai serangan sekitar 500 meter dibawah puncak Hamburger Hill. Sementara itu kisah direbutnya Dong Ap Bia menjadi kisah kontroversial di Amerika. Apakah serangan frontal yang memakan banyak korban di bukit itu diperlukan, atau serangan udara masif akan bisa mendapatkan hasil yang sama? Dalam hal ini, Hamburger Hill menjadi gambaran mikrokosmos dari keseluruhan perang Amerika di Vietnam. Dalam peristiwa ini, peran sekutu Amerika, yakni Vietnam Selatan kerap luput dari perhatian.

Tentara NVA melintasi Jalur Ho Chi Minh Trail. Ho Chi Minh Trail memiliki banyak jalur masuk ke wilayah Vietnam Selatan, salah satunya adalah lewat Lembah A Shau. (Sumber: https://www.forces.net/)
Dua anggota Divisi Lintas Udara ke-101 menembak ke bunker tentara Vietnam Utara di dekat puncak “Hamburger Hill” yang menghadap ke Lembah A Shau. Sejak awal operasi, kompi Alpha dan Bravo dari Batalion 3/187 telah kehilangan hampir 50% personel aslinya, sementara kompi Charlie dan Delta telah kehilangan hampir 80% dalam waktu 8 hari. (Sumber: https://www.forces.net/)
Seorang tentara AS, terluka dalam pertempuran untuk merebut Hamburger Hill, meringis kesakitan saat dia menunggu evakuasi medis di base camp dekat perbatasan Laos pada tanggal 19 Mei 1969. Saat korban semakin meningkat, Mayor Jenderal Melvin Zais, komandan Divisi Lintas Udara ke-101 memutuskan untuk meminta bala bantuan. (Sumber: https://www.forces.net/)

CERITA TRADISIONAL

Menurut catatan sejarah tradisional, pada tanggal 20 Mei pada pukul 10.00, setelah didahului oleh tembakan artileri paling intens di seluruh pertempuran di Hamburger Hill, satu batalion ARVN dan tiga batalion Amerika maju kedepan untuk melakukan serangan akhir di Dong Ap Bia. Batalion 1/506 Amerika, menghadapi perlawanan alot, cuma bisa mencapai ujung selatan dari bukit. Sementara itu mulai dari pukul 09:42 batalion 2/3 ARVN mengabarkan bahwa mereka menerima tembakan mortir salah sasaran, sebuah risiko nyata ketika melakukan penyerangan ke sebuah target dari berbagai sisi. Sekali tembakan berhenti, batalion 2/3 hanya menjumpai sedikit perlawanan dari pihak musuh saat bergerak maju. Meski demikian setelah kehilangan dua advisor Amerika yang terluka, beberapa prajurit ARVN kabur. Setelah disemangati oleh para perwira mereka, pasukan ARVN akhirnya maju ke depan dan bertempur dengan baik, dan pada pukul 12:30 mereka mencapai puncak bukit Hamburger Hill. Beban pertempuran, bagaimanapun dipikul oleh para prajurit dari batalion 3/187, yang diperkuat oleh kompi A dari batalion 2/506, yang bergerak dengan hati-hati. Para prajurit Amerika bergerak melintasi kompleks bunker pertama, yang telah menimbulkan banyak korban sebelumnya, dengan tanpa insiden. Kini para prajurit Amerika mulai berharap bahwa para prajurit NVA yang telah mempertahankan dengan gigih mungkin sudah pergi di malam sebelumnya, dan pertempuran akan segera berakhir.

Tentara Angkatan Darat AS mendaki Bukit 937 di Dong Ap Bia setelah pertempuran, Mei 1969. Menurut cerita tradisional, pasukan AS memikul beban utama pertempuran dan menjadi yang pertama dalam menduduki puncak bukit Hamburger Hill. (Sumber: https://en.wikipedia.org/)
Tentara Divisi Lintas Udara ke-101 memeriksa kerusakan di sekitar area Dong Ap Bia. (Sumber: https://en.wikipedia.org/)
Pasukan payung AS dari Divisi Lintas Udara ke-101 beristirahat di atas puncak Gunung Dong Ap Bia setinggi 3.000 kaki yang rusak berat di tepi barat Lembah A Shau, satu mil di timur Laos, di Vietnam Selatan pada tanggal 21 Mei 1969. (Sumber: https://www.denverpost.com/)

Saat batalion 3/187 mendekati kompleks bunker kedua, tiba-tiba NVA menembaki dari jarak dekat dan dari berbagai sisi. Lereng bukit yang sangat curam, sekali lagi memungkinkan para prajurit NVA untuk menggelindingkan granat ke garis pertahanan pasukan Amerika. Letnan kolonel Weldon Honeycutt, komandan batalion 3/187 memerintahkan para prajuritnya untuk terus maju kedepan mendesak musuh yang masih bertahan, dan pada pukul 11:44, kompi C yang telah menderita banyak korban di pertempuran sebelumnya, mencapai puncak Hamburger Hill. NVA kemudian melancarkan serangan balasan yang keras, namun kompi-kompi lain di batalion 3/187 mendekat dan mengamankan posisi di puncak bukit. Pada titik ini, tingkat perlawanan musuh bervariasi, mulai dari yang gigih dan bertahan sampai mati di kompleks bunker yang masih mereka duduki, hingga yang memilih kabur. Selama berjam-jam empat batalion pasukan sekutu di Hamburger Hill mencari kantong-kantong perlawanan terakhir NVA, dengan sekaligus menemukan banyak senjata, termasuk 152 senjata perorangan dan 25 senjata yang dilayani dengan kru, 75.000 peluru, dan 10 ton beras. NVA yang memilih untuk bertahan dan bertempur di Dong Ap Bia menderita korban berat, dengan diperkirakan 633 personelnya kehilangan nyawa. Sementara itu kerugian yang diderita pasukan Amerika juga cukup besar, dengan 70 diantaranya tewas dan 372 lainnya luka-luka. Meskipun operasi pembersihan lanjutan di area itu terus dilakukan hingga 17 hari berikutnya, batalion 3/187 meninggalkan Dong Ap Bia pada tanggal 21 Mei untuk menikmati cuti yang layak mereka terima di Eagle Beach, di Laut China Selatan. Pertempuran berhasil mereka menangkan, namun menyisakan berbagai pertanyaan mengenai nilai dan ongkos dari kemenangan tersebut. 

PAHLAWAN YANG TERLUPAKAN

Menggunakan bukti-bukti baru, yang digabungkan dengan data-data yang sudah ada memungkinkan untuk menceritakan kembali perebutan Dong Ap Bia dari sudut pandang Vietnam Selatan. Batalion 2/3 ARVN berangkat dengan menggunakan helikopter ke Firebase Curahee, sementara Dinh dan penasehatnya, Mayor Harvey Zimmerle dari Marinir Amerika, melakukan pengamatan udara pada lokasi-lokasi pendaratan yang memungkinkan di Hamburger Hill. Tepat setelah pukul 13:00, batalion 2/3 melakukan penyerbuan udara di zona pendaratan, dan hanya menderita dua korban, yang jatuh ke kawah bekas ledakan bom dan mematahkan kaki mereka. Sekali mendarat di tanah, batalion 2/3 dengan cepat bergerak ke posisinya sebelum melancarkan serangan, mengirimkan patroli pengintaian dan mempersiapkan posisi-posisi pertahanan untuk malamnya. Menyadari bahwa musuh ada di mana-mana, batalion 2/3 bergerak lagi dibawah perlindungan kegelapan menuju posisi pertahanan lainnya dan tidak memperbolehkan personelnya menyalakan api untuk memasak. Kehati-hatian mereka sepertinya tidak mengecewakan, namun baik Dinh dan Zimmerle segera menyadari bahwa serangan ke Hamburger Hill nantinya tidaklah mudah. Saat personel batalion 2/3 mengamati medan, Warrant Officer Max Kelly dari Tim Penasehat Australia, yang punya pengalaman tempur dalam Perang Dunia II dan Korea, menggambarkan bahwa bukit itu “telah hancur lebur”. Apa yang dulunya puncak bukit berhutan kanopi rangkap tiga, sekarang dipenuhi dengan pohon-pohon yang bertumbangan, kawah-kawah bom, dan lumpur, yang menjadi saksi mata kerasnya pertempuran sebelumnya selama berhari-hari. Ini belum cukup, Dinh dan Zimmerle, tahu dari berbagai laporan bahwa NVA yang telah menghajar batalion 3/187, menggali pertahanan kuat dan bertekad menghentikan serangan pasukan sekutu berapapun harganya.

Letnan Kolonel Weldon Honeycutt meneriakkan perintah melalui radio lapangan kepada kompi yang sedang mendaki punggung bukit menuju Dong Ap Bia, gunung setinggi 3.000 kaki yang dijuluki “Bukit Hamburger” oleh orang-orang dari Pasukan Lintas Udara ke-101. Honeycutt memimpin Batalyon Ketiga Brigade Ketiga Infanteri ke-187, unit yang menyerbu posisi yang dibentengi dengan baik di bukit di sebelah barat lembah A Shau ini. (Sumber: https://www.denverpost.com/)

Area lain yang menjadi perhatian pasukan ARVN adalah komunikasi dengan tiga batalion Amerika lainnya. Keberadaan pasukan kawan yang mengelilingi Hamburger Hill dan rencana serangan serentak membuka kemungkinan adanya salah tembak. Para prajurit ARVN juga khawatir bahwa ditengah panasnya pertempuran, mereka dapat disangka sebagai pasukan NVA. Zimmerle kemudian menugaskan tim advisor Amerika, yang termasuk Letnan Jimmy R. Gibson, Sersan Senjata Paul A. Henry, Sersan Bertram A. Carr, dan Prajurit Kelas Satu Billy W. Campbell, untuk menemani pasukan ARVN di sayap kiri dan kanan guna menjaga kontak radio dengan unit-unit sekutu di dekatnya, sementara tentara ARVN mengenakan pengenal berwarna emas dan merah di bahunya. Meski telah membuat pencegahan yang masuk akal, namun Dinh dan Zimmerle tahu bahwa di hari-hari kedepan, risiko salah tembak masih mungkin terjadi. Dinh kemudian memilih menggunakan pelindung kegelapan untuk menempatkan pasukannya di posisi 500 meter dari puncak bukit. Hal ini menimbulkan kekhawatiran karena pasukan ARVN harus maju di medan terbuka, dimana pasukan NVA punya area menembak yang jelas. Khawatir akan menderita korban yang berat, Dinh membuat keputusan krusial dengan tidak menunggu waktu serangan yang ditentukan sebelumnya. Sebaliknya, Dinh mengirimkan sebuah pasukan pengintai, yakni kompi ke-3, dibawah pimpinan Letnan Tuan yang dipercayanya, saat hari masih agak gelap, dengan naik ke sungai kering dekat puncak bukit. Dinh berharap gerakan yang berani ini bisa mengejutkan pasukan NVA dan menyelamatkan banyak nyawa dari pasukannya dan tiga batalion Amerika. Jika pasukan NVA saat itu sudah menunggu di sungai kering itu, nyawa para prajuritnya ada dalam bahaya. Ini adalah sebuah perjudian. Untungnya pasukan NVA tidak memperkirakan gerakan pasukan Dinh. Lewat kombinasi keberuntungan dan keterampilan, pasukan Tuan bergerak dengan cepat di rute yang tidak dipertahankan kuat dan mencapai puncak bukit Hamburger Hill. Saat Dinh mengetahui kesuksesan pasukan Tuan, sisa prajurit dari Batalion 2/3 maju kedepan dengan cepat melawan serangan sporadis dari pasukan NVA yang kaget. Ketika para prajurit Batalion 2/3 hampir mencapai puncak bukit, tembakan gencar NVA menghujani elemen terdepan, yang memaksa mereka mundur. Berlawanan dengan catatan dari sumber-sumber barat mengenai pertempuran tersebut, tidak ada advisor Amerika yang terluka, dan pasukan ARVN tidak kabur, sebaliknya Zimmerle dengan tenang mengerahkan serangan artileri dan “berjalan” ke puncak bukit Hamburger Hill, dengan diikuti pasukan batalion 2/3. Sekitar pukul 10:00, saat batalion 3/187 mulai menghadapi perlawanan berat musuh, batalion 2/3 ARVN mencapai puncak bukit Hamburger Hill, menembus dengan cerdik posisi-posisi pertahanan musuh.

PENGUASA BUKIT?

Sekali ada diatas puncak Dong Ap Bia, batalion 2/3, segera memperingatkan unit-unit Amerika terdekat mengenai kehadiran mereka dan bergerak untuk membantu batalion 3/187, yang masih menghadapi perlawanan keras dari kekuatan utama musuh. Berdasarkan perintah operasional dari Honeycutt, Zimmerle agar melepaskan granat asap berwarna ungu untuk menandai lokasinya, akan tetapi dalam beberapa detik, tembakan artileri pasukan sekutu menghujani posisi batalion 2/3. Pergerakan batalion 2/3 yang mendahului rencana berlangsung begitu cepat dan menimbulkan kebingungan diantara unit-unit sekutu lainnya. Setelah beberapa waktu tembakan artileri berhenti setelah Zimmerle memperbaiki komunikasi, dan batalion 2/3 mengkonsolidasikan posisinya di puncak Dong Ap Bia. Saat Dinh dan Zimmerle memanggil helikopter medis untuk mengevakuasi 3 prajuritnya yang gugur dan 5 lainnya yang terluka, helikopter komando yang membawa Kolonel Joseph Conmy, komandan Brigade ke-3, berputar-putar diatas medan tempur. Di sisi Conmy duduk Letnan Kolonel Cecil Fair, penasahat perwira senior dari Resimen ke-3/Divisi ARVN ke-1, dan Kolonel Phan Van Hoa, Komandan Resimen ke-3/Divisi ARVN ke-1. Fair kemudian melaporkan ke Conmy bahwa puncak Dong Ap Bia telah dikuasai pasukan kawan, dan Batalion 2/3 menunggu perintah lebih lanjut. Fair kemudian dikejutkan oleh perintah baru dari Conmy, yang memberi tahu dirinya untuk “(pasukan ARVN) meninggalkan puncak bukit, karena akan ada tembakan artileri persiapan diatas puncak.” Fair tidak dapat mempercayai perintah ini, dan Kolonel Hoa sangat frustasi hingga hampir-hampir “ingin melompat pergi dari helikopter.”

Pasukan ARVN (Tentara Republik Vietnam) pada tahun 1969. Meski sering diabaikan, unit ARVN memainkan peran penting dalam merebut Hamburger Hill. (Sumber: https://asaphistory.com/)

Fair mengingatkan bahwa ada satu batalion lengkap ARVN diatas Dong Ap Bia yang dapat melancarkan serangan dibelakang garis pertahanan musuh yang sedang terlibat pertempuran sengit dengan batalion 3/187 dan meminta agar serangan artileri dipertimbangkan kembali. Namun Conmy menolak dan mengatakan, “jika orang-orangmu tidak pergi mereka akan diledakkan sama sekali.” Di darat Dinh dan Zimmerle tidak punya pilihan lain, dan meminta pasukannya menyingkir. Segera setelahnya elemen terdepan dari Batalion 3/187 mendobrak pertahanan NVA dan bergerak ke puncak bukit Dong Ap Bia, serta mengambil posisinya dalam catatan sejarah. Satu setengah jam kemudian Batalion 2/3 kembali sebentar ke puncak Dong Ap Bia sebelum bergerak ke barat daya menjalankan operasi lanjutan di lembah A Shau. Dengan melakukan ini Dinh, Zimmerle, Kelly dan para prajurit batalion 2/3 ARVN mundur dari catatan sejarah dan dilupakan banyak orang. Dengan enggan Fair menutup mulut mengenai apa yang sebenarnya terjadi di puncak Hamburger Hill selama lebih dari 30 tahun. Hamburger Hill bagaimanapun dipandang sebagai pertempuran orang-orang Amerika, dimana pasukan ARVN baru saja muncul belakangan. Dalam semuanya ini batalion 3/187 telah bertempur selama 10 hari dengan menelan korban besar, sehingga mereka dinilai lebih layak mendapat kehormatan dalam pertempuran ini, ketimbang membiarkan pasukan ARVN mendapatkannya.

SIAPA YANG MEREBUT HAMBURGER HILL?

Pertempuran Hamburger Hill tetap menjadi kontroversi hingga hari ini dengan adanya perbedaan dalam berbagai opini dan memori, seperti layaknya perang Vietnam itu sendiri. Meskipun muncul testimoni dari Zimmerle, Fair, dan Kelly, beberapa saksi mata lain yang kredibel (mulai dari Conmy dan Honeycutt) percaya bahwa batalion 3/187 Amerika yang memperoleh kemenangan akhir di Hamburger Hill. Sampai hari ini Honeycutt percaya bahwa “tidak ada prajurit ARVN dalam radius 1 mil dari puncak bukit Dong Ap Bia” dan menawarkan untuk meluruskan hal itu dengan Dinh secara personal jika keduanya bertemu. Di sisi lain, Jenderal Truong, yang menjalani hidup tersembunyi di Amerika memilih untuk tidak banyak bicara mengenai pertempuran itu. Sementara itu penulis Andrew Wiest, setelah bertahun-tahun mencari menemukan satu lembar catatan di Headquarters of the United States Military Assistance Command, Vietnam, pada tanggal 22 Mei 1969, dimana Kolonel Wilson C. Harper, Chief of the Command and Control Division, melaporkan: 

“Pada tanggal 19 Mei 1969, batalion 2/3 ARVN melancarkan serangan ke LZ YC324976 dan mulai bergerak ke posisinya di tenggara Bukit 937, sebagai bagian dari persiapan serangan 4 batalion pada tanggal 20 Mei 1969. Tiga batalion yang berasal dari Brigade ke-3, Divisi Lintas Udara ke-101 mulai melancarkan serangan serentak pada 201030H (20 Mei pukul 1030). Pergerakan batalion 2/3 ARVN sangat cepat dan menghadapi perlawanan musuh yang ringan. Mereka adalah yang pertama mencapai puncak bukit 937 dan menyerang posisi YC327980. Batalion 3/187 mendapat perlawanan sengit pada sumbu serangan mereka. Batalion 2/3 ARVN kemudian membantu dengan bergerak ke utara dan mengurangi tekanan musuh. Akan tetapi tembakan salah sasaran dari batalion 3/187 mencegah batalion 2/3 ARVN untuk mendekat. Batalion 2/3 ARVN kemudian bergerak ke lereng sebaliknya di lereng sebelah tenggara bukit.”

Pasukan ARVN Troops di Firebase Birmingham. Bukti-bukti sudah jelas menunjukkan bahwa pasukan ARVN adalah unit pertama yang sampai di puncak Hamburger Hill. (Sumber: https://www.gettyimages.com/)

Dokumen ini juga didukung oleh bukti lain dari The Abrams Tape, 1968-1972, yang memuat, pernyataan dari sebuah meeting MACV pada tanggal 21 Mei 1968:

“Mereka sampai diatas bukit, faktanya lebih dulu dari persiapan penembakan artileri yang sedang berlangsung. Perlawanan ada di lereng barat yang dilalui oleh batalion 3/187. Dan mereka meminta batalion Dinh untuk mundur dari puncak bukit sehingga mereka dapat menembakkan senjata artileri di lereng sebaliknya. Jadi kemudian mereka kembali ke puncak satu setengah jam kemudian untuk bertemu dengan pasukan Amerika. Mereka ada disana untuk bertemu dengan batalion 3/187. Jadi faktanya orang pertama yang sampai di puncak bukit adalah tentara ARVN.”

Bukti-bukti sudah jelas menunjukkan bahwa pasukan ARVN adalah unit pertama yang sampai di puncak Hamburger Hill. Semua orang tahu itu, mulai dari Dinh sendiri hingga Jenderal Abrams di Saigon. Tetapi Batalion 2/3 diminta meninggalkan puncak bukit, dan kemenangan diberikan kepada batalion 3/187. Ironisnya, Amerika meminta Vietnam Selatan untuk bertahan dan bertempur, serta bergabung dengan pasukan Amerika dalam “big war unit“. Akan tetapi ketika tentara Vietnam Selatan menunjukkan tekadnya dalam pertempuran besar, sesuai keinginan Amerika, mereka ditepikan dan dilupakan demi ego dan kebanggaan nasional orang-orang Amerika.

CATATAN AKHIR

NVA membayar harga yang mahal di Dong Ap Bia, tetapi sukses besar dalam meningkatkan tekanan di publik dan pemerintah Amerika. Nixon mengunjungi Vietnam pada tanggal 30 Juli, dan memerintahkan Abrams untuk menghindari jatuhnya korban di pihak Amerika dalam pertempuran, serta kembali ke konsep mempersiapkan Vietnam Selatan menerima beban pertempuran di masa mendatang. Hamburger Hill memunculkan protes dan tekanan politik besar bagi Nixon sehingga dia memilih kebijakan Vietnamisasi dan mulai menarik pasukan Amerika dari Vietnam, dimana penarikan ini lebih didasarkan pada kebijakan politik Amerika ketimbang faktor kebutuhan militer di Vietnam Selatan, karena rakyat Amerika telah kehilangan kesabaran dengan perang di Vietnam.

Marinir terakhir dari Divisi Marinir Ketiga AS berbaris di sebuah dermaga di Da Nang, Vietnam Selatan saat mereka menunggu kapal amfibi Tripoli untuk dipindahkan ke Okinawa, tanggal 24 Desember 1969. 22.000 orang dari Divisi ini adalah salah satu pasukan yang ditarik Presiden Nixon dari Vietnam. Penarikan ini lebih didasarkan pada kebijakan politik Amerika ketimbang faktor kebutuhan militer di Vietnam Selatan, karena rakyat Amerika telah kehilangan kesabaran dengan perang di Vietnam. (Sumber: https://www.flickr.com/)

Bersambung…

Baca Juga:

Disadur dari:

Vietnam’s Forgotten Army, Heroism And Betrayal In The ARVN by Andrew Wiest, 2008; p 125, p 152, p 157-159, p 163-164, p 166-175

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *