Perang Vietnam

“Mini Tet” Yang Terlupakan, Ofensif Pencetak Korban Terbesar Amerika Dalam Perang Vietnam 

Fase kedua Serangan Tet tahun 1968 (juga dikenal sebagai Ofensif Mei, Little Tet, dan Mini-Tet) diluncurkan oleh Tentara Rakyat Vietnam (PAVN/NVA) dan Viet Cong (VC) terhadap target-target di seluruh Vietnam Selatan, termasuk Saigon dari tanggal 29 April hingga 30 Mei 1968. Ofensif Mei kemudian dianggap jauh lebih berdarah daripada fase awal Serangan Tet diawal tahun. Korban tentara Amerika di Vietnam Selatan adalah 2.169 tewas di sepanjang bulan Mei, yang menjadikannya sebagai bulan paling mematikan dari seluruh Perang Vietnam untuk pasukan AS, sementara kerugian di pihak Vietnam Selatan adalah 2.054 tewas. Kerugian NVA/VC sendirian melebihi 24.000 tewas dan lebih dari 2.000 anggotanya ditangkap. Serangan Mei, seperti juga fase awal Serangan Tet di awal tahun adalah kekalahan taktis yang mahal bagi NVA/VC. Walau demikian, secara politis serangan ini semakin menggoyahkan keyakinan orang-orang Amerika kebanyakan bahwa perang di Vietnam dapat dimenangkan.

Personel Vietcong tewas dalam Mini-Tet. Mini Tet kemudian dianggap jauh lebih berdarah daripada fase awal Serangan Tet diawal tahun 1968. (Sumber: https://en.m.wikipedia.org/)

LATAR BELAKANG

Pada akhir bulan Maret 1968, para pemimpin COSVN (Central Office for South Vietnam/Komando kekuatan komunis di Vietnam Selatan) dan Front B2 mengadakan pertemuan untuk meninjau hasil Serangan Tet. Lê Duẩn, tokoh utama pendorong di belakang Serangan Tet, dan Jenderal Hoàng Văn Thái saat itu ingin memperbarui serangan sebelum dimulainya musim penghujan di selatan, yang dimulai pada pertengahan bulan Mei untuk meningkatkan posisi tawar mereka dalam Perundingan Damai di Paris yang akan segera dimulai. Para kader komunis sebenarnya mengajukan komplain atas rencana ini karena pada dasarnya mereka tidak diberi perkuatan dan persenjataan baru, dimana mereka semata-mata hanya diminta untuk mengulangi misi-misi di bulan Februari, yang telah banyak mengorbankan nyawa rekan-rekannya. Sementara itu, beberapa komandan di lapangan menentang setiap upaya serangan baru dengan alasan bahwa Viet Cong (VC) telah menderita kerugian besar dan moral yang buruk dalam serangan Tet sebelumnya. Di samping itu pasukan pengganti NVA relatif kurangnya pengalaman dan mengalami masalah logistik, sementara ofensif pasukan Sekutu pasca-Tet, lewat operasi Truong Cong Dinh dan Quyet Thang berarti bahwa “tidak ada lagi kesempatan untuk membebaskan kota-kota dan ibu kota provinsi” dengan serangan bergaya Serangan Tet. Bagaimanapun, para pemimpin COSVN mengabaikan keberatan ini karena percaya bahwa dengan memanfaatkan unsur kejutan, berarti mereka masih memiliki keunggulan atas pasukan Sekutu dan merekomendasikan kepada Politbiro bahwa serangan baru harus dilancarkan. Setelah berkonsultasi dengan petinggi di front lain di Vietnam Selatan, Politbiro Komunis menginstruksikan pada komando tinggi NVA untuk mulai merencanakan serangan baru. Bagian utama dari serangan ini dimaksudkan untuk “membawa perang ke pusat kekuatan musuh”, yang berarti secara signifikan menggeser medan perang dari pedesaan ke kawasan perkotaan, dengan mengharapkan bisa menimbulkan kerusakan di kawasan pusat-pusat kota. Target serangan itu memang lebih terbatas daripada Serangan Tet, tetapi masih terutama ditujukan pada serangan di seluruh wilayah ibukota Saigon dan pusat-pusat kota besar.

Marinir Amerika bergerak di belakang tank, di jalan perumahan, yang ada di dinding luar benteng kota Hue. Serangan Tet mengejutkan dunia, namun pihak komunis masih ingin melakukan yang lebih lagi. (Sumber: https://www.flickr.com/)
Sekretaris Jenderal Partai Komunis Vietnam, Le Duan (kiri) ingin memperbarui serangan sebelum dimulainya musim penghujan di selatan, yang dimulai pada pertengahan bulan Mei untuk meningkatkan posisi tawar Hanoi dalam Perundingan Damai di Paris yang akan segera dimulai. (Sumber: https://www.airforcemag.com/)
Tentara AS mengawal seorang gerilyawan Vietcong yang ditangkap selama pertempuran di kedutaan AS di Saigon selama Serangan Tet. Serangan Tet diawal tahun telah menyebabkan korban berat diantara personel Vietcong dan tentara Vietnam Utara. Memaksakan ofensif dengan kekuatan yang lebih kecil dianggap banyak orang tidak masuka akal, namun Ofensif tetap dilancarkan di bulan Mei. (Sumber: https://www.greenleft.org.au/)

Tidak seperti Serangan Tet diawal tahun yang berusaha untuk merebut hampir setiap kota besar di Vietnam Selatan dengan harapan bisa memprovokasi pemberontakan umum di antara penduduk, serangan baru ini hanya melibatkan berbagai serangan di Saigon dengan kota-kota lain dengan menggunakan senjata mortir, roket dan artileri. Sekitar 60.000 tentara NVA/VC akan ambil bagian dalam serangan tersebut termasuk 30 resimen infanteri NVA, 4 resimen artileri, 3 resimen infanteri gabungan NVA/VC dan 10 batalyon infanteri VC level provinsi. Target utamanya adalah Saigon dan Dong Ha di dekat Zona Demiliterisasi Vietnam (DMZ). Operasi yang melibatkan kekuatan setingkat resimen direncanakan dilancarkan di Provinsi Binh Dinh dan Kon Tum. Pada tanggal 19 April, pejabat kepala politik NVA dari Sub-Wilayah 1, Letnan Kolonel Tran Van Dac, menyerah kepada pasukan Vietnam Selatan di Provinsi Binh Dương. Dac kemudian mengungkapkan bahwa pasukan NVA/VC berencana untuk menyerang kota Saigon dan target lainnya di seluruh Vietnam Selatan pada akhir bulan April. Setelah 2 hari menjalani proses interogasi, intelijen AS dan Vietnam Selatan menyimpulkan bahwa Dac mengatakan yang sebenarnya. Selain itu indikasi lainnya dan data intelijen telah mendorong Jenderal William Westmoreland untuk memberi tahu komandan seniornya bahwa serangan lain dari pasukan komunis sudah dekat dan memerintahkan mereka untuk memindahkan pasukannya kembali guna mempertahankan Saigon. Berita pembelotan Dac lalu bocor dalam beberapa hari. Politbiro komunis bagaimanapun memutuskan untuk tetap melanjutkan serangan mengingat bahwa pengetahuan Dac terbatas pada serangan yang direncanakan di Saigon. Mereka juga menunda dimulainya serangan selama 1 minggu, selain di sekitar DMZ, dengan harapan bahwa Sekutu akan mengira bahwa serangan di Saigon telah dibatalkan, sehingga menurunkan kewaspadaan mereka.

SAIGON

Serangan Tet baru saja mereda ketika Viet Cong yang mengalami kerugian berat, dengan didukung oleh NVA, menyerang Saigon lagi—dengan keras—pada Mei 1968. Bang! Ini dimulai dengan ledakan besar. Peledak seberat 500 pon (227 kg), dipasang di taksi tua Renault buatan tahun 1950-an berwarna biru dan kuning. Sasaran yang dituju adalah gedung Radio dan Televisi Vietnam serta Angkatan Bersenjata. Target ini berada tidak lebih dari setengah mil (800 meter) dari pusat kota Saigon. Namun, tidak seperti dalam serangan bom teroris saat ini, pengemudinya bukanlah pengebom bunuh diri. Dia melarikan diri setelah memarkir bom mobil di antara stasiun TV dan gedung yang menampung Asosiasi Mahasiswa Vietnam-Amerika. Setelah bom diledakkan, sekolah kolonial berlantai dua itu diratakan, atapnya hampir hancur seluruhnya. Kini, di sebelah gedung TV yang rusak tapi masih berfungsi itu, terdapat sebuah kawah selebar 100 kaki (30,48 meter) dan sedalam 20 kaki (6 meter). Ketika wartawan Tim Page tiba di tempat kejadian, kru penyelamat sedang menyisir puing-puing, dan seekor babi besar sedang mencari sisa-sisa tubuh manusia. Seluruh korps pers Saigon tersentak—ledakan bom mobil itu terasa dan terdengar di biro semua orang. 24 jam berikutnya akan menjadi bencana bagi kota itu dan awak media massa. Sebelumnya pada hari itu, tanggal 5 Mei 1968, Saigon menerima serangan berat pertamanya dari roket-roket kaliber 122mm. Pihak ntelijen telah menemukan adanya unit-unit Tentara Vietnam Utara (NVA) yang bergerak ke pinggiran kota Saigon. Pasukan AS dan Angkatan Darat Republik Vietnam (ARVN) kemudian bergerak untuk menghentikan kemajuan mereka. 

Tim Page selama patroli bersama Korps Marinir Amerika Serikat di Vietnam, 1965. Page ikut menyaksikan keganasan Mini Tet di Saigon bersama dengan rekan-rekan wartawannya. (Sumber: https://www.wsws.org/)
Ofensif pasukan komunis di Saigon dalam Mini Tet. (Sumber: https://en.m.wikipedia.org/)

Pada pukul 04:00 tanggal 5 Mei sebuah unit VC menyerang posisi ARVN di Jembatan Newport dan secara bersamaan VC yang mengenakan seragam Marinir menyerang posisi Marinir Vietnam Selatan yang lebih dekat ke pusat kota. Pada pukul 10:00 pasukan Airborne ARVN diserang oleh VC di utara Pangkalan Udara Tan Son Nhut.  Saat itu semua orang percaya bahwa Front Pembebasan Nasional (NLF) dan pasukan Vietnam Utara sudah hancur setelah Serangan Tet di bulan Januari-Februari 1968. Mereka telah menelan banyak korban, dan infrastruktur Viet Cong (VC) telah terbongkar dan hampir hancur. Di atas kertas, pasukan sekutu telah menang. Namun, dalam persepsi publik Amerika, serangan itu telah mengungkap kerentanan pasukan ARVN dan AS. Hampir setiap kabupaten dan ibukota provinsi di Vietnam Selatan telah diserang, dan NVA telah menduduki Hue selama hampir sebulan. Di Saigon, serangan dan masuknya para penyerang Viet cong ke Kedutaan Besar AS disiarkan ke warga Amerika yang tidak percaya di rumah, memberikan kesan yang menghancurkan tentang hebatnya kekuatan musuh, yang tampaknya tidak dapat diubah. Setelah pertempuran selama 27 hari untuk merebut kembali Hue, pembawa berita terkemuka Amerika, Walter Cronkite, menyatakan bahwa perang tidak dapat dimenangkan. Pendapat ini dinilai membantu menyegel keputusan Presiden Lyndon B. Johnson pada akhir bulan Maret untuk tidak mencalonkan diri untuk masa jabatan keduanya. Tet adalah awal dari akhir Perang Vietnam, yang membuktikan bahwa Viet Cong bisa muncul di mana saja dengan kekuatan penuh tanpa intelijen sekutu benar-benar bisa menghentikannya. Sekarang di awal bulan Mei, dengan gelombang kedua ofensifnya, atau kemudian biasa disebut sebagai mini Tet, Viet Cong yang didukung oleh infiltrasi tentara NVA besar-besaran memang hanya akan menyerang 110 tempat di seluruh negeri, akan tetapi keberhasilan mereka dalam mengubah Saigon menjadi medan pertempuran perkotaan berkontribusi pada kerugian terbesar selama satu bulan bagi tentara Amerika di seluruh masa perang dan selanjutnya hal ini semakin mengikis prospek kemenangan pihak sekutu. 

Serangan Tet di awal tahun begitu memukul Presiden Johnson sehingga ia memutuskan untuk tidak mencalonkan diri lagi dalam Pemilu tahun 1968. (Sumber: https://www.washingtonpost.com/)

Kembali ke lokasi serangan teroris di Saigon, di sebelah stasiun TV, tidak ada tumpukan mayat mengerikan yang ditemukan, sehingga kru berita televisi bubar dan dengan cepat menuju ke lokasi ledakan dan tembakan lain di kejauhan. Saat kru penyelamat menggali lebih dalam, Tim Page ditinggalkan sendirian dengan firasat bahwa akan ada foto-foto menarik yang akan muncul. Setelah seperempat jam, para pompier (pemadam kebakaran) yang mengenakan helm Prancis antik menemukan sebuah balok berat yang bertumpu pada tubuh yang mengenakan piyama putih. Mayat seorang gadis remaja yang rusak itu lalu diekstraksi dengan hati-hati dan ditaruh ke jalan. Tidak ada orang lain yang mengabadikan peristiwa ini. Sementara itu, dua batalyon dari Resimen VC ke-271 diikuti oleh resimen lain, menyerang ke arah timur di sektor Cholon yang ditempati Grup Ranger ke-5 ARVN. Dengan menggunakan senjata ringan, senjata otomatis, dan tembakan roket, mereka berusaha merebut markas Polisi ke-6. Sepanjang pagi, Batalyon Ranger ke-30 terlibat dalam pertempuran sengit dengan pasukan Batalyon ke-3, Resimen ke-271 VC, kurang dari 3 km ke arah barat dari Arena Balap Phú Tho. Meskipun pasukan Rangers telah berhasil memperlambat pergerakan VC dengan bantuan tembakan artileri dan helikopter, pertempuran masih berkecamuk di sore hari. Helikopter-helikopter gunship UH-1 Huey dari Peleton Tempur kompi Penerbangan ke-120 di Tan Son Nhut AB lalu dipanggil untuk mendukung para Rangers dan mereka menembaki posisi VC. Satu gunship terkena tembakan VC dan mendarat darurat serta terbakar di tanah sementara kru-nya melarikan diri tanpa cedera. Di seluruh kawasan Cholon (Pecinan), baku tembak dan ledakan pecah, memencarkan awak media untuk melaporkan berbagai insiden baru. Itu adalah upaya yang sulit untuk dapat mengetahui ke mana harus menuju ketika asap membubung di sekitar cakrawala dan suara kontak bergema dari semua titik. Tidak ada yang namanya ponsel saat itu, dan sebagian besar kantor tidak memiliki perangkat pemindaian radio militer secara keseluruhan. Informasi berjalan melalui selentingan, mungkin juga melalui jaringan telepon lokal yang kadang-kadang berfungsi, atau melalui stringer, penerjemah, dan gofers Vietnam. Salah satu serangan utama musuh ke Saigon tengah datang dari sebelah utara stasiun TV, dekat jembatan utama menuju ke jalan raya Bien Hoa. Pasukan Vietnam Selatan menahan serangan di jembatan itu, dengan pertempuran berkecamuk di kantong-kantong kecil di kawasan kumuh pengungsi yang sejak serangan Tet sebelumnya mengepung pusat kota. Kelompok-kelompok “polisi tempur” paramiliter aneh yang bersenjata lengkap, menjelajahi kawasan di sepanjang kanal di belakang kebun binatang. Di seberang jalur air yang berbau busuk, blok-blok kota terbakar di luar kendali karena petugas pemadam kebakaran tidak bisa melewatinya. 

Arena balap Phu To di Saigon. Tempat ini menjadi lokasi pertempuran sengit selama mini Tet. (Sumber: https://www.flickr.com/)
Helikopter militer terbang rendah setelah pertempuran sengit, selama Mini Tet di distrik Cholon Saigon (sekarang Kota Ho Chi Minh), Vietnam Selatan, 6 Juni 1968. (Sumber: https://www.gettyimages.com/)

Hari pertama mini Tet juga mencatat korban terberat pada awak media. Karena semua awak media mencari berita terbaik, mereka kemudian berusaha memeriksa perimeter, dan mencari informasi adanya aliran pengungsi, yang sekali lagi terlantar karena pertempuran. Di salah satu labirin terluar di lingkar tepi barat bandara menuju Phu Tho dan Cholon inilah lima fotografer mengendarai mobil Austin Mini-MokeMiniMoke yang wujudnya seperti jip mengambil belokan yang salah di jalan sempit di persimpangan, melawan arus warga sipil yang melarikan diri. Meski telah meneriakkan “Bao-Chi” (wartawan) awak senapan mesin Viet Cong lalu menyerang Moke itu dari jarak dekat. Dua pria di dalam Moke tewas seketika, dan tiga lainnya keluar dari kendaraan dan menyingkir ke trotoar. Pada saat itu seorang perwira Viet Cong melangkah dengan pistol kaliber .45 yang baru dirampasnya untuk mengeksekusi dua orang diantaranya sebelum klip pistol Colt-nya kehabisan peluru. Orang ketiga di trotoar, Frank Palmos, berpura-pura mati, dan ketika perwira itu mengecek dengan senjata yang kurang dikenalnya untuk mengisinya kembali, Palmos melompat dan berlari menjauh. Dia berhasil menghindari perwira yang mengejarnya, mencoba melebur ke dalam kerumunan pengungsi yang menyumbat jalan. Kemudian, menemukan bahwa kantor Reuters di sebelahnya masih terkunci, Palmos masuk ke vila Time/Life dan dengan serapahannya yang gila dan aneh, dia kemudian menceritakan ceritanya. Wally Terry dan Zalin “Zip” Grant, percaya bahwa orang-orang itu mungkin masih hidup, pergi untuk mencari mereka. Tantangan berat mereka melintasi pemandangan surealis di jalan-jalan kota yang dicengkeram dalam kekacauan berakhir beberapa jam kemudian ketika mereka akhirnya menemukan orang-orang yang mereka cari sudah mati dan kemudian membawa tubuh mereka kembali ke biro. Itu mungkin adalah hari terberat bagi awak media Australia. Tiga orang yang terbunuh—Bruce Piggott, Michael Birch, dan John Cantwell—semuanya berasal dari Down Under, begitu pula Palmos. Orang keempat yang terbunuh di jalan Saigon itu adalah Ron Laramy, yang baru saja tiba dari Inggris. 

Sekelompok keluarga melarikan diri dari pertempuran di daerah Cholon di Saigon selama serangan mini Tet 1968. Cholon atau Chinatown adalah area pasar yang dihuni oleh orang-orang Vietnam yang mayoritas keturunan China. (Sumber: https://www.gettyimages.com/)
Kiri ke Kanan: John Cantwell, Ronald Laramy, Michael Birch, dan Bruce Piggot. Mereka semua terbunuh di kawasan Cholon Saigon pada tanggal 5 Mei 1968, setelah disergap oleh pasukan Viet Cong. (Sumber: http://www.pythiapress.com/)
Kiri ke Kanan: Zalin Grant dan Wallace Terry pada tanggal 5 Mei 1968. keduanya memuat mayat-mayat keempat wartawan yang menjadi korban ke dalam jip dan kemudian dengan cepat melaju ke luar zona bahaya. (Sumber: http://www.pythiapress.com/)

Dalam satu serangan ke daerah Gia Dinh pada tanggal 6 Mei, kepala polisi nasional, Brigadir. Jenderal Nguyen Ngoc Loan, terluka parah dan kehilangan satu kakinya setelah terkena tembakan senapan mesin. Dalam sebuah gambar yang sangat mempengaruhi opini dunia sebelumnya, Loan telah difoto oleh wartawan Eddie Adams saat mengeksekusi gerilyawan Viet Cong pada bulan Februari selama Tet. Bersama dengan Loan, seorang juru kamera TV dan dua fotografer, termasuk Christian Simonpietrie, terkena pecahan peluru secara bersamaan. Di seberang kota, di dekat Bandara Ton Son Nhut, pertempuran meningkat di pemakaman tua Prancis, dan jurnalis lain di tempat kejadian turut menjadi korban. Charlie Eggleston dari United Press International dibunuh oleh penembak jitu saat dia berdiri di samping Roger Norum dari Radio UPI, yang merekam seluruh rangkaian mengerikan itu dalam kaset. Dua fotografer lainnya terluka. Co Rentmeester dari majalah Life tertembak peluru AK-47 secara diagonal melalui lensa 200mm dan bodi kamera Nikon F-nya, yang kemudian menembus lengan bawahnya. Peluru yang sama terus terbang dan mengenai fotografer lepas Art Greenspan di antara kedua matanya. Kedua pria itu bagaimanapun akan selamat. Pada tanggal 6 Mei Skuadron ke-3, Resimen Kavaleri ke-4 dikerahkan oleh pasukan VC dekat desa Ap Hoa Thanh di tepi barat Saigon. Lebih jauh di sepanjang Jalan Perkebunan, menuju arena pacuan kuda di Phu Tho, tentara Vietnam Utara membuat pertahanan dengan baik. Pada pukul 04:30, pasukan VC seukuran batalion menyerang di dekat Arena Balap itu di mana pertempuran sengit telah terjadi selama Serangan Tet. Artileri Vietnam Selatan yang berpangkalan di bagian dalam lintasan menembakkan peluru artileri hanya beberapa ratus meter jauhnya. Hebatnya, joki kuda tetap bekerja dengan tunggangan mereka di antara salvo tembakan. Hanya beberapa hari kemudian, dengan baterai artileri ARVN masih menembakkan meriam kaliber 105mm sesekali. Walau demikian Saigon Derby terus berjalan sesuai jadwal untuk membuktikan bahwa semuanya masih berjalan normal. Batalyon Ranger ke-30 dan batalyon ke-33 ARVN lalu bergabung dengan pasukan Kavaleri AS untuk menyerang sebuah dusun di sebelah barat Arena Balap Phú Tho. Mereka menghadapi perlawanan berat, sehingga terpaksa mundur dan melancarkan serangan udara dan artileri. Saat memasuki dusun itu keesokan paginya mereka menghitung ada lebih dari 200 VC tewas.

Jenderal Nguyen Ngoc Loan, kepala Kepolisian Nasional Republik Vietnam, terluka dalam serangan Mini Tet di Saigon. (Sumber: https://www.flickr.com/)

Pada tanggal 7 Mei, Batalyon Ranger ke-35, yang telah diperkuat dengan unit Polisi Nasional di utara Cholon, diperintahkan untuk menyerang posisi VC di bagian utara. Mereka disambut oleh tembakan berat, termasuk oleh roket B-40 yang digambarkan oleh penasihat AS mereka sebagai “datang seperti hujan es”. Pasukan Rangers lalu mundur untuk memungkinkan serangan udara terhadap posisi-posisi VC dan menyerang lagi tetapi sekali lagi dihentikan oleh tembakan berat. Pada tanggal 8 Mei Batalyon Ranger ke-38 menggantikan Batalyon Ranger ke-35 dan berusaha untuk memulai kembali serangan tetapi hanya bisa membuat sedikit kemajuan sampai dibantu oleh pasukan Kavaleri AS. Serangan itu secara perlahan berlanjut pada tanggal 9 Mei dan kemudian didapati adanya 45 VC tewas. Butuh dua minggu untuk sepenuhnya membersihkan beberapa bangunan dan seluruh blok di Cholon ketika tank-tank bergemuruh melalui jalan-jalan daerah Pecinan, dan helikopter-helikopter mendarat di bundaran. Berbagai unit paramiliter yang belum pernah muncul sebelumnya dengan seragam kamuflase berwarna-warni, dipersenjatai dengan beragam senjata tua dan baru, bergerak untuk membersihkan para penyerang komunis garis keras, untuk mendukung para Ranger ARVN yang berdiam di depan toko-toko. Pada saat-saat seperti ini, orang-orang bisa mengemudi di kota tanpa hambatan, kecuali adanya beberapa penghalang jalan. Sulit untuk menentukan mana yang merupakan zona terlarang karena sedikitnya orang-orang yang berkeliaran, adanya penghalang jalan ad hoc, kepulan asap, suara tembakan atau ledakan. Dari tanggal 7-12 Mei dalam Pertempuran di Saigon Selatan, unit-unit dari Divisi Infanteri ke-9 AS melawan 4 batalyon VC saat mereka mencoba menyerang kota dari arah selatan, yang kemudian mereka berhasil membunuh 200-250 VC.

Seorang tentara AS naik di atas kendaraan pengangkut personel lapis baja Divisi ke-9, berlindung di bawah payung merah muda di Saigon, selama serangan mini-Tet, 1968. (Sumber: https://www.gettyimages.com/)
Daerah Cholon di Saigon menerima serangan dari dua bom seberat 750 pon selama serangan mini Tet 1968. (Sumber: https://www.gettyimages.com/)

Sementara itu, sebuah serangan dari helikopter Cobra memberi Tim Page dan tiga fotografer lainnya salah satu gambar ikonik kami sepanjang masa. “Ketika Anda mengambil gambar di pertigaan di tengah jembatan “Y” di sisi barat daya kota di atas Grand Arroyo, Anda berada di daerah kumuh yang padat penduduk” kata Page. Di mana tepi jembatan berada, terdapat rumah penjagalan. Kelompok pasukan NVA bersarang di sana menembaki lalu lintas diatas jembatan. Mereka telah merebut Distrik ke-8, yang sebagian besar terdiri dari gubuk-gubuk yang sangat mudah terbakar, yang sekarang menampung para pengungsi dari pertempuran Tet beberapa bulan sebelumnya. Sebuah resimen NVA bertahan di sini, dan pada akhirnya Divisi Infanteri ke-9 AS merasa perlu untuk menggunakan tank, kendaraan lapis baja, dan dozer dalam tipe operasi seperti yang tentara Israel lakukan saat melakukan pembersihan di Gaza, yang membuat petak-petak distrik itu menjadi rata. Pertama, saat kami menyaksikan dari jembatan yang relatif aman, orang-orang Amerika menyerang posisi musuh bersarang di rumah jagal. Jet-jet tempur dengan cepat menjatuhkan bom seberat 750 pon (340 kg) ke pusat distrik, sementara helikopter-helikopter Cobra menyerang lebih dekat. Peluru-peluru tracer membakar gubuk-gubuk di tempat itu, diikuti oleh tembakan roket yang menyulut api yang membesar. Hewan-hewan yang menunggu disembelih menggeliat dan tercerai-berai saat para pengungsi mengalir ke jalanan, melewati api dan kru penyelamat yang menuju ke arah berlainan. Dari reruntuhan gubuk jagal, tim penyelamat menarik seorang gadis berusia 12 tahun yang ditembak tepat di bagian dadanya oleh tembakan minigun. Adik laki-lakinya menjerit dalam kepedihan dan tidak mau meninggalkannya. Mereka lalu membawa tubuh gadis itu ke mobil pikap merah, dan sekelompok fotografer—termasuk Philip Jones Griffith dari Sunday Times, Larry Burrows dari Life, dan Shimamoto San dari Newsweek—semua mendapatkan foto yang hampir sama. 

Seorang anak laki-laki menangis di samping tubuh saudara perempuannya yang berusia 12 tahun yang tertembak oleh helikopter AS selama serangan mini-Tet di dekat Y-bridge, Saigon pada tahun 1968. (Sumber: https://www.gettyimages.com/)
Sebuah tank Amerika dari Divisi ke-9 di antara reruntuhan jalanan kota Saigon setelah serangan Mini-Tet pada tahun 1968. (Sumber: https://www.gettyimages.com/)
Wanita Vietnam membawa anak-anak dan harta bendanya di atas tiang bambu saat dia mencoba melarikan diri dari pertempuran sengit di pinggiran kota Cholon di Saigon selama serangan Viet Cong dalam Mini Tet pada bulan Mei 1968. (Sumber: https://www.gettyimages.com/)

Dengan jalur landai di jembatan Y berhasil dibersihkan, kendaraan lapis baja Amerika bergemuruh ke Distrik 8 dan mulai meratakan lingkungan sekitarnya seperti dalam Pertempuran Stalingrad, untuk menyelesaikan apa yang telah dimulai oleh bom dan senjata artileri. Karena sebagian besar penduduk yang tanpa mengenakan sepatu, dan menyeret bungkusan harta benda mereka yang menyedihkan, telah melarikan diri saat pasukan NVA menyusup, maka tidak terlalu banyak korban sipil yang jatuh dalam operasi tersebut. Tetapi operasi pembersihan ini akan berlangsung selama berhari-hari ketika musuh yang keras kepala, yang membuat pertahanan diantara puing-puing, bermunculan untuk menembak atau menembakkan granat berpeluncur roket. Sebuah unit dari Brigade Infanteri Ringan ke-199 dikerahkan untuk menghadapi pasukan VC di dusun barat Saigon, yang kemudian akan memulai pertempuran selama 3 hari. Setelah melancarkan beberapa serangan udara dan artileri, pasukan AS menyerbu desa itu, dan menemukan bunker beton bertulang yang hanya bisa dihancurkan oleh bom seberat 750 pon dengan sumbu tunda. Pada tanggal 10 Mei, Batalyon Ranger ke-33 menyapu area di sekitar Arena Balap Phú Thọ dan menemukan 9 VC tewas dengan berbagai senjata dan perbekalannya. Pada tanggal 11 Mei, batalyon Rangers ke-38 terus merangsek maju ke utara dengan didukung oleh serangan udara. VC mulai mengundurkan diri di Saigon dan ofensif itu sebagian besar telah berakhir. Pasukan Kavaleri 3/4 kemudian mundur dari area tersebut dan area operasinya lalu diambil alih oleh pasukan Rangers. Pada pukul 02:45 tanggal 12 Mei personel sappers VC menyerang Jembatan Newport, meledakkan bahan peledak di dua dermaga jembatan yang menyebabkan bentangan 100 kaki (30 m) di sebelah utara jatuh ke sungai di bawahnya. Unit sappers VC ini lalu mundur pada pukul 04: 00. Sementara itu batalyon Rangers ke-33 melanjutkan penyisiran mereka di sekitar Phú Tho dan menemukan 100 VC yang mati lagi. Kerugian VC di dalam dan sekitar Saigon antara tanggal 5 dan 13 Mei berjumlah 3.058 tewas dan 221 lainnya ditangkap. Dalam periode ini kerugian diantara pasukan ARVN adalah 90 tewas dan 16 hilang, sedangkan kerugian diantara pasukan AS adalah 76 tewas dan 1 hilang. Pasukan VC/NVA yang menyingkir ke sebelah timur dari Saigon lalu akan berhadapan dengan Satuan Tugas Australia ke-1 dalam Pertempuran Coral–Balmoral dari tanggal 12 Mei hingga 6 Juni, yang menewaskan 25 tentara Australia. Sebaliknya pasukan Australia mengklaim membunuh 267 pasukan musuh dan menangkap 11 lainnya.

DMZ 

Pada tanggal 29 April Divisi ke-320 NVA menyerang An Binh, hanya 4 mil di utara Pangkalan Tempur besar milik Marinir Amerika di Đông Hà. Serangan ini kemudian menarik dua Batalyon dari Resimen ke-2 Angkatan Darat Republik Vietnam (ARVN) ke dalam pertempuran bersama dengan Batalyon 1/Resimen Marinir ke-9 Amerika, yang dikirimkan untuk mendukung mereka. Pertempuran kemudian berlangsung selama 7 jam, yang mengakibatkan tewasnya 11 Marinir, 17 prajurit ARVN, dan lebih dari 150 personel NVA. Hari berikutnya Batalyon ke-3/Marinir ke-9 tiba untuk mendukung pasukan Marinir/ARVN, dimana mereka disergap di utara Cam Vu. Dalam pertempuran ini 20 Marinir dan 41 tentara NVA tewas. Juga pada tanggal 30 April, sebuah unit NVA menembaki patroli Angkatan Laut AS dari posisi dekat desa Dai Do, 2,5 km timur laut Đông Hà. Belakangan diketahui bahwa empat Batalyon NVA termasuk Batalyon ke-48 dan ke-56 dari Divisi NVA ke-320 telah menempatkan diri mereka di Dai Do.  Di tempat ini, pasukan NVA berhasil memblokir jalur logistik strategis yang melewati sungai Cua Viet, dengan tembakan mortir, roket, dan meriam artileri jarak jauh. Pertempuran Dai Do kemudian berlangsung hingga tanggal 3 Mei dan mengakibatkan 81 Marinir serta lebih dari 600 prajurit NVA tewas. Sementara itu, NVA menyerang pasukan AS dan ARVN di tempat lain di sekitar Đông Hà dari tanggal 4–6 April. Pada tanggal 6 April malam, Brigade ke-2 dari Divisi Kavaleri ke-1 Amerika dikerahkan ke Tru Kinh dan pada tanggal 9 April disergap oleh pasukan NVA, yang mengakibatkan di 16 prajurit AS tewas, dengan pihak NVA kehilangan 80 personel. Kemudian pada tanggal 10 April, serangan malam di utara Nhi Ha berhasil dipatahkan akibat dukungan udara, tembakan unit artileri dan pihak angkatan laut. Aksi ini mengakibatkan 159 NVA tewas. Setelah ini, pasukan Divisi ke-320 telah dipecah menjadi kelompok-kelompok kecil dan bergerak kembali ke DMZ. Dari tanggal 9–17 Mei Brigade ke-2 melaporkan bahwa mereka telah membunuh 349 NVA dengan kehilangan 28 personelnya tewas. Meskipun tampaknya Divisi ke-320 telah meninggalkan upaya mereka untuk merebut Đông Hà, ini hanyalah bersifat sementara. Pada tanggal 22 Mei sebuah unit dari Divisi ke-320 bertemu dengan Kompi dari Batalyon ke-3/Resimen Marinir ke-3 di daerah antara Con Thien dan Gio Linh. Pasukan NVA terperangkap di tempat terbuka dan dihujani oleh tembakan artileri dan dukungan udara pihak Marinir. Di timur Con Thien, Batalyon ke-1/Resimen Marinir ke-4 menghadapi unit NVA lain, yang kemudian memulai pertempuran dua hari saat pasukan NVA mencoba melarikan diri kembali melalui DMZ, yang mengakibatkan 23 Marinir dan 225 personel tewas. Pada tanggal 25 Mei dalam pertempuran di Dai Do dan Nhi Ha 350 NVA terbunuh. Dalam dua aksi di Tru Kinh pada tanggal 26 Mei, lebih dari 56 NVA kembali tewas dengan kerugian 10 personel Marinir, sedangkan tentara ARVN membunuh 110 NVA di utara Thuong Nghia. Pada 27 April, Marinir Amerika menewaskan 28 NVA dan pada tanggal 30 Mei, saat Divisi ke-320 NVA mencoba melarikan diri melalui garis pertahanan Marinir dan ARVN. Total kerugian NVA dalam Pertempuran Đông Hà kedua adalah lebih dari 1000 tewas.

Batalyon ke-2, Reseimen Marinir ke-4 melakukan pembersihan di desa Dai Do. (Sumber: https://en.wikipedia.org/)

HUE

Pada akhir bulan April, komandan I Field Force, Vietnam Jenderal William B. Rosson menginstruksikan komandan Divisi Lintas Udara ke-101, Mayor Jenderal Olinto M. Barsanti untuk mengerahkan pasukannya guna mencegah kemungkinan serangan terhadap kota Huế. MG Barsanti lalu memerintahkan Brigade ke-2 untuk bergerak dari perbukitan di sebelah barat Huế ke dataran rendah yang mengelilingi kota. Pada tanggal 28 April, Kompi elit Hac Bao dari Divisi ke-1 ARVN menemukan Batalyon ke-8, Resimen ke-90 NVA di dusun nelayan Phuoc Yen, 6 km barat laut Huế. Unit-unit dari Batalyon ke-1 dan 2, Resimen Infantri ke-501 Amerika kemudian mengepung dusun tersebut dan menghancurkan batalion NVA tersebut dalam pertempuran selama empat hari. NVA tercatat kehilangan 309 personelnya tewas (termasuk semua perwira seniornya) dan 104 lainnya ditangkap. Pada tanggal 2 Mei sebuah kompi Pasukan Regional melaporkan bahwa tentara NVA berada di dusun Bon Tri, 6 km sebelah barat Huế yang telah digunakan sebagai stasiun suplai selama Pertempuran Hue. Beberapa kompi dari Batalyon ke-1, Resimen Infantri ke-505 dan Kompi Hac Bao lalu bertempur melawan Batalyon ke-3, dari Resimen ke-812 NVA dalam pertempuran selama dua hari yang akan mengakibatkan 121 personel NVA tewas. Pasukan Sekutu sendiri kehilangan empat personelnya tewas dan 18 luka-luka. Kemudian pada tanggal 5 Mei elemen dari Divisi Lintas Udara ke-101 menyerang Batalyon ke-7, Resimen ke-29 NVA di dekat Firebase Bastogne, yang sukses menewaskan 71 prajurit NVA. Unit-unit Divisi Lintas Udara ke-101 lainnya menyerang Batalyon ke-7, Resimen ke-90 NVA di dusun Thon La Chu di barat laut Huế, yang pernah menjadi benteng NVA/VC selama Pertempuran Huế. Pertempuran yang terjadi kemudian menewaskan 55 NVA. Pada tanggal 19 Mei, serangan roket PAVN di Camp Evans menyebabkan tempat penimbunan amunisi meledak dan memicu kebakaran yang menyebar ke lapangan terbang merusak serta menghancurkan 124 helikopter dari Brigade ke-1, Divisi Kavaleri ke-1. Hal ini lalu membuat brigade ini menjadi tidak efektif selama seminggu sampai helikopter-helikopter pengganti tiba. Sementara itu, Operasi penghancuran yang dilancarkan pasukan Sekutu, khususnya Operasi Carentan dan Operasi Delaware telah begitu mengganggu jaringan logistik NVA sehingga markas Daerah Militer Tri-Thua-Thien NVA tidak dapat melakukan serangan besar apa pun terhadap kota Huế.

Personel kompi elit Hac Bao ARVN. (Sumber: https://m.facebook.com/)

DA NANG

Operasi NVA/VC terhadap kota Da Nang digagalkan oleh Operasi Allen Brook yang dilancarkan oleh Divisi Marinir ke-1 dari tanggal 4 Mei hingga 22 Agustus di Pulau Go Noi, 25 km selatan Da Nang, yang mengakibatkan 917 NVA/VC tewas dan 11 ditangkap dengan kehilangan 172 Marinir terbunuh, serta Operasi Mameluke Thrust dari tanggal 19 Mei hingga 23 Oktober di Happy Valley di barat daya Da Nang yang mengakibatkan 2.728 PAVN terbunuh dan 47 ditangkap dengan kehilangan 269 Marinir. 

Seorang Marinir dari Batalyon ke-2, Resimen Marinir ke-7, dengan hati-hati mendekati gubuk yang rusak selama Operasi Allen Brook. Sebelum pertempuran, Viet Cong diketahui mendominasi desa-desa kecil di Pulau Go Noi, selatan Da Nang. (Sumber: https://www.defense.gov/)

KHAM DUC

Tujuan utama PAVN di area selatan Korps I adalah untuk menghancurkan kamp Pasukan Khusus di Khâm Duc di Provinsi Quảng Tín barat untuk menciptakan rute infiltrasi dari Laos ke Lembah Quế Sơn. Sementara pihak AS awalnya berencana untuk membangun pasukan guna digunakan dalam pertempuran besar di kawasan Khâm Duc, mereka kemudian memutuskan untuk mundur daripada mengikat pasukan mereka dalam apa yang bisa saja menjadi pengepungan berkepanjangan seperti yang baru saja berakhir di Khe Sanh. Dalam pertempuran yang berlangsung dari tanggal 10 hingga 12 Mei, pasukan NVA menyerbu pos-pos di sekitar Khâm Duc dan mendesak mundurnya pasukan AS dan ARVN. Dalam Pertempuran di Landing Zone Center dari tanggal 5–25 Mei, Resimen ke-31 NVA kehilangan 365 personelnya tewas.

Helikopter CH-47 Chinook milik Angkatan Darat memulai evakuasi pasukan di Kamp Kham Duc pada dini hari tanggal 12 Mei 1968. (Sumber: https://www.historynet.com/)

PROVINSI BINH DINH

Dalam Pertempuran An Bao dari tanggal 5–6 Mei, elemen Divisi ke-3 NVA menyergap unit Batalyon ke-1, Resimen Infanteri ke-50 (Mekanik). Dalam pertempuran ini pasukan NVA kehilangan 117 prajuritnya terbunuh, sementara di pihak Amerika kehilangan 18 personelnya terbunuh. Pada tanggal 10 Mei Resimen ke-2 NVA terlihat ada di dekat dusun Trung Hoi (2), sebelah barat dari Zona Pendaratan Uplift. Pada pagi hari tanggal 11 Mei Kompi B dan C, dari satuan Infanteri 1/50 dan 2 kendaraan lapis baja M42 Duster bergerak di sepanjang Rute 506, 4 km sebelah barat LZ Uplift untuk menyelidiki dan menemukan kompleks parit berkapasitas seukuran batalion, yang ditinggalkan di Rute 506. Membentuk 2 perimeter pertahanan terpisah sejauh 650m mereka lalu mengirim pasukan pengintai untuk menjelajahi daerah tersebut. Pada pukul 11:00, para pengintai melaporkan melihat pasukan NVA di Route 506 dan kemudian kedua posisi bertahan itu mendapat tembakan gencar. Kompi B kemudian melakukan gerak mundur ke posisi Kompi C. Tentara NVA lalu menggempur kedua perimeter, dimana granat berpeluncur roket menghantam kendaraan komando Kompi B dan tembakan NVA melumpuhkan setengah dari senapan mesin berat kaliber .50 di Kompi C. Di saat yang sama banyak dari senapan mesin M60 yang terlalu panas karena digunakan untuk menembak terus menerus. Dukungan udara dan artileri segera diberikan sehingga kedua kompi tersebut dapat menarik diri di Rute 506 ke Trung Hoi (2) di mana mereka dibekali ulang dan yang terluka dievakuasi. Satu peleton tank M48 dari Batalyon ke-1, Resimen Armor ke-69 tiba di Trung Hoi (2) dan pasukan Amerika kembali bertempur dengan NVA pada pukul 16:40. Pukul 18:40, pasukan Amerika ditarik kembali untuk dipasok ulang, sementara tentara NVA bergerak ke perbukitan di sekitarnya. Pada pagi hari tanggal 12 Mei pasukan Amerika bergerak kembali ke Rute 506 dengan mengklaim 61 tentara NVA berhasil ditewaskan, tetapi diperkirakan NVA telah memindahkan setidaknya 140 lagi personelnya yang tewas. Kerugian di AS adalah 3 prajurit tewas dan lainnya 40 terluka.

Kendaraan lapis baja anti pesawat M42 Duster. Di Vietnam Duster lebih banyak digunakan untuk menghadapi pasukan infanteri lawan. (Sumber: https://nl.pinterest.com/)

PROVINSI KON TUM

Pada tanggal 5 Mei artileri NVA menghantam wilayah Kon Tum, Pleiku dan Buôn Ma Thuột, yang menyebabkan sedikit kerusakan. Sebuah batalion dari Resimen ke-32 NVA kemudian menyerang sebuah konvoi di Jalan Raya 14 di selatan Kon Tum, tetapi penyergapan itu dengan cepat digagalkan oleh kedatangan Skuadron Kavaleri Lapis Baja ke-3 ARVN. Kerugian di pihak NVA adalah 122 tewas, sementara kerugian di pihak AS adalah sembilan tewas dan 16 hilang. Pada pukul 04:45 tanggal 5 Mei, sebuah batalyon NVA dari Divisi 325C menyerang bukit 990 (posisi koordinat 14,843°LU 107.617°BT), sebuah pos terdepan kecil, 2 km selatan kamp Ben Het yang diawaki oleh personel kompi CIDG dan dua penasihat AS. Tentara NVA dengan cepat menembus kawat perimeter tapi entah kenapa mundur 10 menit kemudian. Pukul 07:00, unit besar NVA menyerang pangkalan lagi dan kemudian dengan cepat mundur dengan meninggalkan 16 personelnya tewas. Sementara itu 66 personel CIDG telah terbunuh atau hilang, sedangkan satu penasihat AS terbunuh dan yang lainnya hilang. Kemudian tepat sebelum tengah malam pada tanggal 9 Mei sebuah batalion dari Resimen 101D dan sebuah kompi sappers menyerang Firebase 25 (koordinat: 14,72°LU 107.681°BT), 3 km timur laut dari kamp Ben Het, yang dipertahankan oleh Kompi C dan D, Batalyon ke-3, Resimen Infanteri ke-8. Dalam baku tembak selama tiga jam, pihak yang bertahan berhasil menangkis serangan yang menewaskan 47 personel NVA dengan kehilangan tiga personel AS yang tewas.

Kamp Pasukan Khusus di Ben Het. (Sumber: https://www.youtube.com/)

TUJUAN DAN FASE KEDUA OFENSIF

Niat Hanoi dengan melancarkan mini Tet adalah untuk membuktikan bahwa meskipun menderita kerugian yang menyakitkan dalam serangan Tet sebelumnya, mereka masih mampu melancarkan serangan, walau dengan kekuatan yang lebih rendah, di lebih dari 100 lokasi secara bersamaan. Pasukan Front Pembebasan Nasional (NLF, nama resmi Viet Cong) telah melakukan pekerjaannya dengan baik untuk menjaga perhatian media, karena pertempuran jalanan Saigon diliput secara luas di halaman depan surat kabar negara-negara Barat terkemuka. Ini terjadi tepat ketika pembicaraan damai di Paris mulai berjalan, dengan pihak Hanoi meminta adanya perwakilan NLF di pemerintah Vietnam Selatan dan penghentian pengeboman di Vietnam Utara Utara, sementara pihak Amerika Serikat menuntut penghentian infiltrasi dan penarikan mundur pasukan Vietnam Utara ke zona demiliterisasi. Serangan di Saigon dilakukan oleh tiga resimen yang diperlengkapi dengan baik. Setelah hari-hari pertama yang mengejutkan, jalur suplai pasukan komunis benar-benar terganggu saat Angkatan Udara A.S. melancarkan misi Arc Light (misi dukungan udara yang biasanya dikerahkan di medan tempur) di sekitar area perkotaan, dan semua pasukan sekutu melakukan operasi pencarian dan penghancuran. Pertempuran kota yang intens menyebabkan lebih banyak orang terlantar secara internal, dan proses penyaringan para pengungsi ini menjadi lebih sulit. Jam malam masih diberlakukan, tetapi bisnis dan bar perlahan hidup kembali dari penghentian total setelah serangan awal. Kekacauan akibat pengungsi, bagaimanapun, memungkinkan lebih banyak infiltrasi pentolan Komunis, dan serangan singkat lainnya, yang didukung oleh tembakan-tembakan roket yang lebih besar.

Personel militer berdiri di atas tank yang melakukan perjalanan melalui bangunan yang hancur dan jalan-jalan yang kosong setelah pertempuran sengit, di distrik Cholon, Vietnam Selatan, 6 Juni 1968. (Sumber: https://www.gettyimages.com/)

Fase kedua ofensif di Saigon dimulai pada malam tanggal 24–25 Mei ketika Batalyon K3 dan K4 dari Resimen Dong Nai dan Batalyon K1 dan K2 dari Resimen Quyet Thang ke-1 memasuki Kota Gia Dinh, pinggiran utara yang diapit oleh Distrik Gò Vấp dan pusat kota Saigon. Meskipun empat batalyon ini hanya memiliki 80-100 orang masing-masing, mereka mendapat perintah untuk menyerang markas besar polisi kota, merebut sepasang jembatan yang menuju ke pusat kota Saigon, dan kemudian mengambil alih stasiun radio dan televisi kota. VC nyaris menginjakkan kaki di Kota Gia Dinh ketika mereka diserang oleh Batalyon Marinir ke-1 dan 6 Vietnam Selatan. Kompi Pasukan Regional ke-436 dan Polisi Nasional bergabung dalam perburuan, sementara Batalyon Lintas Udara ke-1, 5 dan 11 ARVN menutup area pinggiran kota. VC kehilangan sedikitnya 40 orang tewas pada hari pertama, termasuk komandan resimen dan pejabat politik senior Resimen Quyet Thang ke-1. Daftar pasukan VC yang terbunuh atau ditangkap bertambah dalam beberapa hari mendatang. Di antara mereka yang ditawan adalah pejabat eksekutif Batalyon K3 dan pejabat politik Batalyon K4, yang akhirnya memberikan informasi berharga tentang rencana serangan VC. Pada tanggal 1 Juni, empat batalyon VC jumlahnya telah berkurang menjadi hanya 70 personel yang masih fit dan 30 orang terluka, yang masih bisa bertempur. 

Marinir Vietnam melawan pasukan VC di tempat pemotongan kayu di Gia Dinh, 31 Mei 1968. (Sumber: https://en.m.wikipedia.org/)

Desakan ke barat menuju Saigon dimulai pada malam tanggal 26-27 Mei. Resimen ke-273 menuju kawasan Phu Lam bersama dengan unit Binh Tan ke-6 dan Batalyon ke-308. Unit yang terakhir baru saja tiba dari kawasan delta Mekong. Sementara itu, Batalyon Marinir ke-2 Vietnam Selatan memikul beban utama serangan awal. Batalyon ke-2, dari Resimen ke-273 pasukan komunis, menyerang Batalyon ke-4, Resimen Infantri ke-23, yang bermarkas sekitar enam kilometer sebelah barat Saigon. VC kemudian memutuskan kontak setelah sembilan puluh menit, tetapi batalion Vietnam Selatan itu bertempur kembali dengan mereka saat fajar menyingsing. Diperkuat oleh Pasukan A dan C dari Skuadron ke-3, Resimen Kavaleri ke-4, tentara Amerika hampir memusnahkan Batalyon ke-2, yang menewaskan 243 VC sementara kehilangan 6 personelnya tewas dan 28 terluka. Saat pertempuran meningkat di sekitar Phu Lam, Batalyon Ranger ke-38 ARVN, yang dikurangi satu kompi, dan kompi pengintai dari Grup Ranger ke-5 ARVN bergegas masuk untuk membantu para marinir Vietnam Selatan. Dibantu oleh helikopter-helikopter gunship, kedua batalyon itu menangkap 23 tahanan dan membunuh sekitar 370 personel VC selama empat hari berikutnya. Namun demikian, pasukan VC tidak menyerah serta tetap menunjukkan tekad yang besar, dan sekitar 200 tentara, sebagian besar dari Batalyon Binh Tan ke-6, berhasil menyelinap melewati kepungan pasukan sekutu dan menuju ke Cholon. Pada awalnya personel Kepolisian Nasional bertanggung jawab untuk melacak para penyusup. Ketika lusinan VC tetap ada  beberapa hari kemudian, Batalyon Ranger ke-30 ARVN mengirim kompi yang diperkuat dan elemen markasnya untuk menghadapi ancaman itu. Pada tanggal 1 Juni, pasukan Rangers dan Polisi Nasional menutup area seluas sekitar dua belas blok persegi di mana VC paling aktif bercokol. Mengepung tidak terlalu menjadi masalah, tetapi menjepit mereka adalah masalah yang lain karena VC jarang beroperasi dalam tim yang tidak lebih besar dari 6 orang dan sering berpindah-pindah. VC juga melakukan pembongkaran atas dinding tipis yang memisahkan sebagian besar rumah petak agar dapat berpindah dari satu gedung ke gedung lainnya tanpa terlihat dari jalan, bahkan ada yang melalui sistem saluran pembuangan. Dua kompi lagi dari Batalyon Ranger ke-30 kemudian bergabung dalam perburuan pada 2 Juni, untuk menekan area yang diperebutkan menjadi hanya beberapa blok persegi. Banyak pejabat tinggi pemerintah lalu muncul untuk menyaksikan penghancuran terakhir posisi VC.

Ranger Vietnam bersantai di belakang 10 tubuh VC, di Cholon, 6 Juni 1968. (Sumber: https://en.m.wikipedia.org/)

Atas permintaan komandan batalion ARVN, penasihat senior AS memanggil helikopter tempur untuk melenyapkan beberapa titik kuat VC yang tersisa sehingga Rangers dapat menghindari korban lebih lanjut. Sekitar pukul 17:40, sebuah helikopter gunship dari Kompi Helikopter Serbu ke-120 menembakkan roket berukuran 2,75 inci yang menghantam sebuah gedung yang berisi pos komando garis depan Batalyon Ranger ke-30. Ledakan itu menewaskan 6 pejabat tinggi Vietnam Selatan termasuk kepala Polisi Saigon Lt Col Nguyen Van Luan dan melukai 4. Karena sebagian besar yang tewas adalah sekutu politik Wakil Presiden Nguyễn Cao Kỳ, desas-desus menyebar bahwa Presiden Nguyễn Văn Thiệu telah mengatur serangan untuk melemahkan saingan lamanya. Penyelidikan Angkatan Darat AS kemudian menyimpulkan bahwa mesin roket yang rusak menjadi penyebab tragedi ini. Batalyon Ranger ke-35 kemudian mengambil alih tugas dari Batalyon Ranger ke-30 yang kelelahan pada tanggal 4 Juni dan terus menciutkan daerah daerah kantong VC sampai pertahanan terakhir mereka jatuh pada tanggal 7 Juni. Beberapa pasukan VC berhasil lolos dari penjagaan dan melarikan diri kembali ke pedesaan, tetapi sebagian besar dari 200 tentara yang telah memasuki Cholon sekarang tewas atau ditangkap. Di antara yang tewas adalah wakil komandan Sub-Wilayah 2, Kolonel Vo Van Hoang, yang telah memimpin Batalyon Binh Tan ke-6 dan Batalyon ke-308 ke Saigon. Secara keseluruhan, pertempuran fase kedua di Distrik Militer Ibu Kota Saigon antara tanggal 28 Mei dan 10 Juni membuat VC menderita 600 tewas dan 107 lainnya ditangkap. Di pihak Vietnam Selatan mereka kehilangan 42 tewas dan 142 terluka di Saigon selama jangka waktu yang sama. Pada tanggal 18 Juni, 152 anggota Resimen Quyet Thang VC menyerah kepada pasukan ARVN. Ini menjadi penyerahan kekuatan komunis terbesar selama perang.

Dalam mini Tet, seperti serangan Tet di awal tahun, pasukan komunis menyerang banyak sasaran dalam waktu yang hampir bersamaan. (Sumber: https://www.flickr.com/)

Di provinsi Binh Dinh, setelah menerima informasi intelijen bahwa Resimen ke-2 NVA berada di desa Trinh Van, pada tanggal 25 Mei, Kompi B dan beberapa peleton dari Kompi C, dari Infanteri 1/50 dikirim ke Rute 506 untuk menyelidiki hal tersebut. Konvoi itu berbelok dari Rute 506, 2 km tenggara Trinh Van dan bergerak melintasi sawah menuju desa. Pada pukul 11:00 saat mereka mendekati dusun Trinh Van (1). Tentara NVA lalu melepaskan tembakan dari deretan bunker. Kompi B kemudian mencoba bergerak di sekitar sayap kanan pasukan NVA, tetapi kendaraan komando kompi itu menerima tembakan tepat sasaran dari jarak 60 mm. Peluru mortir NVA membunuh pengamat artileri dan melukai beberapa awak lainnya. Kompi B kemudian mencoba menyerang sayap kiri, tetapi juga dipukul mundur oleh tembakan berat NVA dan ditarik kembali untuk dibekali ulang, mengevakuasi yang terluka dan menunggu dukungan lebih lanjut. Peleton pengintai Infanteri 1/50 dan satu peleton tank M48 dari unit lapis baja 1/69 kemudian dikirim sebagai bala bantuan dari Landing Zone Uplift, sementara serangan udara menghantam deretan bunker NVA. Pasukan NVA lalu mengirimkan sejumlah tim antitank beranggotakan masing-masing 2 orang yang dipersenjatai dengan granat berpeluncur roket untuk menyerang kendaraan-kendaraan lapis baja pasukan Amerika, tetapi mereka semua terbunuh oleh serangan udara atau tembakan senapan mesin. Pukul 16:12 serangan terhadap desa Trinh Van (1) dilanjutkan tetapi tembakan NVA kembali memaksa pasukan Amerika mundur dan membentuk posisi bertahan di malam hari. Pada pagi hari tanggal 26 Mei, pasukan A.S. mendekati desa Trinh Van (1) dan menemukan bahwa pasukan NVA telah meninggalkan posisinya semalaman dengan meninggalkan 38 personelnya tewas. Kerugian di pihak AS adalah 1 orang tewas dan 20 terluka. Pertempuran di Trinh Van (1) adalah pertempuran besar terakhir dari ofensif Mei di Provinsi Bình Dinh, setelah gagal menghancurkan satuan Infanteri 1/50 atau mengganggu program pasifikasi, Resimen ke-2 dan ke-22 NVA diperintahkan untuk bergerak ke utara ke Provinsi Quảng Ngãi sementara Resimen ke-18 akan tetap mempertahankan posisi markas Divisi ke-3.

Pesawat gunship AC-47 Spooky  menembakkan minigun-nya. Pesawat gunship ideal untuk menyerang sasaran infanteri yang bergerombol dalam jumlah besar. (Sumber: https://phanba.wordpress.com/)

Pada tanggal 24 Mei, di provinsi Kon Tum, Jenderal Rosson membentuk Satuan Tugas Matthews yang terdiri dari lima batalyon asal Divisi Infanteri ke-4 dan tiga dari Brigade ke-3, Divisi Lintas Udara 101. Setelah 88 misi pemboman pesawat-pesawat B–52, Satuan Tugas Matthews berangkat untuk menyapu perbukitan di sekitar Dak Tô. Pada pukul 17:30 tanggal 25 Mei, Resimen ke-95C dan 101D NVA menyerang Firebase 29 di Bukit 824 (koordinat: 14,659°LU 107.636°BT), 4 km barat daya Ben Het yang dipertahankan oleh Kompi A dan C, Batalyon ke-1, Resimen Infanteri ke-18, elemen Batalyon ke-3, Resimen Infantri ke-12 dan Baterai B, Batalyon ke-6, Resimen Artileri ke-29. Pasukan yang bertahan kemudian membalas tembakan dengan senjata berat mereka dan pangkalan tembak di dekatnya menghantam lereng bawah Bukit 824 dengan senjata artileri mereka. Sebuah pesawat gunship AC-47 Spooky lalu datang dan mulai menyemprot hutan di sekitarnya dengan tembakan gencar dari senjata minigun-nya. Tentara NVA menyerang perimeter barat daya dan sekitar pukul 20:00 unit dari Batalyon Sapper ke-120 mulai menghancurkan kawat berduri dengan peledak, untuk membuat beberapa celah di pagar kawat berduri. Pasukan infanteri NVA kemudian menyerang melalui celah itu meskipun ada tembakan defensif yang berat. Tembakan senjata recoilless dan granat berpeluncur roket NVA menghancurkan bunker pertahanan dan pada pukul 22:00, pasukan NVA menguasai sektor selatan. Tentara NVA kemudian berpisah dengan beberapa menggunakan jalur parit komunikasi, menaklukkan enam bunker di sepanjang jalan, sementara yang lain bergerak lebih jauh ke atas bukit untuk menyerang pos komando. Sementara itu ujung utara pangkalan juga berjuang sengit melawan serangan NVA. Pasukan kecil yang terdiri dari 15 orang kemudian dikirimkan untuk membantu sektor selatan, sebelum membagi diri menjadi tiga bagian, yang masing-masing terdiri dari lima orang. Mereka lali menyerang tentara NVA dan memaksa mereka mundur ke bunker yang baru saja direbut. Pasukan yang bertahan kemudian menyerang bunker dengan senjata recoilless, roket antitank M72 LAW dan bom pembakar darurat. Di luar perimeter pangkalan, peningkatan volume serangan dukungan udara dan tembakan artileri mampu mencegah pasukan musuh lebih lanjut memasuki pangkalan, dan setelah upaya terakhirnya untuk memasuki pangkalan gagal pada pukul 01:30, tentara NVA mulai mundur. Pada pukul 07:30 semua tentara NVA di dalam pangkalan telah terbunuh atau ditangkap. Kerugian di pihak NVA adalah 198 tewas (sementara informasi dari tahanan NVA menunjukkan bahwa 150 lainnya telah tewas) dan 300 terluka. Kerugian di pihak AS adalah 18 tewas dan 62 terluka.

Kamp di Dak Pek. (Sumber: https://en.wikipedia.org/)

Pada tanggal 26 Mei, Pasukan wilayah Ke-I menerima informasi intelijen bahwa Resimen ke-21 NVA, yang biasanya beroperasi di Lembah Que Son, telah pindah ke wilayah Korps II dan maju ke Kamp Dak Pek di barat laut Provinsi Kon Tum. Dua batalyon dari Brigade ke-3, Divisi Lintas Udara 101 kemudian dikerahkan untuk mengamankan dataran tinggi yang menghadap ke kamp dan serangan pemboman dari pesawat-pesawat B-52 menghantam daerah sekitarnya. Resimen ke-21 NVA lalu mundur ke Laos. Pada pukul 02:30 tanggal 30 Mei Resimen 101D NVA memulai serangan kedua di Bukit 990 dengan menghantam pangkalan menggunakan mortir kaliber 120-mm dan meriam howitzer kaliber 105-mm yang menyediakan perlindungan bagi personel sapper untuk menembus perimeter pertahanan. Pada pukul 05:00, satu batalyon NVA menyerang ke atas bukit. Pasukan CIDG di pangkalan saat itu telah digantikan oleh Kompi D, unit Infanteri 3/12 dan tembakan pertahanan mereka memaksa pasukan NVA mundur pada pukul 05:30 dan menyebabkan 43 personelnya tewas. Kerugian di pihak AS adalah tujuh tewas dan 56 terluka. Pertempuran kedua di Bukit 990 menandai berakhirnya ofensif Mei di Provinsi Kon Tum. Gugus Tugas Matthews terus melakukan pencarian di sekitar Ben Het, tetapi menjadi jelas bahwa tentara NVA telah ditarik ke wilayah Laos dan Gugus Tugas Matthews dibubarkan pada tanggal 12 Juni.

DAMPAK

Serangan mini-Tet secara resmi berhenti pada tanggal 13 Mei, tetapi pasukan AS dan ARVN membutuhkan waktu dua minggu lagi untuk merebut kembali wilayah terakhir yang diduduki oleh pasukan Komunis. Secara keseluruhan, mini Tet merupakan kegagalan taktis lainnya bagi Vietnam Utara dan Viet Cong, terutama karena pengumpulan dan analisis intelijen Amerika telah meningkat pesat berkat pelajaran yang dipetik dari serangan Tet sebelumnya. Dalam kebanyakan kasus, personel Komunis gagal mencapai kejutan dan mendapati pasukan AS dan ARVN sudah siap untuk menghadapi mereka ketika mereka menyerang. Pada akhir bulan Juni 1968 pasukan sekutu dengan meyakinkan menghentikan serangan musuh, menimbulkan korban yang sangat banyak, dan menghalangi kemampuannya untuk menyerang daerah perkotaan di seluruh Republik Vietnam. Musuh terpaksa mundur ke tempat perlindungannya. Sementara itu kekuatan Angkatan Darat AS di Vietnam mencapai puncaknya, dengan digelarnya hampir 360.000 orang selama periode ini. Bagaimanapun pada bulan Mei 1968, pasukan AS yang tewas dalam pertempuran melebihi 2.169 orang, dimana hal ini menjadi jumlah korban perang terberat sejauh ini dalam periode yang sama. Jumlah ini tidak akan jatuh jauh di bawah angka 1.000 selama dua bulan ke depan, karena musuh terus didesak kembali ke daerah pangkalannya yang sekarang terus menyusut. Di pihak tentara Vietnam Selatan mereka menderita 2.054 tewas pada periode yang sama. Pihak AS mengklaim bahwa kerugian VC/NVA melebihi 24.000 tewas dan lebih dari 2.000 personelnya ditangkap. Seperti Serangan Tet sebelumnya, Ofensif Mei dianggap sebagai kekalahan militer lainnya dari NVA/VC. VC pada dasarnya telah diperintahkan “untuk mencoba melakukan apa yang gagal mereka lakukan dengan jumlah yang jauh lebih besar tiga bulan sebelumnya”. Jenderal VC Huynh Cong Than kemudian menyatakan, “Pasukan kami tidak dapat menembus lebih dalam dari yang bisa mereka lakukan selama serangan Tet di awal tahun, dan di beberapa tempat bahkan tidak mencapai sejauh yang mereka lakukan pertama kali.” “Saya masih tidak mengerti. mengapa kita menyerang kota-kota lagi, ketika keseimbangan kekuatan telah begitu berat melawan kita… Apa yang membuat para pemimpin kita percaya bahwa jutaan orang mendidih dengan semangat revolusioner dan siap untuk mengorbankan segalanya?!! “Meskipun demikian, Ofensif Mei menunjukkan bahwa NVA/VC masih dapat meluncurkan serangan besar berskala nasional meskipun Serangan Tet sebelumnya gagal.

Pada bulan Mei 1968 saat Mini Tet, pasukan AS yang tewas dalam pertempuran melebihi 2.169 orang, dimana hal ini menjadi jumlah korban perang terberat sejauh ini dalam periode yang sama. Jumlah ini tidak akan jatuh jauh di bawah angka 1.000 selama dua bulan ke depan. (Sumber: https://www.nytimes.com/)
Pasukan Vietnam Selatan memang mampu bertahan dan menunjukkan keberanian saat menangkal Serangan Tet dan Mini Tet yang mengikuti kemudian, akan tetapi di Amerika antusiasme warga terhadap perang di Vietnam sudah luntur dan tidak pernah bisa kembali lagi. (Sumber: https://www.taiwannews.com.tw/)

Dalam Mini Tet, unit-unit tentara komunis sengaja dipecah menjadi unit-unit kecil daripada memilih untuk melancarkan serangan berkekuatan besar yang kemungkinan besar akan menimbulkan korban besar di pihak penyerang. Selain itu pasukan komunis juga menghindari untuk menyerang instalasi-instalasi Amerika secara langsung. Dua setengah bulan kemudian, serangan besar lainnya akan diluncurkan, yang disebut sebagai Ofensif Agustus.  Serangan ini menjadi penutup dari tiga serangan besar yang dilancarkan secara keseluruhan di tahun 1968. Pada periode ini, Panglima baru pasukan Amerika, yakni Jenderal Creighton Abrams, yang mengambil alih kepemimpinan dari Jenderal William Westmoreland, mulai secara taktis mengerahkan pesawat-pesawat pembom B-52 dalam misi ringan melawan target yang dikuasai musuh di Vietnam Selatan. Penggunaan artileri dan serangan udara secara ekstensif dilakukan untuk mengusir pasukan VC yang mendirikan posisi pertahanan di gedung-gedung beton yang lebih kuat di Saigon. Akibatnya 13.830 rumah hancur, 421 warga sipil tewas, 1.444 terluka dan sekitar 150.000 kehilangan tempat tinggal. Selama periode dari tanggal 5 Mei hingga 30 Juni, 997 sorti pembom B-52 diterbangkan dalam jarak 40 km dari pusat kota Saigon untuk mencegah VC mengumpulkan pasukan mereka. Dengan latar belakang seperti ini, upaya Vietnamisasi mulai dilakukan secara bertahap, dan kepercayaan serta daya tembak ARVN secara bertahap bertumbuh. Tapi pertempuran sengit, pertama selama Serangan Tet dan kemudian gelombang kedua perang kota brutal, yakni mini Tet, telah menetapkan hasil akhir konflik. Ofensif ini akan membuktikan bahwa tidak ada yang bisa dilakukan untuk menahan kemunduran bagi pihak Saigon, yang akhirnya berwujud dalam mimpi buruk kekalahan bagi Vietnam Selatan dan terwujudnya mimpi kemenangan dan penyatuan Vietnam yang dimimpikan Ho Chi Minh sekitar 50 tahun sebelumnya.

Diterjemahkan dan ditambahkan kembali dari:

MINI-TET MADNESS By TIM PAGE, 4/11/2018

https://en.m.wikipedia.org/wiki/May_offensive

Vietnam War Campaigns

https://history.army.mil/html/reference/army_flag/vn.html#counteroffensivephaseiv

https://en.m.wikipedia.org/wiki/Battle_of_Coral%E2%80%93Balmoral

Vietnam: An Epic Tragedy, 1945-1975; a book by Max Hastings, 2018; p 421, p 

The Rise and Fall of an American Army: U.S. Ground Forces in Vietnam, 1963-1973 by Shelby L. Stanton, 1995; p 264, p 275

Vietnam: The Australian War by Paul Ham, 2007, p 406

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *