Alutsista

Hampir 50 tahun, Sukhoi Su-24 “Fencer” Masih Bertaji di Langit Ukraina

Pada 1970-an, AS dan Uni Soviet memperkenalkan pesawat serang yang bisa terbang di ketinggian rendah dengan sayap “geometri variabel (VG)” atau “sayap ayun”. General Dynamics F-111 AS akan membuktikan, setelah riwayat pengembangannya yang bermasalah, pesawat tipe ini terbukti mumpuni. Tandingannya asal Soviet, “Sukhoi Su-24″, secara umum juga terbukti bagus, dan masih dipertahankan dalam dinas operasional, bersama dengan Angkatan Udara dan Angkatan Laut Rusia, dan angkatan udara Azerbaijan, Aljazair, Belarus, Kazakhstan, Libya, Suriah, Sudan dan Ukraina. Su-24 kemudian mau tidak mau memang kerap dibandingkan dengan General Dynamics F-111, namun pesawat ini tidak pernah dimaksudkan atau digunakan sebagai pembom strategis. Su-24 bisa dibilang sekelas dengan pesawat serang kerjasama Anglo-Jerman-Italia, Panavia Tornado.

Hampir 50 tahun sejak kemunculannya, Su-24 Fencer masih menunjukkan tajinya di medan tempur, saat rival-rival setipenya sudah pensiun. (Sumber: https://id.pinterest.com/)

LATAR BELAKANG DESAIN

Pada pertengahan tahun 1960-an, Angkatan Udara Tentara Merah Soviet (Voyenno Vozdushniye Sily / VVS) dihadapkan pada kebutuhan untuk mendapatkan pesawat serang jarak jauh yang mumpuni untuk komponen Penerbangan Frontal (VVS-FA) dinas tersebut. Yakovlev Yak-28 “Brewer” telah terbukti mengecewakan dalam peran serang, karena kurang memiliki jangkauan dan terbatas dalam menggotong senjata. Sementara itu pengembangan yang lebih maju di AS pada pesawat serang swing-wing / variable-geometry General Dynamics F-111 pada saat itu, terlihat sangat mirip dengan jenis pesawat yang dibutuhkan VVS, yakni pesawat serang yang bagus dalam hal jangkauan dan kemampuan gotong yang baik, serta mampu menembus wilayah udara musuh yang dipertahankan dengan terbang di ketinggian rendah untuk menghindari ancaman radar dan rudal permukaan-ke-udara (SAM). Permintaan proposal lalu dikeluarkan ke biro desain eksperimental (OKB dalam akronim Rusia mereka) Mikoyan (MiG) dan Sukhoi untuk merancang pesawat serang yang bisa terbang di ketinggian rendah. Persyaratannya terbukti sangat sukar, yang mengharuskan pesawat memiliki badan yang kuat untuk menahan hentakan di ketinggian rendah, serta menggunakan mesin canggih dengan rasio daya terhadap bobot yang baik dan konsumsi bahan bakar spesifik yang rendah, selain itu perangkat navigasi canggih dan sistem kontrol penerbangan akan diperlukan untuk mendukung penerbangan penetrasi di ketinggian rendah. MiG OKB kemudian mengembangkan apa yang akan menjadi pesawat tempur serang VG bermesin tunggal “MiG-27 Flogger-D”, sedangkan Sukhoi OKB akan menghasilkan “Su-17 Fitter” yang sebanding kemampuannya. MiG-27 dan Su-17 bagaimanapun tidak setara dengan F-111 AS, karena berukuran lebih kecil, dengan jangkauan dan daya gotong yang lebih sedikit, tetapi Sukhoi juga menginvestasikan upaya dalam pengembangan pesawat serang berat yang jauh lebih sebanding dengan F-111 . Setelah mengotak-atik sejumlah desain awal, Sukhoi OKB melanjutkan pengembangan serangkaian prototipe penerbangan untuk pesawat serang berat yang diberi nama OKB “T6”.

Tampak kiri bawah dari pesawat Soviet Yak-28 Brewer-C. Yakovlev Yak-28 “Brewer” telah terbukti mengecewakan dalam peran serang, karena kurang memiliki jangkauan dan terbatas dalam menggotong senjata. (Sumber: https://en.wikipedia.org/)
MiG-27 Flogger-D. MiG-27 dan Su-17 bagaimanapun tidak setara dengan F-111 AS, karena berukuran lebih kecil, dengan jangkauan dan daya gotong yang lebih sedikit. (Sumber: https://www.goodfon.com/)
Pesawat serang swing-wing / variable-geometry General Dynamics F-111, dinilai memiliki konsep yang dibutuhkan oleh Angkatan Udara Tentara Merah Soviet (Voyenno Vozdushniye Sily / VVS). (Sumber: https://twitter.com/)

Prototipe awal, “T6-1”, sangat dipengaruhi oleh pesawat pencegat Sukhoi Su-15 “Flagon“, atau lebih khusus lagi oleh pesawat demo berkemampuan “lepas landas dan mendarat pendek (STOL)” yang dikenal sebagai “T-58VD” yang telah dikonversi dari Su-15. Pesawat ini memiliki badan pesawat yang diperlebar untuk menampung tiga mesin “liftjet” Kolesov – mesin turbojet kecil tapi kuat yang dipasang hampir secara vertikal untuk memberikan daya dorong tambahan agar pesawat bisa lepas landas, dengan tenaga penggerak kedepan yang disediakan oleh mesin turbojet biasa. Soviet agak tergila-gila dengan konsep liftjet pada saat itu, dan tidak mengherankan jika Sukhoi OKB awalnya menganggapnya sebagai konfigurasi yang sesuai untuk T6. Saat prototipe T6-1 muncul, ia memiliki konfigurasi umum seperti Su-15, dengan sayap delta yang bersudut, “T” atau “treoogol’noye (delta)”; sirip ekor konvensional, dengan tailplanes yang bisa bergerak; badan pesawat yang mengakomodasi mesin utama kembar; dan intake bergaya dee dengan saluran masuk udara variabel. Mesin utamanya adalah mesin turbojet afterburning Tumanskiy R-27F2-300 dengan daya dorong afterburning maksimum masing-masing 99,6 kN (10.160 kgp / 22.400 lbf) — dilengkapi dengan empat liftjet Kolesov RD-36-35, yang dipasang di ruang di belakang kokpit. Liftjet dipasang pada sudut 15% vertikal, dengan intake dan exhaust tersembunyi di balik pintu kecuali untuk lepas landas dan mendarat; mereka menghasilkan daya dorong masing-masing 23,1 kN (2.355 kgp / 5.195 lbf). Penerbangan awal T6-1 dilakukan pada tanggal 2 Juli 1967, dengan pilot uji OKB terkenal Vladimir Ilyushin. Namun, VVS segera mengubah spesifikasinya, menuntut kemampuan gotong yang lebih besar, dan skema mesin liftjet tidak lagi dianggap praktis. Selain itu, mengemudikan T6-1 di ketinggian rendah dengan sayap delta bersudutnya yang besar terbukti sangat kasar, “seperti mengendarai papan cuci” kata salah satu pilot penguji.

Sukhoi T-58VD. Soviet agak tergila-gila dengan konsep liftjet pada tahun 1960-an, dan tidak mengherankan jika Sukhoi OKB awalnya menganggapnya sebagai konfigurasi yang sesuai untuk T6. (Sumber: https://k.sina.cn/)
Prototype Sukhoi T6-1. (Sumber: https://aerialvisuals.ca/)

Menggunakan data yang disediakan oleh Central Aerodynamics & Hydrodynamics Institute (TsAGI dalam akronim Rusia), pada akhir tahun 1967 para insinyur Sukhoi OKB memutuskan untuk fokus pada konsep VG, yang menghasilkan konsep pesawat yang jauh lebih mirip dengan pesawat F-111 AS. Faktanya, pada tahun 1967 F-111 telah menampilkan kinerja yang mengesankan di Paris Air Show, yang membantu meyakinkan Soviet bahwa konsep VG adalah jalan yang harus mereka tempuh. Beberapa konfigurasi VG yang berbeda lalu dipertimbangkan, tetapi keputusan akhir adalah memodifikasi desain T6-1 dengan memasang sayap VG, yang menghasilkan prototipe “T6-2I”, di mana “I” berarti “izmemyayemaya (variabel )”. Penamaan ini sedikit politis, karena pesawat baru itu tidak benar-benar bersayap delta lagi, tetapi dana terbatas dan manajemen OKB tidak ingin pihak otoritas politik berpikir bahwa T6-2D adalah desain yang sama sekali baru — yang sebenarnya memang tidak. Ketika T6-2I melakukan penerbangan pertamanya pada tanggal 17 Januari 1970, sekali lagi dengan Ilyushin sebagai pilot, pesawat itu merupakan pesawat yang jauh berbeda. Pengujian kemudian terus berlanjut hingga tahun 1976, yang mencakup sekitar 300 total penerbangan. Tujuh puluh tiga penerbangan dilakukan oleh T6-2I pada tahun 1971 dan mencakup tes dinamika penerbangan dasar yang menggabungkan berbagai pengaturan sayap sayung. Bersamaan dengan sayap VG, pesawat ini ditenagai oleh mesin turbojet Lyulka AL-21F baru yang bertenaga, bukan mesin R-27F2-300 dari T6-1. AL-21F sebenarnya adalah mesin yang dimaksudkan untuk T6-1 tetapi tidak tersedia pada tahun 1967. T6-1 digunakan untuk menguji coba mesin AL-21F setelah tersedia, dengan pesawat juga dimodifikasi dengan ujung sayap turn-down. T6-1 akhirnya akan berakhir di museum udara di Monino. Selain itu, sirip perut tetap ditambahkan, badan pesawat dimodifikasi, bentuk bidang ekor diubah agar lebih menyatu dengan sayap VG saat menyayung penuh, dan rangka bawah diperkuat untuk mengimbangi bobot lepas landas yang lebih tinggi.

Prototype Sukhoi T6-2I. (Sumber: https://shapingupfutures.net/)

T6-2I tampak menjanjikan dan kemudian diikuti oleh empat prototipe lagi — T6-3I, T6-4I, T6-5I, dan T6-6I. T6-3I hilang dalam kecelakaan pada tahun 1973, awaknya tewas, tetapi program uji terbang tetap berjalan dengan baik. Program uji berlangsung hingga tahun 1976, tetapi VVS merasa cukup percaya diri dengan desain tersebut dan memesannya ke dalam proses produksi sebagai “Su-24” pada tahun 1971. Sepuluh kecelakaan fatal terjadi selama pengembangan Su-24, yang menewaskan tiga belas pilot uji coba Sukhoi dan Angkatan Udara Soviet, dengan rata-rata lebih dari 5 kecelakaan per tahun terjadi setelah itu. Pembuatan pesawat kemudian dilakukan di Pabrik Negara Nomor 153 di Novosibirsk, Siberia, dengan pesawat produksi pertama meluncur keluar pada bulan Desember 1971; semua pesawat produksi laluakan dibangun di pabrik ini. Pesawat-pesawat produksi awal benar-benar digunakan untuk evaluasi dan uji coba, dengan unit VVS pertama dibentuk pada tahun 1973 dan pesawat ini secara resmi operasional pada tahun 1975. Pada awal tahun 1974, ketua Kepala Staf Gabungan Angkatan Bersenjata AS, Laksamana Thomas Moorer, membuat pernyataan sensasional tentang kemunculan pesawat serang Soviet generasi baru yang sekelas dengan F-111. Dengan ini mereka terlambat empat tahun, untuk mengetahui keberadaan pembom garis depan Soviet yang baru ini. Begitu NATO mengetahui jenisnya, ia diberi nama “Fencer“, yang awalnya disebut sebagai “Sukhoi Su-19″. Evolusi Su-24 dari Su-15 melalui pesawat bermesin liftjet T6-1 cenderung merusak persepsi di Barat pada saat itu bahwa Su-24 adalah tiruan dari General Dynamics F-111. Beberapa kritikus F-111, yang terkenal memiliki sejarah pengembangan yang sulit, senang dengan gagasan bahwa Soviet telah mencoba menirunya! Pada kenyataannya, meskipun Su-24 akhirnya memiliki kemiripan konfigurasi yang pasti dengan F-111, sulit untuk mengatakan bahwa Su-24 meniru desain Amerika, kecuali sama-sama menggunakan sayap VG. Kemiripannya adalah lebih karena kasus “evolusi konvergen”, dengan dua pesawat yang dirancang dengan spesifikasi serupa dan digambar dari kumpulan konsep desain kontemporer yang sama, tidak mengherankan jika akhirnya terlihat sangat mirip satu sama lain. Tuduhan “peniru” tidak sepenuhnya tidak masuk akal, namun, karena kesamaan umum dari kedua jenis ini memang mencolok, dengan Su-24 memiliki dimensi seperti F-111, namun bobot maksimum dan muatannya sedikit lebih rendah. Perbedaan utama antara keduanya adalah bahwa Su-24 hanya memiliki sekitar 60% dari jangkauan F-111 saat tidak melakukan pengisian bahan bakar ulang.

DESAIN

Dasar desain Su-24 mengalami serangkaian penyempurnaan substansial dalam rangkaian produksinya. NATO mencoba melacak penyempurnaan yang dilakukan melalui dugaan dan menetapkan ada tiga “varian” terpisah dari Su-24, dengan pesawat produksi awal diberi label sebagai “Fencer-A” oleh NATO, berikutnya muncul “Fencer-B”, dan konfigurasi akhir disebut sebagai Su-24 “Fencer-C”. Su-24 Fencer-C akan dijelaskan di sini sebagai versi “dasar” dari Fencer. Su-24 Fencer-C dibangun sebagian besar dari bahan aluminium alloy pesawat, dengan badan pesawat dibagi dalam tiga bagian utama – depan, tengah, dan belakang. Pesawat ini memiliki sayap VG yang dipasang tinggi, berputar di dalam “selubung sayap” tetap yang melekat di dekat badan pesawat; sirip ekor konvensional dengan semua bidang ekor yang bisa bergerak; sirip perut tetap kembar; dan roda pendaratan format roda tiga. Pilot dan petugas sistem navigasi / senjata (NWSO) duduk berdampingan di kokpit bertekanan udara dan ber-AC. Kontrol digerakkan secara hidraulik oleh sistem hidraulik redundan tiga, dan ada sistem pneumatik redundan ganda. Tenaga listrik untuk sistem avionik ekstensif pesawat disediakan oleh generator kembar di badan belakang pesawat, dengan generator yang mungkin digerakkan oleh mesin turbojet. Pesawat ini ditenagai oleh mesin turbojet afterburning Lyulka AL-21F-3 kembar dengan daya dorong kering sebesar 75,5 kN (7.800 kgp / 17.200 lbf) dan daya dorong afterburning 110 kN (11.250 kgp / 24.800 lbf). Mereka diberi asupan melalui inlet tipe dee tetap – produksi awal memiliki inlet variabel, yang menolak untuk bekerja dengan baik meskipun ada perbaikan. Lubang masuk udara tetap terbukti lebih efektif dan lebih ringan; namun membatasi kecepatan di ketinggian rendah pada kecepatan Mach 1,4. Tetapi pada tahun 1970-an kegilaan dengan kinerja terbang pada kecepatan Mach2 telah memudar, dan tidak ada kebutuhan yang dirasakan untuk bisa terbang dengan kecepatan yang lebih tinggi – terbang dengan kecepatan Mach 2 pada ketinggian rendah dianggap tidak terlalu praktis, khususnya karena gelombang kejut akan meninggalkan kehancuran tanpa pandang bulu di sepanjang jalur yang dilewati. Lubang masuk udara Fencer menampilkan pelat pembagi di samping badan pesawat untuk mencegah tertelannya udara “boundary layer” stagnan yang menyelubungi badan pesawat, dan juga memiliki perlindungan es dan ekstraksi terhadap puing-puing objek. Terdapat saluran masuk pendingin kecil di atas badan pesawat belakang untuk setiap mesin, dan pelepas panas di bagian belakang untuk mendinginkan udara yang keluar dari mesin untuk digunakan dalam mengatur tekanan kabin dan sebagainya. Dengan mesin ini Su-24 bisa mencapai kecepatan maksimum 815 mil per jam (1.311,62 km/jam atau kira-kira Mach 1,07) di permukaan laut dan hingga Mach 1,35 (1.666,98 km/jam) di ketinggian yang lebih tinggi. Radiusnya dibatasi hingga 1.725 mil (2.776,118 km) untuk penerbangan feri dan radius tempurnya sekitar 590 mil (949,513 km, dengan tanpa tangki bahan bakar eksternal). Su-24 Fencer memiliki radius tempur hanya sekitar 300 km lebih kecil dari F 111E/F dan sama dengan Mirage IV A.

Gambar Su-24 dari berbagai sisi. (Sumber: https://id.pinterest.com/)
Su-24 Fencer memiliki radius tempur hanya sekitar 300 km lebih kecil dari F 111E/F dan sama dengan Mirage IV A. (Sumber: https://shapingupfutures.net/)

Selubung sayap Fencer memiliki sudut tepi depan 69 derajat, sedangkan sayap dapat disetel secara manual ke sudut 16 derajat untuk lepas landas dan mendarat; 35 derajat untuk terbang di kecepatan tinggi; 45 derajat untuk manuver tempur; dan 69 derajat untuk terbang dengan kecepatan supersonik. Sayap memiliki sudut insidensi nol derajat dan sudut turun anhedral 4,5 derajat, dengan masing-masing sayap menampilkan bilah leading-edge dengan bentangan penuh yang terbagi dalam empat bagian; spoiler / rem udara dua bagian di atas; dan flap belakang tiga bagian. Tidak ada aileron, dengan kontrol roll ditangani oleh tailplanes – mereka dapat berputar ke arah yang berlawanan untuk melakukan manuver roll dan disebut “stabilator”. Sirip ekor memiliki “kink” yang mencolok di tepi depan atas, yang diperkenalkan setelah produksi awal menunjukkan perlunya sirip ekor dengan area yang lebih luas. Ada saluran masuk udara di ujung depan bawah sirip ekor untuk menyediakan aliran udara pendingin ke sistem pembangkit tenaga listrik pesawat. Ketiga roda pendaratan memiliki roda kembar, dengan roda depan ditarik ke belakang, sedangkan roda utama ditarik ke depan ke dalam badan pesawat, yang berputar 90 derajat saat dimasukkan. Roda digerakkan secara hidrolik, dengan sistem cadangan pneumatik. Pintu roda utama yang digerakkan secara hidraulik juga berfungsi ganda sebagai rem udara – mereka dimasukkan kembali setelah roda pendaratan utama masuk untuk mengurangi hambatan. Roda pendaratan sangat kokoh, dan juga sangat efektif di lapangan terbang yang kasar; roda di hidung memiliki pelindung lumpur untuk mencegahnya memercikkan kotoran ke saluran masuk udara. Pada prinsipnya, roda pesawat dapat ditukar dengan ski, tetapi tidak jelas apakah hal itu pernah dilakukan secara operasional. 

Su-24M Angkatan Udara Rusia, Mei 2009. Sayap Su-24 dapat disetel secara manual ke sudut 16 derajat untuk lepas landas dan mendarat; 35 derajat untuk terbang di kecepatan tinggi; 45 derajat untuk manuver tempur; dan 69 derajat untuk terbang dengan kecepatan supersonik. (Sumber: (Sumber: https://en.wikipedia.org/)
Roda pendaratan Su-24 sangat kokoh, dan juga sangat efektif di lapangan terbang yang kasar; roda di hidung memiliki pelindung lumpur untuk mencegahnya memercikkan kotoran ke saluran masuk udara. (Sumber: https://www.militarytoday.com/)

Su-24 dirancang sebagai platform serangan darat dan tidak dimaksudkan untuk terlibat dalam pertempuran udara head-to-head dengan pesawat tempur Barat. Misinya adalah untuk menghindari radar musuh dan melepaskan senjatanya ke target yang tidak curiga dari jarak yang aman, dan dengan demikian musuh terbesarnya adalah radar musuh dan instalasi rudal darat-ke-udara. Persenjataan built-in pada Fencer terdiri dari kanon Gryazev-Shipunov GSh-6-23 tipe Gatling kaliber 23 milimeter enam laras yang terletak di fairing di bawah sisi kanan badan pesawat. Ada fairing serupa di sisi kiri badan pesawat, yang memberikan tampilan seolah ada dua kanon, tetapi fairing kiri adalah untuk tempat penyimpanan amunisi yang berisi 500 butir peluru untuk kanon. Fairing amunisi juga menampilkan kamera senjata di bagian hidung. Kanon tersebut memiliki laju penembakan siklik 9.000 peluru per menit, dan memiliki boresighted untuk menembak 2 derajat di bawah sumbu penerbangan pesawat. Su-24 Fencer-C memiliki delapan gantungan senjata: satu di setiap sayap luar yang berputar bersama dengan ayunan sayap; satu di setiap selubung sayap; dan empat di bawah badan pesawat. Tiang gantungan badan di pesawat termasuk dua tiang yang berdampingan di antara dudukan roda utama, dan dua tiang di garis tengah, satu di antara fairing kanon dan satu tepat di belakangnya, di depan dudukan roda utama. Total muatan eksternal yang dibawa mencapai 8.000 kilogram (17.640 pon), namun kapasitas normalnya adalah sekitar 4.000 kg. Pesawat imi dimaksudkan untuk membawa bom nuklir TN-1000 dan TN-1200 yang dijatuhkan jatuh bebas, dan berbagai bom jatuh bebas konvensional, roket dan rudal udara-ke-permukaan yang dipandu untuk menyerang target tetap dan bergerak dengan akurasi yang tepat. Senjata yang dapat dibawanya adalah: 

  • Rudal udara-ke-udara pencari panas (AAM) R-60 (NATO AA-8 Aphid) di tiang gantungan sayap luar untuk pertahanan diri. Tiang gantungan ganda dapat dipasang untuk menambah AAM yang dibawa total dari dua menjadi empat. 
  • Berbagai bom ‘bodoh’, mulai dari berbobot 100 kilogram (220 pon) hingga 1.500 kilogram (3.300 pon), dengan amunisi yang lebih kecil bisa dibawa di beberapa tiang gantungan; begitu juga Dispenser munisi tandan berbobot 250 kilogram (550 pon) atau 500 kilogram (1.100 pon); atau senjata nuklir taktis. 
  • Roket tak berpemandu — misalnya, enam pod berisi 32 roket berkaliber 57 milimeter; enam pod berisi 20 roket kaliber 80 milimeter; enam pod berisi 5 roket kaliber 122 milimeter; enam roket tunggal kaliber 240 milimeter; atau empat roket tunggal kaliber 370 milimeter. 
  • Rudal udara-ke-permukaan berpemandu (ASM) dapat dibawa Fencer, awalnya rudal berpemandu radio Kh-23 (kode NATO AS-7 Kerry) dan Kh-25 (kode NATO AS-10 Karen), yang masing-masing secara konseptual mirip dengan seri rudal Bullpup-A dan Bullpup-B dari AS. Empat rudal ASM juga dapat dibawa, yakni versi AS-10 Karen yang dipandu laser Kh-25ML, serta ASM yang dipandu laser Kh-29L dan kemudian ASM yang dipandu TV Kh-29T (kode NATO AS-24 Kedge). Namun, hanya tiga ASM yang dipandu laser yang dapat dibawa, karena sebuah tiang gantungan harus disediakan untuk membawa pod penargetan seri Fantasmagoria
  • Rudal anti-radar (ARM) seperti Kh-58U (kode NATO AS-11 Kilter) dan Kh-31T (AS-17 Krypton) juga dapat dibawa Fencer. Kh-58U berukuran besar dan hanya dua yang bisa dibawa. Pod Fantasmagoria-perangkat electronic intelligence (ELINT) harus dibawa di tiang gantungan tengah untuk membantu penargetan rudal ARM.
  • Diluar kanon built in-nya Fencer dapat dipasangi dengan pod kanon SPPU-6, dengan kanon Gatling kaliber 23 milimeter dan 400 butir amunisi. Kanon ini dapat diputar hingga maksimum 45 derajat dari garis tengah pesawat. Sebuah pod kanon dapat dibawa di setiap tiang gantungan selubung sayap dan satu pod kanon dapat dibawa di tiang gantungan tengah depan, untuk maksimal tiga pod kanon.

Tiang gantungan selubung sayap, masing-masing dapat membawa satu tangki bahan bakar eksternal bersirip PTB-3000 yang berkapasitas 3.000 liter (792 galon AS). Satu tangki eksternal 2.000 liter (132 galon AS) juga dapat dibawa dengan tiang gantungan tengah. Beberapa gambar menunjukkan bahwa sementara tangki eksternal biasa dipasang di tiang gantungan selubung sayap, tangki jarang dipasang di tiang gantungan tengah. Semua penyimpanan bahan bakar internal berada di badan pesawat, dengan tiga tangki di badan pesawat menyediakan kapasitas total sebesar 10.860 liter (2.865 galon AS). Tangki internal menampilkan inert gas system untuk mengurangi bahaya kebakaran. 

Su-24 dapat mengusung berbagai persenjataan hingga seberat 8.000 kilogram (17.640 pon), namun kapasitas normalnya adalah sekitar 4.000 kg. (Sumber: https://shapingupfutures.net/)

Pilot dan NWSO duduk di kursi lontar Zvezda K-36DM format “nol-nol (ketinggian nol kecepatan nol)”. Versi produksi awal Su-24 memiliki kursi K-36D, yang tidak memiliki kemampuan seperti K-36DM untuk memungkinkan salah satu awak menembakkan kedua kursi. Di kokpit, pilot duduk di sebelah kiri, sementara NWSO di sebelah kanan. Pilot dan operator radarnya masuk/keluar dari pesawat melalui tangga “clip-on” individu di sisi kiri dan kanan badan pesawat bagian depan. Tata letak kontrol pesawat masih analog, tetapi pilot memiliki head-up display (HUD); dengan skema warna kokpit berwarna pirus mencolok, yang umum digunakan oleh Soviet sebagai ukuran ergonomis. Kedua kru memiliki tongkat kemudi yang memungkinkan keduanya menerbangkan pesawat. Kaca depan dua bagian di kokpit diperkuat untuk mentolerir hantaman burung. Dari samping, Su-24 tampaknya memiliki kanopi seperti kulit kerang yang normal, yang secara hidrolik berengsel terbuka dari belakang, tetapi sebenarnya memiliki setengah kanopi yang terpisah untuk setiap awak. Dalam kondisi darurat, kanopi akan terlepas sebelum kru mengeluarkan diri. Sistem avionik Fencer tergolong canggih pada masanya. Inti dari perangkat avionik Su-24 adalah sistem navigasi serang (nav-attack) PNS-24 Tigr, yang mengintegrasikan sejumlah subsistem avionik. Subsistem avionik itu meliputi: 

  • Sebuah radar pulse-Doppler Orion-A di hidung untuk membantu proses navigasi dan penargetan. Radar ini memiliki jangkauan 148.2 km.
  • Sistem penargetan Chaika (Seagull) bawaan, dengan penglihatan elektro-optik dan datalink radio untuk rudal ASM yang dipandu radio Kh-23 / AS-7 Kerry dan Kh-25 / AS-10 Karen. Dudukan eksternal untuk sistem Chaika berada di bawah hidung. Menargetkan senjata yang dipandu laser diperlukan, seperti yang telah disebutkan diatas, perlu untuk membawa pod penargetan seri Fantasmagoria di tiang gantungan sayap. 
  • Sistem yang yang bisa memandu pesawat untuk terbang mengikuti medan dengan radar yang mengikuti medan Relyef (Profil) yang dipasangkan dengan autopilot
  • Sensor inframerah yang dipasang tepat di depan kaca depan. 
  • Sistem penanggulangan defensif Filin-N, termasuk penerima peringatan radar (RWR) Beryoza(Birch) SPO-15, dengan fairing antena khusus di sisi atas sirip ekor dan di samping lubang masuk mesin; sebuah jammer SPS-161 dengan antena di bawah fairing rem parasut; dan jammer Geran-F (Germanium-F) dengan antena di bawah kemudi dan di bawah hidung.
  • Alat bantu navigasi radio jarak pendek, menengah, dan panjang, bersama dengan sistem referensi inersia berbasis gyro (IRS); Radio HF & VHF; identifikasi kawan atau lawan (IFF) transponder; sistem pendaratan instrumen (ILS); dan sistem perekam data penerbangan.
Tampak atas kokpit Su-24. (Sumber: https://id.pinterest.com/)

Tidak jelas subsistem mana yang dianggap sebagai bagian dari perangkat PNS-24. PNS-24, bersama dengan peralatan navigasi radio, dapat melakukan fungsi-fungsi sebagai berikut: peringatan medan; deteksi target dan penghancurannya dengan cara pemboman datar dan teknik pemboman lempar; menunjukkan target untuk rudal; deteksi radar yang beroperasi dan peluncuran rudal atas radar-radar ini; dan kontrol pesawat otomatis dan semi otomatis selama pendekatan pendaratan hingga ketinggian 40m hingga 50m. Hidung Fencer-C menampilkan layout yang agak berantakan dengan probe data udara “gooseneck” yang bengkok di bagian atas dan antena untuk sistem penanggulangan; sementara dudukan di bawah hidung untuk sistem penargetan Chaika juga menyertakan antena untuk sistem penanggulangan.

Su-24 berevolusi melalui serangkaian blok produksi hingga spesifikasi Fencer-C. Dibandingkan dengan Fencer-C, produksi awal “Fencer-A” memiliki:

  • Seperti yang disebutkan, lubang masuk variabel, ekor yang lurus tanpa lubang masuk pendingin, dan kursi ejeksi K-36D. 
  • Badan pesawat belakang berbentuk kotak, dengan rem parasut di antara knalpot mesin. 
  • Sayap dengan penampang airfoil yang berbeda.
  • Seperti disebutkan, saluran masuk mesin variabel. 
  • Tidak ada pelepas panas di bagian belakang. 
  • Dudukan probe hidung yang sedikit berbeda. 
  • Dudukan undernose yang sama sekali berbeda untuk sistem penargetan Chaika dan penanggulangan. 
  • Hanya dua tiang gantungan di bawah badan pesawat, di dekat roda pendaratan. 
  • Satu probe pembuangan bahan bakar panjang di belakang knalpot. 
  • Tidak ada pelindung elektromagnetik bagi kru; flap terdiri dari dua bagian, bukan tiga bagian. 
  • Kapasitas bahan bakar internal seribu liter (264 galon AS) lebih sedikit.
  • Avionik yang primitif, khususnya sistem penanggulangan. 
Su-24 Fencer C di Karshi, Uzbekistan Januari 2004. (Sumber: https://www.flickr.com/)

Perubahan kemudian dilakukan pada blok produksi berikutnya, sebagai berikut: 

  • Blok 4 memperkenalkan inlet variabel yang dimodifikasi. 
  • Blok 8 menambah kapasitas bahan bakar 1.000 liter. 
  • Blok 9 memperkenalkan kursi ejeksi KD-36DM. 
  • Blok 12 memperkenalkan dudukan probe hidung yang sedikit dimodifikasi dan dudukan undernose yang benar-benar baru; pipa pembuangan bahan bakar pendek kembar; sirip ekor yang bersudut; pelepas panas di bagian belakang; tiang gantungan ketiga di bawah badan pesawat, di garis tengah depan dari dua tiang gantungan pertama; dan badan pesawat bagian atas yang sedikit diubah profilnya di belakang kokpit. 
  • Blok 14 menambahkan pelindung elektromagnetik kokpit untuk menjaga agar awak tidak ‘terpanggang’ oleh radar pesawat itu sendiri. 
  • Blok 15, “Fencer-B”, memperkenalkan badan pesawat belakang yang dibentuk ulang, sehingga tidak terlalu berbentuk kotak, lebih aerodinamis, dengan saluran rem dipindahkan ke fairing di dasar sirip ekor; sirip ekor yang lebih tinggi untuk mengakomodasi antena baru, dengan saluran masuk pendingin di alasnya; flap tiga bagian; dan fairing peluru di dekat bagian atas sirip ekor. 
  • Blok 21 memperkenalkan air intake tetap. 
  • Blok produksi 24, “Fencer-C”, memperkenalkan RWR Beryoza dengan fairingnya yang khas; sistem IFF yang diperbarui; tiang gantungan keempat di badan pesawat, di garis tengah; dan sayap yang lebih aerodinamis dengan penampang yang lebih tipis.

SU-24M & SU-24MK FENCER-D

Dalam dinas operasional, Su-24 biasanya dicat dengan bagian bawah dan hidung putih, dan abu-abu sedang di tempat lain. Awak pesawat yang beralih ke Su-24 dari Yak-28 umumnya senang dengan pesawat tersebut, karena Su-24 menjadi pesawat yang jauh lebih memuaskan. Kokpitnya nyaman dan tata letak kontrolnya dipikirkan dengan matang. Pesawat itu mudah untuk diterbangkan, meskipun sejumlah pembatasan penerbangan diberlakukan sejak awal hingga problemnya teratasi. Lepas landas dan pendaratan terasa nyaman, meskipun pesawat dapat terhenti saat mendarat jika satu roda utama tidak dikeluarkan, atau jika penutup tidak terbuka saat pesawat berada pada sudut serang yang tinggi. Pilot juga harus berhati-hati untuk mengingat bahwa saat mendarat atau lepas landas, mengeluarkan atau menarik roda pendaratan berarti pintu roda utama / rem udara akan menyembul sesaat, dan memperlambat pesawat. Awak pesawat menyebut pesawat itu “Chemodahn / Koper” karena penampilannya yang berbentuk kotak. Sisi negatifnya, meskipun badan pesawat Su-24 kokoh dan umumnya dapat diandalkan, pesawatnya luar biasa canggih dan rumit, dan keandalan sistem avionik awalnya sangat buruk. Jumlah jam pemeliharaan yang diperlukan untuk mempersiapkan Su-24 menjalani misi baru secara substansial lebih besar daripada pesawat VVS lainnya. Seperti disebutkan di atas, para insinyur OKB Sukhoi terus berusaha meningkatkan kemampuan pesawat, dengan menambahkan perbaikan pada pesawat produksi berikutnya. Pada tahun 1975, pekerjaan dimulai pada varian Su-24 baru dengan menambahkan perubahan substansial, dengan versi ini mulai diproduksi pada tahun 1978 sebagai “Su-24M”, yang diberi nama pelaporan NATO “Fencer-D”. Modifikasi tersebut antara lain:

  • Badan pesawat kemudian diperpanjang ke depan sepanjang 76 sentimeter (30 inci) dan kubah hidung yang dibentuk ulang, yang memberikan panjang total 22,59 meter (74 kaki 1 inci). Dudukan probe hidung lama yang berantakan diganti dengan probe hidung berduri sederhana. Wing fencebundar yang menonjol dipasang di atas tiang gantungan selubung sayap, meskipun kemudian dilepas ketika diketahui bahwa mereka membuat kerusakan yang sama baiknya secara aerodinamis. 
  • Tiang gantungan ketiga di garis tengah badan pesawat, yang membuat pesawat total memiliki sembilan tiang gantungan. 
  • Sistem nav-attack PNS-24M Tiger yang diperbarui secara umum, dengan perangkat IRS baru, radio altimeter, prosesor pusat, sistem navigasi radio, dan autopilot. Komponen yang sangat penting dari peningkatan ini adalah penggantian sistem penargetan elektro-optik Zarya asli untuk peluru kendali berpemandu radio dengan sistem penandaan laser Kayra-24M (Grebe-24M), yang menampilkan kamera dan laser boresighted, yang dipasang di bawah badan pesawat bagian depan. 
  • Sistem penanggulangan yang ditingkatkan, secara signifikan termasuk pemasangan dua set dispenser chaff APP-50 yang menembak ke atas. Dispenser awalnya dipasang di wing fence, tetapi ketika wing fence dilepas, mereka dipindahkan ke badan pesawat belakang. Beberapa Fencer-C juga dilengkapi dengan dispenser. 
  • Probe pengisian bahan bakar dalam pesawat yang dapat ditarik di hidung, tepat di depan kokpit. Layanan pengisian bahan bakar di udara sering disediakan oleh pesawat Su-24M kedua yang membawa pod tanker buddy UPAZ-1A Sakhalin di tiang gantungan garis tengah. Pemasangan probe yang dapat ditarik di depan kokpit berarti sensor inframerah yang sebelumnya dipasang di lokasi itu harus dipindahkan ke kubah di struktur tulang belakang pesawat. 
Su-24M dalam penerbangan, 2009. (Sumber: https://en.wikipedia.org/)

Kemampuan pengisian bahan bakar di udara dari Su-24M membuat Amerika bersikeras untuk memasukkan tipe tersebut dalam pembicaraan pembatasan senjata strategis. Jangkauan yang relatif terbatas dari seri Su-24 asli berarti tipe ini dapat dinilai secara wajar sebagai pesawat taktis, tetapi dengan kemampuan pengisian bahan bakar di udara, Su-24M pada prinsipnya dapat melakukan serangan nuklir pada sasaran yang jauh di luar perbatasan Blok Timur. Su-24M memiliki kecepatan maksimum 1.550 km/jam dan jangkauan lebih dari 3.000 km. Ketinggian operasionalnya adalah 11.000 m dan kecepatan menanjak maksimumnya adalah 9.000 m per menit. Total produksi varian serang Su-24 — Su-24 dan Su-24M — untuk dinas dinas operasional Soviet telah dikirimkan sebanyak 635 pesawat. Pada tahun 2013 SVP-24 Gefest, sistem pembidik navigasi modern, dipasang pada pesawat pengebom Su-24M di Distrik Militer Pusat. Sistem ini meningkatkan akurasi senjata onboard yang dibawa pesawat. Sistem ini juga melengkapi pembom garis depan angkatan laut dari Resimen Penerbangan Serang Angkatan Laut Independen ke-43 Angkatan Laut Rusia.

Sukhoi Su-24MK AU Iran. (Sumber: https://www.airliners.net/)

Meskipun Su-24 tidak dimaksudkan untuk ekspor, pada akhir tahun 1980-an aturan itu dilonggarkan, dengan versi ekspor “Su-24MK” dari Su-24M dibuat untuk sejumlah negara Timur Tengah. SU-24MK hampir identik dengan Su-24M kecuali untuk perangkat avioniknya yang sedikit diturunkan kemampuannya, satu-satunya perbedaan yang terlihat adalah bahwa ia dilengkapi dengan wing fence persegi, dan tidak bulat, yang berisi dispenser chaff-flare yang mengarah ke atas. Versi ini tentu saja mempertahankan sebutan “Fencer-D”. Su-24MK secara resmi tersedia untuk ekspor pada tanggal 17 Mei 1988 dengan produksinya berjalan hingga tahun 1991. Tentu saja pesawat ini dijual ke negara-negara pembeli tanpa perangkat avionik setara dengan milik Soviet, sistem IFF (Identification Friend or Foe) dan paket senjata seperti yang ditemukan di pesawat-pesawat Soviet. Komputer pengolah digital yang dipasang adalah seri TsVM-24. Ini dibuat untuk produk akhir yang kurang bagus, dan bahkan mungkin kurang relevan untuk dipakai dalam dalam jangka panjang. Penjualan ekspor versi ini tidaklah banyak: 

  • Suriah memperoleh 22 Su-24MK pada tahun 1989, yang diikuti oleh pesanan 20 lagi pada tahun 1991, semuanya dibeli dengan uang dari Arab Saudi. Israel mengeluh keras ke Moskow tentang penjualan itu. Tampaknya setidaknya beberapa dari pesawat ini telah ditingkatkan kemampuannya baru-baru ini, dengan armada yang diperbesar dengan pesawat upgrade dari stok angkatan udara Rusia. 
  • Libya memperoleh 16 Su-24MK dari tahun 1989, dan Aljazair juga membeli 13 Su-24MK. 
  • Irak memperoleh 24 Su-24MK pada tahun 1990. Su-24MK Irak tidak bertempur dalam Perang Teluk 1991, semuanya diterbangkan ke Iran ketika, dalam salah satu langkah paling membingungkan dalam sejarah militer, saat sebagian besar angkatan udara Saddam Hussein dikirim ke Iran untuk mencari perlindungan dari penghancuran oleh kekuatan udara pasukan koalisi. Karena Republik Islam Iran dan Irak Saddam Hussein adalah musuh bebuyutan, tidak mengherankan jika Iran lalu tidak mengembalikan Su-24MK milik Irak, dan tampaknya membeli 14 unit lagi dari Rusia. Satu pesawat hilang dalam bencana tabrakan di udara pada tanggal 8 Februari 1993 dengan pesawat jet Iran Air Tours tipe Tupolev Tu-154M, semua penumpang di kedua pesawat tewas. Su-24 Iran mempertahankan warna perut yang terang tetapi memiliki pola kamuflase gurun di bagian atas, dan kemungkinan negara-negara Timur Tengah lainnya menggunakan skema warna yang sama atau mirip.
Sukhoi Su-24M2 milik Russia. (Sumber: https://commons.wikimedia.org/)

400 Su-24M Angkatan Udara Rusia kabarnya telah ditingkatkan kemampuannya ke standar M2 dengan sistem navigasi dan senjata yang memungkinkan untuk meluncurkan versi baru rudal Kh-29 dan rudal lainnya, termasuk rudal udara-ke-udara R-73 (AA-11 ‘Archer‘). Peningkatan mencakup komputer SV-24 baru, layar kristal cair, head-up display ILS-31, peta bergerak digital, dan sistem pemosisian global. Pada tahun 2010 Angkatan Udara Rusia mulai mengganti Su-24 dengan Su-35. Su-24M yang ditingkatkan dari armada Laut Hitam Angkatan Laut Rusia ikut serta dalam latihan pos komando multinasional Caucasus-2020 yang diadakan di Rusia pada bulan September 2020.

SU-24MR FENCER-E / SU-24MP FENCER-F

Pada pertengahan tahun 1970-an, satu-satunya aset pengintai VVS adalah pesawat Ilyushin Il-28R yang sudah ketinggalan zaman dan Mikoyan MiG-21R yang berjarak pendek. Pada tahun 1975 SukhoiOKB ditugaskan untuk mengembangkan platform pengintai canggih yang berdasarkan Su-24, tetapi pengerjaan Su-24M saat itu sedang menjadi prioritas, dan pengembangan penuh varian pengintainya tidak dimulai hingga tahun 1978. Dua Su-24 lalu dimodifikasi sebagai prototipe dari “Su-24MR” – di mana “R” adalah singkatan dari “razvedchik / pengintaian” – dengan penerbangan awal prototipe pertama pesawat ini dilakukan pada bulan September 1980. Ketika NATO menyadari kemunculan varian tersebut, pesawat itu diberi nama pelaporan “Fencer-E”. Kanon pada versi standar dilepas dan hanya ada dua tiang gantungan, dimana keduanya ada di garis tengah, dipasang di bawah badan pesawat; tiang gantungan selubung sayap dan tiang gantungan sayap dipertahankan. Modul pelepas panas yang lebih besar dipasang di tulang belakang pesawat. Perangkat Avionik serang dihapus, untuk digantikan oleh perangkat pengintaian BKR-1 Shtyk (Bayonet), yang meliputi: 

  • Perangkat pencitraan inframerah di tengah badan pesawat. 
  • Kamera TV di bawah badan pesawat depan. 
  • Kamera film panorama di hidung dan kamera film miring di bawah lubang udara mesin kiri. Sebuah MR-1 side-looking airborne radar (SLAR) memberikan citra radar di sepanjang jalur penerbangan pesawat. Radar menembakkan panel dielektrik yang terlihat jelas di sepanjang hidung pesawat. 
  • Pod pemantau radiasi Efir-1M (Ether-1M), dibawa di tiang gantungan sayap kanan. 
  • Pod signal intelligence (SIGINT), dibawa di bawah badan pesawat. 
  • Pod pemindai pencitraan laser, juga dibawa di bawah badan pesawat (sebagai penyimpanan alternatif untuk pod SIGINT).
Su-24MR Fencer-E. (Sumber: https://www.jetphotos.com/)
Sukhoi Su-24MP. (Sumber: https://commons.wikimedia.org/)

Data dari perangkat sensor yang menyediakan informasi elektronik dapat diteruskan secara langsung ke stasiun bumi. Pesawat membawa sistem sinkronisasi waktu untuk mengizinkan data ditafsirkan dengan benar. Dua rudal R-60 / AA-8 Aphid AAM dapat dibawa di rak penyimpanan ganda di tiang gantungan sayap kiri untuk pertahanan diri. Tangki eksternal biasanya dipasang pada tiang gantungan selubung sayap. Setidaknya seratus Su-24MR pernah dibuat. Pesawat ini memberikan pengawasan udara yang komprehensif siang dan malam dalam segala kondisi cuaca, pada kedalaman hingga 400 kilometer dari garis depan dengan kemampuan menembus sistem pertahanan udara kuat yang dimiliki musuh. Su-24MR menggantikan pesawat pengintaian taktis IL-28R, Yak-27R, Yak-28P dan MiG-21R. Saat ini, Su-24MR, bersama dengan MiG-25R, adalah pengintaian taktis utama Angkatan Udara Ukraina dan Rusia. Pengerjaan varian pesawat peperangan elektronik (EW) dari Su-24 dilakukan secara paralel dengan pengembangan Su-24MR, dimana pesawat EW ini digunakan untuk operasi SIGINT dan penanggulangan elektronik (ECM). “Su-24MP” pertama melakukan penerbangan pertamanya pada bulan Desember 1979. Setelah NATO mengetahui keberadaan Su-24MP, nama pelaporannya disebut sebagai “Fencer-F”. Hanya sekitar 20 Su-24MP yang dibuat, dan jenisnya agak misterius. Varian ini memiliki fairing antena yang menonjol di belakang kokpit; fairing serupa di bawah hidung; empat antena “tongkat hoki” yang dipasang di bawah pesawat; dan deretan panel dielektrik di setiap sisi hidung. Berbagai pod SIGINT dan ECM dapat dibawa di tiang gantungan garis tengah pesawat. Su-24MP tetap mempertahankan kanon versi standar dan dapat membawa rudal AAM di panel sayap luar untuk pertahanan diri, tetapi karena tidak memiliki perangkat avionik serangan, ia tidak dapat membawa sebagian besar senjata ofensif. Ada cerita bahwa versi ini dapat membawa rudal ARM, tetapi tidak ada bukti bahwa ia menggunakannya dalam dinas operasional. Baik Su-24MR dan Su-24MP dicat seperti Su-24 versi serang, bahkan sampai bagian “kubah” nya dicat putih penuh, meskipun itu jelas merupakan bagian dari penyamaran dengan harapan membingungkan intelijen Barat mengenai pesawat mana yang sebenarnya digunakan. Kedua varian ini tidak ada yang diekspor. Pada tahun 2021 Su-24MR adalah satu-satunya jenis pesawat pengintai di kelasnya yang dimiliki Rusia. Diperkirakan ada sekitar 12-15 Su-24MR dalam dinas penerbangan angkatan laut Rusia, dan 60-70 lainnya bertugas di Angkatan Udara.

PERSENJATAAN

RUDAL UDARA KE UDARA

AA-8 Aphid

Molniya (sekarang Vympel) R-60 (kode NATO: AA-8 “Aphid“) adalah rudal udara-ke-udara berpenjejak inframerah ringan jarak pendek yang dirancang untuk digunakan oleh pesawat-pesawat tempur Soviet. Rudal ini telah diekspor secara luas, dan tetap ada dalam dinas operasional dengan negara-negara bekas pecahan Uni Soviet dan banyak negara lainnya. R-60 awalnya dikembangkan untuk jet tempur MiG-23. Rudal ini mulai dibuat pada akhir tahun 1960-an. Dengan produksinya dimulai pada tahun 1973. Saat diperkenalkan, R-60 adalah salah satu rudal udara-ke-udara teringan di dunia, dengan berat peluncuran 44 kg (97 lb). Rudal ini memiliki sistem penjejak inframerah. Kontrol rudal adalah dengan menggunakan kemudi depan dengan sirip belakang yang besar. Canards khas di bagian hidung, yang dikenal sebagai “destabilizers,” berfungsi untuk meningkatkan efisiensi kemudi rudal pada sudut serang yang tinggi. R-60 menggunakan hulu ledak fragmentasi eksplosif tinggi seberat 3 kg (6,6 lb). Menurut sumber-sumber Rusia, jarak tembak efektif rudal ini adalah sekitar 4.000 m (4.400 yd), meskipun “jarak sesuai pabrikan” adalah 8 km (5,0 mil) di ketinggian tinggi. Senjata itu adalah salah satu rudal udara-ke-udara yang paling gesit sampai munculnya rudal dengan terkini seperti R-73 dan AIM-9X. R-60 dapat digunakan oleh pesawat yang bermanuver hingga gaya 9g untuk melawan target yang bermanuver hingga 8g. Sebuah keuntungan taktis lainnya adalah rudal ini memiliki jarak minimum penembakan cuma 300 m (330 yd).

AA-8 Aphid. (Sumber: https://free3d.com/)

AA-11 Archer

R-73 (AA-11 ‘Archer’) dikembangkan untuk menggantikan rudal R-60 (AA-8 ‘Aphid‘) sebelumnya untuk penggunaan jarak pendek oleh pesawat-pesawat tempur Soviet. Pekerjaan dimulai pada tahun 1973, dan rudal pertama secara resmi mulai beroperasi pada tahun 1984. R-73 adalah peluru kendali infra merah (pencari panas) dengan sistem pencari yang sensitif dan berpendingin kriogenik dengan kemampuan “off-boresight” yang substansial: sistem pencari dapat mendeteksi target hingga 40° dari garis tengah rudal. Rudal ini dapat ditargetkan oleh helm-mounted sight (HMS) yang memungkinkan pilot untuk menentukan target dengan hanya melihatnya. Jangkauan serang minimumnya adalah sekitar 300 meter, dengan jangkauan aerodinamis maksimum hampir 30 km (19 mil) di ketinggian. Senjata ini digunakan oleh pesawat tempur MiG-29, MiG-31, Su-27/33, Su-34 dan Su-35, dan dapat dibawa oleh versi yang lebih baru dari MiG-21, MiG-23, Sukhoi Su-24, dan pesawat Su-25. 

Sebuah Rudal AA-11 ‘Archer’ di bawah sayap MiG-29 Hongaria. (Sumber: https://sv.wikipedia.org/)

RUDAL UDARA KE PERMUKAAN

AS-7 Kerry

Kh-66 Zvezda dan Kh-23 Grom (bahasa Rusia: Х-23 Гром ‘Thunder‘; kode NATO: AS-7 ‘Kerry‘) adalah keluarga rudal udara-ke-permukaan taktis awal Soviet dengan jangkauan 10 km. Mereka dimaksudkan untuk digunakan melawan target darat atau laut kecil. Kh-66 secara efektif adalah versi rudal udara-ke-udara K-8 (AA-3 ‘Anab‘) dengan hulu ledak berat yang meluncur ke dinas operasional di Vietnam pada tahun 1968. Kh-66 menggunakan badan dari rudal udara-ke-udara Kaliningrad K-8 (AA-3 ‘Anab‘), dengan nosel terpisah untuk memberi ruang bagi antena sistem pemandu beam-riding dari KaliningradK- 5 (AA-1 ‘Alkali‘). Rudal ini memiliki sirip kontrol bersilang di hidung, dan empat sayap delta berujung terpotong di bagian belakang dengan elevator untuk kontrol penerbangan. Kh-23 adalah rudal Kh-66 yang ditingkatkan dengan panduan-komando, mirip dengan AGM-12 Bullpup. Kh-23 memiliki propelan yang lebih baik dan sistem panduan Delta-R1M yang baru. Perbedaan praktis utama adalah bahwa rudal ini adalah rudal dengan pemandu komando radio line-of-sight yang mirip dengan rudal Bullpup Amerika, yang memungkinkannya ditembakkan dalam penerbangan mendatar (tidak seperti Kh-66). Rudal ini memiliki kecepatan maksimum 2.160–2.700 km/j (1.340–1.680 mph).

AS-7 ‘Kerry‘. (Sumber: https://en.topwar.ru/)

AS-10 Karen

Kh-25/Kh-25M (Rusia: Х-25; kode NATO: AS-10 ‘Karen‘) adalah keluarga rudal udara-ke-darat ringan asal Soviet dengan sistem panduan modular dan jangkauan 10 km. Varian anti-radarnya (Kh-25MP) dikenal NATO sebagai AS-12 ‘Kegler‘ dan memiliki jangkauan hingga 40 km. Dirancang oleh Zvezda-Strela, Kh-25 merupakan versi berpemandu laser dari Kh-23 Grom (AS-7 ‘Kerry‘). Kh-25 sangat mirip dengan versi terbaru dari Kh-23 Grom, dengan sayap canard dan sirip berbentuk salib. Kh-25MP memiliki dua versi homing head, yakni 1VP dan 2VP, yang sensitif terhadap frekuensi yang berbeda. Kecepatan maksimum dari Kh-25ML (versi pemandu laser) adalah 1.370–2.410 km/j (850–1.500 mph), sementara Kh-25MP (versi anti radar) adalah 1.080–1.620 km/j (670–1.000 mph). Kh-25 yang yang berpemandu laser tercatat digunakan oleh Su-24 Fencer melawan pemberontak anti-Assad di Suriah.

AS-10 ‘Karen‘. (Sumber: https://pe.super-hobby.com/)

AS-13 Kingbolt

Kh-59 Ovod (Rusia: Х-59 Овод ‘Gadfly’; kode NATO: AS-13 ‘Kingbolt‘) adalah rudal jelajah berpemandu TV asal Rusia dengan sistem propulsi berbahan bakar padat dua tahap dengan jangkauan hingga 200 km. Kh-59M Ovod-M (AS-18 ‘Kazoo‘) adalah varian dengan hulu ledak lebih besar dan bermesin turbojet. Rudal ini terutama adalah rudal serangan darat tetapi varian Kh-59MK digunakan untuk melawan kapal. Kh-59 versi awal digerakkan oleh mesin berbahan bakar padat, dan menggabungkan akselerator bahan bakar padat di bagian ekor. Stabilizer lipat terletak di depan rudal, dengan sayap dan kemudi di belakang. Kh-59 terbang di ketinggian sekitar 7 meter di atas air atau 100–1.000 meter (330–3.280 kaki) di atas tanah dengan bantuan altimeter radar. Ia dapat diluncurkan dengan kecepatan 600 hingga 1.000 km/jam (370 hingga 620 mph) pada ketinggian 0,2 hingga 11 kilometer (660 hingga 36.090 kaki) dan memiliki CEP sangat akurat, sekitar 2 hingga 3 meter. Rudal ini dipasang pada tiang peluncuran AKU-58-1. Kh-59ME memiliki mesin turbofan eksternal di bawah bodi tepat di depan sayap belakang, tetapi tetap mempertahankan akselerator berbahan bakar bubuk. Ia juga memiliki sistem panduan ganda yang terdiri dari sistem panduan inersia untuk memandunya ke area target dan sistem televisi untuk memandunya ke target itu sendiri. Mesin turbofan 36MT yang dikembangkan untuk rudal kelas Kh-59M diproduksi oleh NPO Saturn Rusia. Koordinat target dimasukkan ke dalam rudal sebelum diluncurkan, dan fase penerbangan awal dilakukan di bawah panduan inersia. Pada jarak 10 km (6,2 mi) dari target, sistem panduan televisi diaktifkan. Seorang operator di pesawat kemudian secara visual mengidentifikasi target dan mengunci rudal ke target.

AS-13 ‘Kingbolt‘. (Sumber: https://news.yahoo.com/)

AS-14 Kedge

Kh-29 (Rusia: Х-29; kode NATO: AS-14 ‘Kedge‘; GRAU: 9M721) adalah rudal udara-ke-permukaan Soviet dengan jangkauan 10–30 km. Rudal ini memiliki hulu ledak sebesar 320 kg, memiliki pilihan pemandu laser, inframerah, radar aktif atau panduan TV, dan biasanya dibawa oleh pesawat taktis seperti Su-24, Su-30, MiG-29K serta Su- 25, yang memberi pesawat-pesawat ini kemampuan menyerang dari jarak yang aman. Kh-29 dimaksudkan untuk penggunaan utama melawan target dan infrastruktur medan perang yang lebih besar seperti bangunan industri, depot dan jembatan, tetapi juga dapat digunakan untuk melawan kapal hingga tonase 10.000 ton, tempat penampungan pesawat yang diperkeras, dan landasan pacu beton. Tata letak aerodinamis dasar dari Kh-29 mirip dengan rudal Molniya R-60 (AA-8 ‘Aphid‘). Kepala pemandu laser rudal ini berasal dari Kh-25 (AS-10 ‘Karen‘) dan pemandu TV dari Kh-59 (AS-13 ‘Kingbolt‘), yang lalu dikawinkan dengan hulu ledak yang besar. Rudal ini kerap dibandingkan dengan rudal AGM-65 Maverick Amerika Serikat, tetapi AGM-65 adalah rudal yang jauh lebih kecil daripada Kh-29, dan beratnya kurang dari setengahnya. Dibandingkan dengan AGM-65 Maverick, Kh-29 memiliki kecepatan tertinggi 20% lebih tinggi (1.150 km/jam vs 1.470 km/jam) dan hulu ledak yang jauh lebih besar (320 kg vs 136 kg). 

AS-14 ‘Kedge‘. (Sumber: http://www.arcforums.com/)

Storm Shadow

Storm Shadow adalah rudal jelajah udara siluman jarak jauh Anglo-Prancis yang dikembangkan sejak tahun 1994 oleh Matra dan British Aerospace, dan sekarang diproduksi oleh MBDA. “Storm Shadow” adalah nama Inggris untuk rudal yang di Prancis disebut SCALP-EG (singkatan dari “Système de Croisière Autonome à Longue Portée – Emploi Général“; Inggris: “Sistem Rudal Jelajah Otonom Jarak Jauh – Tujuan Umum”). Rudal ini didasarkan pada rudal jelajah anti-landasan pacu Apache yang dikembangkan Prancis, tetapi berbeda karena membawa hulu ledak tunggal, bukan munisi cluster. Rudal itu memiliki berat sekitar 1.300 kilogram (2.900 lb), dengan hulu ledak konvensional seberat 450 kilogram (990 lb). Ia memiliki diameter maksimum 48 cm (19 in) dan lebar sayap tiga meter (120 in). Rudal ini didorong hingga kecepatan Mach 0,8 oleh mesin turbojet Microturbo TRI 60-30 dan memiliki jangkauan sekitar 560 km (300 nmi; 350 mil). Storm Shadow adalah tipe rudal fire and forget, yang diprogram terlebih dahulu sebelum diluncurkan. Setelah diluncurkan, rudal ini tidak dapat dikontrol atau diperintahkan untuk menghancurkan diri sendiri dan informasi targetnya tidak dapat diubah. Perencana misi diharuskan untuk memprogram senjata dengan detail target dan pertahanan udaranya. Rudal tersebut mengikuti jalur semi-otonom, pada jalur penerbangan rendah yang dipandu oleh GPS dan pemetaan medan ke area target. Dekat dengan target, rudal akan naik untuk meningkatkan bidang pandangnya dan meningkatkan kekuatan penetrasi, dengan mencocokkan gambar target yang disimpan dengan kamera IR dan kemudian menukik ke target. Senjata ini dapat diluncurkan dari sejumlah pesawat yang berbeda-beda—Saab GripenDassault Mirage 2000Dassault RafalePanavia TornadoTornado IDS Italia dan sebelumnya Tornado GR4 Inggris (sekarang sudah pensiun), dan Sukhoi Su-24 yang telah dimodifikasi.

Storm Shadow. (Sumber: https://www.kompas.tv/)

RUDAL ANTI KAPAL

AS-17 Krypton

Kh-31 (Rusia: Х-31; kode NATO: AS-17 ‘Krypton‘) adalah rudal udara-ke-permukaan Soviet dan Rusia yang dibawa oleh pesawat seperti MiG-29 atau Su-27. Rudal ini mampu mencapai kecepatan Mach 3,5 dan merupakan rudal anti-kapal supersonik pertama yang dapat diluncurkan oleh pesawat taktis. Terdapat beberapa varian; Kh-31 paling dikenal sebagai rudal anti-radar (ARM) tetapi ada juga versi anti-kapal dan drone target. Ada pembicaraan untuk mengadaptasinya sebagai rudal udara-ke-udara jarak jauh “pembunuh AWACS”. Dalam banyak hal Kh-31 adalah versi miniatur dari rudal P-270 Moskit(SS-N-22 ‘Sunburn‘) dan dilaporkan dirancang oleh orang yang sama. Rudal itu berbentuk konvensional, dengan sayap berbentuk salib dan kendali permukaan yang terbuat dari titanium, serta memakai propulsi dua tahap. Saat peluncuran, pendorong berbahan bakar padat di bagian ekor mempercepat rudal hingga kecepatan Mach 1,8 dan motornya dibuang. Kemudian empat intake udara terbuka, dan wadah roket kosong menjadi ruang bakar ramjet berbahan bakar minyak tanah, yang membawanya melampaui kecepatan Mach 4. Rudal ini memiliki jangkauan antara 70 km sampai dengan 110 km.

AS-17 ‘Krypton‘. (Sumber: https://www.militaryperiscope.com/)

RUDAL ANTI RADAR

AS-9 Kyle

Kh-28 (Rusia: Х-28; Nisan-28; kode NATO: AS-9 Kyle) adalah rudal anti-radar Soviet pertama untuk pesawat taktis. Rudal ini memasuki proses produksi pada tahun 1973 dan masih dipakai pada beberapa pesawat Sukhoi Su-22 di negara berkembang tetapi tidak lagi ada dalam dinas operasionel Rusia. Penggunaan Kh-28 dibatasi oleh beratnya, sistem penjejaknya yang terbatas, ukurannya yang besar dan perlu untuk diisi bahan bakar, sehingga digantikan oleh rudal yang lebih kecil dan berbahan bakar padat, yakni Kh-58 (AS-11 ‘Kilter‘) pada awal tahun 1980-an. Desain Kh-28 mirip dengan – tetapi lebih kecil dari – rudal anti-kapal Kh-22 Raduga (AS-4 ‘Kitchen‘) dan KSR-5 (AS-6 ‘Kingfish‘). Su-24 dapat membawa satu rudal ini di bawah masing-masing sayap, dan menggunakan sistem penargetan Filin(‘Eagle Owl‘) onboard. Su-17M hanya dapat membawa satu Kh-28 di cantelan garis tengah, dan menggunakan sistem Myetyel/Metel (‘Blizzard‘) di pod di bawah sayap kanan, yang kemudian digantikan oleh pod Vyuga (‘Badai Salju’). Seeker APR-28 pada Kh-28 asli hanya dapat menargetkan sistem SAM MIM-14 Nike-Hercules dan English Electric Thunderbird, meskipun Filin dapat mengenali frekuensi lain. Kh-28M memiliki seeker X-band terbaru yang dapat mengenali radar AN/MPQ-33 milik sistem SAM MIM-23 Hawk dan radar target-ilumination AN/MPQ-39, dan radar akuisisi target ketinggian rendah AN/MPQ-34.  Sistem penjejak lain mungkin telah dibuat untuk rudal ini. Sistem propulsi Kh-28 terdiri dari tangki bahan bakar dan tangki terpisah untuk pengoksidasi red fuming nitric acid (RFNA). Satu masalah adalah bahwa rudal ini membutuhkan pengisian bahan bakar sesaat sebelum terbang, dan tidak banyak lapangan terbang yang memiliki fasilitas yang sesuai untuk itu. Jangkauan rudal ini bervariasi mulai dari 80–95 km atau 120 km, yang target dapat diserang dengan kecepatan Mach 3. Rudal ini bisa digunakan oleh pesawat tipe Su-17M/Su-20/Su-22M, Su-24M, Tupolev Tu-16, Mikoyan-Gurevich MiG-25BM, MiG-27 dan Tupolev Tu-22M, serta sempat diuji pada pesawat transport Antonov An-12BL varian SEAD yang dapat membawa empat rudal.

AS-9 Kyle. (Sumber: https://weaponsystems.net/)

AS-11 Kilter

Kh-58 (Rusia: Х-58; kode NATO: AS-11 ‘Kilter‘) adalah rudal anti-radar Soviet dengan jangkauan 120 km. Pada tahun 2004 varian Kh-58U masih menjadi rudal anti-radar utama Rusia dan sekutunya. Rudal itu sebenarnya sudah digantikan oleh versi anti radar dari rudal Kh-31. Kh-58 dirancang untuk digunakan bersama dengan sistem akuisisi target L-086A “Fantasmagoria A” atau L-086B “Fantasmagoria B” di pesawat serang Su-24. Jarak jangkau yang bisa dicapainya sangat bergantung pada ketinggian peluncurannya, sehingga Kh-58 asli memiliki jangkauan 36 km dari ketinggian rendah, 120 km dari ketinggian 10.000 m (32.800 kaki), dan 160 km dari ketinggian 15.000 m (49.200 kaki). Seperti rudal Soviet lainnya pada masa itu, Kh-58 dapat dilengkapi dengan berbagai sistem pemandu yang dirancang untuk menargetkan radar sistem pertahanan udara tertentu seperti MIM-14 Nike-Hercules atau MIM-104 Patriot. Rudal ini dapat mencapai kecepatan maksimum hingga Mach 3,6. Kh-58 dioperasikan pada tahun 1982 di Su-24M ‘Fencer D’ dalam dinas Soviet. Kh-58U kemudian mulai beroperasi pada tahun 1991 pada Su-24M dan MiG-25BM ‘Foxbat-F’. Versi Kh-58E dapat dibawa juga pada serang Su-22M4 dan Su-25TK, sedangkan Kh-58UShE tampaknya ditujukan untuk dipakai oleh pesawat multiperan Su-30MKK China.

AS-11 ‘Kilter‘. (Sumber: https://www.mini-koleso.ru/)

ROKET

Roket S-5

S-5 (pertama kali disebut ARS-57) adalah roket tanpa pemandu yang dikembangkan oleh Angkatan Udara Soviet dan digunakan oleh pesawat militer untuk menyerang target di darat. Roket ini ada dalam dinas operasional dengan Angkatan Udara Rusia dan berbagai pelanggan ekspor lainnya. Roket ini didasarkan pada desain Jerman dari masa Perang Dunia Kedua dan diproduksi dalam berbagai sub-tipe dengan hulu ledak yang berbeda-beda, termasuk jenis HEAT anti-armor (S-5K), fragmentasi eksplosif tinggi (S-5M/MO), asap, dan peluru pembakar. Setiap roket memiliki panjang sekitar 1,4 meter (4 kaki 6 inci) dan berat sekitar 5 kg (11 lb), tergantung pada hulu ledak dan fuze-nya. Jangkauannya adalah antara 3 hingga 4 kilometer (1,9 hingga 2,6 mil).

Roket S-5. (Sumber: https://en.wikipedia.org/)

Roket S-8

S-8 adalah senjata roket yang dikembangkan oleh Angkatan Udara Soviet untuk digunakan oleh pesawat militer. Roket ini tetap beroperasi dengan Pasukan Udara Rusia dan berbagai negara pelanggan ekspor. Dikembangkan pada tahun 1970-an, S-8 adalah roket berkaliber 80 mm (3,1 in) yang digunakan oleh pesawat pembom tempur dan helikopter. Sistem ini mulai beroperasi pada tahun 1984 dan diproduksi dalam berbagai subtipe dengan hulu ledak yang berbeda, termasuk hulu ledak tipe HEAT anti-armorhigh-explosive fragmentation, asap, dan pembakar, serta amunisi khusus penghancur landasan pacu S-8BM dan S-8DM varian bahan bakar-udara. Setiap roket memiliki panjang antara 1,5 meter (4 kaki 11 inci) dan 1,7 meter (5 kaki 7 inci) dan berat antara 11,3 kg (25 lb) dan 15,2 kg (33,5 lb), tergantung pada hulu ledak dan sekering yang digunakan. Jangkauannya adalah 2 hingga 4 kilometer (1,3 hingga 2,6 mil). Roket S-8 umumnya dibawa dalam pod roket seri B, yang membawa tujuh atau 20 roket.

Roket S-8. (Sumber: https://en.wikipedia.org/)

Roket S-13

S-13 adalah senjata roket tanpa pemandu kaliber 122 mm yang dikembangkan oleh Angkatan Udara Soviet untuk digunakan oleh pesawat-pesawat militer. Roket ini sampai kini tetap ada dalam dinas operasional dengan Angkatan Udara Rusia dan berbagai negara-negara pelanggan ekspor produk persenjataan Russia. Roket S-13 dikembangkan pada tahun 1970-an untuk memenuhi persyaratan senjata roket penembus yang mampu menembus landasan pacu dan menembus tempat perlindungan pesawat, bunker, dan pillbox yang diperkeras, untuk mengisi celah antara roket kaliber 80 mm dan 240 mm dan memenuhi peran yang serupa dengan roket roket Zuni kaliber 127 mm buatan Amerika. Roket S-13 memiliki tata letak konvensional, dengan motor roket padat dan sirip ekor lipat yang memberikan stabilitas setelah peluncuran. S-13 memiliki panjang antara 2,54 meter sampai dengan 3,12 meter dan bobot antara 57 kg sampai dengan 75 kg, bergantung tipe hulu ledak roket yang digunakan. Jangkauan tembaknya antara 0,5 km sampai dengan 6 km.

Roket S-13. (Sumber: https://roe.ru/)

Roket S-24

S-24 adalah senjata roket yang dirancang dan digunakan oleh Angkatan Udara Soviet. Roket ini sampai saat ini tetap digunakan oleh Angkatan Udara Rusia, Angkatan Udara Ukraina dan banyak negara pelanggan ekspor Russia. Nama roket ini didasarkan pada diameter roket yang 24 cm (9,4 in). S-24/S-24B adalah senjata tanpa pemandu yang sangat besar dan kuat dan salah satu dari segelintir penerus roket BETAB-750DS era Perang Dunia II sebelumnya. S-24B berbeda dari S-24 karena menggunakan bubuk motor rendah asap BN-K untuk penerbangan rendah asap. S-24 memiliki panjang 2,33 meter (7 kaki 8 inci), dengan berat peluncuran 235 kg (520 lb). Roket ini memiliki hulu ledak ledakan-fragmentasi seberat 123 kg (271 lb). Jangkauannya sekitar 2–3 kilometer (1,2–1,9 mil). S-24 dibawa secara individual di cantelan senjata, bukan di dalam pod. Proximity fuze RV-24 juga tersedia, di mana hulu ledak meledak 3 meter di atas tanah, yang menciptakan zona fragmentasi dengan radius 300—400m. Badan roket berbentuk jaring-tekstur-dikeraskan dengan perawatan listrik dan bisa menciptakan 4000 fragmen yang dapat menembus pelindung hingga ketebalan 30 milimeter, meskipun beberapa sumber membantahnya dan memberikan angka 25 milimeter. Roket itu juga diproduksi secara lisensi di Iran dengan nama Shafaq.

Roket S-24. (Sumber: https://en.wikipedia.org/)

Roket S-25

S-25 adalah roket udara-ke-darat Soviet yang diluncurkan dari pesawat. Roket ini diluncurkan dari pod O-25 yang dapat menampung satu roket. S-25 pertama kali memasuki dinas operasional dengan Angkatan Udara Soviet pada tahun 1975. Berat roket S-25 adalah 480 kg (1.058,22 pon), dengan panjang: 3.310-3.800 mm (130,31-149,61 inci) dan diameter 250 mm (9,84 inci). Jangkauan efektif dari S-25 adalah 3.000-11.000 m. Mekanisme peledakannya menggunakan trigger fuse atau proximity fuse.

Roket S-25. (Sumber: https://weaponsystems.net/)

BOM

KAB-500Kr

KAB-500Kr (Bom udara yang dapat dikoreksi – 500 kg) adalah bom tipe fire and forget yang dipandu TV elektro-optik, yang dikembangkan oleh Angkatan Udara Soviet pada tahun 1980-an. KAB-500Kr mirip dengan bom GBU-15 Amerika. Bom ini menggunakan bom tujuan umum Soviet/Rusia tipe FAB-500, dengan berat nominal 500 kg (1.100 lb), sebagai hulu ledak, dengan menambahkan sistem pemandu televisi dan sirip pemandu untuk mengubahnya menjadi bom luncur tanpa tenaga yang dipandu. Sistem pemandu menggunakan sensor gimbal pencitraan televisi siang hari di bawah kubah kaca dengan sudut lebar. Tidak seperti GBU-8 HOBOS dan AGM-65 Maverick yang menggunakan teknologi kunci kontras, sistem panduan bom seri -Kr menggunakan teknologi Scene Matching Area Correlation yang lebih mirip dengan sistem pemandu DAMASK Angkatan Laut AS atau TomahawkDSMAC. Sistem ini menghasilkan kemampuan untuk menyerang target berkontras rendah dengan mengeksploitasi kontras fitur atau objek medan di sekitarnya. Bom ini memiliki panjang 305 cm (10 kaki) dan berat 520 kg (1.150 lb), dimana 380 kg (840 lb) adalah hulu ledak penembus lapis baja yang diperkeras, yang mampu menembus beton bertulang hingga ketebalan 1,5 meter (5 kaki). Sistem penjejak senjata dapat mengunci target pada jarak hingga 15 hingga 17 km (9,3 hingga 10,6 mil), tergantung pada jarak pandang. Varian KAB-500-OD dilengkapi dengan hulu ledak bahan bakar-udara. Teknologi KAB-500Kr juga digunakan untuk bom yang lebih besar, seperti KAB-1500Kr yang didasarkan pada bom besi FAB-1500 kelas 1500 kg. Ada juga bom latihan KAB-500Kr-U.

Bom KAB-500Kr. (Sumber: https://en.wikipedia.org/)

KAB-500L

KAB-500L adalah bom berpemandu laser yang dikembangkan oleh Angkatan Udara Soviet, yang mulai beroperasi pada tahun 1975. KAB-500L pada dasarnya adalah bom tujuan umum FAB-500 standar, yang memiliki berat nominal 500 kg (1.100 lb), yang dilengkapi dengan pemandu laser semi-aktif dan dilengkapi dengan sirip pemandu, sehingga mengubahnya menjadi bom berpemandu tanpa daya. KAB-500L memiliki panjang 3,05 m (10,0 kaki) dan berat 525 kg (1.157 lb). Hulu ledaknya mencapai 450 kg (990 lb) dari berat total, yang kira-kira 50% di antaranya adalah bahan peledak berkekuatan tinggi. Sumber-sumber Rusia mencatatnya memiliki CEP 7 meter (23 kaki). Teknologi KAB-500L juga digunakan untuk bom yang lebih besar, seperti keluarga KAB-1500L.

Bom KAB-500L. (Sumber: https://en.wikipedia.org/)

KAB-500S-E

KAB-500S-E (bahasa Rusia: КАБ-500С-Э) adalah bom berpemandu yang dirancang untuk Angkatan Udara Rusia dan juga merupakan bom berpemandu pertama dari Federasi Rusia. Ia menggunakan sistem navigasi satelit GLONASS dan setara dengan keluarga senjata Joint Direct Attack Munition(JDAM) Amerika. Bom ini pertama kali digunakan selama intervensi militer Rusia dalam Perang Saudara Suriah. Uji coba pertama bom tersebut dilakukan pada tahun 2000 dan ditampilkan di pameran udara pada tahun 2003. Bom ini dirancang untuk menghancurkan target di pelabuhan, fasilitas industri dan depot dan menggunakan sekering tumbukan dengan tiga mode yang dapat diprogram. Bom ini memiliki jangkauan operasional hingga 40 km, dengan akurasi CEP antara 7-12 meter.

Bom KAB-500S-E. (Sumber: https://commons.wikimedia.org/)

KAB-1500L 

KAB-1500L adalah senjata berpemandu presisi Rusia, bagian dari keluarga KAB-1500, yakni bom berpemandu laser dan juga standar produksi saat ini untuk digunakan pada jet tempur generasi 4+ dan 4++, seperti Sukhoi Su-30MKI/Sukhoi Su- 30MKK, Sukhoi Su-34 dan Sukhoi Su-35. Bom ini diklaim setara dengan Paveway II / Paveway III AS, meskipun merupakan perangkat yang jauh lebih besar, dengan ukuran 6 kali lipat. Karena Paveway berbobot 500lbs, umumnya dapat dianggap lebih cocok dengan KAB-500L yang menggunakan teknologi panduan serupa dan dirancang untuk menghantam jalur kereta api, depot amunisi, terminal kereta api, jembatan jalan raya, fasilitas militer dan industri, kapal dan kapal pengangkut. KAB-1500LG-F-E memiliki impact fuze yang mencakup 3 mode delayberbeda untuk menyerang target dan juga dapat dipasang pada pesawat yang lebih tua, seperti SukhoiSu-24 dan Mikoyan MiG-27.  Bom ini memiliki akurasi 4-7 meter.

Bom KAB-1500L. (Sumber: https://commons.wikimedia.org/)

RBK-250

RBK-250 adalah bom cluster Soviet seberat 250 kg. Dimensi bom memiliki panjang 2,3 m kali dengan lebar 0,4 m, yang menampung banyak bom. Setiap bom memiliki panjang 33 cm, berat 2,8 kg dan membawa 500 g bahan peledak.

Bom RBK-250. (Sumber: https://armamentresearch.com/)

RBK-500

RBK-500 adalah bom cluster berbobot 500 kg asal Rusia. Bom ini membawa 15 submunisi antitank SPBE-D “Motiv-3″ yang dikembangkan oleh NPO Bazalt dengan sistem penjejak inframerah mode ganda. Bom ini memasuki dinas operasional Angkatan Udara Soviet pada tahun 1987.

Bom RBK-500. (Sumber: https://cat-uxo.com/)

BETAB-500

BETAB-500 (bahasa Rusia: БетАБ-500) atau Bom Penusuk Beton BETAB-500 adalah bom Soviet dan Rusia seberat 500 kilogram (1.100 lb) yang dirancang untuk menembus dan menghancurkan struktur beton bertulang dan untuk merusak landasan pacu.

Bom BETAB-500. (Sumber: https://www.mvrsimulation.com/)

KANON

Gryazev-Shipunov GSh-6-23

Gryazev-Shipunov GSh-6-23 (Rusia: Грязев-Шипунов ГШ-6-23) (Kode Penunjukan GRAU: 9A-620 untuk GSh-6-23, 9A-768 untuk varian modern GSh-6-23M) adalah kanon putar enam laras kaliber 23 mm yang digunakan oleh beberapa pesawat militer modern Soviet/Rusia. GSh-6-23 berbeda dari kebanyakan kanon pesawat multi-laras Amerika karena dioperasikan dengan gas, bukan ditenagai secara eksternal melalui sistem listrik, hidrolik, atau pneumatik. GSh-6-23 menggunakan peluru AM-23 Rusia kaliber 23×115, diumpankan melalui sabuk kartrid yang terhubung atau sistem pengumpanan tanpa tautan. Sistem tanpa sambungan, yang diadopsi setelah banyak masalah dan kegagalan dengan pengumpanan berupa sabuk. Pengendalian tembakan menggunakan listrik sistem 27 V DC. Laju tembakan yang cepat dari kanon ini bisa menghabiskan amunisi dengan cepat. Pesawat Mikoyan MiG-31, misalnya, dengan 260 butir amunisi (maksimum 800 butir), akan mengosongkan tangki amunisinya dalam waktu kurang dari dua detik. GSh-6-23M memiliki kecepatan tembak tertinggi dari semua kanon otomatis sejauh ini. GSh-6-23 digunakan oleh pesawat serang Sukhoi Su-24, pesawat pencegat MiG-31, dan Sukhoi Su-15 yang sekarang sudah usang. Namun, setelah dua Su-24 hilang karena ledakan dini peluru kanon pada tahun 1983, dan karena beberapa masalah lain dengan penggunaan senjata (seperti kegagalan sistem), penggunaan GSh-6-23 sempat dihentikan oleh keputusan Angkatan Udara Soviet. Saat ini semua pesawat Angkatan Udara Rusia terbang dengan senjata yang telah beroperasi penuh. Kanon ini juga dapat digunakan dalam pod senjata SPPU-6, yang dapat bergerak −45°, dan azimuth ±45°.

Kanon Gryazev-Shipunov GSh-6-23. (Sumber: https://weaponsystems.net/)

OPERATOR

Su-24 dipakai oleh negara-negara sekutu dan negara-negara satelit Soviet. Aljazair mengoperasikan total 39 Su-24, yang 36 di antaranya diyakini masih beroperasi hari ini. Angola adalah operator baru, setelah menerima mungkin 12 Su-24 melalui Belarusia. Azerbaijan diketahui memiliki 11 Su-24 mereka yang masih beroperasi. Belarus mengoperasikan setidaknya 34 Su-24 setelah jatuhnya Uni Soviet. Antara 24 dan 36 Su-24 diperkirakan telah diterima ke dalam inventaris Angkatan Udara Iran, beberapa direbut dari Irak setelah Perang Teluk 1991. Tidak ada Su-24 Irak yang masih beroperasi saat ini. Kazakhstan mengoperasikan setidaknya 25 Su-24 sementara Libya membeli sekitar 8 unit. Suriah mungkin telah mengoperasikan 20 jenis Su-24 sekaligus. Diyakini bahwa Uzbekistan masih mengoperasikan beberapa Su-24 bekas Soviet yang tersisa sejak jatuhnya Uni Soviet. Ukraina tetap menjadi operator Su-24 terbesar kedua dengan total sekitar 120 pesawat yang diwarisi dari Soviet. Pada bulan Maret 2019, 23 Su-24 dilaporkan masih dalam status operasional di Ukraina. Rusia juga terus mempertahankan Su-24 di jajaran angkatan udaranya yang menua, dengan total 415 pesawat masih dimiliki pada akhir tahun 2008. Lebih dari 300 di antaranya bertugas di Angkatan Udara sementara kurang dari 100 di antaranya membentuk elemen udara Angkatan Laut Rusia.

Su-24 Iran, meluncur di depan dua F-14 Tomcat. (Sumber: https://shapingupfutures.net/)

DINAS OPERASIONAL

Soviet/Russia

Setelah masuk status operasional di inventaris Soviet, Su-24 terbukti sulit untuk dipertahankan di masa-masa awal. Infrastrukturnya yang kompleks, sementara merupakan prestasi yang mengesankan dari Sukhoi OKB itu sendiri, para perancang hanya memiliki perhatian kecil terhadap detail yang dibutuhkan oleh kru daratnya. Kompleksitas yang melekat pada desain sayap ayunnya ditambah dengan fungsi internal yang dikendalikan komputer membuat pesawat ini sukar dirawat. Su-24 pada dasarnya adalah pesawat tempur Soviet pertama yang menampilkan sistem yang dikendalikan dari komputer onboard. Terlepas dari kelemahan teknologi ini, pilotnya dengan cepat menemukan banyak hal yang mereka sukai di Su-24 baru mereka jika dibandingkan dengan Yakovlev Yak-28 dan MikoyanMiG-27 “Floggers“. Su-24 adalah desain pesawat yang dipikirkan dengan matang dan terutama disenangi oleh para penerbang yang ditugaskan untuk melakukan penerbangan panjang ke luar negeri – sistem penerbangan medan otomatisnya terbukti berguna dalam misi seperti itu. Kokpitnya menawarkan bidang pandang yang bagus dari dalam dan tergolong ergonomis. Sayap variabelnya memenuhi ekspektasi untuk bisa terbang STOL (lepas landas dari landasan pendek), yang memungkinkan memiliki kecepatan pendaratan 230 kilometer per jam (140 mph), yang bahkan lebih rendah dari Sukhoi Su-17 meskipun bobot lepas landasnya jauh lebih besar. Wing loadingnya yang tinggi menghasilkan kemampuan terbang di ketinggian rendah yang cukup nyaman. Selain itu, Su-24 mengeluarkan sedikit tenaga pada saat menggunakan afterburner penuh dari konfigurasi mesin gandanya. Kontrolnya dikenang bagus dan responsif meskipun masih membutuhkan pilot yang terlatih. Kemampuan angkut senjatanya juga lebih baik dari pesawat Soviet sebelumnya. Su-24 kemudian dikerahkan dengan Grup Pasukan Soviet di Jerman pada tahun 1979, dan di Polandia. Pada pertengahan tahun 1980-an, Su-24 adalah aset serang kelas berat utama VVS-FA, dengan Su-24 sering dalam status siaga reaksi cepat di pangkalan-pangkalan Pakta Warsawa untuk melancarkan serangan nuklir terhadap target-target NATO. Pada akhir tahun 1980-an, satu divisi udara yang terdiri dari 87 pesawat dipindahkan ke AV-MF, armada udara angkatan laut Soviet, untuk digunakan di wilayah Baltik dalam peran serang maritim.

Su-24 733rd regiment. (Sumber: http://www.easternorbat.com/)

Su-24 diterjunkan dalam Perang Afghanistan, dengan pesawat-pesawat ini terbang dari Uzbekistan dan Kazakhstan (bagian dari negara Soviet saat itu). Pesawat-pesawat Su-24 digunakan ketika pengeboman berat dan serangan presisi terhadap sasaran tetap diperlukan, sementara misi dukungan udara jarak dekat di medan perang sebagian besar dikerjakan oleh pesawat tempur Sukhoi Su-17. Muatan tempur tipikalnya adalah dua tangki bahan bakar eksternal dan empat bom konvensional seberat 500 kilogram (1.100 pon) atau dua belas bom berbobot 250 kilogram (550 pon). Serangkaian serangan awal pesawat-pesawat Su-24 pada tahun 1984 terbukti tidak efektif, karena gerilyawan mujahidin Afghanistan bersembunyi di medan di mana target sulit untuk ditemukan, apalagi dihancurkan. Fencer bagaimanapun terhitung melaksanakan tugasnya seperti yang dijanjikan dan terkenal karena ketepatan, jangkauan, dan kemampuan bawa senjatanya yang beragam. Namun, seiring berkembangnya perang, semakin sedikit kebutuhan akan pesawat berkecepatan tinggi dan presisi seperti Su-24 dan perannya segera berkurang. Perang Soviet di Afghanistan berubah menjadi lebih membutuhkan penggunaan pesawat pendukung udara jarak dekat seperti Sukhoi Su-25 “Frogfoot“. Su-24 tidak akan kembali sampai tahun 1988, setelah pasukan Soviet mulai melepaskan diri dari konflik. Tujuan utama dari serangan seri kedua ini adalah untuk mencegah gerilyawan mujahidin mengganggu penarikan pasukan Soviet. Bersamaan dengan muatan bom 500 dan 250 kilogram, Su-24 juga menerbangkan misi dengan empat bom bahan bakar udara (FAE) tipe ODAB-500P, empat bom cluster RBK-500, empat bom konvensional 500 kilogram, atau bahkan empat bom konvensional seberat 1.500 kilogram (3.300 pon). Bom FAE, yang paling efektif dipakai di medan terbuka, secara umum terbukti tidak berguna di Afghanistan, tetapi bom cluster sangat mematikan. Ledakan bom seberat 1.500 kilogram, diketahui sangat spektakuler — setelah satu serangan, kabarnya personel pengintai darat memanggil elemen pesawat penyerang sambil berkata: “Sialan! Apa yang kalian jatuhkan di sana? Itu seperti melontarkan gunung keluar dari bawah pantat saya!” Tidak ada Su-24 yang hilang akibat tembakan darat, tetapi setidaknya satu hilang dalam kecelakaan saat pendaratan. Dalam insiden lain, kru yang lelah berperang lepas landas pada malam hari dari Kazakhstan lupa mengatur sayap dengan benar saat lepas landas dan meluncur keluar dari landasan pacu – berhasil mengudara, tetapi setelah melepaskan sebagian dari wing fence dan lampu penanda. Pesawat lalu menyelesaikan misinya dan bisa kembali ke pangkalan dengan selamat, meski sedikit rusak. 

Setelah perang dingin, Su-24 masih aktif dipakai Russia dan negara-negara pecahan Soviet. (Sumber: https://www.dailysabah.com/)

Di era pasca-Soviet, Su-24 tetap menjadi aset penting bagi VVS Rusia, dan dari beberapa negara bekas-Soviet – Ukraina misalnya diwarisi dengan sejumlah Su-24. Su-24 kemudian secara bertahap digantikan oleh Su-32 – turunan versi dua kursi yang ditingkatkan dari Su-27 “Flanker“. Beberapa perbaikan sedang diterapkan pada armada Su-24 VVS agar tetap dapat beroperasi. Pada tahun 2000, Sukhoi mempublikasikan paket pemutakhiran yang menampilkan tangki konformal di pangkal sayap, ekstensi selubung sayap terdepan, dan pemutakhiran perangkat avionik secara umum. VVS tidak mengadopsi perubahan tersebut, tetapi memulai perbaikan sederhana Sukhoi dan organisasi Gefest&T, yang berfokus pada program perpanjangan umur layanan (SLEP) untuk menjaga pesawat bisa layak terbang, bersama dengan beberapa pembaruan sistem avionik, terutama sebuah sistem navigasi-serangan yang diperbarui. Rudal dan amunisi pintar terbaru juga ditambahkan; sementara Su-24 Angkatan Laut juga telah menerima pembaruan dari Gefest&T. Ketika pengiriman Su-34 tidak tepat waktu, VVS telah bergerak dengan melakukan pembaruan “Su-24M2” yang lebih komprehensif, dengan memperkenalkan display glass cockpit, yang ditandai dengan pemasangan dispenser chaff-flare besar di sepanjang tailfin. Sepertinya Su-24 Aljazair telah menerima atau akan menerima pembaruan serupa. Tidak jelas berapa lama lagi Su-24 akan tetap beroperasi, tetapi SLEP akan membuat pesawat itu layak terbang hingga 30 tahun. Su-24 dijadwalkan akan diganti dalam jangka panjang (setidaknya dalam Angkatan Udara Rusia) oleh Sukhoi Su-34 “Fullback” berkursi ganda, dengan mesin kembar, dan bersayap tetap. Pesawat ini memenuhi peran yang sama tetapi memiliki fitur modern dan canggih, yang membuat Su-24 nampak kuno. Su-24 tercatat dipakai dalam kampanye anti-pemberontak Rusia melawan target di Chechnya sepanjang tahun 1990-an yang bergejolak. Pada tanggal 3 Februari 1995, selama operasi di Chechnya, sebuah Su-24M Rusia menghantam tanah dalam cuaca buruk yang menewaskan kedua awaknya. Su-24 turut digunakan dalam pertempuran selama Perang Chechnya Kedua dakan melakukan misi pengeboman dan pengintaian. Dalam periode ini hingga empat pesawat hilang, satu karena tembakan musuh. Pada tanggal 4 Oktober 1999, sebuah Su-24 ditembak jatuh oleh rudal SAM saat mencari lokasi jatuhnya sebuah pesawat Su-25. Pilotnya tewas, sementara navigatornya ditawan. 

Su-24 dipakai Russia dalam konflik di Georgia tahun 2008. (Sumber: https://www.19fortyfive.com/)

Pada bulan Agustus 2008, konflik intensitas rendah di Samachablo dan Abkhazia, yang memisahkan diri dari dari wilayah Georgia, meningkat menjadi perang Ossetia Selatan tahun 2008. Pesawat-pesawat Su-24 Rusia kemudian melakukan pengeboman dan serangan pengintaian di atas Georgia. Rusia mengakui bahwa tiga pesawat serang Su-25 dan satu pembom jarak jauh Tu-22M3 miliknya hilang. Laporan pihak Moskow memberikan perkiraan yang lebih tinggi, dengan mengatakan bahwa total kerugian Angkatan Udara Rusia selama perang adalah satu pembom jarak jauh Tu-22M3, satu pembom tempur Su-24M Fencer, satu pesawat pengintai Su-24MR Fencer E dan empat pesawat serang Su-25. Sementara itu Anton Lavrov mencatat satu Su-25SM, dua Su-25BM, dua Su-24M dan satu Tu-22M3 hilang. Rusia telah mengerahkan versi paling canggih dari Su-24 di langit di atas Suriah selama Perang Saudara Suriah yang dimulai pada tahun 2011. Saat melakukan serangan untuk mendukung pemerintah Suriah, mereka bertanggung jawab atas sebagian besar pengeboman yang dilakukan terhadap pasukan oposisi. Mereka awalnya diterbangkan di Suriah dengan tanda-tanda nasional Russia-nya ditutupi, tetapi tanda-tanda nasional itu segera dipulihkan kembali. Mereka umumnya melakukan serangan dengan empat atau enam bom HE seberat 250 kilogram (550 pon) atau 500 kilogram (1.100 pon), dan mungkin dengan munisi tandan. Amunisi pintar tidak banyak terlihat. Kekuatan serangan jarak jauh pasukan Rusia di Suriah berasal dari dua belas pembom Su-24M2 yang dikirim Rusia ke pangkalannya di Latakia, Suriah. Pada tanggal 24 November 2015, sebuah Su-24M Rusia ditembak jatuh oleh dua F-16 Turki di dekat perbatasan Turki-Suriah. Kedua awak itu melontarkan diri sebelum pesawat itu jatuh di wilayah Suriah. Rusia mengklaim bahwa jet tersebut tidak meninggalkan wilayah udara Suriah sementara Turki mengklaim bahwa jet tersebut memasuki wilayah udara mereka dan diperingatkan 10–12 kali sebelum ditembak jatuh. Seorang wakil komandan di brigade Turkmenistan Suriah mengklaim bahwa personelnya menembak dan membunuh kru pesawat saat mereka turun dengan parasut, sementara beberapa pejabat Turki kemudian menyatakan bahwa kru tersebut masih hidup. Petugas sistem senjata diselamatkan oleh pasukan Rusia tetapi pilotnya dibunuh oleh pemberontak, bersama dengan seorang marinir Rusia yang terlibat dalam upaya penyelamatan menggunakan helikopter. Presiden Rusia Vladimir Putin lalu memperingatkan Turki tentang konsekuensi serius yang mereka hadapi. Untuk meningkatkan keamanan selama operasi udara di wilayah tersebut, jet tempur pertahanan udara Su-35 milik Rusia akan mengawal pesawat-pesawat pembom, sementara sistem SAM S-400 dikerahkan di Suriah dan sebuah kapal penjelajah Rusia ditempatkan di lepas pantai untuk melindungi pesawat-pesawat Rusia. Menyusul insiden tersebut, Rusia mengumumkan bahwa Su-24 di Suriah telah dipersenjatai dengan rudal udara-ke-udara dalam misi serangan mereka. Tahun 2015, kebetulan, adalah tahun ketika VVS menjadi “RKS” atau “Angkatan Udara Rusia”. Pada akhir bulan Mei 2015, sepasang Su-24 Rusia melakukan low pass di atas USS Ross di Laut Hitam. Pada bulan April 2016, beberapa Su-24 Rusia terbang dalam jarak 30 meter dari kapal Amerika lainnya, yakni kapal perusak USS Donald Cook di Laut Baltik. Insiden tersebut terjadi selama dua hari, dengan pesawat melewati Donald Cook saat berada di perairan internasional. Pada bulan November 2018, dua Su-24 Rusia bersenjata terbang rendah di atas kapal Belgia Godetia. Pada saat kejadian, Godetia sedang digunakan sebagai kapal komando armada penyapu ranjau utara NATO.

Pesawat serang Sukhoi Su-24 Rusia terbang di atas USS Donald Cook. (Sumber: https://en.m.wikipedia.org/)

Angkatan Udara Ukraina mewarisi semua Su-24 dari Uni Soviet ketika yang terakhir dibubarkan pada tahun 1991. Pada tahun 2009, di tengah menurunnya hubungan dengan Rusia, Ukraina mulai kesulitan mendapatkan suku cadang dari Sukhoi. Pada tanggal 5 Agustus 2019, Pabrik Perbaikan Pesawat Mykolaiv mengumumkan program modernisasi dan MRO untuk pesawat pengebom Su-24M dan pesawat pengintai Su-24MR Ukraina. Selama perang di Donbas, sebuah Su-24 Angkatan Udara Ukraina dirusak oleh rudal MANPADS yang ditembakkan oleh pasukan pro-Rusia pada tanggal 2 Juli 2014. Salah satu mesin pesawat rusak tetapi awaknya berhasil kembali ke pangkalan dan mendarat. Saat mendarat, api baru mulai menyala tetapi berhasil dipadamkan oleh awak darat. Awalnya diidentifikasi sebagai Su-25, pada tanggal 20 Agustus 2014, sebuah Su-24M Ukraina ditembak jatuh oleh pasukan proksi Rusia di Luhansk Oblast dan dikonfirmasi oleh otoritas Ukraina yang melaporkan bahwa krunya keluar dengan selamat dan ditemukan kembali. Pada tanggal 21 Agustus 2014, pesawat yang jatuh itu diidentifikasi sebagai Su-24M. Su-24M digunakan oleh Ukraina selama invasi Rusia ke Ukraina tahun 2022. Ukraina dilaporkan memiliki 10–20 Su-24 operasional sebelum invasi. Pada jam-jam pertama invasi, Angkatan Udara Ukraina menggunakan setidaknya dua Su-24M selama Pertempuran di Bandara Antonov melawan Pasukan Lintas Udara Rusia yang telah dikirimkan ke bandara dengan menggunakan helikopter. Pada tanggal 27 Februari, satu Su-24 Ukraina hilang di dekat Bucha, Kyiv Oblast. Pilotnya, Commander Ruslan Aleksandrovich Belous dan Commander Roman Aleksandrovich Dovhalyuk, tewas dan dianugerahi Order of Bohdan Khmelnytsky. Su-24 lain dilaporkan hilang pada tanggal 3 April, ketika sebuah video muncul menunjukkan lokasi kecelakaan dengan sisa-sisa mesin AL-21 berwarna biru yang digunakan oleh Su-24. Pada tanggal 10 April, sebuah Su-24 Ukraina lainnya dihancurkan oleh pasukan Rusia di Izyum. Pada tanggal 19 Mei, sebuah Su-24 dari Brigade Penerbangan Taktis ke-7 hilang di dekat Pylove. Pilotnya, Letnan Kolonel Igor Khamar dan navigatornya, Mayor Ilya Negar, tewas. 

Su-24 angkatan udara Ukraina. (Sumber: https://www.forbes.com/)
Su-24 angkatan udara Ukraina dengan rudal Storm Shadow. (Sumber: https://www.thedrive.com/)

Su-24 Rusia juga digunakan secara terbatas setelah invasi Rusia ke Ukraina pada tahun 2022, dan tampaknya sering ditembak jatuh oleh pertahanan udara Ukraina yang agresif. Pada tanggal 9 Agustus, ledakan di Bandara Saky di Novofedorivka, Krimea menghancurkan dan merusak beberapa pesawat di darat, di antaranya sedikitnya lima Su-24 dari unit Penerbangan Angkatan Laut Rusia. Rusia membantah kehilangan pesawat apa pun, meskipun hal ini dibantah oleh citra satelit. Pada tanggal 9 Oktober 2022, sebuah Su-24 jatuh saat mendarat di wilayah Rostov di Rusia karena kerusakan teknis. Pada tanggal 30 Maret 2023, situs web intelijen sumber terbuka Oryx secara visual mengonfirmasi sepuluh kerugian Su-24 Rusia. Sementara itu pesawat-pesawat Su-24 Ukraina konon digunakan sebagai platform peluncuran untuk menembakkan rudal jelajah yang diluncurkan dari udara Storm Shadow, yang mulai disuplai oleh Inggris pada bulan Mei 2023. Pada tanggal 24 Mei, Menteri Pertahanan Ukraina Oleksii Reznikov men-tweet beberapa gambar dari Su-24MR yang membawa rudal Storm Shadow di tiang gantungan selubung sayap kanannya. Karena Storm Shadow memiliki berat hampir 2.900 pound, hanya Su-24 atau Su-27 yang dapat membawanya. Mengingat pesawat ini adalah versi pengintai dari Su-24, yang hanya membawa rudal R-60 untuk pertahanan diri. Pada tanggal 2 Juli, dilaporkan bahwa Su-24 Ukraina dimodifikasi dengan tiang gantungan yang diambil dari Panavia Tornado GR4 RAF yang dinonaktifkan untuk membawa dan menembakkan rudal Storm Shadow. Pesawat yang dipasangi dapat membawa setidaknya dua rudal Storm Shadow sekaligus. Tampaknya koordinat target harus dimasukkan saat pesawat masih berada di darat. Pada tanggal 11 Juli 2023, Letnan Jenderal Rusia Oleg Tsokov tewas dalam serangan udara di pos komando Tentara Gabungan ke-58 di Berdiansk yang diduduki, selama serangan balasan Ukraina tahun 2023; Media pemerintah Rusia menuduh dia dibunuh oleh rudal Storm Shadow yang diluncurkan dari Su-24.

Perang Saudara Lebanon 

Pada tanggal 13 Oktober 1990, jet Angkatan Udara Suriah memasuki wilayah udara Lebanon untuk menyerang pasukan militer Jenderal Michel Aoun. Tujuh Su-24 tercatat digunakan dalam operasi ini.

Su-24 AU Suriah. (Sumber: https://theaviationgeekclub.com/)

Operasi Badai Gurun

Selama Operasi Badai Gurun, Angkatan Udara Irak mengevakuasi 24 dari 30 Su-24MK-nya ke Iran. Lima lainnya hancur di darat, sementara satu-satunya yang selamat tetap bertugas setelah perang.

Su-24 MK Irak. (Sumber: https://www.flying-tigers.co.uk/)

Perang saudara Tajik dan Afghanistan 

Fencer digunakan oleh Angkatan Udara Uzbekistan (UzAF) melawan kelompok Oposisi Tajik Bersatu yang beroperasi dari Afghanistan (yang juga sedang mengalami perang saudara), sebagai bagian dari kampanye udara yang lebih luas untuk mendukung pemerintah Tajikistan selama perang saudara tahun 1992 –97. Sebuah Su-24M ditembak jatuh pada tanggal 3 Mei 1993 dengan rudal MANPADS FIM-92 Stinger yang ditembakkan oleh kelompok fundamentalis. Kedua awak asal Rusia yang menerbangkan pesawat itu kemudian berhasil diselamatkan. Pada bulan Agustus 1999 Tajikistan memprotes dugaan serangan yang melibatkan empat Su-24 UzAF terhadap militan Islam di daerah dekat dua desa pegunungan di Distrik Jirgatol yang, meskipun tidak menimbulkan korban manusia, menewaskan sekitar 100 ekor ternak dan membakar beberapa ladang tanaman. Tashkent membantah tuduhan tersebut. Pada tahap akhir fase perang saudara Afghanistan tahun 1996-2001, Uzbekistan melancarkan serangan udara terhadap posisi Taliban untuk mendukung kelompok Aliansi Utara. Selama misi untuk menyerang unit infanteri lapis baja Taliban di dekat Heiratan, sebuah Su-24 UzAF ditembak jatuh pada tanggal 6 Juni 2001, yang menewaskan kedua awaknya.

Su-24 AU Uzbekistan. (Sumber: https://commons.wikimedia.org/)

Angkatan Udara Libya

Libya menerima lima Su-24MK dan satu Su-24MR dari Uni Soviet pada tahun 1989. Ini adalah salah satu pengiriman terakhir Uni Soviet ke Libya sebelum berakhirnya Perang Dingin. Satu Su-24MK dan satu Su-24MR mungkin telah dipindahkan ke Angkatan Udara Arab Suriah. Pada awal tahun 2011, Angkatan Udara Libya diperintahkan untuk menyerang posisi pemberontak dan unjuk rasa yang dilakukan pihak oposisi. Angkatan Udara Libya terbatas pada kekuatan gabungan dari beberapa MiG-23 (akan dipensiunkan, menurut rencana) dan Su-22 dan beberapa unit pembom tempur MiG-21, Su-24 dan Mirage F1ED yang dapat diterbangkan, didukung oleh pesawat latih bersenjata Soko G-2 Galebdan Aero L-39 Albatros. Bagian terbesar dari armada sebelumnya dalam keadaan rusak atau disimpan dalam kondisi tidak dapat diterbangkan. Pada tanggal 5 Maret 2011, pada awal perang saudara Libya 2011, pemberontak menembak jatuh sebuah Su-24MK Angkatan Udara Libya selama pertempuran di sekitar Ra’s Lanuf dengan senjata anti-pesawat ZU-23-2. Kedua awak pesawat tewas. Seorang reporter BBC berada di tempat kejadian segera setelah kejadian tersebut dan memfilmkan bagian pesawat di lokasi kecelakaan yang menunjukkan lambang Skuadron ke-1124, yang menerbangkan Su-24MK.

Su-24MK Libya. (Sumber: https://www.airliners.net/)

Perang Saudara Suriah 

Mulai bulan November 2012, 18 bulan setelah dimulainya Perang Saudara Suriah dan empat bulan setelah dimulainya serangan udara oleh pesawat sayap tetap SyAAF, pesawat-pesawat pembom Su-24 difilmkan menyerang posisi pemberontak. SAF menderita kerugian Su-24 pertamanya, yakni versi MK2 yang telah ditingkatkan, karena rudal darat-ke-udara Igla pada tanggal 28 November 2012 di dekat kota Darat Izza di Kegubernuran Aleppo. Salah satu anggota kru, Kolonel Ziad Daud Ali, terluka dan difilmkan dibawa ke rumah sakit lapangan pemberontak. Pesawat-pesawat Su-24 Suriah dilaporkan juga terlibat dalam pertemuan dekat dengan pesawat-pesawat tempur NATO. Insiden pertama terjadi pada awal bulan September 2013, ketika Su-24 Suriah dari Skuadron ke-819 (diluncurkan dari Pangkalan Udara Militer Tiyas) terbang rendah di atas Mediterania dan mendekati zona eksklusi udara 14 mil (22,5 km) yang mengelilingi pangkalan udara Inggris di Akrotiri, Siprus. Jet Suriah kemudian berbalik sebelum mencapai area tersebut karena dua jet tempur Eurofighter Typhoon RAF diterbangkan untuk mencegat mereka, sementara Turki juga mengirim dua F-16 nya. Pesawat-pesawat Fencermungkin menguji pertahanan udara pangkalan (dan waktu reaksinya) dalam persiapan untuk kemungkinan menghadapi serangan militer oleh AS, Inggris, dan Prancis setelah serangan senjata kimia di Ghouta, Damaskus, yang diduga dilakukan oleh pemerintah Suriah. Pada tanggal 23 September 2014, sebuah Su-24 Suriah ditembak jatuh oleh rudal MIM-104D Patriot Komando Pertahanan Udara Israel di dekat Quneitra, setelah terbang 800 meter (2.600 kaki) ke wilayah udara yang dikontrol Israel di atas Dataran Tinggi Golan yang diduduki. Rudal menghantam pesawat ketika sudah masuk kembali ke wilayah udara Suriah. Kedua awak berhasil melontarkan diri dengan selamat dan mendarat di wilayah Suriah. Pada tanggal 18 Maret 2018, sebuah Su-24 SyAAF ditembak jatuh oleh pemberontak di Qalamoun Timur, sebelah timur provinsi Damaskus. Pesawat itu jatuh ke wilayah yang dikendalikan oleh pasukan pemerintah Suriah. Pada tanggal 1 Maret 2020, dua Su-24MK2 SyAAF ditembak jatuh oleh pesawat-pesawat F-16 Angkatan Udara Turki menggunakan rudal udara-ke-udara di atas provinsi Idlib. Keempat pilot berhasil keluar dengan selamat.

Sebuah jet tempur Su-24 Rusia di pangkalan udara dekat Latakia, Suriah, dengan dugaan baterai pertahanan udara S-400 di latar belakang. (Sumber: https://www.timesofisrael.com/)

Intervensi pimpinan Saudi di Yaman 

Pada bulan Maret 2015, Presiden Sudan Omar al-Bashir berkomitmen bahwa Sudan akan bergabung dengan intervensi yang dipimpin Arab Saudi di Yaman melawan Houthi. Upaya militer Sudan termasuk mengirimkan hingga empat Su-24 Angkatan Udara Sudan yang baru diperoleh ke Pangkalan Udara Raja Khalid di Saudi di mana mereka nampak terfoto. Angkatan Bersenjata Sudan tidak menentukan jenis misi yang dilakukan pesawat-pesawat Su-24 mereka. Mengintegrasikan beberapa jet tempur buatan Soviet dengan kekuatan udara yang menggunakan pesawat-pesawat modern asal Barat (F-15, F-16, F/A-18, TornadoTyphoon) selama kampanye militer aktif akan menjadi yang pertama, dan membutuhkan integrasi komunikasi yang luas atau meninggalkan jet buatan Soviet beroperasi sendirian pada rencana misi yang berbeda. Unit pertahanan udara, seperti baterai SAM MIM-104 Patriot Saudi, harus mundur, mengambil risiko tidak memantau ancaman yang masuk atau beberapa perintah yang sangat spesifik untuk menghindari penembakan pasukan kawan. Pada tanggal 28 Maret 2015, selama Operasi Decisive Storm, pasukan Houthi mengklaim mereka menembak jatuh sebuah Su-24 Angkatan Udara Sudan. Pihak Houthi lalu menerbitkan foto-foto pilot Sudan yang diduga ditangkap dan bagian logam yang diklaimnya sebagai reruntuhan pesawat.

Su-24 Sudan terbang bersama jet tempur MiG-29. (Sumber: https://www.flickr.com/)

SPESIFIKASI SU-24

  • Kru: 2 (pilot dan operator sistem senjata)
  • Panjang: 22.53 m (73 ft 11 in)
  • Lebar: 17.64 m (57 ft 10 in) sayap membuka; 10.37 m (34 ft) sayap terlipat
  • Tinggi: 6.19 m (20 ft 4 in)
  • Luas area sayap: 55.2 m2 (594 sq ft)
  • Airfoil: TsAGI SR14S-5.376; TsAGI SR16M-10
  • Bobot kosong: 22,300 kg (49,163 lb)
  • Bobot kotor: 38,040 kg (83,864 lb)
  • Bobot maksimun takeoff: 43,755 kg (96,463 lb)
  • Kapasitas bahan bakar: 11,100 kg (24,471 lb)
  • Mesin: 2 × Mesin turbojet Lyulka AL-21F-3A, dengan dorong kering 75 kN (17.000 lbf) masing-masing, 109,8 kN (24.700 lbf) dengan afterburner

Performa

  • Kecepatan Maksimum: 1,654 km/h (1,028 mph, 893 kn) / M1.6 pada ketinggian tinggi; 1,315 km/h (817 mph; 710 kn) / M1.06 pada ketinggian laut
  • Jangkauan tempur: 615 km (382 mi, 332 nmi) lo-lo-lo attack mission dengan 3,000 kg (6,614 lb) persenjataan dan tangki eksternal
  • Jangkauan Ferry: 2,775 km (1,724 mi, 1,498 nmi)
  • Ketinggian jelajah: 11,000 m (36,000 ft)
  • limits: +6
  • Kecepatan menanjak: 150 m/s (30,000 ft/min)
  • Wing loading: 651 kg/m2 (133 lb/sq ft)
  • Rasio tenaga/bobot: 0.6

Persenjataan

  • Kanon: 1 × kanon putar internal kaliber 23 mm Gryazev-Shipunov GSh-6-23M dengan 500 peluru
  • Tiang gantungan: 9 cantelan dengan kapasitas hingga 8.000 kg (17.635 lb), dengan pengaturan untuk membawa kombinasi:
    • Roket: 
      • S-5
      • S-8
      • S-13
      • S-24B
      • S-25-OFM/LD
    • Rudal: 
      • Rudal udara-ke-udara:
        • 4 × R-60MK
        • 4 × R-73E
      • Rudal udara-ke-permukaan:
        • 4 × Kh-23M
        • 4 × Kh-25ML
        • 2 x Storm Shadow – milik Ukraina
        • Kh-59 ME
        • Kh-29L/T/D
      • Rudal anti-kapal:
        • Kh-31A
      • Rudal anti-radar:
        • 2 × Kh-28
        • 2 × Kh-58E
        • Kh-25MP
        • 2 × Kh-31P
        • Kh-27Ps
    • Bom:
      • Bom berpemandu TV KAB-500KR
      • Bom berpemandu laser KAB-500L
      • Bom berpemandu KAB-500OD
      • Bom berpemandu satelit KAB-500S-E
      • Bom berpemandu TV KAB-1500KR
      • Bom berpemandu laser AB-1500L
      • Bom ODAB-500PM
      • Bom cluster RBK-250
      • Bom cluster RBK-500
      • 2 × Bom BETAB-500

Avionics

  • Sistem penargetan SVP-24

Diterjemahkan dan ditambahkan kembali dari:

Sukhoi Su-24 “Fencer” by greg goebel / v1.0.9 / 01 jul 23

https://www.airvectors.net/avsu24.html

Sukhoi Su-24 (Fencer) Long-Range Strike / Attack Aircraft [ 1974 ]

https://www.militaryfactory.com/aircraft/detail.php?aircraft_id=194

Su-24M Fencer Bomber

https://www.airforce-technology.com/projects/su24/

Sukhoi Su-24 Fencer Interdiction and attack aircraft

https://www.militarytoday.com/aircraft/sukhoi_su24_fencer.htm

Su-24 FENCER (SUKHOI)

https://www.globalsecurity.org/military/world/russia/su-24.htm#google_vignette

Su-24MR Fencer-E Reconnaissance

https://www.globalsecurity.org/military/world/russia/su-24mr.htm

https://en.m.wikipedia.org/wiki/Sukhoi_Su-24

Su-24 Fencer C – 1985

http://cmano-db.com/aircraft/716/

Mengenal Jet Pencegat Sukhoi Su-15 Flagon, Si “Jagal Udara” asal Soviet

https://sejarahmiliter.com/mengenal-jet-pencegat-sukhoi-su-15-flagon-si-jagal-udara-asal-soviet/sejarahmiliter/18/05/2022/22/20/

https://en.m.wikipedia.org/wiki/R-73_(missile)

https://en.m.wikipedia.org/wiki/Kh-23_Grom

https://en.m.wikipedia.org/wiki/Kh-25

https://en.m.wikipedia.org/wiki/Kh-59

https://en.m.wikipedia.org/wiki/Kh-29

https://en.m.wikipedia.org/wiki/Storm_Shadow

https://en.m.wikipedia.org/wiki/Kh-31

https://en.m.wikipedia.org/wiki/Kh-28

https://en.m.wikipedia.org/wiki/Kh-58

https://en.m.wikipedia.org/wiki/S-8_(rocket)

Helikopter Tempur Kamov Ka-50 Black Shark: Konsep Oke, Sukses Belum Tentu

https://sejarahmiliter.com/helikopter-tempur-kamov-ka-50-black-shark-konsep-oke-sukses-belum-tentu/sejarahmiliter/11/09/2022/15/29/

https://en.m.wikipedia.org/wiki/S-24_rocket

S-25 Rocket

https://www.militarydrones.org.cn/s-25-rocket-p00750p1.html

https://en.m.wikipedia.org/wiki/S-25_(rocket)

https://en.m.wikipedia.org/wiki/KAB-500KR

https://en.m.wikipedia.org/wiki/KAB-500L

https://en.m.wikipedia.org/wiki/KAB-500S-E

https://en.m.wikipedia.org/wiki/KAB-1500L

https://en.m.wikipedia.org/wiki/RBK-250

https://en.m.wikipedia.org/wiki/RBK-500

https://en.m.wikipedia.org/wiki/BETAB-500

https://en.m.wikipedia.org/wiki/Gryazev-Shipunov_GSh-6-23

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *